Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

Analisis Fitokimia dan Aktivitas Antioksidan pada Kulit Buah Jengkol (Pithecellobium Jiringga) Wartono; Mazmir; Farida Aryani
Poltanesa Vol 22 No 1 (2021): Juni 2021
Publisher : P2M Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (466.523 KB) | DOI: 10.51967/tanesa.v22i1.472

Abstract

Kulit buah jengkol merupakan limbah yang biasanya berada di tempat-tempat seperti pasar tradisional yang sampai saat ini belum ada pemanfaatannya secara khusus. Oleh karena itu diperlukan penelitian untuk mengetahui manfaat dan kandungan-kandungan dari limbah kulit buah jengkol tersebut. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kandungan fitokimia dan aktivitas antioksidan pada kulit buah jengkol (Pithecellobium jiringga). Kulit jengkol diekstraksi dengan metode maserasi menggunakan etanol pada suhu kamar, kemudian dilakukan pemekatan ekstrak menggunakan vacuum rotary evaporator sehingga diperoleh ekstrak kasar. Analisis fitokimia dilakukan untuk mengidentifikasi golongan senyawa metabolit sekunder yang meliputi flavonoid, alkaloid, tanin, saponin triterpenoid dan steroid. Untuk mengetahui aktivitas antioksidan dilakukan dengan variasi konsentrasi 3.12; 6.25; 12.5; 25; 50 ppm untuk menghitung nilai IC50 yaitu konsentrasi contoh uji yang mampu menghambat 50% radikal bebas dimana DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhidrazyl) digunakan sebagai radikal bebas. Hasil penelitian menunjukkan kulit buah jengkol memiliki kandungan fitokimia yaitu saponin, flavonoid, tanin, triterpenoid, alkaloid dan memiliki aktivitas antioksidan yang tergolong kategori kuat dengan nilai IC50 29.24 ppm. Sebagai kontrol positif digunakan Ascorbic Acid dengan nilai IC50 2.8 ppm.
Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Bandotan (Ageratum Conyzoides Lin) Terhadap Escherichia Coli, Propionibacterium Acnes, dan Streptococcus Sobrinus Farida Aryani; Wartomo; Nur Maulida Sari; Misnah Wati; Fikri Hernandi; Erna Rositah
Poltanesa Vol 22 No 2 (2021): Desember 2021
Publisher : P2M Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (254.117 KB) | DOI: 10.51967/tanesa.v22i2.891

Abstract

Daun bandotan (Ageratum conyzoides Lin) merupakan salah satu tanaman yang digunakan sebagai obat tradisional daun bandotan mempunyai berbagai khasiat, salah satunya sebagai antibakteri Tujuan penelitian ini adalah mengetahui efek antibakteri ekstrak daun bandotan terhadap pertumbuhan bakteri Propionumbacterium acnes, Escherichia coli, dan Streptococcus mutan. Simplisia daun bandotan diekstrak menggunakan etanol pada suhu kamar, kemudian dilakukan pemekatan ekstrak menggunakan vacuum rotary evaporator sehingga diperoleh ekstrak kasar. Analisis fitokimia dilakukan untuk mengidentifikasi golongan senyawa metabolit sekunder yang meliputi flavonoid, alkaloid, tanin, saponin terpenoid dan steroid. Pengujian aktivitas antibakteri menggunakan metode difusi sumuran dengan konsentrasi 100, 200, 400, dan 600 µg/well untuk mengetahui Konsentrasi Hambat Minimum. Chlorampenicol digunakan sebagai kontrol positif dan aseton sebagai kontrol negatif. Hasil penelitian dinyatakan bahwa ekstrak daun bandotan mengandung senyawa metabolit sekunder yaitu flavonoid, saponin, tannin, dan steroid. Sedang alkaloid dan terpenoid tidak terdeteksi. Hasil pengujian aktivitas antibakteri eksrak etanol daun bandotan berpotensi sebagai bahan antibakteri dengan KHM pada E.coli antara100-200 µg/well dan pada P. acne dan S. Sobrinus di bawah 100 µg/well.
Studi Pembuatan Dodol dengan Konsentrasi Penambahan Salak (Salacca Zalacca) yang Berbeda Iin Mardiani; Farida Aryani; Muh. Yamin; Anis Syauqi
Poltanesa Vol 22 No 2 (2021): Desember 2021
Publisher : P2M Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (451.993 KB) | DOI: 10.51967/tanesa.v22i2.896

