Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Pembelajaran Kosa Kata Bahasa Inggris dengan Media Cerita Rakyat bagi Siswa Kelas V Sekolah Dasar Christiana Evy Tri Widyahening; MH Sri Rahayu
Jurnal Komunikasi Pendidikan Vol 5, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Veteran Bangun Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32585/jkp.v5i1.913

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah agar penggunaan cerita rakyat dapat digunakan siswa untuk menguasai kosa kata dan memotivasi mereka untuk belajar bahasa Inggris. Penelitian dilakukan pada siswa kelas V SDN 01 Suruh Tasikmadu Karanganyar tahun pelajaran 2019/2020. Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan buku cerita rakyat dalam meningkatkan penguasaan kosakata siswa dapat berhasil dan mampu meningkatkan penguasaan kosa kata siswa. Selain itu, kendala pada siswa seperti malu, canggung, gugup dan takut juga berangsur-angsur berkurang saat pembelajaran kosakata berlangsung. Nilai siswa juga mengalami kemajuan dari siklus satu ke siklus dua. Nilai rata-rata pretes adalah 65,58, nilai rata-rata posttes adalah 70,29 dan nilai rata-rata posttes kedua adalah 78,38.
Kehidupan Demokrasi Indonesia Dan Masalah Gender (Perspektif Sosio-Historis) M.H.Sri Rahayu
AGASTYA: JURNAL SEJARAH DAN PEMBELAJARANNYA Vol 4, No 02 (2014)
Publisher : UNIVERITAS PGRI MADIUN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (641.617 KB) | DOI: 10.25273/ajsp.v4i02.826

Abstract

AbstrakStratifikasi sosial menyebabkan terjadinya tingkatan-tingkatan atau kelas-kelas dalam masyarakat di semua belahan bumi ini. Pengaruh jaman pencerahan (Aufklarung) hingga jaman refomasi membawa perubahan yang signifikan dalam perjalanan sejarah umat manusia. Sehingga munculah teori-teori sosial atau teori kelas yang dicetuskan oleh Karl Marx yang dapat membantu analisis sosial untuk memahami ketidakadilan dalam masalah gender. Perkembangan kehidupan demokrasi merupakan salah satu sarana guna memecahkan masalah gender, karena demokrasi memberikan peluang terhadap kesetaraan kehidupan manusia antara pria dan wanita tanpa ada pembedaan status, sehingga terjadilah apa yang dikenal dengan istilah kesejajaran atau mitra sejajar.
PENGGILINGAN DAN PEMASARAN BAHAN JAMU TRADISIONAL DI KABUPATEN SUKOHARJO Sudarmi Sudarmi; Maria Helena Sri Rahayu
SEMAR (Jurnal Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni bagi Masyarakat) Vol 4, No 1 (2015)
Publisher : LPPM UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/semar.v4i1.840

Abstract

The purpose of community service on Small and Medium Enterprises (SME) Milling and Marketing bussines of Traditional Medicinal Materials in Sukoharjo are: 1) Increasing knowledge about hygiene in working with medicinal products. 2) Increased capacity and management skills such as bookkeeping and packaging capabilities. 3) Increasing the effectiveness of the production, by using the appropriate machine tool. Indicators of  success in science and technology applied to  "business" in the form of increase in the value of the post-test and increased production of ≥ 25%. Results devotion: 1) Based results of pre-test and post-test there is an increased knowledge of hygiene and hygienic; business bookkeeping; packaging herbal products and herbal grinding machine which is an average of 42% (in the SME I) and 49% (in SME II). Improved skills about: business bookkeeping; packaging herbal medicine and  use of the machine tool by an average of 41.8% (in the SME I) and 41.6% (in SME II). 2) Based on the evaluation of production, in the SME I with the help of a machine tool there is increased production of flour milling medicinal average of 38.54%. In the SME II, with counseling and assistance labeled plastic, packaging bags models boiled herbs and spices grinding machine there is an increase in the marketing of herbal medicinal flour: 57.97%, boiled herbs marketing model of bag 38% and 64.4% herbal spice mill.
PENINGKATAN AKTIFITAS BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL TENTANG PERGERAKAN NASIONAL MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE BAMBOO DANCING PADA SISWA KELAS V SEMESTER II SEKOLAH DASAR NEGERI KANDANGSAPI 2 KECAMATAN JENAR KABUPATEN SRAGEN Agus Prayitno; Maria Helena Sri Rahayu; Yohannes Sugiyanto
CIVICS EDUCATION AND SOCIAL SCIENCE JOURNAL (CESSJ) Vol 1, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Veteran Bangun Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32585/cessj.v1i1.355

