Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

ANALISIS KANDUNGAN VITAMIN C PADA BUAH SAWO (Achras zapota) BERDASARKAN LAMA PENYIMPANAN Isna Rahayu Fitriana; Farach Khanifah; Baderi Baderi
Jurnal Insan Cendekia Vol 6 No 2, Septemb (2019): Jurnal Insan Cendekia
Publisher : STIKES Insan Cendekia Medika Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendahuluan: Buah sawo merupakan buah potensial sebagai alternatif obat-obatan herbal dengan kandungan vitamin C sebesar 21 mg/100 gram. Vitamin C merupakan salah satu zat gizi yang berperan sebagai antioksidan dan efektif mengatasi radikal bebas yang dapat merusak sel atau jaringan, dan melindungi lensa akibat radiasi. Penyimpanan buah sawo selama lima dan sepuluh hari pada suhu kamar setelah dipanen dapat mempengaruhi kualitas sawo. Tujuan: Mengetahui kadar vitamin C pada buah sawo berdasarkan lama penyimpanan 0 hari, 5 hari dan 10 hari. Metode: Penelitian ini menggunakan metode Deskriptif dengan teknik sampling yang digunakan adalah metode puposive sampling dengan sampel buah sawo yang memenuhi kriteria. Variabel pada penelitian ini vitamin C pada buah sawo berdasarkan lama penyimpanan menggunakan metode pemeriksaan titrasi iodimetri. Pengolahan data menggunakan coding dan tabulating. Hasil: Kadar vitamin C pada buah sawo dengan penyimpanan 0 hari sebesar 5,9 mg/100 gram, pada penyimpanan 5 hari sebesar 3,2 mg/100 gram, sedangkan pada penyimpanan 10 hari didapatkan hasil 2,7 mg/100 gram. Kesimpulan: Buah sawo yang baik untuk dikonsumsi adalah pada penyimpanan 5 hari dengan kadar vitamin C sebesar 3,2 mg/100 gram yang masih rendah dalam pemenuhan kebutuhan vitamin C pada tubuh. Saran: bagi dosen Prodi Analis STIKes ICMe Jombang beserta mahasiswa melaksanakan pengabdian Masyarakat dalam bentuk memberikan penyuluhan atau konseling tentang kandungan Vitamin C buah Sawo Kepada Masyarakat. Dan pada masyarakat agar memanfaatkan buah sawo yang disimpan sebelum 10 hari karena kadar vitamin C yang semakin menurun
ANALISIS KANDUNGAN VITAMIN C PADA BUAH SAWO (Achras zapota) BERDASARKAN LAMA PENYIMPANAN Isna Rahayu Fitriana; Farach Khanifah; Baderi Baderi
Jurnal Insan Cendekia Vol 7 No 1, Maret (2020): Jurnal Insan Cendekia
Publisher : STIKES Insan Cendekia Medika Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendahuluan: Buah sawo merupakan buah potensial sebagai alternatif obat-obatan herbal dengan kandungan vitamin C sebesar 21 mg/100 gram. Vitamin C merupakan salah satu zat gizi yang berperan sebagai antioksidan dan efektif mengatasi radikal bebas yang dapat merusak sel atau jaringan, dan melindungi lensa akibat radiasi. Penyimpanan buah sawo selama lima dan sepuluh hari pada suhu kamar setelah dipanen dapat mempengaruhi kualitas sawo. Tujuan: Mengetahui kadar vitamin C pada buah sawo berdasarkan lama penyimpanan 0 hari, 5 hari dan 10 hari. Metode: Penelitian ini menggunakan metode Deskriptif dengan teknik sampling yang digunakan adalah metode puposive sampling dengan sampel buah sawo yang memenuhi kriteria. Variabel pada penelitian ini vitamin C pada buah sawo berdasarkan lama penyimpanan menggunakan metode pemeriksaan titrasi iodimetri. Pengolahan data menggunakan coding dan tabulating. Hasil: Kadar vitamin C pada buah sawo dengan penyimpanan 0 hari sebesar 5,9 mg/100 gram, pada penyimpanan 5 hari sebesar 3,2 mg/100 gram, sedangkan pada penyimpanan 10 hari didapatkan hasil 2,7 mg/100 gram. Kesimpulan: Buah sawo yang baik untuk dikonsumsi adalah pada penyimpanan 5 hari dengan kadar vitamin C sebesar 3,2 mg/100 gram yang masih rendah dalam pemenuhan kebutuhan vitamin C pada tubuh. Saran: bagi dosen Prodi Analis STIKes ICMe Jombang beserta mahasiswa melaksanakan pengabdian Masyarakat dalam bentuk memberikan penyuluhan atau konseling tentang kandungan Vitamin C buah Sawo Kepada Masyarakat. Dan pada masyarakat agar memanfaatkan buah sawo yang disimpan sebelum 10 hari karena kadar vitamin C yang semakin menurun.
DAYA HAMBAT EKSTRAK ETANOL DAUN KEMANGI (Ocimum sanctum linn) PADA PERTUMBUHAN BAKTERI KLEBSIELLA PNEUMONIAE Farach Khanifah; Awaluddin Susanto; Fissi Tsurayya Nila Yasmin
Jurnal Insan Cendekia Vol 10 No 2 (2023): Jurnal Insan Cendekia
Publisher : STIKES Insan Cendekia Medika Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35874/jic.v10i2.1226

