Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Pendidikan Karakter Berbasis Al-Qur’an; Upaya Menciptakan Bangsa yang Berkarakter Amri Rahman; Dulsukmi Kasim
Al-Ulum Vol. 14 No. 1 (2014): Al-Ulum
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sultan Amai Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This paper discusses about the issue of educational character. This issue is sounding in educational sector as a response to any forms of moral decrease of Indonesia as a nation. Al-Qur’an contains teachings to educate human in order to be a good nation. Its main example is the Prophet Muhammad Saw and his exemplary followers. The educational character which is based on the Quran basically is built through three dimensions: attitude to the Supreme Creator (Allah SWT), attitude to ourselves, and attitude to the others and our environment. Indonesians national identity which has been good character is indicated in the Qur’an with some criteria, namely: unity; that is, to have agreed noble values; work hard, means discipline and good time management, caring; moderate and open minded; ready for struggle and be brave and patient in facing some challenges. Therefore, to define address the educational character based on the Qur’an in the establishing nationhood mostly depends on the roles of: 1) society through strong faith and examples from the Prophet Muhammad Saw; 2) Educational sector through schools and mosques; and 3) the government.
Faham tentang Larangan Shalat Jumat Bagi Wanita di Gorontalo Dulsukmi Kasim
Al-Ulum Vol. 19 No. 1 (2019): Al-Ulum
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sultan Amai Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1269.967 KB) | DOI: 10.30603/au.v19i1.693

Abstract

This article observes the belief of prohibition to do Jumat pray for women moslem on east Bulotalangi village in Bone Bolango regency. There are three mosques in that villages, but only one mosque, namely al-Hidayah mosque, which applied the belief. however, the women came to the mosque on Friday to pray dhuhur. they were leaded by one of man as the priest. the belief has convinced since 1994, which taught by Karim Daud. He was a priest in that mosque. there was no accurate source why they did the belief. the belief is still applied until today, because of four factors, namely 1) the lack of religious knowledge of the followers; 2) the lack of government and Islamic pioneer attention to the condition; 3) The fanaticism of the followers to do the belief; 4) No attention from the priests toward the problem.
Relevansi Risalatu Al-Qada' Umar terhadap Etika Profesi Hakim di Indonesia Dulsukmi Kasim
Al-Mizan (e-Journal) Vol. 12 No. 1 (2016): Al-Mizan
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Institut Agama Islam Negeri Sultan Amai Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (516.26 KB) | DOI: 10.30603/am.v12i1.131

Abstract

Professional ethics of a judge is something that is universal, meaning adopted, recognized, and found in the country's legal system, anytime and anywhere. That's because the problem was related to the problem of moral values, kindness, and decency which ideally is indeed the behavior and moral values that should always be held firmly by a who is a judge in performing their duties. In fact, it is not enough merely preserved, moral values are also always dibugarkan and developed in carrying out their duties. Relation risalatul al-qada' is very relevant to the professional ethics of judges in Indonesia because it contains in it the principle of the independence of judges in performing their duties; equality and fairness by not distinguishing between litigants; the principles of professionalism and has a personality that is unimpeachable; and the normative theological principles and peace.
Pemikiran Ushul Fiqh Yusuf Al-Qardhawy Dulsukmi Kasim
Al-Mizan Vol. 9 No. 1 (2013): Al-Mizan
Publisher : LP2M Institut Agama Islam Negeri Sultan Amai Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (328.049 KB)

Abstract

Yusuf al-Qardhawy, seorang tokoh dunia Islam yang sudah tidak diragukan lagi kepopuleran dan sisi kharismatiknya. Kiprah keilmuan dan jasanya sangat lekat di telinga umat Islam di dunia. Mulai dari mimbar masjid hingga meja konferensi. Ide, pemikiran, analisa, argumentasi, dan kupasan ilmiahnya tersebar melalui media elektronik dan media cetak hingga kini. Salah satu khazanah pemikiran beliau yang sangat cemerlang adalah di bidang ushul fiqh. Butir pemikirannya meliputi empat hal, yaitu tajdid ilmu ushul fiqh, ijtihad yang dibutuhkan masa kini, maslahat, dan etika atau metode praktis dalam berfatwa. Dalam hal tajdid ilmu ushul fiqh, beliau menawarkan peluang dilakukannya tajdid dalam ilmu ushul fiqh dengan melahirkan metode baru, atau kaidah baru terkait dengan pengistimbathan hukum. Bentuk pembaharuan itu bisa dalam bentuk tamhish, taqrir, atau tarjih. Pada masalah ijtihad, agar umat ini bisa keluar dari ketertinggalannya dibutuhkan ijtihad intiqa’i dan ijtihad insya’i. Pada persoalan maslahat beliau memasukkan maqashid al-ijtima’iyyah atau dan maqashid al-qiyam sebagai bagian yang tak terpisahkan dalam keberadaan syariat Islam. Semantara dalam masalah fatwa beliau memberi ide perlunya etika dan metode praktis yang modern dalam berfatwa, yaitu: metode fatwa yang praktis dan modern, yaitu: Melepaskan diri dari sikap fanatisme; Menjunjung prinsip “Yassiru wa La Tu’assiru”; Memakai bahasa yang mudah difahami; Fokus pada masalah dan menempuh jalan moderasi (washathiyyah) dalam memberi solusi; Memberi penjelasan dan keterangan atas fatwanya disertai argumen dan dalil yang valid.
Analisis Hadis Wali Nikah dan Aktualisasi Hukumnya dalam Konteks Gorontalo Dulsukmi Kasim
Jurnal Ilmiah AL-Jauhari: Jurnal Studi Islam dan Interdisipliner Vol. 4 No. 2 (2019): Jurnal Ilmiah AL-Jauhari
Publisher : Pascasarjana IAIN Sultan Amai Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1381.683 KB) | DOI: 10.30603/jiaj.v4i2.1124

