Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

KUAT LENTUR PANEL PARTISI DARI LIMBAH STYROFOAM YANG DILAPISI KAWAT LOKET Dewi Sulistyorini
Science Tech: Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Vol 1 No 1 (2015): Februari
Publisher : Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (656.304 KB) | DOI: 10.30738/jst.v1i1.470

Abstract

The room is one element in a building. So, we need a wall or divider as a separator between the room. Partition wall was designed as a temporary partition wall and without the loaded. Building materials  must have some advantages such as light weight, durability, shape can suit the needs, the speed of the construction, low cost and environmental friendly. Such materials like Styrofoam or expanded polysterene (EPS), which is an insulator lightweight material, rigid and made from plastic materials. Partition panel research of styrofoam waste coated wiremesh  is an attempt to determine the potential use of styrofoam waste  as a partition panel that reviewed material from the unit weight and flexural strength. Test specimen for 3 (three) pieces of panels with dimension 80 cm long, 30 cm wide, 1 cm thick, with compression 2 MPa and water-cement factor 0.45. The weight of used cement 250 kg / m3, wiremesh diameter of 0.6 mm with grid 6 mm x 6 mm. The test results obtained average unit weight for panel was 1081.9 kg / m3 and average flexural strength of 0.721 MPa. The pattern of the damage indicated by the curved wiremesh prior to the loading position, and then styrofoam concrete cracks
PERBANDINGAN KAPASITAS KOLOM DENGAN VARIASI BENTUK PENAMPANG (Studi Kasus Struktur Kolom Rumah Susun di Yogyakarta) Tika Yuniva; Dewi Sulistyorini; M. Afif Shulhan
Bangun Rekaprima Vol 8, No 1 (2022): April 2022
Publisher : Politeknik Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (537.23 KB) | DOI: 10.32497/bangunrekaprima.v8i1.3554

Abstract

Kolom merupakan komponen struktur bangunan yang tugas utamanya menyangga beban asksial tekan vertikal. Menurut penelitian terdahulu, kolom dengan sengkang spiral memiliki kinerja terbaik dalam menahan beban dibandingkan kolom dengan sengkang persegi. Namun kenyataannya dilapangan kolom sengkang persegi adalah jenis kolom yang banyak digunakan karena pelaksanaanya mudah dilakukan. Penelitian ini berfokus pada ketiga jenis penampang kolom, yaitu penampang kolom bujur sangkar, lingkaran, dan persegi panjang dan struktur penampang kolom dianalisis berdasar SNI 2847-2019 sebagai Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK). Dimensi kolom bujur sangkar 500 x 500 mm, kolom lingkaran diameter 564 mm dan kolom persegi dimensi 625 x 400 mm. Jumlah tulangan utama dan sengkang semua jenis penampang sama 24D19 dan sengkang D10-100. Hasil analisis selisih kapasitas penampang kolomantara metode SP Coloumn dengan manual dimana kolom lingkaran memiliki selisihøMnsebesar553.839,padakolom bujur sangkar memiliki selisih ø Mn sebesar 477.85, dan pada persegipanjang memiliki perbandingan selisih paling kecil sebesar ø Mn 327.48. Namun, jika dilihat selisih perbandingan pada ø Mn/Mu tidak jauh berbeda pada masing- masing kolom
Pengaruh Pasir Silica Pada Persentase 0%, 50% Dan 100% Terhadap Nilai Kuat Tekan Beton Frengky Bintang Pradana; Dewi Sulistyorini; M. Afif Shulhan
Surya Beton : Jurnal Ilmu Teknik Sipil Vol. 6 No. 2 (2022)
Publisher : Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Purworejo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37729/suryabeton.v6i2.2445

Abstract

Perkembangan pembangunan infrastruktur di Indonesia semakin meningkat, sehingga kebutuhan material konstruksi juga ikut meningkat. Beton sebagai salah satu material konstruksi, memiliki berat sendiri yang cukup besar (2200 kg/m3) sehingga membutuhkan kuat tekan yang tinggi untuk memikul beban rencana dan berat sendiri. Inovasi untuk meningkatkan kuat tekan dilakukan pada penelitian ini dengan cara menambahkan pasir silica sebagai bahan campuran agregat halus dan pengganti pasir biasa pada beton dengan target f’c 25 MPa. Benda uji silinder dengan ukuran 150 x 300 mm dibuat dengan tiga variasi campuran (kontrol, silika 50%, dan silika 100%). Perawatan beton akan dilakukan selama 21 hari dengan cara perendaman pada air normal. Pengujian kuat tekan beton menunjukkan rerata kuat tekan beton normal sebesar 22.99 MPa, beton dengan 50% silika sebesar 26.03 MPa dan beton dengan 100% pasir silica mencapai rata-rata kuat tekan 23.16 Mpa.
Pengaruh Campuran Abu Ampas Tebu Dan Flyash Terhadap Nilai Kuat Tekan Beton Normal Ika Styaningsih; Dewi Sulistyorini; Iskandar Yasin; Adi Sutarto
Surya Beton : Jurnal Ilmu Teknik Sipil Vol. 6 No. 2 (2022)
Publisher : Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Purworejo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37729/suryabeton.v6i2.2446

