Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search
Journal : Jurnal Ilmiah Farmasi

UJI DISINTEGRASI DAN DISOLUSI TERBANDING TABLET ALOPURINOL GENERIK BERMEREK DAN GENERIK BERLOGO YANG BEREDAR DI PASARAN Bambang Hernawan Nugroho; Yandi Syukri; Anik Ariyani
Jurnal Ilmiah Farmasi Vol. 6 No. 1 (2009)
Publisher : Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRACTAllopurinol is a pyrimidine derivative that effective to normalize levels of uric acid in bloodand urine. Allopurinol is very slightly soluble in water, but it has high permeability (BCS class II) sothat the dissolution is an important determine to express the drug bioavailability. Additional materialdifferences and the production process of each plant can cause differences in the quality of theresulting allopurinol tablets. This study aimed to compare the quality of branded generic andgeneric products allopurinol tablets in the quality of disintegration and dissolution. This study used 5kinds branded generic (A, B, C, D, E) and 5 kinds of generic products (F, G, H, I, J). Disintegrationtest carried out according to USP-NF 32ndedition by the medium of water at 37 ± 2°C. Dissolutiontests conducted according to USP-NF 32ndedition using apparatus 2 (paddle methode), the speedof rotation 75 rpm, in 0.01 N HCl medium at 37 ± 0.5°C. The data obtained compared with therequirements listed in the Indonesia Pharmacopoeia 4thedition and USP-NF 32ndedition, and thenstatistically analyzed by T test at 95% confidence interval. Results of disintegration and dissolutiontests met the requirements in the literature. Statistical test results showed that products haddifferent disintegration and dissolution profile.Keywords: allopurinol, disintegration, dissolution, tablets
KARAKTERISASI DISPERSI PADAT IBUPROFEN-SSG (Sodium Starch Glycolat) DENGAN TEKNIK KNEADING Bambang Hernawan Nugroho; Shinta Dewi; Yandi Syukri
Jurnal Ilmiah Farmasi Vol. 7 No. 1 (2010)
Publisher : Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ibuprofen merupakan Obat Anti Inflamasi Non Steroid (OAINS). Salah satu permasalahan yang dimiliki oleh ibuprofen ialah ibuprofen praktis tidak larut dalam air. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kelarutan ibuprofen dalam sistem dispersi padat dengan teknik kneading. Dispersi padat dengan teknik kneading dan campuran fisik disiapkan dengan perbandingan ibuprofen-Sodium Starch Glycolate (SSG) 1:1, 1:2, 1:3, dan 1:4 b/b. Dispersi padat dengan teknik kneading disiapkan dengan pembuatan pasta menggunakan pelarut air dan etanol 96%, yang kemudian dikeringkan dengan oven pada suhu 500C selama 24 jam. Interaksi dispersi padat dianalisis dengan spektrofotometer inframerah, dan uji disolusi dilakukan dengan metode keranjang dengan medium disolusi berupa dapar fosfat pH 7,2 dengan kecepatan putar 100 rpm pada suhu 37° ± 0,5°C selama 60 menit. Karakterisasi dispersi padat dilakukan berdasarkan uji spektrofotometri inframerah, uji disolusi, dan uji ukuran partikel. Parameter uji disolusi yang digunakan pada penelitian ini adalah Dissolution Efficiency (DE10, DE30, dan DE60). Data yang didapatkan dari uji tersebut dianalisis secara statistik menggunakan one way ANOVA dengan taraf kepercayaan 95%. Hasil uji spektra inframerah menunjukkan bahwa ada pergeseran dalam spektra dari dispersi padat maupun campuran fisik. Hasil tersebut menandakan adanya interaksi antara ibuprofen dan SSG. Hasil uji disolusi menunjukkan bahwa peningkatan jumlah SSG sebagai pembawa dapat menurunkan kelarutan dispersi padat dengan teknik kneading. Untuk campuran fisik, peningkatan jumlah SSG dapat meningkatkan kelarutan sampai level tertentu, dan selanjutnya mengalami penurunan kelarutan. Hasil uji disolusi terbaik diperoleh dari formula campuran fisik 1:1, dengan selisih nilai DE60 sebesar 12,23 dibandingkan dengan ibuprofen murni.
Formulasi dan evaluasi SNEDDS (Self Nanoemulsifying Drug Delivery System) ekstrak daun pepaya (Carica papaya L.) sebagai analgesik Bambang Hernawan Nugroho; Shesanthi Citrariana; Ita Nurma Sari; Reny Nadya Oktari; M Munawwarah
Jurnal Ilmiah Farmasi Vol. 13 No. 2 (2017): Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/jif.vol13.iss2.art5