Abstract

Kandungan hukum yang terdapat dalam hadis-hadis wali nikah menunjukkan batalnya suatu pernikahan yang dilangsungkan tanpa izin, taukil atau kehadiran wali. Kalaupun ada pernikahan yang berlangsung tanpa kehadiran wali, izin atau taukil darinya, pernikahan tersebut tidak menggugurkan hak wanita atas mahar meski status pernikahannya dikategorikan tidak sah atau batal oleh syariat dan hukum perundang-undangan. Jika petunjuk hukum dari hadis tersebut diaktualisasikan pada konteks pernikahan yang terjadi di Gorontalo menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat Gorontalo tentang fungsi dan kedudukan wali dalam pernikahan masih sangat lemah. Banyaknya terjadi praktek layanan nikah tidak tercatat atau layanan jasa nikah tidak resmi, baik yang dijalankan secara terang-terangan maupun yang sembunyi-sembunyi, baik di Kota Gorontalo muapun di kabupaten. Demikian pula halnya dengan masih maraknya terjadi praktik nikah sirri di Kota Gorontalo yang secara konteks juga mengindikasikan masih lemahnya kesadaran masyarakat tentang eksistensi wali dalam pernikahan.
Dinamika Pemberlakuan Hukum Islam di Indonesia (Jejak, Produk, dan Potensi Pengembangannya) Dulsukmi Kasim; Muhammad Ghazali Rahman
Al-Ubudiyah: Jurnal Pendidikan dan Studi Islam Vol 6 No 1 (2025): Education and Islamic Studies
Publisher : STAI DDI Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55623/au.v6i1.389

Abstract

Dinamika pemberlakuan hukum Islam di Indonesia merupakan fenomena yang terus berkembang dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat dan sistem hukum nasional. Permasalahan utama dalam kajian ini adalah bagaimana hukum Islam diberlakukan dalam sistem hukum Indonesia, tantangan yang dihadapi dalam implementasinya, serta potensi pengembangannya di masa depan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis jejak historis pemberlakuan hukum Islam di Indonesia, mengidentifikasi produk hukum Islam yang telah diakomodasi dalam regulasi nasional, serta menggali potensi pengembangan hukum Islam dalam sistem hukum modern. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan metode analisis deskriptif dan historis. Data dikumpulkan melalui studi literatur terhadap peraturan perundang-undangan, putusan pengadilan, serta kajian akademik terkait hukum Islam di Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hukum Islam telah memiliki peran signifikan dalam sistem hukum nasional, terutama dalam bidang hukum keluarga, perbankan syariah, dan ekonomi Islam. Meskipun demikian, masih terdapat berbagai tantangan dalam harmonisasi hukum Islam dengan hukum positif, termasuk perbedaan pandangan di antara pemangku kepentingan serta faktor sosial-politik yang mempengaruhi proses legislasi.
Peningkatan Pengetahuan Ibadah Umrah Melalui Manasik pada Masyarakat Kampung Bugis Desa Pinaesaan Kabupaten Minahasa Selatan Fuad Nur; Dulsukmi Kasim; Musdelifa Abu Samad; Rahmatia; Jumiati Bandu
Aksi Kita: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 1 No. 3 (2025): JUNI 2025
Publisher : Indo Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63822/v27zgz62

Abstract

Kegiatan manasik umrah yang dilaksanakan di Kampung Bugis, Desa Pinaesaan, Kabupaten Minahasa Selatan, bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang tata cara, syarat, rukun, dan persiapan ibadah umrah. Melalui metode ceramah, diskusi interaktif, dan simulasi praktik sederhana, peserta yang terdiri dari calon jamaah umrah dan masyarakat setempat memperoleh pemahaman yang lebih mendalam mengenai ibadah umrah. Keberhasilan kegiatan ini ditunjukkan oleh antusiasme peserta, terutama dalam sesi tanya jawab, serta adanya peningkatan kesadaran akan pentingnya memilih travel umrah yang terpercaya sehingga dapat melindungi masyarakat dari risiko finansial dan memastikan kelancaran ibadah. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa pendekatan fleksibel dalam penyampaian materi, termasuk penggunaan bahasa lokal, sangat efektif dalam memfasilitasi pemahaman peserta, terutama bagi kalangan lansia. Secara keseluruhan, kegiatan ini berhasil menjembatani kesenjangan pengetahuan tentang umrah dan mengajak masyarakat mempersiapkan diri baik secara spiritual, mental, maupun finansial untuk melaksanakan ibadah umrah dengan khusyuk dan benar.