Yanti Mulyanti
Unknown Affiliation

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Trigonometri Berdasarkan Teori Newman Sindi Maharani Mauji; Yanti Mulyanti; Novi Andri Nurcahyono
De Fermat : Jurnal Pendidikan Matematika Vol. 2 No. 2 (2019)
Publisher : Prodi Pendidikan Matematika, FKIP, Universitas Balikpapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (676.674 KB) | DOI: 10.36277/defermat.v2i2.44

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan jenis-jenis kesalahan siswa dan faktor-faktor penyebab kesalahan siswa serta solusi untuk mengatasi kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal trigonometri berdasarkan teori Newman. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif. Tempat dilaksanakan penelitian ini yaitu di SMK Negeri 3 Kota Sukabumi. Pengambilan subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X Busana Butik SMK Negeri 3 Kota Sukabumi yang terdiri enam orang siswa dengan teknik pengambilan subjek secara purposive sampling. Teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan/verivikasi. Setelah data dianalisis kemudian data divalidasi dengan keabsahan datanya dengan menggunakan triangulasi teknik, yaitu dengan membandingkan hasil dari jawaban tes diagnostik siswa pada soal tes dan hasil wawancara pada subjek. Hasil yang didapat dari penelitian ini adalah jenis kesalahan membaca yang dilakukan subjek penelitian pada kesalahan membaca mencapai 3%. Jenis kesalahan pemahaman yang dilakuan oleh subjek mencapai 27%, kesalahan transformasi yang dilakukan subjek mencapai 12%, jenis kesalahan keterampilan yang dilakukan subjek mencapai 20%. Dan jenis kesalahan yang sering dilakukan subjek adalah jenis kesalahan kesimpulan mencapai 38%. Faktor yang menyebabkan siswa melakukan kesalahan yaitu faktor internal atau faktor yang ada pada dalam diri siswa seperti kurangnya ketelitian dalam menyelesaikan soal, lupa rumus, kelelahan karena selesai praktikkum, dsb. Solusi untuk kesalahan siswa yaitu dengan cara sering memberikan soal yang beragam dan bervariasi tentang materi trigonometri, kemudian guru membimbing dan melatih keterampilan siswa dan ketelitian siswa dan dilatih membiasakan siswa dalam menyelesaikan soal secara sistematis, lalu dibahas bersama agar pemahaman subjek penelitan lebih baik lagi, sehingga akan membuat siswa terbiasa menentukan rumus atau konsep dengan tepat.
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS KOMIK STRIP DENGAN METODE GUIDED DISCOVERY LEARNING UNTUK MATERI PERBANDINGAN TRIGONOMETRI Annisa Enistoneisya Hermawan; Hamidah Suryani Lukman; Yanti Mulyanti
Symmetry: Pasundan Journal of Research in Mathematics Learning and Education Vol. 4 No. 1 (2019): Symmetry: Pasundan Journal of Research in Mathematics Learning and Education
Publisher : Mathematics Education Study Program, FKIP, Universitas Pasundan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (478.496 KB) | DOI: 10.23969/symmetry.v4i1.1700

Abstract

Guru dituntut untuk menciptakan pembelajaran yang bervariasi, pembelajaran yang bermakna dan diharapkan mampu mengaktifkan siswa. Proses pembelajaran akan berjalan efektiv dan efisien apabila didukung dengan bahan ajar atau alat bantu yang menunjang. Alternatif untuk mencapai hal tersebut yaitu dengan menggunakan LKS yang disesuaikan dengan peserta didik. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan bahan ajar berupa Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis komik strip dengan metode guided discovery learning pada materi perbandingan trigonometri kelas X yang layak menurut ahli. Penelitian ini menggunakan model penelitian ADDIE yang dikembangkan oleh Lee & Owens dengan tahapannya yaitu analysis (analisis), design (desain) dan development (pengembangan) dan hanya sampai mengukur tingkat validitas dari LKS yang dikembangkan. Hasil analisis data penelitian menunjukkan bahwa rata-rata skor persentase validitas menurut ahli materi dan ahli media sebesar 81,7905%. Oleh karena itu, Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis komik strip dengan metode guided discovery learning pada materi perbandingan trigonometri kelas X dinyatakan sangat valid oleh ahli materi dan ahli media.
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ATTENTION, RELEVANCE, CONFIDENCE, SATISFACTION (ARCS) TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA Achla Nabilla Miharjo; Hamidah Suryani Lukman; Yanti Mulyanti
Symmetry: Pasundan Journal of Research in Mathematics Learning and Education Vol. 4 No. 1 (2019): Symmetry: Pasundan Journal of Research in Mathematics Learning and Education
Publisher : Mathematics Education Study Program, FKIP, Universitas Pasundan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (578.328 KB) | DOI: 10.23969/symmetry.v4i1.1714

