Eva Nurmarini
Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

Published : 8 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Kemungkinan Pemanfaatan Beberapa Jenis Rotan Non Komersial Ditinjau Dari Sifat-Sifat Fisik Mekanik Heriad Daud S alusu; Eva Nurmarini; Ita Merni Patulak
Poltanesa Vol 21 No 2 (2020): Desember 2020
Publisher : P2M Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (163.83 KB) | DOI: 10.51967/tanesa.v21i2.326

Abstract

This research was conducted to determine the basic properties of rattan which are related to the possibility of its use, which are physical-mechanical properties consisting of moisture content, density, parallel tensile strength and modulus of elasticity. There were 12 species of non-commercial rattan studied, 11 species included in the small diameter rattan category (<18 mm diameter) and 1 species belonging to the large diameter rattan category (> 18 mm diameter), namely Daemonorops korthlasii Blume. Based on the results of the tests carried out, there are three species of non-commercial rattan that have similar or similar basic properties to commercial rattan, namely Calamus conirostris Becc., Korthalsia ferox Becc., and Calamus muricatus Becc.
Pengaruh Penambahan Daging Buah Naga Super Merah (Hylocereus Costaricensis) Terhadap Kualitas Nata De Coco Yang Dihasilkan Hamka -; Sri Amanah; Marwati; Eva Nurmarini
Poltanesa Vol 22 No 1 (2021): Juni 2021
Publisher : P2M Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (223.864 KB) | DOI: 10.51967/tanesa.v22i1.459

Abstract

Tanaman kelapa merupakan salah satu tanaman perkebunan yang memiliki manfaat besar bagi kehidupan manusia yang saat ini belum dimanfaatkan secara optimal. Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas komoditi kelapa yaitu dengan memanfaatkan air kelapa sebagai bahan baku pembuatan Nata de Coco yang ditambahkan daging buah naga super merah sebagai pewarna alami. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL), dengan 3 kali ulangan untuk penambahan daging buah naga dengan konsentrasi 0%, 15%, 30%, dan 45% pada pembuatan Nata de Coco tersebut. Parameter yang diuji adalah uji ketebalan, uji derajat keasaman (pH) dan uji organoleptik terhadap warna, aroma, rasa, dan tekstur. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan nyata terhadap nilai pH, ketebalan, serat kasar dan uji organoleptik terhadap aroma, rasa serta tekstur. Penambahan daging buah naga super merah 10% mendekati control (tanpa penambahan daging buah super merah, 0%) dengan nilai pH 3,65; ketebalan 0,48 cm; kadar serat 6,11% dan nilai organoleptik warna (agak suka), aroma (agak suka), rasa (suka) dan tekstur (suka).
Implementasi SIG untuk Monitoring Kesehatan Lingkungan Studi Kasus Kelurahan Harapan Baru Husmul Beze; Hamka; Yulianto; Eva Nurmarini; Heriad Daud Salusu
Poltanesa Vol 22 No 1 (2021): Juni 2021
Publisher : P2M Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (365.884 KB) | DOI: 10.51967/tanesa.v22i1.464

Abstract

Environmental health is an important factor in improving the health and well-being of human life and to prevent the dangers of disease. Environmental monitoring and engineering efforts need to be undertaken to meet these objectives. Harapan Baru Village is one of the villages in the Loa Janan Ilir District, Samarinda City, East Kalimantan Province. Harapan Baru Village is a fairly dense area. According to BPS data, Kota Samarinda in 2017 has a density of 4,304.34 inhabitants per km2. This kelurahan has problems in monitoring environmental health. Geographical information system (GIS) technology is currently developing rapidly. GIS can provide a monitoring model solution in environmental health countermeasures from a preventive side. For this reason, a study was conducted on environmental health monitoring in the Harapan Baru Village area using a web-based geographic information system. The method used to carry out the monitoring process is to use geographic information system tools, especially its spatial clustering analysis capabilities. The results showed that the GIS application of Environmental Health Monitoring in Harapan Baru was able to provide strong and up-to-date information about the environmental health conditions of residents. In particular, the system's ability to perform spatial queries by combining spatial and non-spatial attributes.
Penambahan Daging Ayam pada Pembuatan Abon Ampas Kelapa (Cocos Nucifera L.) Hamka; Asmina Sunriyani Raten; Marwati; Eva Nurmarini; Heriad Daud Salusu; Husmul Beze; Yulianto
Poltanesa Vol 22 No 2 (2021): Desember 2021
Publisher : P2M Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (278.599 KB) | DOI: 10.51967/tanesa.v22i2.899

