Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

ROLE OF REDUCING CELL LEAKAGE IN CELL CULTURE USING LARGE PORE SIZE PERMEABLE MEMBRANE Nur Kaliwantoro; Marsetyawan HNE Soesatyo; Indarto Indarto; Mohammad Juffrie; Rini Dharmastiti; Suprihatin Suprihatin
Jurnal Teknosains Vol 6, No 1 (2016): December
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/teknosains.27192

Abstract

Permeable membranes are widely used in many in vitro studies using cell culture. Some cell leakage are often occurs when using permeable membrane with large pore size. Unfortunately the use of permeable membrane with smaller pore size in permeability studies faces some difficulties due to its small pore size and pore density. Recent study provides the protocol in using permeable membrane with large pore size with smaller cell leakage. Vero cell line (CCL-81, ATCC) was used and culture on polyester permeable membrane with 3 µm pore size. Visualization using inverted microscope was used to analized the cell leakage on the permeable membrane. Parallel plate flow chamber was used to analized the permeability performance of the Vero cell cultured on the permeable membrane. The result showed that the current technique is significant in reducing cell leakage of the cell cultured on large pore size of permeable membrane. The same results were found in using polyester and polycarbonate permeable membrane.
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA JERINGO MELALUI PENERAPAN TEKNOLOGI PEMBUATAN BATAKOBERPENGUAT SERAT IJUK Sujita Darmo; Rudy Sutanto; Nur Kaliwantoro; Ida Bagus Alit; Sultan Sultan
Jurnal Bakti Nusa Vol. 2 No. 2 (2021): JURNAL BAKTI NUSA
Publisher : Jurusan Teknik Elektro Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/baktinusa.v2i2.31

Abstract

Desa Jeringo adalah salah satu desa di wilayah Kabupaten Lombok Barat, yang  masyarakatnya rata-rata hidup dibawah garis kemiskinan dan jumlah penganggurannya terbanyak, akibat dampak pemulangan TKI yang bekerja di Malaysia. Penduduk di daerah ini mata pencahariannya adalah sebagai  penyadap aren, membuat kerajinan dari ijuk (sapu, keset) dan penambang pasir, batu kerikil di sungai yang mengalir sepanjang Dusun Jeringo, Mambalan dan Guntur Macan. Tujuan khusus dari kegiatan KKN-PPM yang telah dilaksanakan adalah untuk mengatasi masalah yang berkaitan dengan kurangnya ketersediaan material  bahan bangunan/batako, rendahnya pendapatan masyarakat dan pengelolaan sumber daya alam   belum optimal.. Metode yang digunakan adalah dengan menerapkan secara langsung teknologi pembuatan batako berpenguat serat ijuk. kepada khalayak sasaran mitra KKN-PPM Desa Jeringo Kecamatan Gunungsari. Kegiatan KKN-PPM  yang telah dilaksanakan selama 2.5 bulan. Pembuatan batako berpenguat serat  ijuk yang telah diterapkan merupakan hasil penelitian Fakultas Teknik Mesin Universitas Atmajaya Yogyakarta. Berdasarkan penelitian Agus Wahyono,dkk, 2010. Penambahan 5%  serat ijuk pada adonan batako akan memberikan kualitas yang maksimal pada batako, daya ikat antara ijuk dan adonan (pasir, semen) seragam dan kekuatan tekan rata-rata mencapai 135 Kg, batako tanpa penguat ijuk kekuatan tekan rata-ratanya lebih rendah yaitu  90 Kg.
MODIFIKASI INSTALASI PENYEDOT DEBU DENGAN PENERAPAN SUDU TIPE AKSIAL UNTUK KERAJINAN KULIT KERANG MUTIARA “YANTO” HANDYCRAFT I Wayan Joniarta; I Kade Wiratama; I Made Adi Sayoga; Nur Kaliwantoro; Pandri Pandiatmi
Jurnal Bakti Nusa Vol. 3 No. 2 (2022): JURNAL BAKTI NUSA
Publisher : Jurusan Teknik Elektro Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/baktinusa.v3i2.65

