Arta Kusumaningrum
Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Purworejo

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

STRATEGI PENGELOLAAN DANA BANTUAN SOSIAL PENGEMBANGAN SYSTEM OF RICE INTENSIFICATION DI KECAMATAN BENER KABUPATEN PURWOREJO Arbi Triyogi; Didik Widiyantono; Arta Kusumaningrum
Surya Agritama : Jurnal Ilmu Pertanian dan Peternakan Vol 7, No 1 (2018): SURYA AGRITAMA
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purworejo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (208.27 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mengetahui metode dan alur  pemberian bantuan sosial pengembangan SRI yang dilakukan pemerintah, 2) mengetahui faktor internal yang menjadi kekuatan dan kelemahan, 3) mengetahui faktor eksternal yang menjadi peluang dan ancaman, 4) mengetahui strategi pengembangan yang dapat dilakukan sesuai dengan situasi daerah penelitian. Penelitian ini dilakukan pada kelompok tani maupun gabungan kelompok tani penerima manfaat bantuan sosial pengembangan metode SRI di Kecamatan Bener Kabupaten Purworejo. Metode pengambilan sampel pada penelitian ini adalah dengan metode purposive sampling, dengan jumlah respoden 36 orang. Metode analisis penelitian menggunakan analisis deskriptif.Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) metode pemberian bantuan sosial melalui transfer uang sejumlah Rp40.500.000. Alur pelaksanaan kegiatan sebagai berikut: a) koordinasi, b) pembuatan petunjuk teknis, c) pembuatan petunjuk pelaksanaan, d) sosialisasi, e) penjaringan Calon Petani dan Calon Lokasi, f) penetapan petani dan lokasi pelaksana, g) musyawarah kelompok tani atau rembug desa, h) pembuatan rekening kelompok, i) penyusunan Rencana Usulan Kegiatan Kelompok, j) transfer Dana. k) pembelian saprodi, l) pengadaan alat pertanian, m) pelatihan SRI, n) pendampingan/pengawalan, o) penanaman. 2) faktor eksternal: Kekuatan a) rasa percaya pada pengelolaannya, b) kehati-hatian petani terhadap aturan. Kelemahan a) kurang maksimalnya peran ppl b) lahan yang berkotak-kotak sempit. 3) faktor eksternal. Peluang: a) trend pertanian organik, b) adanya pelatihan tentang pertanian organik. Ancaman: a) tidak  adanya bantuan di masa mendatang, b) pangsa pasar hasil panen yang belum disediakan. 4) salah satu strategi yang dapat diterapkan adalah SO yaitu membangun sinergi dengan perguruan tinggi. Kata Kunci : Bantuan Sosial SRI, Kelompok Tani.
ANALISIS MINAT BELI KONSUMEN TERHADAP BERAS SEHAT “BOGOWONTO” DI KABUPATEN PURWOREJO Dyah Panuntun Utami; Uswatun Hasanah; Arta Kusumaningrum
Surya Agritama : Jurnal Ilmu Pertanian dan Peternakan Vol 7, No 1 (2018): SURYA AGRITAMA
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purworejo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (140.285 KB)

