Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PENGARUH PDRB, PENDIDIKAN DAN PENGANGGURAN TERHADAP KEMISKINAN DI KABUPATEN SAMBAS Uray Dian Novita; Nur Istiqamah
JURNAL MANAJEMEN MOTIVASI Vol 13, No 1 (2017): Jurnal Manajemen Motivasi
Publisher : Universitas Muhammadiyah Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (689.24 KB) | DOI: 10.29406/jmm.v13i1.539

Abstract

Kemiskinan merupakan suatu keadaan yang tidak hanya di alami oleh negara yang berkembang, namun juga bagi negara maju yang telah memiliki kekayaan sumber daya alam maupun sumber daya manusia yang memadai. Begitu juga halnya yang terjadi di Kabupaten Sambas yang mana jumlah penduduk miskinnya bisa di katakan cukup tinggi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh PDRB, Pendidikan dan Pengangguran terhadap Kemiskinan di Kabupaten Sambas. Alat analisis yang digunakan adalah dengan menggunakan regresi linear berganda, uji asumsi klasik dan uji koefisien signifikansi. Dari hasil penelitian didapat PDRB tidak berpengaruh signifikan terhadap kemiskinan yang terjadi di Kabupaten Sambas. Dengan hasil t hitung 3,181 > t tabel 1,746 menunjukkan bahwa semakin tinggi PDRB maka tingkat kemiskinan tidak berkurang secara signifikan. Pendidikan berpengaruh negatif sangat nyata terhadap tingkat kemiskinan yang terjadi di Kabupaten Sambas. Dengan nilai t hitung (-1.343) < t tabel maka pendidikan mempengaruhi kemiskinan di Kabupaten Sambas. Semakin tinggi tingkat pendidikan maka akan semakin rendah kemiskinan yang terjadi. Pengangguran juga mempengaruhi kemiskinan yang ada di Kabupaten Sambas. Dengan t hitung 1,634 < t tabel maka semakin tinggi pengangguran maka semakin tinggi pula kemiskinan yang terjadi dan sebaliknya semakin rendah pengangguran maka semakin rendah pula kemiskinan.Kata kunci:  Kemiskinan, kabupaten sambas
KAJIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS UNGGULAN BUAH-BUAHAN DI KABUPATEN SAMBAS Nur Istiqamah; Uray Dian Novita
JURNAL MANAJEMEN MOTIVASI Vol 13, No 2 (2017): Jurnal Manajemen Motivasi
Publisher : Universitas Muhammadiyah Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (230.564 KB) | DOI: 10.29406/jmm.v13i2.757

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan menentukan komoditas unggulan buah-buahan yang diprioritaskan untuk dikembangkan di Kabupaten Sambas, merumuskan strategi pengembangan agribisnis komoditas unggulan tanaman buah-buahan di Kabupaten  Sambas dan Menentukan alternatif lokasi pengembangan agribisnis komoditas unggulan tanaman buah-buahan di Kabupaten Sambas. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan metode survey. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah dengan purposive sampling yaitu menentukan atau memilih responden dengan sengaja. Responden dipilih karena dianggap memiliki pengetahuan, kemampuan dan pengalaman dalam bidang pengembangan komoditas hortikultura buah-buahan. Alat analisis yang digunakan adalah Location Quotient. Hasil analisis Location Quotient (LQ) rata-rata komoditas buah-buahan adalah 2,68. Buah-buahan ini terdiri dari bermacam buah yang di produksi di Kabupaten Sambas, antara lain: alpukat, belimbing, duku, durian, jambu biji, jambu air, jeruk siam, jeruk besar, mangga, manggis, nangka, nenas, pepaya, pisang, rambutan, salak, sawo, markisa, sirsak dan buah naga. Dari 19 kecamatan yang ada Kecamatan Sajad merupakan kecamatan yang paling banyak komoditas unggulan yaitu sebanyak 12 komoditas buah-buahan. Sedangkan kecamatan Semparuk, Tebas dan Tangaran tidak memiliki komoditas unggulan. Dari hasil analisis ini dapat diketahui bahwa tingkat produksi yang tinggi belum tentu menjadi komoditas unggulan untuk suatu daerah seperti kasus pada kecamatan Tebas yang merupakan penghasil jeruk siam terbesar di Kabupaten Sambas.Kata Kunci : Buah-buahan, Komoditas Unggulan, LQ ABSTRACTThe aim of this study determine superior commodities of priority fruits to be developed in Sambas District, formulate the agribusiness development strategy of superior commodities of fruit plants in Sambas Regency and determine alternative location of agribusiness development of superior commodities of fruit plants in Sambas Regency. This research is descriptive by using survey method. The sampling technique used is purposive sampling that is determining or selecting the respondents intentionally. Respondents were selected because they were considered to have knowledge, skills and experience in the field of horticultural commodities development of fruits. The analytical tool used is Location Quotient. The result of the Location Quotient (LQ) analysis of the average commodity of fruits is 2.68. These fruits consist of various fruits that are produced in Sambas District, among others: avocado, starfruit, duku, durian, guava, cashew nut, siam orange, orange, mango, mangosteen, jackfruit, pineapple, papaya, rambutan, salak, sawo, passion fruit, soursop and dragon fruit. Of the 19 existing sub-district, Sajad subdistrict is the most widely superior commodity that is as many as 12 commodities of fruit. While Semparuk, Tebas and Tangaran subdistricts do not have excellent commodities. From the results of this analysis it can be seen that high production level does not necessarily become a superior commodity for a region such as the case in Tebas sub-district which is the biggest producer of siam orange in Sambas district.Keywords: Fruits, Superior Commodities, LQ
Pendampingan Pengolahan Ikan Gabus Dalam Rangka Meningkatkan Ekonomi Masyarakat Di Kelompok Asuhan Mandiri Toga Gaharu Dan Akrupresur Desa Kartiasa Kecamatan Sambas Kab. Sambas Muslimah; Indra Mahyudi; Nur Istiqamah; Uray Januardi
I-Com: Indonesian Community Journal Vol 3 No 2 (2023): I-Com: Indonesian Community Journal (Juni 2023)
Publisher : Fakultas Sains Dan Teknologi, Universitas Raden Rahmat Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (316.551 KB) | DOI: 10.33379/icom.v3i2.2468