Abstract

Mitra kegiatan pengabdian adalah “YANTO“ Handycraft. Permasalahan mitra yaitu penyedot debu kurang maksimal, ketrampilan dalam modifikasi serta perawatan penyedot debu, manfaat dan bahaya debu kulit kerang. Kegiatan ini bertujuan merancang bagian pengisap debu sudu tipe aksial, modifikasi saluran debu dan perawatan. Metodelogi kegiatan dimulai dengan mendesain, pembuatan di bengkel kemudian aplikasi di mitra. Penyuluhan mengenai bahaya dan manfaat debu kulit kerang. Evaluasi kegiatan dengan Skala Lickert. Hasil kegiatan yaitu tim pelaksana telah berhasil memodifikasi saluran penyedot debu dengan aplikasi sudu tipe aksial. Terjadi perubahan tingkat pemahaman dan ketrampilan dalam memodifikasi dan merawat instalasi penyedot debu. Peningkatan terbesar yaitu pemahaman dan ketrampilan dalam modifikasi mesin penyedot debu dari 20% menjadi 64%. Perubahan yang paling kecil adalah pengetahuan dan ketrampilan cara bongkar pasang saluran debu dari 14% menjadi 48%. Berdasarkan personal yang melakukan bahwa Pak Sudiyanto memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang lebih baik dibanding dengan karyawan yang lain dari sebelumnya 28% menjadi 68%.
PENERAPAN ALAT PENGASAPAN IKAN RAMAH LINGKUNGAN DI KAMPUNG NELAYAN BANGKO BANGKO SEKOTONG LOMBOK BARAT Sujita Darmo; Zainuri Achmad; I Made Adi Sayoga; Nur Kaliwantoro; Ida Bagus Alit
Jurnal Abdi Insani Vol 9 No 3 (2022): Jurnal Abdi Insani
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/abdiinsani.v9i3.524

Abstract

Bangko Bangko is a fishing village located in Bangko Bangko Bay, Batuputih Village, Sekotong District, West Lombok, West Nusa Tenggara. In the fishing village of Bangko-Bangko, only 60 families live, with a livelihood as fishermen and fishing. Because the position of the bay has sufficient waters, so many fish can be caught, especially tongkol. Around 200 fishing boats docked in Bangko Bangko Bay, with the catch in the form of tuna. The abundance of tuna catches resulted in a low price, 5 thousand per kg of fresh fish and 7.5 thousand for pindang fish per bamboo package containing 5 fish. The purpose of the service activities that have been carried out in August 2018 is to increase the selling price of tuna. The method of activity to increase the selling price of tongkol by processing it into smoked fish, using an environmentally friendly fish smoking device. As a result, the smoked fish produced has a more savory aroma, a distinctive smoke smell, so the price increases for packaging ranging from 12.5 to 15 thousand rupiah. Smoked fish is relatively more durable than fresh fish and pindang fish, so the distribution of sales reaches Mataram City. Other activity outputs are in the form of transfer of skills in manufacturing techniques and steps for implementing environmentally friendly fish smoking, as well as manuals on smoking fish techniques. The application of environmentally friendly fish smoking tools in this community service program can improve the welfare of the fishing village of Bangko Bangko and its surroundings.
MESIN PENCACAH RUMPUT SISTEM MEKANIK UNTUK USAHA PETERNAKAN SAPI Rudy - Sutanto; Tri - Rachmanto; Made - Wirawan; Sujita - Sujita; Nur - Kaliwantoro
JURNAL KARYA PENGABDIAN Vol 2, No 2 (2020): Oktober, Jurnal Karya Pengabdian
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (243.46 KB)

Abstract

Banyak ternak sapi yang tidak dapat mencapai bobot sekitar 350 kg. Kenyataan ini muncul pemikiran yang cukup mendasar tentang tidak dicapainya bobot optimal tersebut yaitu bahwa pemberian pakan kepada ternak sapi yang dipelihara belum memenuhi syarat baik kualitas maupun kuantitas. Hal ini dikarenakan dalam proses pencacahan pakan ternak (rumput gajah) masih menggunakan tangan sehingga panjang rumput yang dihasilkan bervariasi dan cenderung panjang-panjang dan terkadang diberikan begitu saja apa adanya tanpa dicacah terlebih dahulu. Keadaan inilah yang menyebabkan sebagian besar makanan tidak dapat dikunyah selurunya terutama pada bagian batangnya. Padahal justru pada bagian batang inilah sumber protein dan nutrisi itu berada yakni sekitar 80% dari total protein rumput gajah (Pennisetum pupureum) serta 52% TDN (Total Digestible Nutrients) ada dibagian batang rumput gajah. Untuk mendapatkan kualitas dan kuantitas pemberian pakan ternak (rumput gajah) yang cukup baik maka diperlukan proses pencacahan yang mencukupi (± 4 – 5 cm, panjangnya) sehingga produk yang dihasilkan dapat dikunyah dan dicernah dengan baik oleh ternak. Akibat rendahnya pengetahuan masyarakat terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi sampai saat ini peternak sapi masih menggunakan tangan dalam proses pencacahan pakan ternak (rumput gajah). Disamping hasilya yang kurang begitu memuaskan juga memerlukan waktu dan tenaga yang banyak dalam proses mencacah rumput gajah (Pennisetum pupureum). Permasalahan usaha peternakan ini bisa diatasi dengan membuat suatu mesin pencacah rumput sistem mekanik. Melihat kondisi masyarakat dilokasi maka pemilihan mesin pencacah rumput sistem mekanik ini menjadi prioritas utama atas dasar pertimbangan: tidak memerlukan daya listrik sehingga otomatis ongkos produksi bisa dihemat, mudah perawatan dan yang terpenting proses pencacahan rumput gajah tidak memerlukan banyak tenaga.
Aplikasi Alat Penetas Telur Kontrol Suhu dan Kelembaban di Desa Batu Tulis Kecamatan Jonggat Lombok Tengah Sujita Sujita; Nasmi Herlina Sari; Sinarep Sinarep; Achmad Zainuri; Nur Kaliwantoro
JURNAL KARYA PENGABDIAN Vol. 4 No. 2 (2022): Oktober, Jurnal Karya Pengabdian
Publisher : Jurusan Teknik Mesin FT Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1257.485 KB) | DOI: 10.29303/jkp.v4i2.136