Abstract

Penelitian ini mengkaji tentang alasan konsumen, kesetiaan konsumen, lama mengkonsumsi, dan minat beli konsumen terhadap beras sehat Bogowonto. Metode penelitian ini dilakukan dengan survei. Pengambilan sampel secara purposive sampling. Jumlah responden sebanyak 30 orang.  Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Metode analisis data secara deskriptif analitis.Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa sebagian besar (60,01%) alasan responden mengkonsumsi beras sehat Bogowonto karena diproduksi secara organik sehingga bebas dari bahan-bahan kimia yang berbahaya bagi kesehatan dan beras sehat Bogowonto telah diuji di laboratorium Sucofindo. Hasil uji laboratorium tersebut sebagai jaminan kepada konsumen bahwa beras Bogowonto adalah beras sehat dan aman dikonsumsi.  Analisis kesetiaan konsumen jika harga naik diketahui bahwa konsumen tetap membeli beras tersebut. Alasannya karena kualitas beras baik dan adanya uji laboratorium yang menunjukkan beras bebas bahan kimia berbahaya.Analisis lama mengkonsumsi diketahui bahwa sebagian besar konsumen (53,33%) telah mengkonsumsi beras sehat Bogowonto lebih dari 4 tahun. Hal ini  karena konsumen adalah pelanggan beras sehat Bogowonto. Minat beli konsumen terhadap beras sehat Bogowonto tinggi dengan skor 17,03.  Hal ini disebabkan konsumen percaya bahwa beras sehat Bogowonto adalah beras yang dibudidayakan secara organik dan tidak mengandung bahan kimia yang berbahaya bagi kesehatan. Walaupun hanya dijual di tempat tertentu dan harga lebih mahal mereka tetap membeli beras sehat Bogowonto.  Kata Kunci: Minat Beli, Beras Sehat Bogowonto
PARTISIPASI WANITA TANI DALAM PENGOLAHAN GULA SEMUT DI DESA HARGOROJO KECAMATAN BAGELEN KABUPATEN PURWOREJO Niken Imroatun; Istiko Agus Wicaksono; Arta Kusumaningrum
Surya Agritama : Jurnal Ilmu Pertanian dan Peternakan Vol 7, No 1 (2018): SURYA AGRITAMA
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purworejo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini antara lain: (1) mengetahui tingkat partisipasi wanita tani dalam proses pengolahan gula semut, (2) mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi wanita tani dalam proses pengolahan gula semut, (3) mengetahui pembagian kerja wanita tani dalam pengolahan gula semut. Populasi penelitian semua pengrajin gula semut di Desa Hargorojo Kecamatan Bagelen Kabupaten Purworejo berjumlah 214 wanita tani. Sampel responden yang diteliti berjumlah 68 wanita tani yang ditentukan menggunakan tingkat kesalahan 10%. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik proportionate stratified random sampling. Instrumen pengumpulan data menggunakan kuesioner, analisis menggunakan regresi linier berganda dan skala likert. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat partisipasi wanita tani dalam pengolahan gula semut dikategorikan tinggi dengan rata-rata 46,88 atau sebanyak 57, 35%. Hal ini dikarenakan kegiatan pengolahan gula semut lebih banyak dilakukan di dapur yang merupakan tugas seorang istri/wanita tani. Faktor-faktor yang secara signifikan mempengaruhi partisipasi wanita tani dalam pengolahan gula semut adalah jumlah anggota keluarga, alokasi waktu dan perusahaan. Faktor-faktor yang tidak mempengaruhi partisipasi wanita tani dalam pengolahan gula semut adalah umur, tingkat pendidikan, motivasi, pengalaman, penyuluh pertanian dan koperasi. Pembagian kerja antara wanita tani dan petani dalam pengolahan gula semut didominasi oleh wanita tani. Kegiatan yang dilakukan wanita tani antara lain pembuatan atau pencarian kayu bakar, pemasakan nira hingga pembuatan butiran, pencucian alat produksi dan penjualan, sedangkan kegiatan yang dilakukan oleh petani adalah pencarian kayu bakar, pengambilan nira, dan penjualan. Kata kunci : gula semut, partisipasi wanita, pembagian kerja wanita.
PEMBAGIAN TENAGA WANITA TANI DALAM PENGOLAHAN GULA SEMUT DI DESA HARGOROJO KECAMATAN BAGELEN KABUPATEN PURWOREJO Arta Kusumaningrum; Istiko Agus Wicaksono; Niken Imroatun Sholikhah
Surya Agritama : Jurnal Ilmu Pertanian dan Peternakan Vol 7, No 1 (2018): SURYA AGRITAMA
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purworejo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (184.677 KB)

