Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

Pelatihan Emotion Coaching Untuk Meningkatkan Pengetahuan dan Keterampilan Orangtua Dalam Merespon Momen Emosional Anak Usia 4-5 Tahun Reno Intan; Farida Kurniawati; Eko Handayani
Jurnal Online Psikogenesis Vol 5, No 2 (2017): Desember
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas YARSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (350.279 KB) | DOI: 10.24854/jps.v5i2.507

Abstract

Tujuan penelitian adalah untuk meningkatkan skor pengetahuan dan keterampilan orangtua dalam merespon momen emosional anak usia 4 – 5 tahun, dengan metode emotion coaching. Pelatihan diberikan selama tiga hari (N=12). Pengetahuan partisipan diukur menggunakan alat ukur yang terdiri dari dua bagian. Bagian pertama adalah kuesioner pengetahuan emotion coaching yang terdiri dari pertanyaan terbuka. Bagian kedua adalah kuesioner momen emosional yang diberikan dalam bentuk skala likert. Partisipan diberikan alat ukur yang sama di awal, di akhir pelatihan, dan follow up. Kegiatan follow up dilakukan setelah dua minggu. Untuk melihat perubahan pengetahuan, skor pada kuesioner pengetahuan dibandingkan. Keterampilan partisipan dalam merespon momen emosional anak yang terdapat dalam tayangan video, diukur dengan menggunakan ceklis emotion coaching. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan skor pengetahuan dan keterampilan pada partisipan. Pada follow up, partisipan menunjukkan penurunan skor pada pengetahuan tetang emotion coaching, namun terdapat peningkatan pengetahuan partisipan mengenai cara merepon momen emosional anak. Disarankan pengukuran kembali, terhadap keterampilan partisipan dengan menggunakan metode langsung seperti wawancara dan observasi untuk memastikan efektivitas pelatihan.
Komunikasi Online Remaja dengan Orang Tuanya yang Bekerja Berperan dalam Meningkatkan Kepuasan Hidup Nurul Adabina; Eko Handayani
Jurnal Ilmu Perilaku Vol 5 No 2 (2021): Jurnal Ilmu Perilaku
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jip.5.2.174-192.2021

Abstract

Abstract. Communication with parents is one of several factors related to adolescents’ life satisfaction. Parental work pressures that hinder parents from communicating with adolescents can be reduced through online communication. The purpose of this research was to examine the role of online parent-child communication in life satisfaction among adolescents with working parents. A total of 106 adolescents aged 10-15 years with working parents participated in this research. Parent-child online communication was measured using a modified version of Online Parent-Child Communication, while Life Satisfaction was measured using the Satisfaction with Life Scale Adapted for Children. The results showed parent-child online communication had a significant and positive effect on life satisfaction among adolescents with working parents. In addition, this research also found a significant and positive effect between parent-child online communication and life satisfaction of male and female adolescents with working parents. Therefore, parents should optimize online communication with their adolescents when they are working because online communication gives an impression of parental support, which contributes to increasing adolescents’ life satisfaction.
Hubungan antara Kelekatan pada Orang Tua dan Teman Terhadap Subjective Well-being Remaja yang Ditinggalkan Orang Tua Bekerja Sebagai Pekerja Migran Elzza Priscania Raissachelva; Eko Handayani
Journal of Psychological Science and Profession Vol 4, No 1 (2020): Jurnal Psikologi Sains dan Profesi (Journal of Psychological Science and Profess
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (630.105 KB) | DOI: 10.24198/jpsp.v4i1.23633