Abstract

Intisari Latar belakang: SNEDDS dipilih karena dapat meningkatkan absorbsi obat yang memiliki kelarutan rendah didalam air seperti zat aktif yang berasal dari ekstrak tanaman.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk membuat suatu inovasi sediaan obat dengan memanfaatkan sistem penghantaran obat baru yang berupa Self Nanoemulsifiying Drug Delivery System (SNEDDS)menggunakan zat aktif ekstrak daun papaya (Carica Papaya L.) yang berkhasiat sebagai analgesik.Metode: SNEDDS ekstrak daun pepaya Carica Papaya L.) dibuat dengan metode high energy. ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi daun yang telah dikeringkan menggunakan etanol 96% kemudian ekstrak diuapkan dengan rotary evaporator hingga menjadi ekstrak pekat dan ditambahkan kedalam formulasi. Sediaan SNEDDS dibuat 4 formula dengan fase minyak isopropil miristat, surfaktan PEG 400, dan kosurfaktan tween 80 menggunakan teknik high energy. Evaluasi terhadap sediaan berupa ukuran partikel, persen transmitan, dan freeze thawing. Formulasi SNEDDS yang memiliki kesesuaian parameter evaluasi akan dilakukan pengujian terhadap aktivitas analgesiknya secara in vivo menggunakan mencit galur balb-c yang diinduksi asam asetat 1% kemudian hasil uji dibandingkan dengan aktivitas analgesik asam mefenamatHasil: Hasil uji memperlihatkan bahwa semua formula memiliki ukuran partikel <200nm dan persen transmitan >90%. Hasil uji aktivitas analgesik SNEDDS secara in-vivo menunjukan bahwa persen inhibisi nyeri rata-rata SNEDDS ekstrak daun pepaya adalah 94,55%.Kesimpulan: Formula SNEDDS ekstrak daun pepaya dari F4 memenuhi parameter stabilitas yang baik dengan ukuran partikel yang paling kecil yaitu 77,1 nm. Persen inhibisi nyeri dari SNEDDS ekstrak daun papaya pada mencit galur balb-c yang diinduksi asam asetat adalah 94,55%.Kata kunci : SNEDDS, Carica Papaya L., analgesik
Fomulasi self nano emulsifiying drug delivery system (SNEDDS) ekstrak daun karamunting (Rhodomyrtus tomentosa (Ait.) Hassk) Bambang Hernawan Nugroho; Nilam Permata Sari
Jurnal Ilmiah Farmasi Vol. 14 No. 1 (2018): Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/jif.vol14.iss1.art01

Abstract

IntisariLatar Belakang: Salah satu tanaman yang mengandung senyawa flavonoid yaitu daun karamunting. Namun ekstrak daun karamunting memiliki kelarutan yang rendah, sehingga ektrak daun karamunting perlu diformulasikan menjadi sediaan SNEDDS untuk memperbaiki kelarutan.Tujuan : Untuk membuat formulasi sediaan SNEDDS dari ekstrak daun karamunting.Metode: Dalam pembuatan SNEDDS ekstrak daun karamunting dibuat dengan capryol 90 sebagai fase minyak, tween 20 dan tween 80 sebagai surfaktan, dan PEG 400 sebagai co-surfaktan menggunakan teknik low energy. Evaluasi terhadap sediaan berupa ukuran partikel, indeks polidispersitas (IP), potensial zeta, dan % transmitan.Hasil: Pada penelitian ini didapatkan formulasi sediaan SNEDSS ekstrak daun karamunting diambil pada diagram ternary A yang memiliki daerah wilayah lebih luas karena memiliki ukuran partikel < 200 nm, indeks polidispersitas (IP)< 0.7, potensial zeta > 30 mV dan % transmitan 70-100%.Kesimpulan: Hasil evaluasi ukuran partikel dari beberapa formulasi dengan perbandingan surfaktan yaitu tween 20 dan tween 80. Penggunaan tween 20 sebagai surfaktan menghasilkan daerah nanoemulsi yang lebih luas dan ukuran partikel yang lebih kecilKata Kunci: Daun Karamunting, SNEDDS, Capryol 90, Tween 20, PEG 400
UJI STABILITAS DAN UJI IRITASI PRIMER SEDIAAN KOSMETIK MIKROEMULSI VITAMIN C PALMITAT (ASCORBYL PAMITATE) Dimas Adhi Pradana; Bambang Hernawan Nugroho
Jurnal Ilmiah Farmasi Vol. 12 No. 1 (2016): Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