Abstract

Ikan gabus (Channa  striata) merupakan spesies ikan yang mudah untuk didapatkan di dearah sungai Desa Kartiasa. Ekosistem ikan gabus biasanya tinggal didaerah sungai. Kecenderungan hasil tangkap dari ikan gabus dimanfaatkan masyarakat hanya sebatas memasaknya dengan menggoreng dan disatukan dengan sayuran. Tujuan pengabdian masyarakat ini adalah untuk 1) Memperkenalkan mengenai  kandungan gizi  dan Protein Ikan Gabus; 2) Membuka peluang untuk dapat menjadikan masyarakat berwirausaha dalam olahan ikan gabus menjadi produk yang siap  dipasarkan dan menjadi produk dijadikan produk unggulan masyarakat Desa Kartiasa sehingga meningkatkan pendapatan. Pendekatan yang digunakan dalam pengabdian ini dengan melakukan pengolahan dari spesies ikan gabus menjadi olahan pangan nugget. Dan hasil dari olahan tersebut dilakukan pengemasan termasuk diantaranya adalah label dan pembukuan hasil produk. Jumlah peserta 27 orang dan tergabung dalam kelompok asuhan mandiri Toga Gaharu dan akrupresur yang berada di Desa Kartiasa Kecamatan Sambas. Hasil dari kegiatan ini peserta menjadi lebih tahu dalam pembuatan nugget. Dimana nugget yang dibuat bisa dari bahan ikan dan bahan lain dengan komposisi yang pas dan sesuai takaran, selain itu respon yang diberikan peserta tertarik dan antusias serta merepospon positif dari adanya pengbadian yang telah dilakukan oleh dosen Politeknik Negeri Sambas. Hasil dari kegiatan ini diharapkan menjadi acuan dasar dalam mengembangkan hasil olahan ikan gabus yang memiliki nilai ekonomi dan meningkatkan perekonomian masyarakat khususnya daerah Desa Kartiasa.
HAZARD IDENTIFICATION RISK ASSESSMENT AND RISK CONTROL PADA KILANG PENGOLAHAN UBUR-UBUR DI DESA TEMAJUK, KECAMATAN PALOH Nur Istiqamah; Uray Januardy
Sehati Abdimas Vol 4 No 1 (2021): Prosiding Sehati Abdimas 2021
Publisher : PPPM POLTESA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Besarnya potensi ekspor ubur-ubur mendorong masyarakat untuk mendirikan pabrik pengolahan ubur-ubur. Saat ini tercatat terdapat 27 kilang pengolah ubur-ubur yang terdapat di desa Temajuk. Kilang pengolah ubur-ubur di Desa Temajuk biasanya berupa bangunan kayu di tepi pantai. Kilang tersebut biasanya mempekerjakan banyak pekerja, termasuk banyak perempuan dan terkadang anak-anak anggota keluarga nelayan. Pengendalian sumber-sumber bahaya dapat dilakukan jika sumber bahaya telah ditemukan. Penelitian ini dilakukan beberapa tahap yaitu evaluasi penerapan sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja (SMK3), proses pengolahan ubur-ubur mulai dari pengangkutan sampai pada tahap pengepengan. identifikasi bahaya tiap tahapan terdiri dari bahaya fisik yang bersumber dari bak penampungan ubur-ubur yang terbuat dari kayu. Bagian kayu yang tidak rata dan paku menjadi salah satu penyebab luka pekerja kilang sehingga terjadi kecelakaan pada saat kerja. Bahaya dari bahan kimia bersumber dari tawas yang digunakan dalam jumlah banyak pada proses perendaman awal ubur-ubur. Dampak dari kontaminasi tawas dalam jumlah yang banyak mengakibatkan kulit pekerja kilang menjadi kemerah-merahan, gatal-gatal dan ruam kulit. Sedangkan identifikasi bahaya biologi pada proses pengolahan bersumber dari ubur-ubur itu sendiri. Hampir semua tahapan proses pengolahan ubur-ubur pekerja ada yang mengalami alergi berat dalam frekuensi yang tinggi terutama pekerja pada proses pengangkutan dari kapal ke tempat tempat penampungan ubur-ubur. Berdasarkan hasil penelitian dan analisa di lapangan pengendalian potensi bahaya/risiko pada pengolahan ubur – ubur dapat dilakukan dengan cara, memberikan penjelasan mengenai dampak bahaya sengatan ubur-ubur, mewajibkan pekerja menggunakan alat pelindung diri (APD) pada saat bekerja, pemerikasaan kesehatan secara berkala untuk para pekerja dan penyediaan fasilitas obat-obatan untuk pekerja yang terdampak bahaya/risiko.