Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

MENINGKATKAN KUALITAS PENDIDIKAN NON-FORMAL MELALUI PEMBERIAN KETERAMPILAN KERJA PADA ANAK DIFABEL Sri Adi Nurhayati; Sesya Dias Mumpuni
Jurnal Komunikasi Pendidikan Vol 2, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Veteran Bangun Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (466.833 KB) | DOI: 10.32585/jkp.v2i2.129

Abstract

Pendidikan nonformal masih awan diketahui oleh masyarakat. Mengenalkan pendidikan nonformal menjadi tantangan dalam situasi global sekarang ini. Salah satu pendidikan nonformal yang ada di Kabupaten Tegal adalah organisasi Difabel Slawi Mandiri yang memberikan keterampilan kepada difabel. Bekal keterampilan tersebut salah satunya yaitu keterampilan menjahit. Pelatihan keterampilan menjahit pada difabel akan sangat bermanfaat jika ditekuni dengan baik. Keterampilan menjahit dapat dilihat sebagai tolok ukur kinerja difabel. Maka perlu adanya kesiapan kinerja difabel akan memberikan manfaat bagi dirinya. Indikator kinerja yang ada pada diri difabel meliputi (1) task behaviors, (2) task performance, (3) productivity dan (4) quality. Sampel responden ada tiga difabel yang memiliki kasus yang khas pada kinerja dalam bekerja. Konseling diperlukan untuk dapat membantu difabel dalam menentukan tujuan diri. Proses konseling yang dilakukan untuk memandirikan konseli, penguatan dalam kinerja dan dasar untuk memulai pekerjaan yang dibidangi. Kerjasama yang baik antara konselor dengan konseli sangat diperlukan dalam rangka membantu diri konseli. Konselor memberikan apresiasi terhadap kemandirian akan semua hal yang dilakukan untuk meningkatkan kinerja khususnya dalam rintisan usaha di Kabupaten Tegal. Hal yang tidak mudah, namun sangat perlu dilakukan sebagai karir pekerjaan difabel di masyarakat.Kata Kunci: pendidikan non-formal, difabel, keterampilan kerja
Studi Kasus Tentang Kinerja Karyawan Kelurahan Di KecamatanTegal Timur Sri Adi Nurhayati; Sesya Dias Mumpuni
Cakrawala: Jurnal Pendidikan Vol 12 No 2 (2018)
Publisher : Universitas Pancasakti Tegal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (542.383 KB) | DOI: 10.24905/cakrawala.v12i2.146

Abstract

Procrastination is the behavior of delaying work, which directly affects employee performance. Employee performance is seen from the results of their work in quality and quantity in accordance with the duties and responsibilities given to them. The purpose of this study was to increase community satisfaction with the performance of kelurahan employees in the sub-district of Tegal Timur. The method that will be used in achieving the goal is the mix method. The use of data qualitatively by using case studies, then carried out a quantitative approach that was used as a calculation of the scale of work procrastination and the performance of kelurahan employees in the sub-district of Tegal Timur. Within a period of six months it was expected that there had been a change in the performance of the kelurahan employees in Tegal Timur sub-district through Rational Emotive techniques and Cognitive Behavior, the data obtained could represent the performance conditions of kelurahan employees in Tegal Timur sub-district. The level of community satisfaction with the performance of kelurahan employees in Tegal Timur sub-district increased by 5%.
Peran Modal Sosial Disabilitas sebagai Dasar Peer Counseling pada Masyarakat Difabel Desa Inklusi Kabupaten Tegal Sesya Dias Mumpuni; Ike Desi Florina; Sri Adi Nurhayati; Laelia Nurpratiwiningsih; Hijrah Eko Putro
G-Couns: Jurnal Bimbingan dan Konseling Vol. 8 No. 01 (2023): Desember 2023, G Couns: Jurnal Bimbingan dan Konseling
Publisher : Universitas PGRI Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31316/gcouns.v8i01.5493

Abstract

Penelitian ini didasari urgensi penanganan diskriminasi dan stigma disabilitas di Kabupaten Tegal. Anggota Forum Desa Inklusi adalah warga difabel yang suka rela secara aktif pada kegiatan di desa inklusi. Adanya Forum Desa Inklusi agar disabilitas dapat kembali percaya diri, mau untuk bertumbuh dan bergerak untuk kehidupannya. Para relawan ini menjadi modal sosial di desa untuk menggandeng para disabilitas lain di desa. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui apa saja yang dimiliki difabel dalam penguatan modal sosial melalui peer counseling. Responden penelitian ini 40 relawan disabilitas anggota Forum Desa Inklusi berusia 15 – 55 tahun. Penelitian ini kuantitatif experimental design rancangan pre-test post-test control group design. Hasil penelitian ini responden memiliki modal sosial yaitu bergaul dengan teman dan keluarga dengan sangat baik, memulai persahabatan dengan sangat baik, memahami orang lain menggunakan bahasa dengan sangat baik. Kesimpulan penelitian ini tidak ada masalah pada indikator pengukuran pre-test responden sebagai dasar konselor sebaya. Kata kunci: difabel, konseling, komunikasi, konseling sebaya, relawan
Empowering disabilities through public speaking: Building social independence with a co-creation approach Ike Desi Florina; Sri Adi Nurhayati; Inas Sanny Muyassaroh; Sesya Dias Mumpuni
Community Empowerment Vol 9 No 12 (2024)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Magelang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31603/ce.12327

Abstract

Tegal Regency continues to grapple with discrimination and stigma against people with disabilities, leading to insufficient social support, low self-confidence, and communication barriers. This limited communication hinders their social independence. This activity aimed to enhance self-confidence, public speaking skills, and social independence among members of Difabel Mandiri Slawi (DMS). The program comprised three stages: (1) An initial Focus Group Discussion (FGD) with DMS in July 2024 to assess needs; (2) Motivational seminars and public speaking workshops (incorporating theory and practice); and (3) Co-creation activities, including public speaking practice at Alun-Alun Slawi. The program successfully increased participants' self-confidence by 47% and their public speaking skills by 50%, positively impacting their social independence as evidenced by improved social relationships.