Abstract

Salak adalah sejenis palma dengan buah yang biasa dimakan, salak termasuk buah yang mudah didapat nyaris sepanjang musim di Indonesia. Nilai ekonomis dari buah salak dapat ditingkatkan dengan mengolahnya menjadi sebuah produk seperti dodol. Dodol termasuk pangan semi basah karena mengandung kadar air 20%. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu perhitungan rata-rata dengan 1 faktor yaitu varian, yang terdiri dari 3 perlakuan dan 3 kali ulangan. Perlakuan 1 yaitu menggunakan 750 g salak dan 250 g tepung beras ketan, perlakuan 2 menggunakan 500 g salak dan 500 g tepung beras ketan, dan perlakuan ke 3 menggunakan 250 g salak dan 750 g tepung beras ketan. Pada penelitian ini dilakukan pengujian kadar air, kadar abu, uji vitamin C dan uji organoleptik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa didapat rata-rata dari ketiga perlakuan yang terbaik pada uji organoleptik rasa yaitu P3 (250 g salak dan tepung beras ketan 750 g) sebesar 3,60 (agak suka), pada aroma yang terbaik yaitu P3 (salak 250 g dan tepung beras ketan 750 g) sebesar 3,44 (agak suka), yang terbaik pada tekstur yaitu P3 (salak 250 g dan tepung beras ketan 750 g) sebesar 3,51 (agak suka) dan yang terbaik pada warna yaitu P1 (salak 750 g dan tepung beras ketan 250 g) sebesar 3,59 (agak suka). Pada kadar air terbaik pada dodol salak yaitu P3 (250 g salak dan 750 g tepung beras ketan) sebesar 17,75% maka sesuai dengan SNI kadar air dodol yaitu 20%. Kadar abu yang terbaik pada dodol salak yaitu P3 (250 g salak dan 750 g tepung beras ketan) sebesar 0,56%, maka sesuai dengan SNI kadar abu dodol yaitu 1,5% dan kadar vitamin C yang terbaik yaitu pada P1 (750 g salak dan 250 g tepung beras ketan) sebesar 3,43 mg/100 g.
Pemanfaatan Tepung Ampas Kelapa Menjadi Produk Olahan Bernilai Jual untuk Meningkatkan Pendapatan Masyarakat Sungai Raden Kelurahan Handil Baru Kecamatan Samboja Muhammad Munir Rendi Prastia; Noorcahyati; Farida Aryani
Poltanesa Vol 22 No 2 (2021): Desember 2021
Publisher : P2M Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (865.271 KB) | DOI: 10.51967/tanesa.v22i2.898

Abstract

Sungai Raden merupakan salah satu wilayah yang berada di Kelurahan Handil Baru Kecamatan Samboja Kabupaten Kutai Kartanegara. Di daerah ini terdapat usaha perkebunan kelapa dalam hamparan yang cukup luas. Produk olahan kelapa dari perkebunan di Sungai Raden menghasilkan limbah ampas kelapa yang belum dimanfaatkan secara optimal. Limbah ampas kelapa memiliki kandungan serat pangan yang masih dapat digunakan sebagai produk olahan pangan yang potensial. Produk-produk yang dapat dikembangkan dengan memanfaatkan ampas kelapa adalah kerupuk, kue kering, dan abon ampas kelapa. Program Pengembangan Masyarakat (PPM) ini dilakukan pada bulan April 2021 dengan peserta sejumlah 10 orang. Metode yang dilakukan adalah penyampaian materi tentang kelapa, manfaat ampas kelapa, dan pemasaran produk serta dilanjutkan dengan pembuatan produk olahan dari ampas kelapa yaitu kerupuk, kue kering, dan abon. Secara umum pelatihan berjalan lancar. Hasil dari program ini adalah pemanfaatan limbah industri Virgin Coconut Oil (VCO) yang berupa ampas kelapa menjadi produk olahan yang memiliki nilai jual. Adanya peningkatan pengetahuan dan keterampilan masyarakat Sungai Raden dalam mengolah limbah industri VCO menjadi produk olahan yang bernilai jual dapat menjadi nilai tambah alternatif usaha bagi masyarakat setempat.
Aplikasi Metode Aktivasi Fisika dan Aktivasi Kimia pada Pembuatan Arang Aktif dari Tempurung Kelapa (Cocos nucifera L) Farida Aryani
Indonesian Journal of Laboratory Vol 1 No 2 Tahun 2019
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/ijl.v1i2.44743

