Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

Pengembangan Model Economic Production Quantity Mengakomodasi Continue dan Discrete Demand serta Kebijakan Rework Secara Simultan Nurike Oktavia; Henmaidi Henmaidi; Prima Fithri
INVENTORY: Industrial Vocational E-Journal On Agroindustry Vol 1, No 1 (2020): Published in June 2020
Publisher : Politeknik ATI Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52759/inventory.v1i1.18

Abstract

Inventory of finished goods needs to be planned and controlled regularly. Fulfilling customer demand whenever and wherever is the main purpose of the supply. This issue is related to production activities. Many companies use the Economic Production Quantity (EPQ) Model in determining the size of their lot productions. This model is able to show how to minimize total production costs by reducing inventory costs. Customer behavior at PT XYZ makes product delivery divided into 2 types. The first type, finished goods is sent continuously in small amounts called continue demand. The second type, products is sent between certain time intervals in large quantities called discrete demand. Basic EPQ Model’s parameters do not accommodate a system like this. In addition, PT XYZ requires rework for products that do not pass the quality test. Therefore, this research was developed to formulate EPQ model that can accommodate two types of demand, continue and discrete, as well as the existence of rework policy. This study tries to provide another approach in solving the derivation problem using the "Arithmetic-Geometric Mean" method. The results of this study will display a mathematical formulation to find the optimal production cycle time for PT XYZ. Numerical examples are discussed to show practical models.
Model EPQ Multi Item yang Dimodifikasi untuk Dua Permintaan secara Simultan Taufiq Rahman; Jonrinaldi Jonrinaldi; Henmaidi Henmaidi
Jurnal Optimasi Sistem Industri Vol. 16 No. 1 (2017): The Improved JOSI is Published in May 2017
Publisher : The Industrial Engineering Department of Engineering Faculty at Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (652.402 KB) | DOI: 10.25077/josi.v16.n1.p1-9.2017

Abstract

Inventory is one of many factors of the business operation that need to be controlled by industries in order to improve efficiency, enhance productivity, and decrease the holding cost. The holding cost of inventories in supply chain contribute to 20% - 40% of the product value. It can be controlled by applying appropriate inventory model, such as EPQ/Economic Production Quantity and EOQ/Economic Order Quantity. EPQ is an inventory model that used to determine the optimum production lot size with balanced the production setup cost and holding cost. Even the classic EPQ has applied widely in industries, the assumption used by this model differed between the researchers whether it is continuous or discrete demand, because the multi delivery or discrete demand is mostly used by industries. Even so, there are industries that used both continuous and discrete demand simultaneously. Based on previous research, there was an advanced EPQ model that synchronizing both assumptions simultaneously, but it still addressed single item problem. Since almost the industries produced multi item, this model has lack of applicability. Therefore, this research proposed a multi item EPQ Model that synchronizing continuous and discrete demand simultaneously. The solution procedure that used in this proposed model are classical calculus method/differential calculus and simultaneous approach. A numerical example is given to show the effectiveness of the proposed approach based on the data from the literature.
Pengembangan Kapasitas petani dan Kelembagaan di Kawasan Pertanian melalui Pendekatan Pengelolaan Pengetahuan (Knowledge Management) Veronice Veronice; Helmi Helmi; Henmaidi Henmaidi; Ernita Arif
Jurnal Ilmu dan Teknologi Terapan Pertanian Vol 2 No 2 (2018): Journal of Applied Agricultural Science and Technology
Publisher : Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32530/jaast.v2i2.38