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik kimia berupa uji kadar air, kadar abu, kadar protein, kadar lemak dan karbohidrat dan organoleptik tingkat kesukaan panelis terhadap warna, aroma, rasa dan tekstur dari abon ampas kelapa yang ditambahkan daging ayam.Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan penambahan ampas kelapa dan daging ayam yang terdiri dari 4 perlakuan dan setiap perlakuan di ulang sebanyak 3 (tiga) kali. Parameter yang diamati pada penelitian ini adalah Uji kadar air, kadar abu, kadar protein, kadar lemak, karbohidrat dan organoleptik yang terdiri dari warna, aroma, rasa dan tekstur. Adapun perlakuan pembuatan abon ampas kelapa yakni perlakuan ampas kelapa 0 gram dan daging ayam 350 gram, ampas kelapa 100 gram daging 250 gram, ampas kelapa 200 gram daging ayam 150 gram dan ampas kelapa 300 gram daging ayam 50 gram. Hasil penelitian menunjukan Hasil uji kimia pembuatan abon menggunakan ampas kelapa sebagai bahan pengisi memiliki kandungan air yang tinggi pada perlakuan dengan daging ayam 350 gram dan ampas kelapa 0 gram dengan nilai kadar air 13.07% tidak sesuai syarat mutu SNI abon. Kadar abu dan kadar lemak yang tertinggi pada perlakuan dengan daging ayam 50 gram dan ampas kelapa 300 gram dengan nilai 2.79% dan 40,64%. sementara kadar protein dan karbohidrat yang tertinggi pada perlakuan dengan daging ayam 0 gram dan ampas kelapa 350 gram dengan nilai rata-rata 25.63% dan 47,97%. Hasil uji organoleptik terhadap pembuatan abon menggunakan ampas kelapa sebagai bahan pengisi dengan penambahan daging ayam memperlihatkan bahwa warna, aroma, rasa dan tekstur terhadap kesukaan panelis menunjukan angka suka yaitu dengan rata - rata nilai tertinggi pada perlakuan dengan daging ayam 150 gram dan ampas kelapa 200 gram dengan nilai rata-rata 3.61(suka), aroma 3.80 (suka), rasa 3.67(suka) dan pada tekstur 3.85(suka).
Potensi Kandungan Metabolit Primer pada 10 Jenis Buah-Buahan Hutan Heriad Daud Salusu; Eva Nurmarini; Husmul Beze; Hamka; Yulianto
Poltanesa Vol 22 No 2 (2021): Desember 2021
Publisher : P2M Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (356.019 KB) | DOI: 10.51967/tanesa.v22i2.908

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui manfaat buah hutan yang dapat dimakan yang tediri dari 10 jenis buah yaitu rambai (Baccaurea motleyana), limpasu (Baccaurea lanceolatai), kapul (Baccaurea macrocarpa), manau rotan (Calamus manan Miq), sega rotan (Calamus caesius Bl.), selekop (Lepisanthes amoenea), matoa (Pometia pinnata), ramania (Bouea macrophylla Griffith), kalangkala (Litsea angulata), dan lanciqn (Ficus obscura), sebagai sumber nutrisi melalui analisis metabolit primer yang terdiri dari karbohidrat, lemak , protein, kadar udara, kadar abu, Sampel buah untuk pengujian metabolit primer adalah buah segar dimana bahagian buah yang diuji adalah daging buahnya. Analisis kadar air menggunakan metode oven, kadar protein menggunakan metode Kjeldahl, kadar lemak dengan metode ekstraksi soxhlet dan kadar karbohidrat menggunakan metode by difference. Hasil penelitian menunjukkan buah pada kelompok jenis rotan atau family arecaceae (rotan manau dan rotan sega) memiliki kandungan protein lebih tinggi dari buah lainnya, sedangkan jenis buah dari family baccaurea (rambai, limpasu dan kapul) rendah pada kandungan protein dan lemak. Buah kalangkala mengandung lemak paling tinggi, diikuti buah selekop dan buah dari kelompok rotan.
BUDIDAYA STROWBERI SECARA HIDROPONIK DI ROOFTOP GEDUNG MERAH DENGAN PENGENDALIAN LINGKUNGAN SISTEM MOBILE PHONE Daryono Daryono; Nur Hidayat; Rusmini Rusmini; Yuanita Yuanita; Eko Junirianto; Hamka Hamka; Eva Nurmarini
JURNAL AGRIMENT Vol 6 No 1 (2021): Juni 2021
Publisher : Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (103.823 KB) | DOI: 10.51967/jurnalagriment.v6i1.489

Abstract

The hydroponic system can be a solution for the development of fruit and vegetable crops with various advantages over conventional agricultural systems, where nutritional needs and the growing environment (microclimate) can be manipulated using appropriate technology so that plants can grow optimally.Objective Measuring the success of hydroponics with a remote control system for regulating light intensity, humidity and temperature on the microclimate scale on hydroponic plants and comparing strawberry plants treated with microclimate settings without treatment, by making a cover shade and humidifier with an automation system and temperature sensor. This research was conducted at the Rooftop of Gedung Merah Politani Samarinda for 1 year starting from January 2020 to December 2020. This study used a completely randomized non-factorial one-factor 2-level treatment design, namely P1 = strawberry cultivation with shade treatment and humidifier P2 = strawberry cultivation without microclimate treatment (shade and humidifier). Each treatment level was repeated as many as 20 plants so that the total plants used in this study were 40 plants.The results of this study were the increase in the number of leaves of strawberry plants aged 8 weeks after planting, the highest average was in treatment P1, namely 8.55 cm and the lowest average of strawberry plants in treatment P2 was 6.50, and the increase in the number of leaves of strawberry plants aged 12 weeks after planting, the highest average was at P1, namely 13.7 cm and the lowest average for strawberry plants in treatment P2 was 9.50. While the number of stowberry tillers aged 8 and 12 weeks after planting (mst) P1 and P2 had no significant effect, meaning that the treatment level had no effect on the number of stowberry tillers.
Respon Panelis dan Karakteristik Kimia Terhadap Dodol yang Disubtitusi dari Pisang Raja (Musa Sapientum L) Hamka; Lisa Mayanti; Marwati; Eva Nurmarini; Heriad Daud Salusu; Husmul Beze; Yulianto; Muhammad Yamin
Poltanesa Vol 23 No 1 (2022): Juni 2022
Publisher : P2M Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (385.367 KB) | DOI: 10.51967/tanesa.v23i1.1242