Abstract

Kebutuhan arang aktif di Indonesia semakin meningkat, seiring dengan kemajuan teknologi dan industri  di tanah air. Kebutuhan yang meningkat ini harus didukung pula oleh peneliti dan pengusaha yang berkecimpung dibidang arang aktif agar dapat memproduksi arang aktif yang bermutu baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Dalam rangka mengembangkan metode pembuatan arang aktif dilaboratorium maka dilakukan penelitian pembuatan arang aktif dengan menggunakan dua metode aktivasi  yaitu metode aktivaasi fisika dan metode aktivasi kimia.  Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui evektivitas dari metode aktivasi fisika dan kimia pada pembuatan arang aktif tempurung kelapa.  Aktivasi fisika dilakukan dengan pembakaran pada suhu 500° C selama 4 jam, sedang aktivasi kimia dilakukan dengan melakukan perendaman menggunakan larutan NaOH 0,2 N selama 18 jam.  Pengujian kualitas mengacu pada SNI 06-3730-1995 tentang syarat mutu dan pengujian arang aktif.  Hasil Analisis arang aktif metode aktifasi fisika diperoleh rendemen sebesar 86.7%, kadar abu 8,46%, kadar air 6,0%, kadar zat mudah menguap 37,12%, dan daya serap iodium sebesar 555,32mg/g. Metode aktifasi kimia menghasilkan rendemen sebesar 63,7%, kadar abu 0,75%, kadar air 3,6%, kadar zat mudah menguap 35,06%, dan daya serap iodium sebesar 317,25mg/g.
Aplikasi Minyak Atsiri Daun Jeruk Purut (Citrus Hystrix) Sebagai Active Agent Dalam Pembuatan Edible Coating Berbasis Tepung Agar Pada Produk Bakso Sapi Farida Aryani; Nur Maulida Sari; Andi Lisnawati
Poltanesa Vol 23 No 1 (2022): Juni 2022
Publisher : P2M Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (684.823 KB) | DOI: 10.51967/tanesa.v23i1.942

Abstract

Kesadaran masyarakat akan penggunaan bahan tambahan makanan alami berdampak baik bagi pengembangan penggunaan minyak atsiri sebagai salah satu alternatif sebagai bahan pengawet makanan. Salah satu minyak atsiri yang memiliki potensi sebagai antibakteri adalah minyak atsiri yang berasal dari daun jeruk purut (Citrus hystrix). Minyak atsiri dari daun jeruk purut dapat ditambahkan sebagai active agent dalam pembuatan coating pada produk bakso sapi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh beberapa konsentrasi minyak atsiri daun jeruk purut yang paling efektif untuk digunakan pada pembuatan edible coating yang dapat memperpanjang masa simpan produk bakso sapi dan tingkat kesukaan panelis terhadap produk bakso sapi dengan adanya penambahan konsentrasi yang berbeda. Tahapan penelitian diawali dengan proses pengambilan sampel bahan baku pembuatan minyak atsiri daun jeruk purut, lalu dilanjutkan dengan proses penyulingan dengan menggunakan metode uap dan air (water steam distillation), lalu kemudian dilakukan proses pemisahan minyak. Pembuatan edible coating menggunakan tepung agar dengan minyak atsiri daun jeruk sebagai active agent dilakukan dalam beberapa konsentrasi yaitu 0.1% ; 0,3% ; dan 0,5%. Bakso yang disimpan pada suhu 25oC selama 2 hari telah mengalami kerusakan berdasarkan nilai pH dan total mikroba. Sedangkan pada suhu 12 оC sampai hari ke-12 dan suhu 4 oC sampai hari ke 19 bakso yang ditambah minyak atsiri jeruk purut masih baik berdasarkan pH dan total mikroba. Bakso yang dihasilkan disukai panelis dengan sifat sensorik terhadap warna, dan tekstur, kecuali pada rasa dan aroma hanya disukai bakso dengan konsentrasi 0 dan 1% kandungan minyak atsiri jeruk purut pada edible coating bakso. Edible coating pada bakso dengan penambahan bahan anti bakteri dari minyak atsiri jeruk purut memiliki fungsi sebagai bahan antibakteri yang baik. Secara keseluruhan, penelitian ini menghasilkan paket teknologi tepat guna dalam optimalisasi potensi minyak atsiri jeruk purut sebagai upaya inovatif dalam pengembangan Ipteks pengemasan pangan yang aman dan ramah lingkungan, khususnya pada pengemasan bakso.
Penyulingan Minyak Kayu Putih (Melaleuca cajuputi) dengan Suhu yang Berbeda Farida Aryani
Buletin Loupe Vol 16 No 02 (2020): Edisi Desember 2020
Publisher : Jurusan Teknologi Pertanian Politeknik Pertanian Negeri Samarinda Kampus Sei Keledang Jalan Samratulangi, Kotak Pos 192 Samarinda 75123