Abstract

  Perpisahan dalam jangka panjang yang dialami oleh remaja dan orang tua yang merupakan pekerja migran dapat membuat kualitas hubungan yang terjalin mengalami perubahan dan tidak lagi menjadi dekat. Ketika remaja tidak memiliki hubungan yang dekat dengan orang tua, mereka mulai menjalin kedekatan dengan teman sebagai gantinya. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah untuk melihat hubungan antara kelekatan pada orang tua dan teman sebaya dengan subjective well-being (SWB) remaja yang ditinggalkan orang tua bekerja sebagai pekerja migran. Partisipan penelitian terdiri dari 42 remaja berusia 12 - 15 tahun. Kedekatan dengan orang tua dan teman diukur menggunakan alat ukur Inventory of Parent and Peer Attachment, sementara subjective well-being diukur menggunakan alat ukur Satisfaction with Life Scale, Positive and Negative Affect Schedule, dan Subjective Happiness Scale. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara kelekatan pada ayah dengan kepuasan hidup dan kebahagiaan serta hubungan negatif yang signifikan antara kelekatan pada ayah dengan afek negatif. Selain itu terdapat hubungan positif yang signifikan antara kelekatan pada ibu dengan komponen afek positif dan hubungan positif yang signifikan antara kelekatan pada teman sebaya dengan kebahagiaan. Hal ini dapat disimpulkan bahwa semakin secure kelekatan dengan ayah membuat remaja semakin puas dan bahagia serta membuat semakin rendahnya afek negatif yang dirasakan. Semakin secure kelekatan dengan ibu juga membuat remaja memiliki afek positif yang tinggi dan semakin secure kelekatan dengan teman sebaya membuat remaja semakin bahagia.
EFEKTIVITAS TEKNIK REPEATED ORAL READING DAN IMPLEMENTASI TEKNIK-TEKNIK MODIFIKASI PERILAKU DALAM MENINGKATKAN KELANCARAN MEMBACA PADA ANAK DENGAN MILD INTELLECTUAL DISABILITY Farraas Afiefah Muhdiar; Eko Handayani
Journal of Psychological Science and Profession Vol 3, No 2 (2019): Jurnal Psikologi Sains dan Profesi (Journal of Psychological Science and Profess
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (220.818 KB) | DOI: 10.24198/jpsp.v3i2.21872

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk menguji efektivitas teknik repeated reading dan implementasi teknik prompt, reinforcement, serta positive practice dalam meningkatkan kelancaran membaca pada anak dengan mild intellectual disability. Penelitian single case study ini dilakukan dalam 20 sesi dengan changing criterion design. Partisipan dalam penelitian ini adalah anak laki-laki berusia 12 tahun dengan mild intellectual disability yang belum dapat membaca dengan lancar, meskipun sudah mampu mengeja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa teknik repeated reading dan implementasi teknik-teknik modifikasi perilaku dapat meningkatkan kelancaran membaca pada anak dengan mild intellectual disability dengan efektif.
Overcoming Adverse Childhood Experiences Through Writing Autoethnography Fionna Gracia; Eko Handayani; Winarini Wilman Dahlan Mansoer
Gadjah Mada Journal of Professional Psychology (GamaJPP) Vol 8, No 2 (2022)
Publisher : Faculty of Psychology, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/gamajpp.76422

Abstract

A collaborative autoethnographic study was conducted to describe the authors’ experiences in an aempt to reconcile with Adverse Childhood Experiences (ACEs). The participants of this research are the author, together with her elder brother. Data were gathered from online personal diaries through blogger, digital journals, participants' memories and writings regarding ACEs, of which analyzed in the form of narrative themes. The result shows that changes could happen if a person reflects on themselves and find meanings through their experiences even though ACEs indeed had negative impacts in adulthood. Various meanings obtained through events wrien in autoethnography which then brings the author to the process of awareness, whilst enabling her to understand ACEs from different perspectives and build a new motivation to make efforts of overcoming the side effects of her past traumatic experiences. The research can provide insights for mental health professionals to help adults dealing with past trauma. Aside from that, autoethnography is part of therapeutic tools which are effective not just for the authors, but also the readers who faced the same struggles as the author, in this context, make peace with ACEs. This enhances the importance of doing the research, not only to benefit practitioners, but also for future readers who experienced ACEs itself.
Bias Atensi sebagai Moderator pada Hubungan antara Afek Positif dan Kebahagiaan di Populasi Remaja Nurlyta Candra Dewi; Eko Handayani
INSAN Jurnal Psikologi dan Kesehatan Mental Vol 8 No 1 (2023): INSAN Jurnal Psikologi dan Kesehatan Mental
Publisher : Airlangga University Press, Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jpkm.v8i12023.64-89

