p-Index From 2020 - 2025
0.817
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Jurnal Ilmiah Pharmacy
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

SKRINING FITOKIMIA EKSTRAK ETANOL DAUN JATI DAN INFUSA DAUN JATI (Tectona grandis L.S) DENGAN METODE KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS (KLT) Devi Novia
Jurnal Ilmiah Pharmacy Vol 7, No 2 (2020)
Publisher : Sekolah Tinggi Kesehatan Al-Fatah Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52161/jiphar.v7i2.188

Abstract

Pengobatan secara tradisional telah dikenal sejak zaman dahulu. Dari segi pengobatan bangsa Romawi, Mesir, China, Persia, Ibrani dan Arab menunjukkan bahwa tanaman digunakan secara luas untuk mengobati hampir semua penyakit yang dikenal. Banyak tanaman memiliki kandungan yang berkhasiat sebagai obat, bila penggunaannya dilakukan secara tepat dan benar, bisa membantu penyembuhan. Salah satu tanaman yang sering dimanfaatkan secara tradisional sebagai pengobatan adalah Tectona grandis L.S yang dikenal dengan daun jati. Penelitian ini dilakukan dengan cara pembuatan simplisia lalu, dilakukan ekstraksi dengan metode meserasi menggunakan pelarut etanol 96% dan metode infusa menggunakan pelarut air. Hasil ekstrak dan infusa daun jati (Tectona grandis L.S) yang didapatkan dilakukan pengujian skrining fitokimia yaitu alkaloid, flavanoid, tanin, saponin, terpenoid, dan steroid dan dilakukan uji penegasan menggunakan metode kromatografi lapisan tipis (KLT). Pada skrining fitokimia ekstrak dan infusa daun jati (Tectona grandis L.S) sama-sama mengandung senyawa metabolit sekunder yaitu alkaloid, flavanoid, tanin, dan saponin terkecuali terpenoid hanya terdapat pada infusa daun jati. Pada uji penegasan yang menggunakan metode kromatografi lapis tipis (KLT) terhadap ekstrak dan infusa daun jati (Tectona grandis L.S) positif mengandung alkaloid, flavanoid, dan tanin.
PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ANALGETIK EKSTRAK DAUN PEPAYA (Carica papaya L.) DAN EKSTRAK BATANG BROTOWALI (Tinospora crispa (L.) Miers) PADA MENCIT JANTAN (Mus musculus ) Devi Novia
Jurnal Ilmiah Pharmacy Vol 5, No 1 (2018)
Publisher : Sekolah Tinggi Kesehatan Al-Fatah Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52161/jiphar.v5i1.215

Abstract

Daun pepaya (Carica papaya L) dan batang brotowali (Tinospora crispa (L.)Miers) dikenal luas dimasyarakat sebagai tanaman obat berkhasiat. Khasiat keduanya sebagai pengobatan seperti malaria, diabetes, nyeri, sakit pinggang, obat luka, gangguan pencernaan, gatal-gatal dan lain sebagainya. Berbagai penelitian pun juga menunjukan akan khasiat batang brotowali (Tinospora crispa (L.)Miers) dan ekstrak daun pepaya (Carica papaya L) mempunyai efek analgesik. Penelitian ini menggunakan metode siegmund yaitu asam asetat 1% sebagai perangsang nyeri. Kontrol positif dengan antalgin 1,3 mg/20 gram BB mencit, kontrol negatif dengan aquadest 0,3 ml/20 gram BB mencit, perlakuan uji 1 ekstrak daun Pepaya (Carica papaya L) 12 mg/20 gram BB mencit, perlakuan uji 2 ekstrak batang Brotowali (Tinospora crispa (L.) Miers) 0,6/20 gram BB mencit. Hasil penelitian menunjukan bahwa ekstrak daun pepaya (Carica papaya L.) lebih berkhasiat analgetik dari pada ekstrak batang brotowali (Tinospora crispa (L.) Miers ) yang dapat dilihat dari kemampuan mengurangi jumlah geliat mencit pada tabel AUC 441>331, persen proteksi (Carica papaya L.) 40% ,(Tinospora crispa (L.) Miers ) 20 % dan persen efektivitas (Carica papaya ) 60% >, (Tinospora crispa (L.) Miers ) 30 % serta pada uji statistik one way anova taraf kepercayaan 99% (p<0,01) terdapat perbedaan yang signifikan antar kelompok perlakuan.
PENGARUH PEMBERIAN INFUSA DAUN JATI (Tectona grandis L.S) terhadap waktu kematian cacing Ascaridia galli Sp secara In Vitro Devi Novia
Jurnal Ilmiah Pharmacy Vol 7, No 1 (2020)
Publisher : Sekolah Tinggi Kesehatan Al-Fatah Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52161/jiphar.v7i1.134