Abstract

Desa Batu Tulis Kecamatan Jonggat Kabupaten Lombok Tengah dikenal  sebagai petani dan peternak itik gamel. Ciri khas telur itik gamel warna telur putih dan besar. Telur asin asal Desa Batu Tulis merupakan produk unggulan, oleh-oleh khas Lombok yang paling banyak dicari oleh wisatawan baik wisatawan lokal maupun mancanegara. Karena rasa dan tekstur kuning telur itik yang khas dan bentuk yang besar. Kendala yang  dialami oleh peternak itik di Desa Batu Tulis adalah ketersediaan DOD berkurang, karena saat penetasan telur itik sering mengalami permasalahan. Telur itik hanya dapat  disimpan selama 3 – 6 hari di dalam suhu kamar (25–27°C). Apabila telur disimpan lebih dari waktu tersebut, telur akan fertil lalu mati. Salah satu cara mengatasi kendala tersebut dengan cara penyuluhan, sekaligus menerapkan alat tetas telur itik dengan kontrol suhu dan kelembaban (Thermostat-Hygrostat)  dengan sensor suhu dan kelembaban  DHT11. Hasil dari kegiatan jumlah telur yang bisa ditetaskan mencapai 80% (160 DOD), yang tidak bisa  menetas 20 % (40 butir). Walaupun demikian penggunaan alat penetuas telur bisa mengatasi masalah, kurangnya ketersediaan DOD dan meningkatkan harga jual telur itik.
Kegiatan Pembuatan Tepung Ikan Dari Limbah Ikan Dengan Teknologi Press Milling Di Masrakat Pesisir Pantai Ampenan Sujita Darmo; I Wayan Joniarta; Nur Kaliwantoro; Rudy Sutanto; Sultan Sultan
JURNAL KARYA PENGABDIAN Vol 2, No 2 (2020): Oktober, Jurnal Karya Pengabdian
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (301.976 KB)

Abstract

Kelurahan Ampenan Tengah dalah salah daerah pesisir  pantai  di wilayah Kodya Mataram, Propinsi Nusa Tenggara Barat.  Masyarakatnya rata-rata hidup dibawah garis kemiskinan. Jumlah  penganggurannya banyak, akibat dampak pemulangan TKI yang bekerja di Malaysia. Mata pencaharian penduduknya adalah sebagai pemindang ikan,  peternak itik, nelayan, dan pedagang ikan. Kegiatan  jual beli hasi tangkapan ikan dilakukan di  Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Ampenan Tengah. Tujuan dari kegiatan KKN-PPM yang telah dilaksanakan adalah untuk mengatasi rendahnya pendapatan industri rumah tangga pemindangan ikan dan nelayan. kurangnya ketersediaan tepung ikan bagi peternak itik, dan pengolahan limbah ikan   yang belum optimal. Target dan luaran yang telah di capai dari kegiatan KKN-PPM adalah : peningkatan produksi, efisiensi biaya, perbaikan sistem, dan peningkatan partisipasi masyarakat untuk menangkap  peluang pasar produk tepung ikan  yang masih terbuka. Karena peternak itik dan unggas lainnya  yang  berada di sekitar Kecamatan  Ampenan sangat memerlukan tepung ikan, untuk mengurangi biaya pakan sehingga bisa meningkatkan pendapatannya. Metode yang digunakan adalah :  melakukan pemberdayaan kelompok sasaran dengan menerapkan secara langsung teknologi pembuatan  tepung ikan dari limbah ikan dengan Teknologi Press Mill  kepada khalayak sasaran mitra KKN-PPM. Khalayak sasaran mitranya adalah  (masyarakat pemindang ikan, nelayan dan peternak itik di  Kampung Banjar, Melayu, dan  Bugis,  Kelurahan Ampenan Tengah.. Kegiatan KKN-PPM  dilaksanakan selama 2.5 bulan, dikuti oleh 30 orang mahasiswa dan dibimbing oleh Dosen Pembimbing Lapangan. Pembuatan tepung ikan dari limbah ikan dengan dengan Teknologi Press Mill yang diterapkan   merupakan   hasil   penelitian Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya.  Kandungan  protein  tepung  ikan  hasil  kegiatan  KKN  PPM sekitar 70 – 73  %,  sehingga layak digunakan  oleh peternak itik dan unggas   yang berada di wilayah Kelurahan Ampenan Tengah sebagai pengganti konsentrat/pakan unggas buatan pabrik yang harganya jauh lebih mahal.
Peningkatan Hasil Produksi Pengrajin Tempe Gembus Desa Telagawaru Dengan Menggunakan Mesin Pres Sederhana Agus Dwi Catur; I Made Adi Sayoga; Arif Mulyanto; I . G.N.K Yudhyadi; N.H. Sari; Nurchayati Nurchayati; E.D. Sulistiowati; Nur Kaliwantoro
JURNAL KARYA PENGABDIAN Vol 4, No 1 (2022): April, Jurnal Karya Pengabdian
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1191.443 KB)

