ABSTRAK Kecanduan game sering ditandai dengan ketidakmampuan diri untuk mengendalikan keinginan bermain, sehingga susah atau tidak mampu menghentikan perilaku tersebut terlepas dari segala cara yang dilakukan untuk berhenti. Remaja dianggap lebih rentan kecanduan gamedari pada orang dewasa. Periode ketidakstabilan menjadikan remaja cenderung mudah terjerumus terhadap percobaan hal-hal yang dianggap baru. Fenomena kecanduan game online ini semakin meluas dan memprihatinkan, karena banyaknya remaja yang menjadi pecandu game online. Kenyataannya di Desa Linggong Sagoe saat ini tidak pernah para remaja mendapatkan edukasi mengenai dampak buruk dari kecanduan game online.Tujuan dari pengabdian ini adalah untuk mengedukasi remaja tentang pencegahan perilaku kecanduan game online guna meningkatkan kesehatan mental. Pengabdian ini merupakan hibah Direktorat Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat KEMDIKTISAINTEK skema pemberdayaan berbasis masyarakat dengan ruang lingkup pengabdian masyarakat pemula pendanaan tahun 2025. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah pemberian materi dengan cara ceramah, diskusi, simulasi dan tanya jawab. Program pengabdian kepada masyarakat dilaksanakan pada hari Sabtu 12 Juli 2025 di meunasah desa Linggong Sagoe kecamatan Simpang Tiga Kabupaten Pidie. Peserta yang hadir dalam pengabdian ini sebanyak 35 orang peserta dari kelompok mitra, kader, dan perangkat desa. Pada tahap pertama kegiatan dilakukan dengan penyampaian materioleh ketua tim tentang dampak perilaku kecanduan game online, faktor pemicu dan pencegahannya. Materi disampaikan denganmedia power point. Di akhir penyampaianmateri dilakukan diskusi dan tanya jawab dengan peserta. Tahap kedua adalah edukasi solusi untuk meningkatkan kesadaran mental kesehatan remaja dalam mencegah kecanduan game online dan simulasi penggunaan modul interaktif serta media WhatsApp Group untuk literasi digital. Kata Kunci: Kesehatan Mental, Remaja, Kecanduan Game Online ABSTRACT Game addiction is often characterized by an inability to control the urge to play, making it difficult or impossible to stop the behavior despite all efforts to stop. Adolescents are considered more vulnerable to game addiction than adults. This period of instability makes adolescents more likely to fall into experimenting with things they consider new. The phenomenon of online game addiction is increasingly widespread and concerning, because many adolescents are addicted to online games. In fact, in Linggong Sagoe Village, adolescents have never received education about the negative impacts of online game addiction. The purpose of this community service is to educate adolescents about preventing online game addiction behavior in order to improve mental health. Research and Community Service, Ministry of Education, Science, and Technology, community-based empowerment scheme with the scope of community service for beginners, funding in 2025. The methods used in this activity are providing material through lectures, discussions, simulations, and questions and answers. The community service program was held on Saturday, July 12, 2025, at the meunasah of Linggong Sagoe Village, Simpang Tiga District, Pidie Regency. 35 participants attended this service, consisting of partner groups, cadres, and village officials. In the first stage of the activity, the team leader delivered material about the impact of online game addiction behavior, triggers, and prevention. The material was delivered using PowerPoint. At the end of the presentation, a discussion and Q&A session with participants was held. The second phase included educational solutions to raise awareness of adolescent mental health and prevent online gaming addiction, as well as a simulation of using interactive modules and WhatsApp groups for digital literacy.Keywords: Mental Health, Teenagers, Online Game Addiction