Abstract

Kegiatan Pengembangan Kapasitas petani kecil dan kelembagaannya merupakan bagian dari proses penyebaran tahapan inovasi, yang membutuhkan sumber daya yang memadai diperlukan untuk dapat menciptakan inovasi. Sumber daya ini dapat berupa teknologi, dukungan keuangan, pemimpin inovatif, termasuk sumber daya manusia dengan kompetensi yang sesuai. Kondisi ini menjadi ide untuk dieksplorasi dalam penelitian ini, "mengapa inovasi yang diberikan belum sepenuhnya diterapkan oleh petani kecil dan apa yang terjadi dengan pengembangan kapasitas petani kecil dan kelembagaan saat ini"?. Dalam hal ini, pendekatan manajemen pengetahuan dapat berperan dalam mendukung dan mempercepat proses inovasi di bidang pertanian Penelitian ini dilakukan melalui tinjauan jurnal terdahulu, data primer dan sekunder serta studi pendahuluan.Data primer diperoleh melalui informan kunci yang terdiri dari petani, penyuluh, pedagang input, pedagang hasil, tokoh masyarakat dan pejabat pemerintah Data dikumpulkan dari Oktober2015 hingga Juni 2016.Studi pendahuluan ini mengidentifikasi kelompok petani dan kelembagaan penyuluhan di Kecamatan Lembah Gumanti Kabupaten Solok Provinsi Sumatera Barat. Hasil analisis menunjukkan masih banyaknya kelompok petani yang berada pada kelas kelompok tani pemula yaitu di Nagari Alahan Panjang (53 persen), nagari Salimpek (64 persen), nagari Sungai Nanam (61 persen), dan nagari Aie Dingin (62,5 persen) serta jumlah penyuluh yang belum ideal untuk Kecamatan Lembah Gumanti. Berdasarkan temuan di atas, kapasitas petani kecil dan kelembagaandapat terwujud pada peningkatan usaha dan kehidupan petani di kawasan pertanian melalui pendekatan Manajemen Pengetahuan .
Perancangan Model Tingkat Kematangan (Maturity Level) Sistem Manajemen Kinerja Balai Pendidikan Dan Pelatihan Industri Aldi Williya; Alizar Hasan; Henmaidi Henmaidi
Sang Pencerah: Jurnal Ilmiah Universitas Muhammadiyah Buton Vol 8 No 3 (2022): Sang Pencerah: Jurnal Ilmiah Universitas Muhammadiyah Buton
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Muhammadiyah Buton

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (409.934 KB) | DOI: 10.35326/pencerah.v8i3.2442

Abstract

Balai Diklat Industri Padang (BDIP) adalah pusat pendidikan dan pelatihan industri Kementerian Perindustrian, sebagai center of excellence dengan pelatihan vokasi industri dengan sistem 3 in 1 dituntut memiliki tingkat kematangan sistem manajemen kinerja yang baik. Model penilaian kematangan organisasi pemerintah yang sudah ada hanya melakukan penelitian yang terintegrasi kepada teknologi informasi, tidak meninjau sistem manajemen kinerja organisasi secara keseluruhan. Berdasarkan permasalahan tersebut peneliti melakukan penelitian dengan pendekatan kualitatif dengan menggunakan metode grounded theory. Model konseptual dirancang dari berbagai literatur tentang tingkat kematangan yang berisi variabel dan sub variabel penentuan kematangan dan skala penilaian. Pengambilan data menggunakan teknik purposive sampling. Penelitian ini menghasilkan model kematangan yang digunakan untuk penilaian tingkat kematangan sistem manajemen kinerja di BDIP. Faktor yang diukur adalah struktur organisasi, tugas dan fungsi, budaya, e- office, keterbukaan informasi publik, dan SOP kegiatan utama, sistem informasi kepegawaian, perencanaan kebutuhan pegawai, pengembangan kompetensi, kinerja pegawai, kinerja organisasi, penegakan aturan disiplin/ kode etik prilaku, manajemen resiko, manajemen informasi, perencanaan kegiatan, dan sarana prasarana. Hasil penelitian menunjukan tingkat kematangan sistem manajemen kinerja BDIP berada pada level 2 (managed) yang artinya organisasi mampu mendefinisikan kinerja dengan baik namun strategi pencapaian kinerja belum relevan dan masih sebatas pemenuhan.
ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DI ERA NEW NORMAL PADA BIRO PERJALANAN WISATA DI PT. BINTANG JELAJAH WISATA BUKITTINGGI Widya Friyani; Henmaidi Henmaidi
BONANZA : Jurnal Ilmiah Ekonomi, Bisnis dan Keuangan Vol. 2 No. 2 (2022): Agustus
Publisher : Fakultas Ekonomi Universitas Al-Azhar Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54123/bonanza.v2i2.179