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (573.634 KB) | DOI: 10.51967/buletinloupe.v16i02.255

Abstract

Melaleuca cajuputi merupakan salah satu tumbuhan penghasil minyak atsiri. Sejak jaman dahulu minyak kayu putih digunakan sebagai obat tradisional, karena baunya yang khas minyak kayu putih digunakan juga sebagai bahan pembuat aroma terapi untuk relaksasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui rendemen dan kualitas minyak kayu putih berdasarkan perbedaan suhu penyulingan. Penyulingan menggunakan alat berupa ketel dengan menggunakan metode penyulingan uap dan air dengan menggunakan perbedaan suhu yaitu 150°C dan 200°C. Selanjutnya dilakukan penghitungan rendemen dan pengujian kualitas yang meliputi Spesific Gravity, indeks bias, dan analisis kandungan senyawa kimia menggunakan GC-MS. Hasil penelitian menggunakan suhu penyulingan 150°C diperoleh rendemen sebesar 1.99%, spesific grafity 0.9038, indeks bias 1.464,dan analisis GC-MS untuk senyawa aktif 1.8 cineol memiliki 54.56% area. Sedangkan penyulingan pada suhu 200°C memperoleh rendemen sebesar 1.68%, spesific grafity 0.9088, indeks bias 1.465, dan senyawa aktif 1.8 Sineol sebesar 53.67 % area.
Pengujian Aktivitas Antioksidan Ekstrak Daun Ulin (Eusideroxylon zwageri) dengan Menggunakan Metode DPPH Farida Aryani
Buletin Loupe Vol 17 No 01 (2021): Edisi Juni 2021
Publisher : Jurusan Teknologi Pertanian Politeknik Pertanian Negeri Samarinda Kampus Sei Keledang Jalan Samratulangi, Kotak Pos 192 Samarinda 75123

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (693.74 KB) | DOI: 10.51967/buletinloupe.v17i01.480

Abstract

Antioxidants are electron-donating compounds or reductants, these compounds have small molecular weights, but can deactivate the development of oxidation reactions by preventing the formation of free radicals. One of the plants that have potential as natural antioxidants is the Ulin leaf (Eusideroxylon zwageri). This study aims to determine the antioxidant activity of the extracts of young and old leaves of Ulin plants against DPPH radicals (1, 1-diphenyl-1-picrylhydrazyl) using a UV-Vis Spectrophotometer. Both young and old leaves were extracted using methanol at room temperature then concentrated using a vacuum rotary evaporator to obtain a crude extract. Phytochemical analysis was conducted to identify the secondary metabolite compounds which include flavonoids, alkaloids, tannins, terpenoid saponins, and steroids. To determine the antioxidant activity, the test was carried out with series concentrations aimed at calculating the IC50 value, the concentration at which the test sample was able to inhibit 50% of the free radical DPPH The phytochemical analysis showed that young and old leaves contained the same phytochemical content, specifically Flavonoids, Tannins, Saponins, terpenoids, while Alkaloids and steroids were not detected. The antioxidant activity test showed that the IC50 value of young leaves, old leaves, and Ascorbic acid as the positive control were 22.93 ppm, 13.31 ppm, and 7.08 ppm consecutively. This result shows that Ulin leaves are in a strong category because both young and old leaves have an IC50 value of less than 100 ppm.
Sifat Kimia dan Organoleptik Abon Rebung (Dendrocalamus asper Sp.) dengan Penambahan Daging Ayam Farida Aryani
Buletin Loupe Vol 17 No 02 (2021): Edisi Desember 2021
Publisher : Jurusan Teknologi Pertanian Politeknik Pertanian Negeri Samarinda Kampus Sei Keledang Jalan Samratulangi, Kotak Pos 192 Samarinda 75123