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk Untuk Meningkatkan Aktifitas Belajar dan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial dalam Materi Pergerakan Nasional dengan mengunakan Pembelajaran Kooperatif Metode Bamboo Dancing pada Siswa Kelas V Semester II Sekolah Dasar Negeri Kandangsapi 2 Kecamatan Jenar Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2014/2015.  Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang terdiri dari dua siklus.Subjek penelitian adalah Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Kandangsapi 02 Kecamatan Jenar Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2014/2015. Sejumlah 14 siswa yang terdiri dari 10 laki-laki dan 4 perempuan. Metode pengumpulan data dengan menggunakan metode tes, observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa penerapan metode Kooperatif Bamboo Dancing dapat meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar  siswa dalam pembelajaran IPS. Pada kondisi awal siswa pasif dan cpat bosan pada tindakan 1 dan tindakan 2 siswa menjadi aktif dan tidak bosan. Hasil belajar IPS siswa pada kondisi awal banyak yang skorenya dibawah KKM setelah diberikan tindak 1 dan 2 berybah secara signifikan. Pertama: Penggunaan Pembelajaran Kooperatif Metode Bamboo Dancing dapat  Meningkatkan Aktifitas Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial dalam Materi Pergerakan Nasional pada Siswa Kelas V Semester II Sekolah Dasar Negeri Kandangsapi 2 Kecamatan Jenar Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2014/2015.  Kedua : Penggunaan Pembelajaran Kooperatif Metode Bamboo Dancing dapat  Meningkatkan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial dalam Materi Pergerakan Nasional pada Siswa Kelas V Semester II Sekolah Dasar Negeri Kandangsapi 2 Kecamatan Jenar Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2014/2015.
Strategi Membangun Karakter Generasi Muda yang Beretika Pancasila dalam Kebhinekaan dalam Perspektif Keutuhan Negara Kesatuan Repiblik Indonesia MH Sri Rahayu
JURNAL PENDIDIKAN Vol 28, No 3 (2019)
Publisher : Universitas Veteran Bangun Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (257.015 KB) | DOI: 10.32585/jp.v28i3.490

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan strategi membangun karakter generasi muda yang beretika Pancasila dalam kebhinnekaan dalam perspektif keutuhan Negara Kesatuan RepublikIndonesia. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Subjek penelitiannya adalah remaja dan orang tua di desa Calen Kecamatan Jombor Kabupaten Sukoharjo, dan objeknya adalah karakter beretika pancasila, kebhinnekaan, dan NKRI. Metode pengumpulan data yang digunakan: observasi, wawancara dan dokumentasi, validitas data dilakukan dengan cara trianggulasi sumber dan metode. Teknik analisis data dilakukan dengan teknik analisis kualitatif terdiri dari 4 tahap yaitu: pengumpulan data, reduksi data, display data, dan verifikasi data. Hasil penelitian berdasarkan hasil pengamatan dilapangan yang dilakukan pada tanggal 10-20 Nopember 2019 ditemukan hal-hal sebagai berikut: masih banyaknya sikap, perilaku remaja yang kurang mencerminkan nilai karakter pancasila, kurangnya sikap yang menjunjung nilai karakter persatuan dan kesatuan sehingga mengancam kebhinnekaan. Hasil wawancara terhadap remaja dan orang tua yang dilakukan pada tanggal 21-25 Nopember 2019 diperoleh informasi: remaja kurang memahami makna nilai karakter beretika pancasila, orang tua kurang mendidik nilai karakter beretika pancasila secara maksimal, orang tua merasa kesulitan dalam memberikan penjelasan tentang nilai karakter beretika pancasila pada anak remajanya, orang tua merasa kurang mampu untuk memberikan contoh konkrit sikap perilaku yang mencerminkan nilai karakter yang beretika pancasila. Simpulannya berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara dapat disimpulkan bahwa nilai karakter yang beretika pancasila dalam kebhinnekaan dalam persepektif NKRI bagi remaja di desa Calen Kecamatan Jombor Kabupaten Sukoharjo kurang maksimal, 
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Siswa sekolah Dasar di Desa Lumbungkerep Kecamatan Wonosari Kabupaten Klaten Setelah Masa Pandemi Covid 19 Tahun 2022 Annisah Rahmawati; Maria Helena Sri Rahayu; Petrus Andi Ciptandriyo
CIVICS EDUCATION AND SOCIAL SCIENCE JOURNAL (CESSJ) Vol 4, No 2 (2022)
Publisher : Universitas Veteran Bangun Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32585/cessj.v4i2.3194

