Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Teknik Perhitungan Banjir Desain Untuk Bendungan Dengan Data Terbatas Khususnya Di Indonesia Wanny K Adidarma
JURNAL TEKNIK HIDRAULIK Vol 4, No 2 (2013): JURNAL TEKNIK HIDRAULIK
Publisher : Pusat Litbang Sumber Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1674.974 KB) | DOI: 10.32679/jth.v4i2.501

Abstract

Perkiraan banjir desain untuk bendungan mempunyai yang sering ditemui yaitu tidak lengkapnya data hidrologi yang dibutuhkan sehingga dipilih pendekatan empiris yang berasal dari luar negeri yang hasilnya menyimpang dari gambaran kondisi setempat karena cara tersebut murni blackbox. Dengan demikian perlu tersedianya metode yang cukup baik dalam pengertian mampu mencerminkan kondisi fisiknya seperti jenis tanah, tutupan lahan, topografinya serta mempertahankan keheterogenannya. Pemilihan kombinasi metode yang terdapat pada model hubungan hujan-limpasan harus mengarah pada suatu cara yang dapat diterapkan untuk kondisi tidak tersedia data hidrologi terutama pos duga air (ungaged catchment). Metode yang dianggap tepat untuk menyelesaikan masalah tersebut adalah perhitungan kehilangan (losses) dari NRCS menggunakan Curve Number, melalui proses kalibrasi terlebih dahulu untuk mengvalidasi kehandalan metode tersebut. Dalam menerapkannya diperlukan peta Hydrologic Soil Group dan biasanya tidak tersedia untuk wilayah Indonesia sehingga dibutuhkan suatu teknik yang mampu menyelesaikan semua masalah yang dihadapi dengan menggunakan data yang tersedia. Teknik perhitungan tersebut diuji pada lima buah DAS luasnya dari kecil (4,2 km2) sampai besar (1718 km2) dengan hasil kalibrasi cukup baik sehingga dapat diterapkan pada DAS yang tidak mempunyai data
MODEL MONITORING KEKERINGAN DALAM KERANGKA MANAJEMEN BENCANA YANG MEMBERIKAN INFORMASI SECARA SPASIAL DAN TEMPORAL Wanny K Adidarma; Lanny Martawati; Levina Levina; Oky Subrata
JURNAL TEKNIK HIDRAULIK Vol 2, No 2 (2011): JURNAL TEKNIK HIDRAULIK
Publisher : Pusat Litbang Sumber Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2364.338 KB) | DOI: 10.32679/jth.v2i2.249

Abstract

ANALISIS PEMILIHAN POS HUJAN UNTUK PEMANTAUAN KEKERINGAN DI WILAYAH SUNGAI PEMALI COMAL Levina Levina; Wanny K Adidarma; Lanny Martawati; Wulan Seizarwati
JURNAL TEKNIK HIDRAULIK Vol 2, No 1 (2011): JURNAL TEKNIK HIDRAULIK
Publisher : Pusat Litbang Sumber Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1223.24 KB) | DOI: 10.32679/jth.v2i1.243