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (601.26 KB) | DOI: 10.51967/buletinloupe.v17i02.875

Abstract

Rebung (Dendrocalamus asper Sp.) digolongkan dalam jenis sayuran karena memiliki banyak kandungan yang bermanfaat bagi kesehatan. Rebung biasa digunakan sebagai bahan masakan sayuran. Peningkatan konsumsi masyarakat terhadap rebung dapat dilakukan dengan diversifikasi rebung menjadi makanan kaya serat yaitu abon rebung. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perbandingan ukuran bahan serta perbedaan komposisi antara rebung dan daging ayam terhadap kadar air, kadar abu kadar protein dan kadar serat serta organoleptik warna, aroma, rasa dan tekstur dari abon yang dihasilkan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah perhitungan rancangan acak lengkap dan jika perlakuan signifikan maka akan dilanjutkan dengan uji BNJ (Beda Nyata Jujur). Pada penelitian ini menggunakan 2 faktor perlakuan perbandingan ukuran rebung yaitu diblender dan dicincang serta perbedaan komposisi antara rebung dan daging ayam dengan 4 perlakuan dan 3 kali pengulangan, maka unit percobaan pada penelitian ini berjumlah 12 unit percobaan. Parameter yang diamati adalah kadar air, kadar abu, kadar protein, kadar serat dan organoleptik. Berdasarkan analisis sidik ragam, hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan perbedaan ukuran bahan dan perlakuan variasi daging ayam memberikan pengaruh berbeda nyata terhadap kadar air, kadar abu, kadar protein, kadar serat, uji organoleptik rasa dan tektur abon rebung, namun tidak memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap warna dan aroma abon yang dihasilkan.
Penapisan Fitokimia Limbah Padat Penyulingan Minyak Nilam (Pogestemon heyneatus) Farida Aryani; Nur Maulida Sari; Anis Syauqi; Periani Paurru; Ahmad Zamroni
Jurnal Loupe Vol 18 No 02 (2022): Edisi Desember 2022
Publisher : Jurusan Teknologi Pertanian Politeknik Pertanian Negeri Samarinda Kampus Sei Keledang Jalan Samratulangi, Kotak Pos 192 Samarinda 75123

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51967/buletinloupe.v18i02.1889

Abstract

Tanaman Nilam (Pogostemon cablin Benth) merupakan salah satu jenis tanaman penghasil minyak atsiri. Seiring meningkatnya produksi minyak nilam, kuantitas limbah nilam pada industri penyulingan minyak nilam pun semakin banyak. Besarnya volume limbah hasil penyulingan minyak nilam seringkali menjadi masalah bagi pihak industri usaha penyulingan sendiri maupun lingkungan masyarakat di sekitarnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komponen senyawa metabolit sekunder yang masih terkandung dalam limbah penyulingan minyak nilam. Ekstraksi senyawa metabolit sekunder dilakukan dengan menggunakan pelarut etanol 95 % selama 48 jam. Analisis fitokimia dilakukan secara kualitatif dengan metode kolorimetri untuk menguji kandungan senyawa alkaloid, flavonoid, tanin, saponin dan steroid dalam residu penyulingan minyak nilam. Hasil pengujian menunjukkan bahwa ekstrak nilam dari limbah penyulingan mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, tanin, saponin dan steroid. Hal ini menunjukkan bahwa komponen senyawa metabolit sekunder yang terkandung dalam daun nilam tidak hilang meskipun telah mengalami proses penyulingan sebelumnya. Hasil penelitian ini dapat menjadi rujukan bagi para peneliti untuk melakukan kajian lebih lanjut mengenai bioaktivitas dari ekstrak limbah padat penyulingan minyak nilam.