Abstract

Indonesia merupakan negara yang memiliki prevalensi infeksi cacing tinggi yaitu berkisar antara 45% hingga 80. Tanaman obat yang sering digunakan untuk membunuh cacing  Ascaris lumbricoides, cacing Ascaridia galli Sp baik secara in vitro yang memiliki kandungan kimia saponin, flavonoid, dan tanin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian Infusa daun jati (Tectona grandi L.S) terhadap waktu kematian cacing Ascaridia galli Sp secara In Vitro. Penelitian yang digunakan adalah eksperimen dengan melakukan percobaan pemberian infusa daun jati dalam kadar tertentu. Konsentrasi infusa daun jati (Tectona grandis L.S) yang digunakan adalah 20%, 40% dan 60%. Tiap infusa diuji pengaruhnya terhadap waktu kematian cacing Ascaridia galli Sp secara In Vitro yang diamati selama 2 hari setiap 4 jam sekali dengan pembanding kontrol positif  berisi 20 ml larutan piperazin dan kontrol negatif berisi 20 ml larutan NaCl 0,9% b/v kemudian dianalisis dengan SPSS 21 uji One Way Anova. Hasil penelitian Uji daya antelmintik infusa daun jati (Tectona grandi L.S) dengan berbagai konsentrasi terhadap waktu kematian cacing Ascaridia galli Sp menunjukan bahwa didalam infusa daun jati pada konsentrasi 40% dan konsentrasi 60% memberikan  pengaruh kematian cacing pada Ascaridia galli Sp dibandingkan dengan konsentrasi 20%
UJI DAYA HAMBAT DAUN KIRINYUH (Eupatorium odoratum L) PADA BAKTERI Staphylococcus aurues Devi Novia
Jurnal Ilmiah Pharmacy Vol 5, No 2 (2018)
Publisher : Sekolah Tinggi Kesehatan Al-Fatah Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52161/jiphar.v5i2.294

Abstract

Kirinyuh (Eupatorium odoratum L) adalah gulma yang awalnya berasal dari Amerika Selatan dan Tengah, menyebar ke daerah tropis Asia, Afrika dan Pasifik, digolongkan sebagai gulma inpasif, semak berkayu yang berkembang cepat, juga dikenal sebagai gulma siam, berdiri membentuk padat yang dapat mencegah pertumbuhan jenis tumbuhan lainnya. Di dalam kirinyuh juga terkandung senyawa saponin yang merupakan salah satu senyawa yang mampu memacu pembentukan kolagen, yaitu protein struktur yang berperan dalam proses penyembuhan luka sekaligus mempunyai kemampuan sebagai pembersih sehingga efektif untuk penyembuh luka terbuka, sedangkan tannin dan flavonoid mempunyai aktivitas sebagai antiseptik dan antibakteri. Ekstraksi daun kirinyuh ini dilakukan dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 96% selama 10 hari lalu dipekatkan menggunakan Rotary evaporator hingga didapat ekstrak kental. Selanjutnya ekstrak dilakukan uji karakteristik diantaranya uji rendemen, susut pengeringan, dan kadar abu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa daun kirinyuh (Ephatorium odoratum L) dengan konsentrasi 10%.20%. 30%, 40%, 50%dapat menghambat pertumbuh bakteri Staphylococcus aureus.
UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK ETANOL 96% DAUN SAMBUNG NYAWA (Gynura procumbens (Lour) Merr.) TERHADAP LUKA SAYAT PADA KELINCI JANTAN (Oryctolagus cuniculus) Devi Novia
Jurnal Ilmiah Pharmacy Vol 9, No 1 (2022)
Publisher : Sekolah Tinggi Kesehatan Al-Fatah Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52161/jiphar.v9i1.399

