Claim Missing Document
Check
Articles

Found 35 Documents
Search

STUDI PERBAIKAN (REPAIR) PADA BANGUNAN GEDUNG FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI -, Marwati
Teknosains Vol 7, No 2 (2013): JULI
Publisher : Fakultas Sains dan Teknologi UIN ALauddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The development of the use of the building of the Faculty of Science & Technology has increase in students, faculty and staff of the environment. Increased building user switha high frequency impact damage have been seen in some parts of the building. The existence of such defects as early as possible will require an analysis of building defects that would affectless than the maximum functionality on the performance of the building. If damage occurs early and do not get immediate attention and repair searly, it will cause further difficulties in handling. Study sites are in the laboratory building repair science & technology faculty. Descriptive analysis of the examination of damage that occurs in the components/ elements of the main building and the cause than try to find the appropriate repair system. Based on the study based on the standard of maintenances concluded that there is heavy damage on the ceiling and the lighten the plumbing, walls, columns and floors. System repair needs to be done on the ceiling and light repair on the part of besides ceiling. Repair epoxy injection method in mild and moderate damage, severe damage repacked concrete. The need for attention to some of the conditions of the building that has been damaged from the building by doing a real improvement in the not too long. This if left unchecked will affect other parts of the building are around.Keywords: building, repair, maintenance.
FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP DURABILITAS, STRUKTUR DAN MATERIAL RUMAH SEDERHANA -, Marwati
Teknosains Vol 5, No 2 (2011): JULI
Publisher : Fakultas Sains dan Teknologi UIN ALauddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study aims    to  investigate   the factors affect the material and structure of the  house, and also the age of the building has a strong influence on the durability. Degradasi of Structure and house material not yet reached the simple house endurance standard    (20 year). So this research aim to identify the factor influencing durabilitas of structure and simple house material. This research take  house type 36 in Perumnas Bumi Tamalanrea, Chief Of Village Tamalanrea, Subdistrict Tamalanrea, Town Makassar. Population as much 2342 house and sampel selected in group as much 117 house from 18 block . Data analysed statistically in the form of tabulation traverse. Interpretation opened by joining analysis qualitative and kuntitatif of] scale ordinal. Result of Research show the Factor age of building have an effect on the strength to durabilitas. Keyword: structure, material, degradation
Karakteristik Kerupuk Ikan dengan Substitusi Tepung Tulang Ikan Gabus (Channa striata) sebagai Fortifikan Kalsium Yuliani Yuliani; Marwati Marwati; Hendri Wardana; Aswita Emmawati; Krishna Purnawan Candra
Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 21 No 2 (2018): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 21(2)
Publisher : Department of Aquatic Product Technology IPB University in collaboration with Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia (MPHPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (106.753 KB) | DOI: 10.17844/jphpi.v21i2.23042

Abstract

Kerupuk ikan gabus telah dikenal luas namun biasanya terbuat dari bagian dagingnya saja. Limbah berupa tulang ikan belum dimanfaatkan secara  optimal, oleh karena itu dijadikan sebagai bahan substitusipada pembuatan produk kerupuk. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan pengaruh substitusi tepung tulang ikan gabus (TTIG) sebagai fortifikan kalsium terhadap sifat sensoris dan fisika-kimia kerupuk ikan gabus. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap dengan perlakuan substitusi tepung tulang ikan gabus dalam tepung tapioka dengan kadar (0; 4; 8; 12; dan 16% b/b) dan di ulang sebanyak empat kali. Parameter yang dianalisis pada penelitian ini adalah sifat sensoris dan sifat fisika-kimia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa substitusi TTIG berpengaruh nyata (p<0,05) terhadap sifat sensoris rasa, aroma, warna dan tekstur serta sifat fisika-kimia kerupuk ikan gabus. Peningkatan kadar TTIG menurunkan kadar air dan volume pengembangan kerupuk ikan gabus, tetapi meningkatkan kadar protein dan kadar kalsium (p<0,05). Substitusi TTIG sampai dengan 4% menghasilkan kerupuk ikan gabus dengan volume pengembangan yang sama dengan kontrol (tanpa substitusi TTIG) dengan kadar kalsium 200 mg/100 g dan kadar protein 14,27%. Rasa dan warna kerupuk ikan gabus disukai hingga substitusi TTIG 12%, sedangkan aroma dan tekstur disukai hingga substitusi TTIG 8%.
Respons sensoris dan waktu leleh es krim nabati berbahan sari kedelai dan pisang mauli (Musa sp) Marwati Marwati; Rezki Ade Prasetyo; Yuliani Yuliani
Journal of Tropical AgriFood Volume 3, Nomor 1, Tahun 2021
Publisher : Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35941/jtaf.3.1.2021.5660.15-22