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kemampuan komunikasi matematis siswa yang belajar menggunakan model pembelajaran Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction (ARCS) dengan model pembelajaran langsung. Desain penelitian ini adalah Quasi Eksperimentasi dengan Nonequivalent Post-test Only Control Group Desain. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMPN 4 Sukabumi sebanyak 320 orang. Teknik pengambilan sampel dengan Cluster Random Sampling sehingga didapat 2 kelas Eksperimen dan kelas kontrol dengan masing-masing 37 siswa. Teknik pengambilan data menggunakan wawancara dan observasi serta untuk data yang digunakan adalah data nilai Post-test kemampuan komunikasi matematis siswa sebanyak 5 soal uraian materi peluang. Data dianalisis menggunakan statistic deskriptif dan uji t dua sampel. Hasil penelitian menunjukan kemampuan komunikasi matematis siswa yang belajar menggunakan model pembelajaran Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction (ARCS) lebih baik daripada kemampuan komunikasi matematis siswa yang belajar menggunakan model pembelajaran langsung. Kesimpulan pada penelitian ini adalah model pembelajaran Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction (ARCS) lebih baik daripada model pembelajaran langsung.
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING TERHADAP KEMAMPUAN KONEKSI DAN KECEMASAN MATEMATIK SISWA SMP: Penerapan model pembelajaran mind mapping terhadap kemampuan koneksi dan kecemasan matematika siswa smp Risma Puspitasari; Yanti Mulyanti; Ana Setiani
Symmetry: Pasundan Journal of Research in Mathematics Learning and Education Vol. 4 No. 1 (2019): Symmetry: Pasundan Journal of Research in Mathematics Learning and Education
Publisher : Mathematics Education Study Program, FKIP, Universitas Pasundan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (454.603 KB) | DOI: 10.23969/symmetry.v4i1.1701

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah siswa yang belajar menggunakan model pembelajaran Mind Mapping lebih baik daripada siswa yang belajar dengan menggunakan model pembelajaran langsung, dan kecemasan matematika siswa dengan model pembelajaran Mind Mapping lebih rendah daripada siswa dengan model pembelajaran langsung. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMPIT Adzkia Sukabumi dengan sampelnya diambil dua kelas secara acak, satu kelas sebagai kelas eksperimen yaitu kelas VII-F yang diberikan perlakuan dengan model pembelajaran Mind Mapping dan kelas yang satunya yaitu kelas VII-E sebagai kelas kontrol yang diberikan perlakuan dengan menggunakan pembelajaran langsung. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan koneksi matematis serta angket kecemasan matematika dengan skala Likert. Analisis data menggunakan metode True Experimental Design dengan desain pretest-postest control group design. Berdasarkan analisis data menggunakan uji-t kemampuan koneksi matematis diperoleh nilai thitung = -6,000 sedangkan nilai ttabel = -2,326. Sehingga H0 ditolak atau H1 diterima karena thitung < ttabel. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan koneksi matematis siswa kelas eksperimen dengan model pembelajaran Mind Mapping lebih baik daripada kelas kontrol dengan model pembelajaran langsung. Sehingga diperoleh kesimpulan bahwa (1) Kemampuan koneksi matematis siswa dengan model pembelajaran Mind Mapping lebih baik daripada siswa dengan model pembelajaran langsung. (2) Kecemasan matematika siswa dengan model pembelajaran Mind Mapping lebih rendah daripada siswa dengan model pembelajaran langsung. Kata Kunci: kemampuan koneksi matematis, kecemasan matematika, Mind Mapping.
Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP dalam Menyelesaikan Soal Cerita SRI NURHASANAH; Novi Andri Nurcahyono; Yanti Mulyanti
Jurnal Padegogik Vol 6 No 2 (2023): Jurnal Padegogik, July 2023
Publisher : LPPM Universitas Advent Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35974/jpd.v6i2.3156

Abstract

The purpose of this study is to analyze mathematical problem-solving abilities based on Polya's steps and the causes of students' errors in solving mathematical problems. The problem-solving stage consists of 4 stages, namely the stage of understanding the problem, planning a solution, carrying out a solution plan, and looking back. This study used 3 subjects from 30 eighth grade students of SMP Negeri 1 Curugkembar. Data collection is done by tests and interviews. The subject taking technique is purposive sampling. The data analysis used is the Miles and Hubberman model in this data analysis stage consisting of data collection, data reduction, data presentation, and drawing conclusions. The results of this study are (1) For students in the good category can understand the problem correctly in working on number pattern word problems, can make a settlement plan and are able to carry out according to the stages of solving the problem correctly and can also make conclusions from the answers obtained. (2) For students in the moderate category, they are quite good at understanding the questions, but sometimes they forget to write down one of the things that are known or asked about the number pattern story problems being worked on, in making a solution plan, the formula/equation used is usually not in accordance with what done in the process of carrying out the plan. Medium category students can also make conclusions from the answers they get. (3) For students who are in the low category cannot carry out problem solving steps such as understanding the problem, preparing a settlement plan, implementing a settlement plan and making conclusions on solving number pattern word problems.
ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS DI TINJAU DARI GAYA KOGNITIF SISWA SMP PADA MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING BERBASIS ETNOMATEMATIKA Rizka Alfami Majidi; Yanti Mulyanti; Aritsya Iswatama
JIP: Jurnal Ilmu Pendidikan Vol. 3 No. 2 (2025): Februari
Publisher : CV. Adiba Aisha Amira

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study aims to determine the ability of mathematical creative thinking in terms of the cognitive style of junior high school students in the ethnomathematics-based project based learning model. The type of research used is qualitative research with test and interview instruments. The population used as a sample in this study is all students of class VII of SMP Negeri 5 Geger Bitung, Sukabumi Regency. The data analysis used is data reduction, data presentation, and drawing conclusions. Based on the data analysis, it was obtained that: Subjects with high mathematical abilities on average carry out creative thinking processes to be able to understand problems, practice concepts, solve problems, and connect one problem to another, in the reasoning process to be able to analyze assumptions, plan processes, solve problems, and draw conclusions. Furthermore, subjects with moderate mathematical abilities can only carry out creative thinking processes to understand problems and solve problems. These subjects can also only carry out the reasoning process to reach assumptions and do not determine generalizations correctly. Finally, for students who have low mathematical abilities, on average, their creative thinking ability only reaches as far as understanding the problem and cannot practice the concept, and students in reasoning only reach as far as determining initial guesses and they find it difficult to convey the results of their answers during interviews.