Abstract

Pengrajin tempe gembus di Desa Telagawaru memeras ampas tahu dengan tangan di dalam memproduksi tempe gembus.  Hal tersebut sangatlah tidak efisien baik waktu dan tenaga.  Pengoptimalan produksi dilakukan pada industri kecil rumahan penghasil tempe gembus dengan penggunaan alat pres ampas tahu sederhana. Kegiatan pengabdian yang dilakukan meliputi: perancangan dan pembuatan alat pres sederhana, pelatihan penggunaan dan perawatan alat pres, serta evaluasi penggunaan alat pres.  Dengan penggunaan alat pres dapat mempersingkat waktu produksi dan tenaga produksi. Transfer teknologi dapat berjalan dengan baik, pengrajin tempe gembus antusias untuk menerima teknologi yang diberikan oleh tim pelaksana.  Perajin tempe gembus memiliki ketrampilan baru dan dapat melakukan produksi tempe gembus dengan menggunakan alat pres. 
Penyuluhan Pembuatan Briket dari Sampah Biomassa untuk Bahan Bakar di Lingkungan Batu Ringgit, Mataram Salman Salman Salman; Syharul Syahrul .; Nasmi Herlina Sari; Emmy Dyah Sulistyowati; Nur Kaliwantoro .
JURNAL KARYA PENGABDIAN Vol. 5 No. 1 (2023): April, Jurnal Karya Pengabdian
Publisher : Jurusan Teknik Mesin FT Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jkp.v5i1.138

Abstract

Salah satu cara pemanfaatan sampah biomassa adalah dengan mengolahnya menjadi briket sampah biomassa.Karena itulah dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini tim pelaksana pengabdian melakukan penyuluhan pembuatan briket sampah biomassa di depan kelompok tani di Linkungan Batu Ringgit Selatan, Kelurahan Tanjung Karang, Kecamatan Sekabela, Kotamadya Mataram. Saat ini kelompok tani tersebut belum memanfaatkan sampah biomassa mereka yang tersedia secara melimpah di sekitar mereka.Hasil pelaksanaan dari kegiatan pengabdian ini meliputi pengadaan alat pencacah sampah organik, penyuluhan pembuatan briket sampah organik, dan produksi briket. Dari kegiatan ini tim pelaksana berhasil memproduksi briket. Hasil pembuatan briket sampah biomassa ini bisa ditawarkan konsumen baik skala rumah tangga, industri maupun sesuai tujuan awal yaitu PLTU sebagai target pemasaran dalam skala besar.
PERANCANGAN CHASIS KENDARAAN LISTRIK UNIVERSITAS MATARAM A.A. Alit Triadi; Tri Rachmanto; I Made Mara; I G. N. K. Yudhyadi; Nur Kaliwantoro
Energy, Materials and Product Design Vol. 2 No. 1 (2023): Energy, Materials and Product Design
Publisher : Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Chassis is the main component of the vehicle that functions to support the engine, body, suspension system, electrical system and driver. Chassis is one part of the vehicle that has an important role so careful planning is needed in its manufacture. Chassis must be strong and sturdy to support the load of the driver, electric motor and accessories. In addition, the chassis must also be light so as not to overload the work of the electric motor and be able to go through various road conditions. The vehicle body is its function to shape the vehicle and also protect the people inside. In this design, steel and aluminum materials are used, then simulated using the Autodesk Inventor software. The goal is to determine the Von Mosses stress value on the chassis design. AISI 1018 steel material with a load of 700 kg, 800 kg, and with a load of 900 kg obtained a value of 5.56. The safety factor obtained is still safe because it is above the safety factor for industrial construction design, namely 4. Aluminum 6061 material with a load of 700 kg, 800 kg and with a load of 900 kg obtained a value of 7.46. The safety factor obtained is still safe because it is above the safety factor for industrial construction design, namely 4.