Abstract

Es krim merupakan salah satu produk makanan beku yang pada umumnya dibuat menggunakan sari sapi dan bahan campuran lainnya. Pada penelitian ini dilakukan inovasi pembuatan es krim dari sumber nabati, menggunakan sari kedelai dan pisang mauli. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan respons sensoris dan kecepatan leleh es krim nabati tersebut. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap faktor tunggal, yaitu. perbandingan pisang mauli (PM) dan sari kedelai (SK), yang terdiri dari lima taraf yaitu SK 700 mL; PM 50 g dan SK 650 mL; PM 100 g dan SK 600mL; PM 150 g dan 550 mL; PM 200 g dan SK 500 mL. Setiap perlakuan diulang sebanyak 3 kali. Data dianalisis dengan ANOVA dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Jujur taraf alfa 5 %. Data respons sensoris ditransformasikan menjadi data interval dengan teknik transformasi Methode of Successive Interval sebelum, dilakukan ANOVA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar pisang mauli berpengaruh nyata terhadap respons sensoris dan kecepatan leleh es krim nabati. Es krim nabati yang diolah menggunakan PM 100 gram dan SK 600 mL mendapatkan respons sensoris terbaik.
Pengaruh Penambahan Daging Buah Naga Super Merah (Hylocereus Costaricensis) Terhadap Kualitas Nata De Coco Yang Dihasilkan Hamka -; Sri Amanah; Marwati; Eva Nurmarini
Poltanesa Vol 22 No 1 (2021): Juni 2021
Publisher : P2M Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (223.864 KB) | DOI: 10.51967/tanesa.v22i1.459

Abstract

Tanaman kelapa merupakan salah satu tanaman perkebunan yang memiliki manfaat besar bagi kehidupan manusia yang saat ini belum dimanfaatkan secara optimal. Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas komoditi kelapa yaitu dengan memanfaatkan air kelapa sebagai bahan baku pembuatan Nata de Coco yang ditambahkan daging buah naga super merah sebagai pewarna alami. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL), dengan 3 kali ulangan untuk penambahan daging buah naga dengan konsentrasi 0%, 15%, 30%, dan 45% pada pembuatan Nata de Coco tersebut. Parameter yang diuji adalah uji ketebalan, uji derajat keasaman (pH) dan uji organoleptik terhadap warna, aroma, rasa, dan tekstur. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan nyata terhadap nilai pH, ketebalan, serat kasar dan uji organoleptik terhadap aroma, rasa serta tekstur. Penambahan daging buah naga super merah 10% mendekati control (tanpa penambahan daging buah super merah, 0%) dengan nilai pH 3,65; ketebalan 0,48 cm; kadar serat 6,11% dan nilai organoleptik warna (agak suka), aroma (agak suka), rasa (suka) dan tekstur (suka).
Penambahan Daging Ayam pada Pembuatan Abon Ampas Kelapa (Cocos Nucifera L.) Hamka; Asmina Sunriyani Raten; Marwati; Eva Nurmarini; Heriad Daud Salusu; Husmul Beze; Yulianto
Poltanesa Vol 22 No 2 (2021): Desember 2021
Publisher : P2M Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (278.599 KB) | DOI: 10.51967/tanesa.v22i2.899