Abstract

Monitoring kekeringan merupakan salah satu bentuk penerapan penanganan kekeringan berbasis manajemen risiko. Sebagai langkah awal, maka diperlukan monitoring data hidrologi, salah satunya adalahdata curah hujan (mm). Untuk keperluan monitoring kekeringan diperlukan beberapa pos hujan dari 147 pos hujan yang ada di Wilayah Sungai Pemali Comal, untuk mewakili wilayah/zonanya. Sehingga, penelitian ini difokuskan untuk memilih pos hujan berdasarkan pendekatan statistic dan survey kondisi fisik pos hujan. Pemilihan pos hujan dilakukan dengan menggunakan sistem clustering hujan bulanan dari BMKG, yangdisebut Zona Prakiraan Iklim (ZPI). Dalam analisis pemilihan pos hujan tahapan yang dilakukan adalah mengubah seri data hujan menjadi indeks kekeringan (Standardized Precipitation Index atau SPI12)skala waktu 12 bulan, memilih pos hujan yang mewakili kondisi kekeringan di setiap ZPI, dengan pendekatan statistik yaitu menggunakan Principal Component Analysis (PCA) dan berdasarkan survey lapangan. Darianalisa PCA dapat ditentukan pospos hujan terpilih berdasarkan perhitungan. Dari setiap ZPI dihasilkan 23 pos hujan utama dan beberapa pos cadangan. Pospos terpilih tersebut dilakukan cek/survey lapanganuntuk memeriksa kembali kondisi fisik pos hujan di lapangan ditinjau dari alat/tabung pengukur hujan, lingkungan, dan keamanan. Hasil analisis PCA dan survey lapangan diperoleh 15 pos hujan yang dinyatakan mampu mewakili tingkat kekeringan di wilayahnya.
Dampak Perubahan Iklim Terhadap Pola Hujan Dikhususkan Bagi Pertanian Di Pulau Sumatera Dan Kalimantan Wanny K Adidarma; Lanny Martawati; Syofyan D. M.K; Levina Levina; Oky Subrata
JURNAL TEKNIK HIDRAULIK Vol 1, No 1 (2010): Jurnal Teknik Hidraulik
Publisher : Pusat Litbang Sumber Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3968.627 KB) | DOI: 10.32679/jth.v1i1.228

Abstract

Identification of climate change impact to the rainfall pattern in Sumatera and Kalimantan becomesinteresting because of its climate variability and nonclimate prediction zone if compared with Java whichhas onlyone type of climatewith nonclimate predictionzone that canbe neglected.Thelimited availabilityof rainfall data causes the approach leads to analyze average rainfall duration in certain threshold.Thedetermination of rainfall duration boundary is based on the Oldeman climate classification for crop andsecond crop, i.e. 100200 mm.Analysis of the trend of average rainfall duration in various thresholds,indicates correlation between length and climate pattern.If compared to the equatorial pattern, themonsoon climate can be classified as robust toward climate change, although the wet season length is muchshorter. In equatorial areas,change of rainfall duration is clearly detected and generally showing a negativetrend oralongerdryseason.
HUBUNGAN ANTARA KEKERINGAN DAN PARAMETER TELEKONEKSI DI DAS BENGAWAN SOLO Wanny K Adidarma
JURNAL SUMBER DAYA AIR Vol 9, No 1 (2013)
Publisher : Bina Teknik Sumber Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32679/jsda.v9i1.362

Abstract

Besaran hujan mengalami perubahan akhir-akhir ini baik secara regional maupun global yang sangat dipengaruhi oleh fenomena seperti El Nino Southern Oscillation atau ENSO dan Indian Ocean Dipole (IOD) yang besarnya dinyatakan oleh indeks dari parameter telekoneksi. Pada saat fenomena tersebut dinyatakan dalam bentuk indeks, maka perhitungan lebih mudah dilakukan karena membentuk deret data seperti halnya hujan dan disebut parameter telekoneksi karena ada hubungan yang kuat antara atmosfer dan perilaku samudra (suhu dan tekanan). Deret data hujan kawasan bulanan dapat menggambarkan kondisi kekeringan melalui perhitungan indeks kekeringan metode Standardized Precipitation Index (SPI) dan dipadankan dengan deret parameter telekoneksi. Korelasi linier antara indeks kekeringan dengan parameter telekoneksi tersebut menjadi makin kuat apabila dikelompokkan menurut musim, apalagi jika dikelompokkan lagi hanya untuk kejadian dengan tingkat kekeringan parah saja. DAS Bengawan Solo yang dibagi menjadi empat bagian, dua di hulu (DAS Solo Hulu dan DAS Madiun) serta dua di hilir (Wilayah Bojonegoro dan Wilayah Lamongan). El-Nino dan IOD sangat kuat hubungannya (koefisien korelasi lebih dari 0,7) dengan kekeringan di hulu lebih nyata daripada hilir DAS.