Abstract

Previous research has shown a significant correlation between positive affect and happiness. However, previous studies have used more conscious measures, while positive affect influences cognitive function through unconscious processes. This study proposes attentional bias as an unconscious process that is assumed to moderate the correlation between positive affect and happiness, especially in the adolescent population. This study used a correlational design with the total participants of 87 high school students (M = 16.5 years). Three measurements were used; Subjective Happiness Scale for Happiness, Positive and Negative Affect Schedule for positive affect, and Emotional Stroop Task for attentional bias. The results of the moderating analysis using Jamovi showed that attentional bias on word stimulus related to happiness and threat was significantly moderated the correlation between positive affect and happiness. The results of this study can be used as a reference for designing interventions on attentional bias in the adolescent population.
The Effect of Perceived Fathers Involvement on Subjective Well-being: Study On Early Adolescent Groups Who Live Without Mother In Karawang Risma Alifa; Eko Handayani
Jurnal Psikologi Vol 20, No 2 (2021): October 2021
Publisher : Faculty of Psychology, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jp.20.2.163-177

Abstract

Adolescence will be even more difficult when they experience a crisis phase due to the loss of a parent, such as amother who dies, divorces, or mother as a migrant worker. This condition often occurs in Karawang and makesteenagers forced to live with their fathers who are usually perceived as less involved in their lives. In fact, thefather’s involvement is very important for adolescent’s subjective well-being, so that they can rise from thesenegative experiences. The purpose of this study was to examine the effect of perceived father’s involvement onthe subjective well-being of adolescents who live only with their father. Research respondents obtained usingconvenience sampling technique as many as 56 early adolescents (12-15 years). The researcher used aquestionnaire that containing the measuring tools of The Satisfaction with Life Scale, Positive and Negative AffectSchedule, Nurturant Fathering Scale and The Father Involvement Scale; and multiple regression for data analysis.The results showed that adolescent’s life satisfaction was influenced by father nurturance, t(53) = 2.095, p < .05,adolescent’s positive affect was partially influenced by father nurturance, t(53) = 3.088 p < .05, as well assimultaneously with father involvement, F(2, 53) = 6.657, p < .05, R2 = .201, and adolescent’s negative affect wassimultaneously influenced by father nurturance and father involvement. Thus, we hope that fathers can increasetheir role as single parents because the greater father’s involvement can affect adolescent’s higher life satisfaction,the higher positive affect and the lower negative affect, making it easier for adolescents to face the crisis phase
PENERAPAN TOKEN ECONOMY UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU ON-TASK DALAM AKTIFITAS MAKAN PADA ANAK DENGAN HIPERAKTIVITAS Lecya Lalitya; Eko Handayani
Seurune : Jurnal Psikologi Unsyiah Vol 3, No 1: Januari 2020
Publisher : Program Studi Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/s-jpu.v3i1.15555