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik kimia berupa uji kadar air, kadar abu, kadar protein, kadar lemak dan karbohidrat dan organoleptik tingkat kesukaan panelis terhadap warna, aroma, rasa dan tekstur dari abon ampas kelapa yang ditambahkan daging ayam.Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan penambahan ampas kelapa dan daging ayam yang terdiri dari 4 perlakuan dan setiap perlakuan di ulang sebanyak 3 (tiga) kali. Parameter yang diamati pada penelitian ini adalah Uji kadar air, kadar abu, kadar protein, kadar lemak, karbohidrat dan organoleptik yang terdiri dari warna, aroma, rasa dan tekstur. Adapun perlakuan pembuatan abon ampas kelapa yakni perlakuan ampas kelapa 0 gram dan daging ayam 350 gram, ampas kelapa 100 gram daging 250 gram, ampas kelapa 200 gram daging ayam 150 gram dan ampas kelapa 300 gram daging ayam 50 gram. Hasil penelitian menunjukan Hasil uji kimia pembuatan abon menggunakan ampas kelapa sebagai bahan pengisi memiliki kandungan air yang tinggi pada perlakuan dengan daging ayam 350 gram dan ampas kelapa 0 gram dengan nilai kadar air 13.07% tidak sesuai syarat mutu SNI abon. Kadar abu dan kadar lemak yang tertinggi pada perlakuan dengan daging ayam 50 gram dan ampas kelapa 300 gram dengan nilai 2.79% dan 40,64%. sementara kadar protein dan karbohidrat yang tertinggi pada perlakuan dengan daging ayam 0 gram dan ampas kelapa 350 gram dengan nilai rata-rata 25.63% dan 47,97%. Hasil uji organoleptik terhadap pembuatan abon menggunakan ampas kelapa sebagai bahan pengisi dengan penambahan daging ayam memperlihatkan bahwa warna, aroma, rasa dan tekstur terhadap kesukaan panelis menunjukan angka suka yaitu dengan rata - rata nilai tertinggi pada perlakuan dengan daging ayam 150 gram dan ampas kelapa 200 gram dengan nilai rata-rata 3.61(suka), aroma 3.80 (suka), rasa 3.67(suka) dan pada tekstur 3.85(suka).
SENSORY RESPONSE OF WET NOODLES WITH SUBSTITUTION OF SUPER RED DRAGON FRUIT (Hylocereus costaricensis) PEEL Yuliani Yuliani; Alberth Parlindungan; Marwati Marwati; Krishna Purnawan Candra
AGROINTEK Vol 15, No 2 (2021)
Publisher : Agroindustrial Technology, University of Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/agrointek.v15i2.7275

Abstract

Innovation in increasing the wet noodles performance was conducted by substituting super red dragon fruit (pitaya) peel (DFP) puree to get DFP wet noodles that have red color and rich in fiber. Wheat flour (WF) was substituted with super red DFP puree in a portion of 0-20%. A single factor experiment arranged in Completely Randomized Design with four replications for each treatment was conducted. Hedonic and quality hedonic properties for color, aroma, texture, and taste were determined. Data were analyzed by the Friedman test continued by the Wilcoxon Sign Rank test. The DFP wet noodle with DFP puree substitution of 10% gave the best hedonic sensory response for overall acceptability with the properties of like for color, texture, and taste, but rather like for aroma. The DFP wet noodles have hedonic quality properties of a light reddish color, slightly scented of dragon fruit peel with a texture of rather hard and rather taste of DFP. The fiber content of the DFP wet noodles was 0.135 ± 0.003%.
Reduksi Aflatoksin B (AFB ) dengan Perebusan dalam Larutan Kapur pada Pembuatan Enting-Enting Marwati Marwati; Endang S. Rahayu; Retno Indrati
agriTECH Vol 28, No 4 (2008)
Publisher : Faculty of Agricultural Technology, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (439.823 KB) | DOI: 10.22146/agritech.9788

