I Nengah Sumantra
Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

MANAGEMENT OF MENTAL DISORDER PATIENTS (ADHIATMIKA DHUKA) IN BALI PROVINCE HOSPITALITY I Nengah Sumantra
Vidyottama Sanatana: International Journal of Hindu Science and Religious Studies Vol 5, No 1 (2021)
Publisher : Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25078/ijhsrs.v5i1.2110

Abstract

This research is focused on the discussion of (1) integration between traditional and conventional medicine in the RSJ (Mental Hospital) of Bali, (2) the form of a combination of traditional medicine with conventional medicine for mental disorder patients at Mental Hospital of Bali, (3) the impact of integrating traditional medicine and conventional in mental patients at Mental Hospital of Bali. The theory used in analyzing the three problem formulations in this study, namely: (1) psychoanalytic theory, (2) ethnomedicine theory, and (3) perception theory. This research uses the method of documentation, literature study, observation and interviews. The results of this study indicate the following points. First, the factors that cause psychiatric rehabilitation patients at RSJ Bali integrate traditional and conventional medicine consisting of internal factors, e.g., beliefs, needs for holistic nursing care, religion, social, and culture, and also external factors, e.g., state legitimacy towards traditional medicine and western biomedical weakness. Second, the form of traditional medicine for mental illness patients at RSJ Bali Province consists of traditional forms, e.g., diagnosis (nengerin), peruwatan (bhuta Yajna) and spells, speech, dharma wacana (spiritual ceremony), prayer, and text-based handling (manuscripts) of medicine and a combination of traditional and modern techniques, and also conventional forms of treatment for psychoanalysis, cognitive behavioral approaches (cognitive behavior), humanistic approaches, and other types of therapy. The form of combining traditional and modern techniques consists of diagnosis, improvement of mental development, the use of drugs, and treatment by spiritual means. Third, traditional and conventional treatments for mental patients at RSJ Bali have an individual impact, social impact, psychological impact on patients, the impact of power, and the impact of community culture.
PELAKSANAAN UPACARA MAPAKELEM TELAGA MAYA DI PURA PUSERING JAGAT DESA PEJENG KECAMATAN TAMPAKSIRING KABUPATEN GIANYAR (PERSPEKTIF PENDIDIKAN AGAMA HINDU) Ni Kadek Ayu Apriliani; I Nengah Lestawi; I Nengah Sumantra
Upadhyaya : Jurnal Penelitian Pendidikan Vol. 2 No. 1 (2021): Volume 2 Nomor 2 April 2021
Publisher : UHN IGB Sugriwa Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25078/up.v2i1.2637

Abstract

Umat Hindu di Bali dalam aktivitas kehidupan sehari-harinya selalu menempatkan kekuatan Tuhan melalui pelaksanaan upacara yajna yang berpedoman pada Nilai-nilai Pendidikan Agama Hindu seperti dalam Pelaksanaan Upacara Mapakelem Telaga Maya di Pura Pusering Jagat. Upacara Mapakelem Telaga Maya adalah upacara Bhuta Yajna yang dilaksanakan di Pura Pusering Jagat oleh seluruh masyarakat Desa Pejeng setiap setahun sekali yaitu pada Purnamaning Sasih Karo di telaga yang kering yang disebut Telaga Maya. Fokus penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor dilaksanakannya upacara, pelaksanaan upacara, dan nilai-nilai pendidikan agama Hindu yang terdapat dalam upacara. Penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologis dengan mempergunakan Teori Religi, Teori Simbol dan Teori Nilai. Subjek dalam penelitian ini adalah Pengurus dan masyarakatDesa Pejeng, serta Pemangku di Pura Pusering Jagat. Sedangkan objek dalam penelitian iniadalah pusat dan fokus penelitian yang akan dibahas dalam penelitian ini. Teknik Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dokumentasi, dan studi kepustakaan. Data yang telah terkumpul kemudian dianalisis dengan teknik analisis data dengan langkahlangkah reduksi data, data display/penyajian data, conclusion drawing/verifikasi. Hasil daripenelitian ini adalah (1) Faktor-faktor dilaksanakannya upacara Mapakelem Telaga Maya diPura Pusering Jagat yaitu faktor internal dan faktor eksternal. (2) Pelaksanaan upacaraMapakelem Telaga Maya di Pura Pusering Jagat yang terdiri dari prosesi, sarana, mantram pujaastawa, pemimpin, tempat dan waktu pelaksanaan upacara Mapakelem Telaga Maya. (3) Nilainilai Pendidikan Agama Hindu dalam upacara Mapakelem Telaga Maya di Pura Pusering Jagat yaitu Nilai Agama, Nilai Etika, Nilai Sosial dan Nilai Estetis.
PENDIDIKAN KEBERAGAMAAN HINDU DALAM UPACARA NGUSABHA SATUH DI PURA DALEM BANJAR PAKEL DESA ADAT GEGELANG KECAMATAN MANGGIS KABUPATEN KARANGASEM Ni Wayan Seniari; I Ketut Tanu; I Nengah Sumantra
Upadhyaya : Jurnal Penelitian Pendidikan Vol. 2 No. 1 (2021): Volume 2 Nomor 2 April 2021
Publisher : UHN IGB Sugriwa Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25078/up.v2i1.2639

Abstract

Pendidikan keberagamaan merupakan suatu hal yang menyangkut tentang tingkat pengetahuan, keyakinan, pelaksanaan dan penghayatan seseorang atas ajaran agama yang diyakininya, atau suatu sikap penyerahan diri kepada suatu kekuatan yang ada di luar dirinya yang diwujudkan dalam aktivitas dan perilaku individu sehari-hari. Hal tersebut dapat diwujudkan melalui salah satu upacara yajna yang disebut Upacara Ngusabha Satuh di Pura Dalem Banjar Pakel, Desa Adat Gegelang, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem. Keunikan dari upacara Ngusabha Satuh terletak pada prosesi serta sarana dan prasarana yang digunakan. Adapun masalah yang dibahas 1. Bagaimana prosesi pelaksanaan upacara Ngusabha Satuh, 2. Bagaimanakah dampak dari pelaksanaan upacara Ngusabha Satuh terhadap kehidupan masyarakat, 3. Makna pendidikan keberagamaan Hindu apakah yang terkandung dalam upacara Ngusabha Satuh di Pura Dalem Banjar Pakel Desa Adat Gegelang, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1. Teori Religi, 2. Teori Dependensi, dan 3. Teori Keberagamaan. Informan dalam penelitian ini ditetapkan secara purposive sampling dengan teknik pengumpulan data yaitu observasi, wawancara, dan studi dokumen. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah prosesi pelaksanaan upacara Ngusabha Satuh yang dimulai dari ngayah, mejaga-jaga, mesucian (Katuran ke Beji), Nunas Tirtha, Mapepada, Pangusabhaan, dan Penyineban. Pelaksanaan upacara Ngusabha Satuh tentunya memiliki dampak antara lain dampak religius, dampak sosial ekonomi, dampak pelestarian budaya dan dampak pendidikan. Makna pendidikan keberagamaan Hindu yang terkandung dalam upacara Ngusabha Satuh yaitu makna pendidikan pengetahuan agama, makna pendidikan keyakinan, makna pendidikan praktek agama/ritual dan makna pendidikan konsekuensi.