Abstract

Buah pisang merupakan salah satu buah yang mudah sekali mengalami perubahan fisiologis, kimia dan fisik bila tidak ditangani secara tepat dan bernilai ekonomi rendah. Untuk itu diperlukan adanya pengolahan sehingga olahan pisang ini menjadi produk-produk variatif yang bernilai ekonomi tinggi. Salah satunya adalah pemanfaatan pisang sebagai bahan baku untuk pembuatan dodol. Pembuatan dodol pisang diharapkan akan memberikan nilai tambah, nilai gizi yang lebih baik dan sekaligus menjadi keanekaragaman olahan pisang. Dalam penelitian pembuatan dodol pisang ini menggunakan bahan baku pisang raja. Adapun tujuan penelitian ini untuk mengetahui respon panelis dan kandungan kimia (kadar air, kadar abu, kadar lemak, padatan terlarut) terhadap dodol pisang raja. Metode penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 Perlakuan dan 3 kali ulangan yaitu menggunakan perlakuan pisang raja 0 g dan tepung ketan 500g, pisang raja 150g dan tepung ketan 350g, pisang raja 250g dan tepung ketan 250g, pisang raja 350g dan tepung ketan 150g. Hasil penelitian ini didapatkan kandungan kimia untuk kadar air terendah yaitu sebesar 5,71%, kadar abu tertinggi 1,39%, kadar lemak tertinggi 4,94% dan padatan terlarut tertinggi 8.33obrix untuk perlakuan pisang raja 350g dengan tepung ketan 150g. Sementara untuk uji organoleptic menunjukkan tingkat kesukaan panelis dari segi warna bernilai 3,77, aroma 3,71, rasa 3,84, dan tekstur 3,77 yang semuanya berkategori suka untuk perlakuan pisang raja 250g dengan penambahan tepung ketan 250g.
Studi Sifat Fisika, Mekanika dan Keawetan Rotan Manau (Calamus manan Miq.) yang Telah Melalui Proses Penggorengan Minyak Jelantah Heriad Daud Salusu; Vania Azhara Waldini; Ita Merni Patulak; Nur Maulida Sari; Eva Nurmarini; Andi Yusuf; Riri Andriany
Poltanesa Vol 23 No 2 (2022): Desember 2022
Publisher : P2M Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51967/tanesa.v23i2.1975

Abstract

Rotan merupakan komoditas utama hasil hutan bukan kayu, karena memiliki nilai jual yang tinggi dan pasaran yang luas terutama pasar ekspor. Produk rotan telah turut berperan menambah penerimaan ekspor unggulan selain minyak dan gas bumi, serta dapat disejajarkan dengan penerimaan ekspor utama pertanian lainnya seperti kopi, karet, dan minyak sawit. Rotan Manau merupakan salah satu dari berbagai jenis rotan yang memiliki kualitas baik untuk bahan meubel dan furniture. Oleh karena itu, tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perlakuan penggorengan Rotan Manau yang memanfaatkan minyak jelantah pada sifat fisika dan mekanika seperti kadar air, keteguhan lentur (MoE) dan keteguhan patah (MoR) serta keawetan rotan terhadap serangan jamur. Metode penelitian yang dilakukan yaitu pengambilan bahan baku, pemotongan sampel uji, penggorengan rotan, pengujian sifat fisika, mekanika dan pengamatan serangan jamur pada rotan, setelah itu hasil pengujian dihitung dan di rata-ratakan. Hasil penelitian menunjukkan nilai rata-rata kadar air sampel (tanpa perlakuan) yaitu 16,386%, keteguhan lentur (MoE) 14355,15 kg/cm2 dan keteguhan patah (MoR) 162,81 kg/cm2. Dibandingkan pengujian sampel dengan perlakuan memiliki kadar air 10,463%, keteguhan lentur (MoE) 21151,07 kg/cm2 dan keteguhan patah (MoR) 213,74 kg/cm2. Hasil persentase dari pengamatan serangan jamur pada Rotan Manau tanpa perlakuan adalah sebesar 17,69%, sedangkan dengan perlakuan sebesar 5,4%. Persentase daya hambat minyak jelantah dalam mencegah serangan jamur pada rotan adalah sebesar 68,30%.