Abstract

Perkembangan konstruksi di Indonesia semakin meningkat dari tahun ke tahun. Konsekuensi dari hal tersebut adalah meningkatnya kebutuhan semen. Namun, kebutuhan semen yang tinggi tidak diimbangi dengan produksi dalam negeri yang seimbang, sehingga Indonesia masih memerlukan semen impor untuk memenuhi kebutuhan. Hal ini bukanlah hal yang baik dari segi neraca perdagangan, sehingga perlu dicari solusi melalui inovasi bidang konstruksi. Penelitian ini mencoba untuk menekan jumlah kebutuhan semen dengan mengganti sebagian semen dengan fly ash dan abu ampas tebu, dimana kedua material tersebut berdasarkan literatur memiliki sifat pozzolanic. Dengan adanya pennelitian ini diharapkan dapat mengetahui perbandingan nilai kuat tekan beton normal dengan beton dengan campuran abu ampas tebu dan flyash. Benda uji dibuat dalam bentuk silinder 150 mm x 300 mm dengan perawatan beton akan dilakukan selama 28 hari dengan cara perendaman pada air normal. Hasil dari penelitian ini menemukan bahwa berat silinder beton dengan 4 variasi memiliki rata-rata berat 12.43 kg dan rata-rata kuat tekan 20.29 MPa untuk beton normal. Beton dengan 0% abu ampas tebu + 7% flyash menghasilkan kuat tekan rerata 18.51 MPa sementara beton dengan 10% abu ampas tebu + 7% flyash memiliki rata-rata kuat tekan 14.91 MPa. Selanjutnya, rata-rata kuat tekan untuk beton dengan 20% abu ampas tebu + 7% flyash adalah 13.57 MPa.
Perancangan Bangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Tahu (Studi Kasus Industri Tahu di Dusun Janten, Ngestiharjo, Kasihan, Bantul) Azis Fatkhurrohman; Dewi Sulistyorini; Lilik Hendro Widaryanto; Ahmad Mashadi; Yacobus Sunaryo
Surya Beton : Jurnal Ilmu Teknik Sipil Vol. 7 No. 1 (2023)
Publisher : Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Purworejo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Industri tahu merupakan industri UMKM yang banyak tersebar di beberapa Kapanewon di Bantul dan juga menjadi industri rumah tangga. Sebagian besar industri tahu di Kabupaten Bantul tidak memiliki unit pengelolaan limbah sehingga limbah yang dihasilkan dari rumah produksi langsung dibuang ke saluran air dan menyebabkan pencemaran air. Air limbah yang berasal dari limbah industri tahu merupakan salah satu sumber pencemaran air yang menjadi permasalahan di masyarakat. Hal ini disebabkan karena air limbah industri tahu akan mempengaruhi sifat fisik, kimia air yang berpengaruh pada kelangsungan hidup organisme perairan dan bau limbah tahu mengganggu lingkungan setempat. Perancangan ini bertujuan untuk memberikan rancangan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Tahu di Dusun Janten, Kalurahan Ngestiharjo, Kapanewon Kasihan, Kabupaten Bantul. IPAL dirancang secara batch dengan sistem ekualisasi, pengendap awal, anaerobic baffle reactor (ABR), anaerobik filter dan pengendap akhir. Tahap perancangan IPAL meliputi perhitungan dimensi masing-masing unit IPAL, merancang gambar tiap unit. Terdapat beberapa unit pada perancangan IPAL dengan limbah cair sebanyak 16.500 L/hari yaitu: Bak ekualisasi (panjang = 1,75 m, lebar = 1,00 m, tinggi = 2,55 m), Bak pengendap awal (panjang = 2,13 m, lebar = 1,00 m, tinggi = 2,55 m, jumlah kompartemen = 4 ruang), Bak anaerobic baffle reactor (panjang = 3,67 m, lebar = 1,50 m, tinggi = 2,55 m, jumlah kompartemen = 3 ruang), Bak anaerobik filter (panjang = 3,67 m, lebar = 1,50 m, tinggi = 2,55 m, jumlah kompartemen = 3 ruang), Bak pengendap akhir (panjang = 2,13 m, lebar = 1,00 m, tinggi = 2,55 m, jumlah kompartemen = 4 ruang).