 Abstract Ascorbyl palmitate is a derivative of ascorbic acid which has a more lipophilic propertis. Ascorbic acid as a hydrophilic compound in topical formulation has low penetration through the skin. Ascorbyl palmitate has better penetration through the skin than that of ascorbic acid. Problem of ascorbic acid and its derivatives that it has a low stability in topical formulation. Microemulsion may increase stability of drugs and have better penetration through the skin. Microemulsion has high surfactant concentration in the formula which followed irritation. The aim of this research was to evaluate stability and primary irritation ascorbyl palmitate microemulsion. Ascorbyl palmitate microemulsion was made by low energy process. Physical stability of microemulsion was examined for viscosity, phase separation and homogeneities. Stress testing was also performed to the  drug for hydrolisis (0.1 N HCl, water and 0.1 N NaOH) and oxidation (3% H2O2). Primary irritation test conducted with techniques on rabbits skin patch test. Rabbits were divided into 2 groups on the incision (n = 5) and not in the incision (n=5). Each group consisted of distilled water control, base control and treatment groups with dose variations 0.25 ml / inch, 0.50 ml / inch, 1 ml / inch and 2 ml / inch. Ascorbyl palmitate microemulsion change in colour, viscosity and pH values during storage at temperature of 25°C and of 40°C. The stability of microemulsion, ascorbyl palmitate underwent degradation by route of hydrolysis and by oxidation. Primary irritation index values obtained respectively 1.275, 1.825, 1.875 and 1.350.  Ascorbyl palmitate microemulsion produce irritation index slightly irritating. Keyword:  Ascorbil palmitate, mikroemulsion, stability, surfactan,skin irritation   Intisari Vitamin C memiliki beberapa turunan, antara lain berupa askorbil palmitat yang  memiliki kepolaran yang rendah, salah satu kendala dalam membuat sediaan vitamin C topikal adalah rendahnya stabilitas dan penetrasi ke dalam kulit. Mikroemulsi memiliki keunggulan antara lain mempunyai kestabilan yang baik, serta dapat meningkatkan penetrasi obat ke dalam kulit. Penelitian ini bertujuan mengetahui kestabilan mikroemulsi askorbil palmitat dan tingkat toksisitas dengan mengukur indeks iritasi pada kulit kelinci. Mikroemulsi askorbil palmitat dibuat dengan teknik low energy, dilakukan uji stabilitas fisik meliputi pH, visikositas, pemisahan fase dan homogenitasnya. Uji stabilitas kimia dilakukan dengan prosedur uji hidrolisis (0,1 N HCl, air dan 0,1 N NaOH) dan oksidasi (H2O2 3%). Uji iritasi primer dilakukan dengan teknik uji tempel pada kulit kelinci yang terbagi menjadi 2 kelompok yang di insisi (n=5) dan tidak di insisi (n=5).  Tiap kelompok terdiri dari kontrol akuades, kontrol basis dan perlakuan dengan variasi dosis pengolesan 0,25ml/inci, 0,50 ml/inci, 1 ml/inci dan 2 ml/inci. Hasil stabilitas fisik dari mikroemulsi mengalami perubahan pH, visikositas, warna dan homogenitas. Stabilitas kimia menunjukan askorbil palmitat mengalami degradasi secara hidrolisis dan secara oksidasi. Bedasarkan uji iritasi primer skor eritma dan edema pada kulit yang di insisi lebih besar daripada kulit yang tidak diinsisi, sedangkan berdasarkan dosis pengolesan didapatkan nilai indeks iritasi primer berturut-turut 1,275; 1,825; 1,875 dan 1,350 sehingga dapat disimpulkan sediaan tersebut memiliki indeks iritasi dengan kategori sedikit mengiritasi. Kata kunci : Askorbil palmitat, mikroemulsi, stabilitas, surfaktan, iritasi kulit
Stability studies of mefenamic acid Self-Nanoemulsifying Drug Delivery System (SNEEDS) preparation with oleic acid as the oil phase Yandi Syukri; Septiani Eka Cahyani; Bambang Hernawan Nugroho
Jurnal Ilmiah Farmasi Vol. 16 No. 2 (2020): Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/jif.vol16.iss2.art5