Abstract

Anak dengan perilaku hiperaktif memiliki tingkat aktifitas motorik tinggi yang ditunjukkan dengan gejala seperti seringkali tidak nyaman diam di suatu tempat dan meningkatkan tempat duduk pada situasi dimana ia harus diam dalam jangka waktu tertentu. Gejala tersebut muncul dalam berbagai situasi, seperti belajar di sekolah dan makan di rumah. Hal ini terjadi karena minimnya perilaku fokus atau on-task. Di sisi lain, minimnya kemampuan on-task anak kemudian akan memengaruhi fungsinya karena ia kesulitan menyelesaikan tugas sehari-hari, sehingga masalah perilaku on-task perlu mendapatkan intervensi. Salah satu pendekatan intervensi untuk anak dengan hiperaktifitas adalah modifikasi perilaku dengan teknik token economy. Penelitian ini berfokus pada perilaku on-task dalam aktifitas makan karena masalah dalam perilaku makan dapat berkaitan dengan pemenuhan gizi yang kemudian berkaitan pula dengan masalah dalam aspek akademis. Penelitian ini bertujuan melihat efektivitas token economy untuk meningkatkan perilaku on-task dalam aktifitas makan pada anak dengan hiperaktifitas. Intervensi berlangsung selama 10 sesi. Token yang berikan adalah stiker berbentuk bintang. Penelitian menggunakan desain penelitian single subject dan dengan desain A-B. Partisipan adalah anak laki-laki berusia 8 tahun dengan perilaku hiperaktif. Hasil penelitian menunjukkan, teknik token economy efektif meningkatkan perilaku on-task dalam aktifitas makan pada anak dengan hiperaktifitas. Hal ini membuka peluang bagi penelitian selanjutnya untuk menerapkan modifikasi perilaku pada perilaku on-task dengan berbagai konteks dan latar belakang partisipan.
STRATEGI COPING DAN KEBAHAGIAAN PADA REMAJA SELAMA PANDEMI COVID-19 Nurhalisa, Azzizah; Handayani, Eko
Proyeksi Vol 18, No 2 (2023): Oktober 2023
Publisher : Faculty of Psychology Universitas Islam Sultan Agung Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30659/jp.18.2.144-156

Abstract

Situasi pandemi COVID-19 berdampak pada kehidupan masyarakat, tak terkecuali remaja. Mereka kesulitan dalam mengikuti pembelajaran daring, terbatasnya bertemu dengan teman sebayanya, dan bosan karena terus berada di rumah. Keadaan tersebut berdampak pada meningkatnya stres dan menurunkan kebahagiaan bagi remaja, maka dibutuhkan strategi coping yang efektif untuk menangani stres sehingga meningkat kebahagiaannya. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara strategi coping dan kebahagiaan pada remaja selama pandemi COVID-19. Partisipan penelitian berjumlah 235 berusia 15-21 tahun, sedang menempuh pendidikan (SMP, SMA, Perguruan Tinggi), serta belum menikah. Variabel kebahagiaan diukur menggunakan Subjective Happiness Scale dan strategi coping diukur menggunakan Brief COPE. Analisis data menggunakan Pearson correlation dan simple linier regression. Hasil penelitian menunjukan bahwa emotion focused coping merupakan strategi yang paling banyak digunakan oleh remaja selama pandemi COVID-19. Hasil juga menunjukan bahwa peningkatan penggunaan problem focused coping (r = .38, p
Hidup Bersama Saudara Autistik Saya: Studi Fenomenologi Armand, Ghianina Yasira; Handayani, Eko; Mansoer, Winarini Wilman
INSAN Jurnal Psikologi dan Kesehatan Mental Vol 9 No 1 (2024): INSAN Jurnal Psikologi dan Kesehatan Mental
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jpkm.v9i12024.134-156

Abstract

This research aims to understand the experiences and meaning of individuals who have siblings with autism spectrum disorder (ASD). Participants were seven individuals aged 12 to 25 years who had siblings with ASD living in Indonesia. Data were collected through 60-90 minute semi-structured interviews discussing their personal experiences and perspectives on daily life with their autistic sibling. The interview results were analyzed using thematic analysis which found four main themes: early experiences post siblings' diagnosis, implication on siblings, siblings' relationships, and siblings' perspectives. Young adult participants shared the process of receiving siblings' diagnosis that were influenced by age, how it was communicated by parents, and their own viewpoint of the diagnosis, several adjustments they had to withstand up to their acceptance of the siblings' condition. They also described caregiving role and responsibility for their siblings' future, whereas adolescent participants expressed their own struggles, hope and needs for siblings' recovery.