Abstract

Aflatoxin is a toxin produced by Aspergillus flavus and Aspergilus paraciticus found on most grains like peanut and itsproducts. Enting-enting is one of food product basically made from peanuts. Previous survey stated that enting-enting has high enough aflatoxin content until 144 ppb which is more than allowable limit 20 ppb. This study aimed to know the decrease of aflatoxin on production of enting-enting which the process had been modified in to 0 %; 0.5 %, 1.5% and 2.5 % lime solutions and was combined with 0, 10, 15, and 20 minutes boiling time. These combinations were utilized to reduce and identify AFB  reduction on a raw peanut. Peanuts was inoculated with A. flavus FNCC 6109 (as 1aflatoxin producer) prior using for enting-enting processing. The aflatoxin content was measured by ELISA method(Enzyme Linked Immuno Sorbent Assay). The results of this research showed that modification of enting-enting produc-tion utilizing 0.5 % lime solution combined with 20 minutes boiling time was able to reduce aflatoxin 47.8 % , 41.4 % and 17.07 % after boiling, roasting and removing inner skin off respectively. These total reduction of 73.96 % AFBwere not able to change the flavor.ABSTRAKAflatoksin merupakan toksin yang dihasilkan oleh Aspergillus flavus dan Aspergillus parasiticus yang banyak terda-pat pada biji-bijan seperti kacang tanah dan produknya. Enting-enting merupakan salah satu produk makanan yang berbasis kacang tanah. Berdasarkan hasil survei enting-enting memiliki kandungan aflatoksin B  (AFB ) cukup tinggi 11diatas yang diperbolehkan badan POM (20 ppb) yaitu 144 ppb. Penelitian ini dimaksudkan untuk mempelajari penu-runan aflatoksin pada pengolahan enting-enting yang dimodifikasi proses pembuatannya dengan penggunaan larutankapur (0 %; 0,5 %; 1,5 % dan 2,5 %) yang dikombinasi dengan lama perebusan (0, 10, 15, dan 20 menit) dengan tujuan untuk mereduksi cemaran AFB  pada bahan dasar dan mengidentifikasi reduksi AFB  pada setiap tahapan pengolahan yang berpotensi menurunkan cemaran AFB . Kacang tanah yang digunakan untuk pengolahan enting-enting pada penelitian ini terlebih dahulu dicemari dengan Aspergillis flavus FNCC 6109.  Kadar aflatoksin diukurdengan menggunakan metode ELISA (Enzyme Linked Immuno Sorbent Assay). Hasil penelitian menunjukkan bahwamodifikasi pengolahan enting-enting dengan penggunaan kapur konsentrasi 0,5 % dikombinasikan dengan lama perebusan 20  menit pada perebusan larutan kapur mampu mereduksi AFB  47,8 % diikuti dengan penyangraian 41,4% 1dan penghilangan kulit ari 17,07 %, dengan total penurunan 73,96 % dan tetap mempertahankan cita rasa.
Pengaruh Lama Fermentasi Terhadap Mutu Biji Kakao (Theobroma cacao L) yang dihasilkan Petani Kakao Di Teluk Kedondong Bayur Samarinda Marwati -
PROSIDING SEMINAR KIMIA SEMINAR NASIONAL KIMIA 2013
Publisher : PROSIDING SEMINAR KIMIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Cocoa is one of the plantation commodity whose have role in the national economy, particularly as a provider of employment and sources of income for the government. In addition, The cacao bean is also improved the incomes of cocoa farmers especially to cocoa farmer at Teluk Kedondong Bayur, Samarinda. Cocoa production in Indonesia increased significantly, but the quality of the resulting is very low. The purpose of this study to determine how long fermentation time to produce good quality of cocoa beans.Single factor experiment in completely randomized design (CRD) with three replications times used in this study. The factor variation is length of fermentation which consists of seven standards: no fermentation, 1 day, 2 days, 3 days, 4 days, 5 days, and 6 days. Data were analyzed using analysis of variance (ANOVA) with F test, if there is a real difference it will be followed by Least Significant Difference Test (BNT) with level of 5%. Result of the experiment showed that treatment with long fermentation gave significantly effect on moisture content, pH, fat content, number of seeds per 100 grams, not fermented beans levels, levels of seed germination and yield. Based on the results of testing of dry beans, the best quality treatment withfermentation time is 5 days.
KAJIAN SIFAT KIMIA DAN RENDEMEN DARI TEPUNG BIJI CEMPEDAK (Artocarpus integer (Thunb.) Merr.) DENGAN PENGERINGAN YANG BERBEDA Marwati -
PROSIDING SEMINAR KIMIA SEMINAR NASIONAL KIMIA 2014
Publisher : PROSIDING SEMINAR KIMIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Cempedak adalah salah satu tanaman khas Kalimantan Timu r yang bersifat mu ltiguna. Hampir semua komponen pada buah dapat dimanfaat kan termasuk biji cempedak. Biji dari buah cempedak memiliki kandungan hampir sama dengan beberapa bah an baku yang dapat dibuat tepung sehingga biji cempedak memungkinkan untuk dio lah menjad i tepung. Dalam pembuatan tepung dari biji cempedak, lama pengeringan saat pengolahan sangat berpengaruh terhadap kualitas tepung yang dihasilkan terutama dari segi sifat kimianya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh lama pengeringan dan berapa lama pengeringan yang paling baik dalam pengolahan tepung biji cempedak yang dihasilkan. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RA L) Tungg al dengan lima perlakuan dan setiap perlakuan diulang sebanyak enam kali. Perlakuan pertama yaitu pengeringan selama 5 jam, 7 jam, 9 jam, 11 jam dan selama 13 jam. Setiap perlakuan diulang sebanyak 6 kali. Data yang diperoleh di analisa dengan sidik ragam (Anova) dan Uji Beda Nyata j r (BN ) pada taraf α 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Waktu pengeringan yang berbeda pada pengolahan tepung biji cempedak berpengaruh terhadap kadar air, kadar abu, protein dan rendemen yang dihasilkan. Tepung biji cempedak yang terbaik berdasarkan standar mutu SNI-01-3751-2006 tepung terigu diperoleh dari perlakuan pengeringan selama 5 jam pada suhu 70 o C dengan nilai kadar air 13,85%, kadar abu 0,63%, protein12,81% dan rendemen 33,06%.