Abstract

Luka merupakan keadaan yang ditandai dengan rusaknya, robek atau terkoyaknya berbagai jaringan tubuh. Daun sambung nyawa (Gynura procumbens (Lour) Merr.) mengandung flavonoid, tanin, saponin, dan steroid (triterpenoid). Penelitian ini akan dibuat ekstrak kental Daun Sambung Nyawa yang bertujuan untuk uji efektivitas terhadap luka sayat pada kelinci jantan.Hewan uji dikelompokkan menjadi 6 perlakuan (pola luka sayat) yaitu Kelompok I (Kontrol Positif), Kelompok II (Kontrol Negatif), Kelompok III (Ekstrak 0,1 gr), Kelompok IV (Ekstrak 0,2 gr), Kelompok V (Ekstrak 0,3 gr), dan Kelompok VI (Ekstrak 0,4 gr). Ekstrak dilakukan uji evaluasi yaitu rendemen, uji organoleptis, dan penentuan kadar air. Penyembuhan luka sayat diukur panjang luka sayat pada hari ke 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan 7 menggunakan analisa One-Way ANOVA.Hasil penelitian persentase penyembuhan luka sayat pada kontrol positif, kontrol negatif, ekstrak 0,1 gr, ekstrak 0,2 gr, ekstrak 0,3 gr, ekstrak 0,4gr adalah 92%, 58%, 66%, 74%, 82%, dan 88%. Ekstrak daun sambung nyawa menyembuhkan luka sayat secara signifikan dibandingkan dengan kontrol positif ( p ≥0,05). Ekstrak daun sambung nyawa secara statistika menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna. Ekstrak Daun Sambung Nyawa yang paling efektif dapat menyembuhkan luka sayat pada kelinci adalah Ekstrak 0,4 gr
PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL DAUN JATI (Tectona grandis L.S) TERHADAP WAKTU KEMATIAN CACING Ascaridia galli Sp SECARA IN VITRO Devi Novia
Jurnal Ilmiah Pharmacy Vol 8, No 1 (2021)
Publisher : Sekolah Tinggi Kesehatan Al-Fatah Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52161/jiphar.v8i1.322

Abstract

Infeksi cacing adalah penyakit rakyat umum di Indonesia. Lebih dari 60% anak-anak di Indonesia menderita suatu infeksi cacing. Di Indonesia angka prevalensi kecacingan meningkat pada tahun 2012 yang menunjukkan angka di atas 20%. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanol daun jati (Tectona grandis L.S) terhadap waktu kematian cacing Ascaridia galli Sp secara In Vitro. Jenis penelitian yang digunakan eksperimen dengan melakukan percobaan pemberian ekstrak etanol daun jati dalam kadar ektrak tertentu. Konsentrasi ekstrak etanol daun jati (Tectona grandis L.S) yang digunakan adalah 20% b/v, 40% b/v dan 60% b/v. Tiap ekstrak diuji pengaruhnya terhadap waktu kematian cacing  Ascaridia galli Sp secara In Vitro yang diamati selama 2 hari setiap 4 jam sekali dengan pembanding kontrol positif  berisi 20 ml larutan piperazin dan kontrol negatif berisi 20 ml larutan NaCl 0,9% b/v kemudian dianalisis dengan SPSS 21 uji One Way Anova. Uji daya Antelmentika ekstrak etanol daun jati (Tectona grandis L.S) dengan berbagai konsentrasi terhadap waktu kematian cacing Ascaridia galli Sp menunjukan bahwa ekstrak etanol daun jati (Tectona grandi L.S)  konsentrasi 20% b/v, 40% b/v dan 60% b/v mempunyai pengaruh terhadap kematian cacing Ascaridia galli Sp.
gambaran pengetahuan pasien asma terhadap cara penggunaan alat inhaler MDI di poli penyakit dalam rumah sakit bhayangkara bengkulu Devi Novia
Jurnal Ilmiah Pharmacy Vol 6, No 2 (2019)
Publisher : Sekolah Tinggi Kesehatan Al-Fatah Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52161/jiphar.v6i2.45

Abstract

Asma merupakan sepuluh besar penyebab kesakitan dan kematian di Indonesia. Salah satu terapi pada asma dengan menggunakan inhaler MDI. Penggunaan inhaler MDI membutuhkan keterampilan lebih dan kesalahan sering terjadi saat pasien menggunakannya. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui gambaran pengetahuan pasien asma terhadap  cara penggunaan alat inhaler MDI (metered dose inhaler)  di poli penyakit dalam rumah sakit Bhayangkara Bengkulu.Penelitian ini terdiri dari 67responden  dengan kategori berdasarkan pendidikan, pekerjaan, jenis kelamin, dan umur. Metode yang digunakan pada penelitian adalah purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel penelitian berdasarkan karakteristik yang sudah ditentukan atau diinginkan oleh peneliti. Jenis data yang diambil pada penelitian yaitu data primer dan sekunder, dan skala ukur pengetahuan diukur dengan skala guttman.Hasil penelitian yang didapat berdasarkan pendidikan yang memiliki pengetahuan baik terbanyak yaitu pada tingkat pendidikan sarjana (96%) berdasarkan pekerjaan yang memiliki pengetahuan baik pada kelompok pekerjaan PNS (93,66%), berdasarkan jenis kelamin yang memiliki pengetahuan baik tertinggi yaitu pada jenis kelamin perempuan (85,66%) dan berdasarkan umur yang memiliki pengetahuan baik berada pada umur 26-35 tahun (100%)
IDENTIFIKASI DAN FRAKSINASI EKSTRAK AKAR TEBU HITAM (Saccharum officinarum L.) DENGAN METODE KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS Devi Novia; Yuska Noviyanti; Yansi Noves Anggraini
Jurnal Ilmiah Pharmacy Vol 6, No 1 (2019)
Publisher : Sekolah Tinggi Kesehatan Al-Fatah Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52161/jiphar.v6i1.2