Abstract

Pembagian kerja antara wanita dan laki-laki telah ada, laki-laki pada sektor publik sedangkan wanita pada sektor domestik. Pada sektor domestik ini wanita bekerja di dalam rumah tangga. Di Desa Horgorojo Kecamatan Begelen Kabupaten Purworejo ini merupakan tempat sentra pengrajin gula semut. Hampir semua penduduknya menjadikan pengrajin gula semut sebagai pekerjaan pokoknya. Wanita tani di Desa Hargorojo tidak hanya berperan dalam sektor domestik saja, tetapi juga sektor publik sebagai pengrajin gula semut. Adapun tujuan penelitian ini adalah 1) Mengetahui pembagian kerja wanita tani dalam pengolahan gula semut di Desa Hargorojo, Kecamatan Bagelen, Kabupaten Purworejo 2) Mengetahui alokasi waktu dalam proses pengolahan gula semut di Desa Hargorojo, Kecamatan Bagelen, Kabupaten Purworejo, dan 3) Mengetahui cara pembuatan gula semut di Desa Hargorojo, Kecamatan Bagelen, Kabupaten Purworejo. Penelitian ini menggunakan metode diskriptif, yaitu mengamati dan menganalisis kejadian yang terjadi di lapangan. Kesimpulan yang didapat dalam penelitian adalah 1) Kegiatan yang dilakukan oleh wanita tani dalam pengolahan gula semut antara lain pemasakan, pencucian alat produksi, pengkristalan, penjualan dan pencarian kayu bakar. Sedangkan kegiatan yang dilakukan petani antara lain adalah pengambilan nira kelapa, penjualan, dan pencarian kayu bakar. 2) Alokasi waktu dalam proses pengolahan gula semut oleh wanita tani adalah selama 7 jam 30 menit dalam pengolahan gula semut sedangkan petani hanya mengalokasikan waktunya selama 5 jam 30 menit dalam melakukan kegiatan pengolahan gula semut. Dan 3) Proses pengolahan gula semut antara lain: pengambilan nira kelapa, pemasakan nira, pengkristalan, pengeringan dan pengayakan. Key words: alokasi waktu, pembagian kerja, proses pengolahan gula semut, dan wanita taniANALISIS MINAT BELI KONSUMEN TERHADAP BERAS SEHAT “BOGOWONTO” DI KABUPATEN PURWOREJO
PENDEKATAN OVOP (One Village One Product) UNTUK MENGEMBANGKAN POTENSI GULA SEMUT ORGANIK DI DESA HARGOROJO KECAMATAN BAGELEN KABUPATEN PURWOREJO Ulfah Adiningsih; Uswatun Hasanah; Arta Kusumaningrum
Surya Agritama : Jurnal Ilmu Pertanian dan Peternakan Vol 7, No 1 (2018): SURYA AGRITAMA
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purworejo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian yang berjudul Pendekatan OVOP (One Village One product) untuk Mengembangkan Potensi Gula Semut Organik di Desa Hargorojo Kecamatan bagelen Kabupaten purworejo ini bertujuan untuk: (1) mengetahui penerapan Program OVOP di Kabupaten Purworejo, (2) mengetahui potensi gula semut organik untuk menjadi produk unggulan daerah Kabupaten Purworejo. Metode penentuan daerah penelitian secara purposive (sengaja). Sampel responden ditentukan dengan Teknik purposive sampling. Metode analisis data menggunakan analisis deskriptif.Hasil penelitian menunjukkan pelaksanaan Program OVOP di Kabupaten Purworejo mulai dilaksanakan pada tahun 2017 dengan melaksanakan Lomba /Festival OVOP yang diikuti oleh 32 UKM dari seluruh kecamatan di Kabupaten Purworejo. Gula semut organik dari Desa Hargorojo belum masuk penjaringan karena proses seleksi dari Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Perdagangan yang kurang transparan dan kurangnya sosialisasi, sehingga dapat dikatakan bahwa pelaksanaan OVOP di Kabupaten Purworejo belum maksimal. Berdasarkan penilaian yang dilakukan, gula semut organik masuk dalam kategori bintang 2 (**) yaitu masih perlu bimbingan dasar dengan melakukan perbaikan. Hal yang perlu dilakukan yaitu, pemerintah harus mengupayakan peningkatan skill pengrajin gula semut organik di Desa Hargorojo agar tidak tergantung pada PT Mega Inovasi Orgaik dan mampu mandiri dalam menjalankan usahanya. Pemerintah daerah juga harus membantu permodalan serta mempromosikan gula semut organik dari Desa Hargorojo agar dikenal masyarakat Purworejo dan sekitarnya. Kata Kunci: Gula Semut Organik, OVOP, Produk Unggulan Daerah.
INOVASI PENGETAHUAN PETANI DI LAHAN PASIR PANTAI KABUPATEN PURWOREJO Arta Kusumaningrum; Didik Widiyantono
Surya Agritama : Jurnal Ilmu Pertanian dan Peternakan Vol 7, No 2 (2018): SURYA AGRITAMA
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purworejo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (152.464 KB)

Abstract

Penelitian ini mengacu kepada inovasi pengetahuan petani yang melakukan usahatani di lahan pasir pantai Kabupaten Purworejo. Lahan pasir pantai merupakan lahan yang cukup luas yang belum diusahakan secara maksimal khususnya di Kabupaten Purworejo. Inovasi pengetahuan yang dimiliki petani bertujuan untuk mengubah lahan yang tergolong marginal menjadi lahan potensial untuk dapat dikembangkan berbagai komoditas dengan memanfaatkan lahan pasir pantai. Penelitian ini memiliki 3 tujuan yaitu: 1. Mengetahui inovasi pengetahuan petani di lahan pasir pantai, Kabupaten Purworejo, 2. Mengetahui komoditas yang dibudidayakan petani di lahan pasir pantai, Kabupaten Purworejo, dan 3. Mengetahui maanfaat lahan pasir pantai dalam kegiatan budidaya tanaman di Kabupaten Purworejo. Metode penelitian menggunakan deskriptif analisis. Total sampel yaitu 60 petani. Pengambilan sampel dilakukan secara random sampling/acak. Hasil penelitian ini yaitu 1.  Inovasi pengetahuan petani di lahan pasir pantai, Kabupaten Purworejo tergolong kategori sedang, 2. Komoditas yang dibudidayakan petani di lahan pasir pantai, Kabupaten Purworejo yaitu komoditas tanaman pangan, tanaman holtikultur, dan tanaman perkebunan, dan 3. Manfaat lahan pasir pantai dalam kegiatan budidaya tanaman yaitu mudah dalam pengolahan lahan, mudah dalam perawatan, tidak mudah terserang hama dan penyakit, produksi maksimal, pendapatan dan keuntungan meningkat serta mengoptimalkan penggunaan lahan. Kata kunci: Inovasi Pengetahuan, Petani, Lahan Pasir Pantai, Budidaya Tanaman, Kabupaten Purworejo