Abstract

AbstractBackground: Mefenamic acid is a non-steroidal anti-inflammatory drug (NSAID) with low solubility in water.Self-Nanoemulsifying Drug Delivery Systems (SNEDDS) play a role to improve the solubility and bioavailabilityof mefenamic acid.Objective: This study aimed to determine the stability of mefenamic acid in SNEDDS formulation throughvarious stability studies.Methods: The stability studies conducted consisted of centrifugation test, heating-cooling cycle test, freezethaw cycle test, robustness to dilution, accelerated storage test, and determination of drug content.Results: The centrifugation test, heating-cooling cycle test, and freeze-thaw cycle test showed no phaseseparation in the samples. The robustness to dilution and accelerated storage test resulted in 2 formulas ofmefenamic acid loaded SNEDDS having good stability with 10% oleic acid, 80% tween 80, 10% PEG 400 and10% oleic acid, 70% tween 80, 20% PEG 400. The determination of drug content in both of these formulationsshowed 98.20 ± 0.04% and 90.98 ± 0.06%.Conclusion: The SNEDDS formulation of mefenamic acid in this study had good stability.Keywords: SNEDDS, mefenamic acid, stability study, oleic acid IntisariLatar belakang: Asam mefenamat merupakan obat anti inflamasi non steroidal (AINS) dengan kelarutan yang rendah di dalam air. Salah satu cara untuk meningkatkan kelarutan dan bioavailabilitas asam mefenamat membuatnya dalam bentuk sediaan Self Nano-Emulsifying Delivery Drug System (SNEDDS)Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menentukan stabilitas SNEDDS asam mefenamat terhadap berbagai studi stabilitas yang dilakukanMetode: Uji stabilitas dilakukan dengan uji sentrifugasi, uji siklus panas-dingin, uji siklus beku-cair, uji ketahanan, uji penyimpanan dipercepat, dan uji kadar.Hasil: Hasil dari evaluasi uji sentrifugasi yaitu tidak terjadi pemisahan, pada uji siklus panas-dingin dan uji siklus beku-cair tetap stabil dan tidak terjadi pemisahan fase. Hasil dari uji ketahanan dan uji penyimpanan dipercepat menunjukkan 2 formula SNEDDS asam mefenamat yang memiliki stabilitas yang baik dengan komponen Asam Oleat 10%, Tween 80 80%, PEG 400 10% dan Asam Oleat 10%, Tween 80 70%, PEG 400 20%. Pada uji kadar diperoleh kadar asam mefenamat selama penyimpanan pada formula diatas adalah 98,20 ± 0,04 % dan 90,98 ± 0,06 %.Kesimpulan: Dapat disimpulkan sediaan SNEDDS asam mefenamat memiliki stabilitas yang baik terhadap berbagai studi stabilitas yang dilakukan.Kata kunci : SNEDDS, asam mefenamat, studi stabilitas, asam oleat
Development innovation of silver nanoparticles used leaves of banana (Musa sapientum) as eco-friendly bioreductor Bambang Hernawan Nugroho; Rika Artikawati; Suparmi Suparmi
Jurnal Ilmiah Farmasi Vol. 17 No. 1 (2021): Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/jif.vol17.iss1.art7

Abstract

 Abstract Background: Silver nanoparticle could be developed by natural reducing agent like Epigallocatechin Gallate (EGCG) of banana leaves (Musa sapientum) as bioreductor in biosynthesis.Objective: This study aimed to examine the formulation and characterization of silver nanoparticles using the combination of banana leaf (M. sapientum) extract containing epigallocatechin gallate (EGCG) for biosynthesis. The biosynthesis of silver nanoparticles is eco-friendly and low energy process.Method: Each formula was added with 500microlitre AgNO3. Identification of nanoparticles was characterized by duration of its discoloration, its absorbance using UV/Vis spectrophotometer and FTIR, its particle size using PSA, and its morphology under TEM.Result: The silver nanoparticle formation need less than 15 minutes. The measurement of its absorbance showed the wavelength of this silver nanoparticles are in the range of 410-480nm. Characterization using FTIR showed a decrease in absorption of the functional -OH group spectrum. This particle has the smallest particle size in value of 57.16 ± 0.40 nm in spherical shape.Conclusion: Nanosilver could be prepared using banana leaf extract using low energy biosynthesis process.Keywords: characterization, nanosilver, banana leaf (M. sapientum) Intisari Latar belakang: Nanopartikel perak dapat dihasilkan melalui bahan pereduksi dari alam yang mengandung  epigallocatechin gallate (EGCG) yang terdapat pada daun pisang (Musa sapientum) sebagai bioreduktor.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk membuat formulasi dan karakterisasi nanopartikel perak menggunakan kombinasi ekstrak daun pisang (M. sapientum) yang mengandung EGCG.Metode: Masing-masing formula ditambahkan dengan 500mikrolitre AgNO3. Kemudian dilakukan Identifikasi dan karakterisasi nanopartikel dengan melihat parameter perubahan warna, spektrofotometri UV-Vis dan FTIR, pengamatan partikel dengan PSA dan pengamatan morfologi partikel dengan TEM.Hasil: Hasil pengamatan menunjukkan bahwa terjadi perubahan warna kurang dari 15 menit setelah pencampuran. Hasil pengukuran pada UV-Vis spektrofotometer memiliki resonasi permukaan plasmon pada daerah 410-480 nm. Karakterisasi menggunakan FTIR menunjukkan penurunan penyerapan spektrum gugus -OH fungsional. Ukuran partikel terkecil yang diperoleh yaitu pada 57,16±0,40 nm dan berbentuk sferis. Kesimpulan: Nanopartikel perak dapat dibuat dengan menggunakan ekstrak daun pisang melalui proses biosintesis rendah energi.Kata kunci: karakterisasi, nanopartikel perak, daun pisang (M. sapientum)