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan strategi pemasaran di era new normal pada biro perjalanan wisata di PT. Bintang Jelajah Wisata Bukittinggi melalui analisis SWOT. Penelitian ini adalah penelitian lapangan dengan jenis penelitian kualitatif, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis SWOT. Berdasarkan hasil matriks SWOT untuk alternatif strategi S-O yang dapat digunakan oleh yaitu meningkatkan perkembangan perusahaan, meningkatkan hubungan ikatan baik dengan pelanggan, meningkatkan pendapatan perusahaan, memanfaatkan teknologi untuk melakukan pelayanan pada pelanggan, dan mengembangkan layanan perjalanan wisata di seluruh Indonesia. Untuk alternatif strategi W-O yang dapat digunakan oleh perusahaan meliputi lima alternatif strategi yaitu memaksimalkan pemasaran melalui media cetak, meningkatkan pendapatan koperasi, memanfaatkan teknologi untuk melakukan pelayanan pada pelanggan, mengembangkan usaha yang tidak hanya berfokus pada Sumatera Barat saja, dan membuat SOP kepegawaian. Selanjutnya untuk alternatif strategi S-T yang dapat digunakan oleh perusahaan meliputi lima alternatif strategi yaitu mengembangkan paket perjalanan wisata ke berbagai daerah, membuat peraturan dan SOP penggunaan fasilitas bagi pelanggan, melakukan pembaruan fasilitas kantor seperti komputer dan laptop, meningkatkan promosi yang lebih gencar disemua media untuk meningkatkan pangsa pasar, dan meningkatkan kinerja perusahaan dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Bagi Penelitian lainnya disarankan untuk mengkombinasikan metode lain dalam menganalisis pemasaran selain menggunakan metode analisis SWOT.
Penilaian Maturity Level Sistem Manajemen Kinerja Pendidikan Tinggi Berdasarkan Critical Success Factors Aulia Sri Dharma Nova; Henmaidi Henmaidi; Dicky Fatrias; Irna Ekawati
INVENTORY: Industrial Vocational E-Journal On Agroindustry Vol 3, No 2 (2022): Published in December 2022
Publisher : Politeknik ATI Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52759/inventory.v3i2.93

Abstract

Higher education institution is an organization whose role is to produce professional, qualified and competitive human resources. Thus, it is required to be able to implement a good performance management system by building a common understanding of the goals to be achieved and how they can be achieved, as well as the approaches needed to manage and develop resources to improve individual, team and organizational performance. In order to be able to implement a performance management system effectively, adequate initial information is needed to determine the current level of organizational maturity as a basis for further improvement. In this study, a model of the maturity level of a performance management system was developed which was adapted to the form of higher education organization. The results show that the maturity level of the Polytechnic ATI Padang's performance management system is at level three, which means the organization already has clear and integrated policies and guidelines in carrying out its education and management processes followed by the use of up-to-date technology. The development and management of resources have been identified based on needs, as well as the formation of a participatory culture in most work units. Improved technology infrastructure is needed to enable effective use of data and the development of HR skills and knowledge regarding performance management systems so as to increase awareness of the influence of individual performance on the overall performance of the institution.
ENTREPRENEURSHIP FOR DEVELOPING SMALL AND MEDIUM-SCALE FARMERS IN AGRICULTURAL CLUSTER Silfia Silfia; Helmi Helmi; Melinda Noer; Henmaidi Henmaidi
TRIKONOMIKA Vol 19 No 2 (2020): December Edition
Publisher : Faculty of Economics and Business, University of Pasundan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (653.463 KB) | DOI: 10.23969/trikonomika.v19i2.2580

Abstract

The entrepreneurship possesses the energy to generate innovation and improvement of agricultural clusters. However, it somehow has yet been successful to reach marginalized groups including Small and Medium Enterprises (SMEs) in agricultural clusters. The research questions to be addressed are thus: (1) how public policy at both national and regional levels contribute to entrepreneurship capacity-building in developing agricultural cluster in order to achieve SMEs empowerment. (2) Empiric actuality of entrepreneurship in agricultural cluster development. The research is a qualitative-descriptive research, case study on agricultural cluster at Subdistrict Lembah Gumanti of Solok Regency in the province of West Sumatra. Research result indicates that entrepreneurship policy has indeed yet at its best in the development of SME-based agricultural clusters due to the fact that entrepreneurial policy in agricultural clusters is still dominated by personal/private and corporation-based entrepreneurship.
Analisis Perilaku Pengelolaan Dana Desa Terhadap Pencegahan Fraud Di Kabupaten Pasaman Eka Ardi Putra; Henmaidi
JEMSI (Jurnal Ekonomi, Manajemen, dan Akuntansi) Vol. 9 No. 4 (2023): Agustus 2023
Publisher : Sekretariat Pusat Lembaga Komunitas Informasi Teknologi Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35870/jemsi.v9i4.1388