Abstract

Tujuan dari penelitian ini:1. Mendiskripsikan upaya yang dilakukan orang tua meningkatkan hasil belajar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan siswa SD setelah pandemi covid 19. 2. Mendiskripsikan langkah meningkatkan hasil belajar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan siswa Sekolah Dasar setelah pendemi dan pembelajaran daring usai. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Subyek penelitian ini adalah orang tua di Desa Lumbungkerep Kecamatan Wonosari Kabupaten Klaten yang memiliki anak yang bersekolah di jenjang Sekolah Dasar. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode wawancara, dokumentasi dan observasi di Desa Lumbungkerep Kecamatan Wonosari Kabupaten Klaten. Analisis data menggunakan analisis dengan 3 langkah yaitu: reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Validitas yang dipakai menggunakan triagulasi sumber dan triagulasi tehnik. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa Upaya yang dilakukan oleh orang tua di Desa Lumbungkerep Kecamatan Wonosari Kabupaten Klaten agar hasil belajar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan siswa Sekolah Dasar meningkat setelah pandemi dengan adalah dengan melakukan pendampingan saat siswa sedang belajar. Langkah meningkatkan hasil belajar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan siswa Sekolah Dasar setelah pendemi dan pembelajaran daring usai sebagai berikut orang tua selalu menanyakan apa yang dibutuhkan oleh anak, menyiapkan sarapan/bekal yang disukai anak, melakukan bimbingan, memberikan kata-kata motivasi dan pujian pada anak, dan memberi perhatian pada pekerjaan rumah anak.  Kata Kunci: Covid 19,  Hasil Belajar PPKn, Masa Pendemi 
Peranan Guru PKn untuk Meningkatkan Partisipasi Politik Siswa sebagai Pemilih Pemula di SMK Veteran 1 Sukoharjo Maria Helena Sri Rahayu; Petrus Andi C; Elisabet Anita Gayatri; Tegar Erawan
Civics Education and Social Science Journal (CESSJ) Vol. 5 No. 2 (2023)
Publisher : Universitas Veteran Bangun Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32585/cessj.v5i2.4724

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan guru PKn untuk meningkatkan partisipasi politik siswa sebagai pemilih pemula dan kendala-kendala yang dihadapi dalam meningkatkan partisipasi politik siswa sebagai pemilih pemula di SMK Veteran 1 Sukoharjo. Subjek Penelitian adalah guru-guru mata pelajaran PKn berjumlah 3. Objek penelitian adalah peranan guru untuk meningkatkan partisipasi politik siswa sebagai pemilih pemula. Jenis Penelitian ini adalah kualitatif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Teknik pengumpulan data menggunakan tiga teknik, yaitu (1) observasi, (2) wawancara, dan (3) penyajian dokumentasi. Validasi data menggunakan trianggulasi sumber. Analisis data dilakukan secara kualitatif melalui tahap pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peranan guru PKn untuk meningkatkan partisipasi politik siswa sebagai pemilih pemula di SMK Veteran 1 Sukoharjo yakni memberikan pemahaman kepada siswa terkait materi pendidikan politik dan menumbuhkan kesadaran partisipasi politik siswa dalam pemilu. Sedangkan kendala-kendala yang dihadapi dalam meningkatkan partisipasi politik siswa sebagai pemilih pemula di SMK Veteran 1 Sukoharjo antara lain: kurangnya antusias siswa dalam pemilu, belum adanya pengintegrasian materi-materi kepemiluan dalam perangkat pembelajaran PKn, dan belum adanya sosialisasi secara langsung oleh pihak-pihak penyelenggara pemilu dalam mensosialisasikan terkait pemilu.   Kata kunci: Peranan Guru, Partisipasi Politik, Pemilih Pemula
Kekuatan Hukum Hasil Mediasi dalam Sengketa Asuransi di BPSK: Tinjauan dari Undang-Undang Perlindungan Konsumen Dahlan Sitohang; Maria Helena Sri Rahayu
Aliansi: Jurnal Hukum, Pendidikan dan Sosial Humaniora Vol. 2 No. 6 (2025): Aliansi: Jurnal Hukum, Pendidikan dan Sosial Humaniora
Publisher : Asosiasi Peneliti dan Pengajar Ilmu Hukum Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62383/aliansi.v2i6.1289

Abstract

Insurance is a service designed to prevent or mitigate various potential risks. The Consumer Dispute Settlement Agency (BPSK) is authorized to resolve consumer disputes through three alternative methods: arbitration, conciliation, and mediation. This study aims to analyze the legal force of mediation outcomes and to identify and examine the obstacles encountered in the implementation of insurance dispute resolution through BPSK mediation. This research employs a normative legal method with a statutory approach through literature review. The analysis is conducted qualitatively based on legal regulations and principles. Data is sourced from primary, secondary, and tertiary materials, and the process consists of three stages: formulation, analysis, and conclusion. The findings indicate that although BPSK’s authority is limited, its decisions are final and binding, and mediation agreements remain legally valid. If no objection is filed, the agreement must be implemented, with criminal consequences for non-compliance. However, the effectiveness of consumer dispute resolution remains hindered by weak legal force, limited regulatory framework, institutional capacity constraints, and potential external intervention.