Abstract

Indonesia merupakan salah satu negara penghasil tanaman obat yang potensial, dimana hasil alam yang paling banyak digunakan sebagai bahan baku obat adalah tanaman. Salah satu bahan alam yang dikenal masyarakat yaitu akar tebu hitam (Saccharum officinarum L.).  Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kandungan senyawa metabolit sekunder yang terdapat pada akar  tebu hitam (Saccharum officinarum L.). Metode yang digunakan yaitu maserasi dengan pelarut etanol 96%. Kemudian dilakukan fraksinasi ekstrak akar tebu hitam (Saccharum officinarum L.) dan skrining fitokimia serta uji penegasan dengan menggunakan metode kromatografi lapis tipis (KLT). Hasil skrining fitokimia yang didapatkan pada fraksi ekstrak akar tebu hitam (Saccharum officinarum L.) yaitu mengandung senyawa saponin. Berdasarkan hasil uji penegasan menggunakan metode kromatografi lapis tipis (KLT) didapatkan hasil positif senyawa saponin
IDENTIFIKASI FOSFAT PADA AIR SUMUR DI DAERAH BENGKULU TENGAH SECARA KUALITATIF DENGAN REAKSI ANION Devi Novia
Jurnal Ilmiah Pharmacy Vol 2, No 1 (2015)
Publisher : Sekolah Tinggi Kesehatan Al-Fatah Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52161/jiphar.v2i1.211

Abstract

Air memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, selain dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, kandungan di dalam air juga dibutuhkan untuk proses metabolisme tubuh. Dalam air sumur terdapat beberapa kandungan bahan kimia, Kondisi lingkungan atau daerah sumber air masing-masing mempengaruhi karakteristik air sumur. Fosfat didalam air sumur merupakan pertanda bahwa tingkat polusi dari air tersebut cukup tinggi, fosfat berasal dari lokasi pertanian atau pun dari lokasi pembuangan sampah. Penelitian ini dilakukan dengan mengambil sampel air sumur gali sebanyak 5 sampel yang diambil dari Perumnas Villa Tugu Hiu Indah Kabupaten Bengkulu Tengah. Pengujian sampel dilakukan dengan cara uji kualitatif di mana sampel air sumur gali tersebut di reaksikan dengan mengunakan pereaksi AgNO3, BaCl2, Amm. Molibdat, FeCl3, untuk menentukan fosfat pada air sumur gali. Hasil penelitian pada air sumur gali di Perumnas Villa Tugu Hiu Indah Kabupaten Bengkulu Tengah yang dilakukan, diperoleh hasil 5 sampel tersebut negatif mengandung fosfat (PO43-).
IDENTIFIKASI SENYAWA METABOLIT SEKUNDER DARI DAUN CAPO (Blumea balsamifera L. DC)DENGAN PERBANDINGAN METODE EKSTRAKSI Densi Selpia Sopianti; Devi Novia; Arief Setiawan
Jurnal Ilmiah Pharmacy Vol 6, No 1 (2019)
Publisher : Sekolah Tinggi Kesehatan Al-Fatah Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52161/jiphar.v6i1.1

Abstract

Secara tradisional menurut nenek moyang tanaman daun capo (Blumea balsamifera L. DC) berfungsi sebagai penurun panas dan mengobati sendi yang dilakukan secara ditempelkan (parem). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui metabolit sekunder daun capo (Blumea balsamifera L. DC) dengan membandingkan metode ekstraksi yaitu secara maserasi dan sokletasi dengan menggunakan pelarut etanol 95%. Daun capo (Blumea balsamifera L. DC) diekstraksi menggunakan metode maserasi dan sokletasi dengan pelarut etanol 95%. Identifikasi skrining metabolit sekunder dari metode maserasi dan sokletasi meliputi alkaloid, saponin, flavonoid, steroid dan tanin yang juga dipertegas dengan uji Kromatografi Lapis Tipis (KLT). Hasil skrining fitokimia ekstrak maserasi dan sokletasi menunjukan bahwa ekstrak etanol 95% daun capo (Blumea balsamifera L. DC) mengandung senyawa metabolit di antaranya adalah saponin, flavonoid, steroid dan tanin. Pada hasil uji KLT menunjukan hasil positif pada ekstrak metode maserasi adalah saponin, flavonoid dan tanin, sedangkan untuk sokletasi terdapat senyawa saponin, flavonoid, steroid dan tanin.