Abstract

Pencegahan terjadinya penyelewengan dalam pengelolaan keuangan desa merupakan hal penting dalam penyelenggaraan pemerintahan desa. Kurangnya kesadaran aparatur pemerintah desa dalam bertindak memaksimalkan dan mengefisienkan dana desa seringkali dikaitkan dengan permasalahan dalam proses pencegahan kecurangan dalam penggunaan dana desa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sikap, kontrol perilaku, tekanan koersif, tekanan mimetik, tekanan normatif, dan kesadaran diri terhadap keinginan untuk mencegah kecurangan. Sampel penelitian ditentukan dengan menggunakan metode purposive sampling dan diperoleh sebanyak 100 responden yang merupakan aparat pemerintah desa di Pasaman. Data dianalisis menggunakan metode deskriptif kuantitatif kemudian diuji dengan menggunakan model persamaan struktural (SEM)-partial least square (PLS). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sikap, kontrol perilaku persepsi, tekanan koersif, tekanan mimetik, tekanan normatif, dan kesadaran diri, secara konsisten berpengaruh terhadap keinginan untuk mencegah terjadinya kecurangan dalam penggunaan dana desa. Secara konsisten mempengaruhi keinginan untuk mencegah terjadinya kecurangan dalam penggunaan dana desa.
Analisis Hasil Pengembangan Sumber Daya Manusia Melalui Pelatihan pada Kelompok Binaan NGO Human Initiative Sumatera Barat Ahmad Fachri; Rahmat Syahni; Henmaidi Henmaidi
Syntax Literate Jurnal Ilmiah Indonesia
Publisher : Syntax Corporation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (364.832 KB) | DOI: 10.36418/syntax-literate.v6i4.2523

Abstract

Penelitian ini mengkaji tentang pengembangan SDM melalui pelatihan pada kelompok binaan NGO Human Initiative Sumatera Barat. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2020 sampai Agustus 2020 pada 4 kelompok yang dibina oleh Human Initiative. Tujuan penelitian ini adalah: (1) Menganalisis hasil pengembangan sumber daya manusia melalui pelatihan pada kelompok binaan Human Initiative; (2) Menganlisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil pelatihan pada kelompok binaan Human Initiative. Penelitian ini menggunakan metode multi studi kasus. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara menggunakan kuisioner kepada 37 anggota kelompok binaan Human Initiative yang tersebar di 4 kelompok berbasis agribisnis dan industri kreatif. Analisis data yang digunakan adalah pendekatan deskriptif kuantitatif berupa pemberian skor dengan skala likert dan analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hasil pengembangan sumber daya manusia melalui pelatihan masuk dalam kategori sedang. Artinya pelatihan yang diberikan belum berhasil sepenuhnya mencapai keberhasilan dalam pelatihan karena dampak yang diberikan kepada kelompok binaan belum sesuai seperti yang diharapkan. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil pelatihan pada kelompok binaan Human Initiative adalah kesesuian kurikulum pelatihan dan program CSR. Untuk menunjang hasil pelatihan pada kelompok binaan Human Initiative kedepannya diperlukan perancangan kurikulum lebih mantap secara tertulis yang sesuai dengan kondisi peserta, dan manajemen program CSR yang lebih baik.
Transformasi Benih: Optimalisasi Peran Penangkar benih untuk Pembangunan Nagari Berkelanjutan di Sumatera Barat Masruri Masruri; Rika Ampuh Hadiguna; Irfan Suliansyah; Henmaidi Henmaidi
JURNAL TERAPAN PEMERINTAHAN MINANGKABAU Vol 4 No 1 (2024): Januari - Juni 2024
Publisher : Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Kampus Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33701/jtpm.v4i1.4224

Abstract

In the realm of agricultural development, the governance of seed production plays a crucial role in ensuring food security and sustainable rural development. This study delves into the characteristics and challenges encountered by seed breeders in West Sumatra, Indonesia, as they endeavor to improve seed governance for village development. Through a qualitative research approach, insights were gleaned from 25 seed-breeding farmer groups, shedding light on the intricate dynamics of seed production at the grassroots level. The backdrop of this research is framed against the backdrop of global concerns regarding food security and the pivotal role played by local communities in addressing these challenges. West Sumatra, with its rich agricultural heritage and vibrant farming communities, serves as an ideal setting to explore the complexities of seed governance in the context of village development. The findings of this study illuminate the nuanced challenges faced by seed breeders, ranging from financial constraints to resource limitations and pricing pressures. Moreover, it underscores the importance of collaborative efforts involving companies, farmers, and government agencies in devising sustainable solutions to enhance seed governance. By addressing these challenges, not only can the resilience of local farming communities be strengthened, but it also contributes to broader goals of sustainable rural development and food security. This research serves as a timely contribution to the discourse on agricultural governance and underscores the need for concerted efforts at the stakeholder level to achieve tangible progress in village development.