Abstract

Pendahuluan: Penyebab infeksi saluran napas (ISPA) yang diambil dari bahan sputum rata-rata hasilnya adalah bakteri Klebsiella pneumoniae. Infeksi yang disebabkan bakteri Klebsiella pneumoniae menjadi penyebab kematian nomor tiga setelah kardiovaskuler dan tuberculosis. Tujuan: untuk mengetahui daya hambat ekstrak etanol daun kemangi (Ocimum sanctum linn) pada pertumbuhan bakteri Klebsiella pneumoniae. Metode: penelitian ini adalah deskriptif analitik. Populasi yang digunakan adalah isolat Klebsiella pneumoniae yang didapat dari RSUD Jombang. Sampel dalam penelitian ini adalah suspensi bakteri Klebsiella pneumoniae. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah simple random sampling. Metode pengujian yang digunakan adalah difusi cakram. Hasil: uji fitokimia ekstrak etanol daun kemangi (Ocimum sanctum linn) didapatkan positif Alkaloid, Flavonoid dan Tanin. Diameter zona hambat pada konsentrasi 100% adalah 3,8 mm, diameter zona hambat pada konsentrasi 75% adalah 2,3 mm, diameter zona hambat pada konsentrasi 50% adalah 2,3 mm, dan zona hambat pada konsentrasi 25% adalah 0,3 mm. Hal tersebut karena konsentrasi yang berbeda dan kandungan senyawa metabolit sekunder setiap konsentrasi juga berbeda. Kesimpulan: ekstrak etanol daun kemangi (Ocimum sanctum linn) pada pertumbuhan bakteri Klebsiella pneumoniae termasuk kategori lemah.
POTENSI EKSTRAK ETANOL DAUN ASAM JAWA MUDA (TAMARINDUS INDICA L) PADA MORTALITAS LARVA NYAMUK AEDES ALBOPICTUS Farach Khanifah; Evi Puspitasari; Alfinurin Khulaidah
Jurnal Insan Cendekia Vol 10 No 3 (2023): Jurnal Insan Cendekia
Publisher : STIKES Insan Cendekia Medika Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35874/jic.v10i3.1231

Abstract

Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui vektor sekunder oleh nyamuk Aedes albopictus. Pemberantasan vektor penularan dapat dilakukan dengan menggunakan tanaman sebagai larvasida nabati untuk mengatasi resistensi pencemaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi ekstrak etanol daun asam jawa muda (Tamarindus indica L) yang mampu berpotensi sabagai larvasida pada mortalitas larva nyamuk Aedes albopictus. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif eksperimental. Sampel yang digunakan yaitu larva Aedes albopictus. sampel diambil di kebun RT 04 RW 02 Desa Mojongapit, sebanyak 90 larva Aedes albopictus dengan teknik purposive sampling. Konsentrasi ekstrak daun asam jawa yang digunakan yaitu 20 mg/ml, 40 mg/ml, dan 80 mg/ml. Masing-masing terdiri dari 30 larva uji dan diamati dalam jangka waktu 4 jam. Hasil pada penelitian ini diperoleh ekstrak daun asam jawa pada konsentrasi 20 mg/ml, 40 mg/ml, dan 80 mg/ml berpotensi sebagai larvasida dengan presentase mortalitas masing-masing adalah 63,33%, 83,33% dan 93,33%. Kenaikan potensi larvasida meningkat karena jumlah metabolit sekunder semakin banyak dan rendemen yang didapat sebesar 72,91%, masuk dalam kriteria rendemen baik dalam % rendemen. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol daun asam jawa muda mampu berpotensi pada mortalitas larva Aedes albopictus.