Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Asupan protein dan somatotype pada atlet pencak silat di Pembinaan Atlet Berbakat Yogyakarta Yeni Agustin; Eka Novita Indra; Yuni Afriani
Ilmu Gizi Indonesia Vol 1, No 2 (2018): Februari
Publisher : Universitas Respati Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (303.648 KB) | DOI: 10.35842/ilgi.v1i2.37

Abstract

Latar belakang: Pencak silat sebagai aktivitas jasmani merupakan salah satu cabang olahraga yang populer dan berkembang pesat di Indonesia. Kombinasi latihan yang intensif dan asupan gizi yang tepat dapat membentuk morfologi tubuh atlet menjadi lebih baik. Atlet dengan struktur antropometri atau somatotype dan komposisi tubuh yang sesuai dengan cabang olahraganya cenderung menunjukkan perfoma olahraga yang lebih baik. Pengaturan diet yang tepat dapat meningkatkan performa atlet. Asupan protein yang cukup dapat menunjang performa atlet. Tujuan: Mengetahui gambaran asupan protein dan somatotype pada atlet pencak silat di Pembinaan Atlet Berbakat (PAB) Yogyakarta. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan rancangan penelitian cross-sectional. Subjek pada penelitian ini adalah seluruh atlet pencak silat yang terdaftar dan aktif di PAB Yogyakarta yang berjumlah 40 orang. Instrumen penelitian yang digunakan adalah timbangan, microtoice, skinfold caliper, spreading caliper, pita LILA, form recall 3x24 jam, dan informed consent. Data dianalisis menggunakan software statistik secara deskriptif. Hasil: Rata-rata asupan protein pada atlet pencak silat di PAB Yogyakarta adalah 92,89±30,30. Sebanyak 16 orang (40%) kategori kurang, 16 orang (40%) kategori baik dan sebanyak 8 orang (20 %) kategori lebih. Berdasarkan hasil pengukuran somatotype, sebanyak 2 orang (5%) kategori central, 14 orang (35%) kategori balance-ectomorph, 7 orang (17.5%) kategori endomorphic ectomorph, 15 orang (37.5%) kategori ectomorphic endomorph dan 2 orang (5%) kategori mesomorph. Kesimpulan: Sebagian besar atlet pencak silat di PAB Yogyakarta memiliki asupan protein yang belum sesuai dengan kebutuhan. Somatotype atlet sebagian besar memiliki kategori ectomorphic endomorph. 
Pengaruh pemberian jus jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) terhadap kadar malondialdehid pada atlet sepak bola Juliana Juliana; Yuni Afriani; Inayah Inayah
Ilmu Gizi Indonesia Vol 2, No 1 (2018): Agustus
Publisher : Universitas Respati Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (333.433 KB) | DOI: 10.35842/ilgi.v2i1.74

Abstract

Latar Belakang: Performa atlet merupakan salah satu penentu dalam pencapaian prestasi yang dapat dilihat dari tingkat kebugaran jasmani. Latihan fisik secara teratur memberikan banyak manfaat, tetapi latihan fisik berat dapat memberikan pengaruh  negatif  pada  peningkatan  radikal bebas sehingga menyebabkan  terjadinya stres oksidatif yang berdampak pada performa atlet. Jamur tiram putih (Pluerotus ostreatus) adalah salah satu bahan makanan yang mengandung berbagai macam zat gizi dan antioksidan yang dapat memperbaiki stres oksidatif dan mendukung performa atlet sepak bola. Tujuan: Untuk mengetahui pengaruh pemberian jus jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) terhadap kadar malondialdehid (MDA) pada atlet sepak bola. Metode: Penelitian ini adalah penelitian quasi experimental dengan rancangan pre-posttest without control group. Penelitian dilaksanakan pada bulan September 2017–April 2018 di Lapangan Tamantirta, Klub Guntur FC, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Subjek penelitian adalah delapan atlet sepak bola dari Klub Guntur FC yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi. Subjek dipilih melalui purposive sampling. Pemberian 300 ml jus jamur tiram putih dilakukan selama 14 hari, atlet diukur kadar MDA sebelum dan sesudah intervensi. Pengukuran kadar MDA dilakukan dengan metode asam thiobarbiturat (TBA). Analisis data menggunakan software statistik dengan Paired T-test. Hasil: Hasil pengukuran kadar MDA pada atlet sepak bola sebelum pemberian jus jamur tiram putih dan setelah pemberian jus jamur tiram putih adalah 5,981±3,150 μmol/l dan 4,019±2,179 μmol/l. Tidak ada perbedaan signifikan pada kadar MDA atlet sepak bola antara sebelum dan sesudah pemberian jus jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) (p>0,05). Kesimpulan: Konsumsi jus jamur tiram putih tidak berpengaruh terhadap kadar MDA atlet sepak bola.
Pemberian SMS reminder efektif memperbaiki status gizi antropometri pasien hemodialisis Fery Lusviana Widiany; Yuni Afriani
Ilmu Gizi Indonesia Vol 1, No 1 (2017): Agustus
Publisher : Universitas Respati Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (290.551 KB) | DOI: 10.35842/ilgi.v1i1.13

Abstract

Latar Belakang: Hemodialisis pada umumnya dilakukan rutin setiap dua kali seminggu dengan waktu kurang lebih 5 jam setiap menjalani hemodialisis. Pasien yang menjalani hemodialisis rutin akan mengalami malnutrisi asupan protein yang tidak adekuat, rendahnya kadar albumin dalam darah, gangguan gastrointestinal seperti rasa mual dan muntah, serta menurunnya nafsu makan sehingga berisiko menurunkan status gizi pasien. Salah satu pelayanan gizi rawat jalan pada kasus hemodialisis adalah edukasi gizi yang dapat diberikan melalui pengiriman SMS secara rutin tiap hari kepada pasien (SMS Reminder). Tujuan: Mengetahui efektivitas pemberian SMS reminder terhadap status gizi pasien hemodialisis. Metode: Jenis penelitian kuasi eksperimental dengan melibatkan 15 responden untuk masing-masing kelompok perlakuan dan kontrol. Kriteria inklusi adalah pasien hemodialisis berusia >18 tahun, hemodialisis rutin setiap dua kali per minggu, bersedia menjadi responden, dan mengikuti prosedur penelitian. Kriteria eksklusi adalah terdapat udema anasarka dan komplikasi keganasan penyakit. Variabel bebas adalah pemberian SMS reminder, variabel terikatnya status gizi antropometri. Data dianalisis secara univariat dan analisis bivariat menggunakan uji Chi-square. Hasil: Uji Chi-square menunjukkan bahwa pemberian  SMS reminder efektif mempengaruhi status gizi antropometri pasien hemodialisis (p-value = 0,028); Nilai RR = 2,500 yang berarti bahwa responden yang memperoleh  SMS reminder memiliki kemungkinan 2,5 kali lebih besar untuk berstatus gizi baik dibandingkan yang tidak memperoleh SMS reminder. Kesimpulan: Pemberian SMS reminder efektif memperbaiki status gizi antropometri pasien hemodialisis. Pasien yang memperoleh SMS Reminder memiliki kemungkinan 2,5 kali lebih besar untuk berstatus gizi baik dibandingkan yang tidak memperoleh SMS Reminder. 
PENGARUH PEMBERIAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN (Studi KasusPT.Samudranesia Tour and Travel Pekanbaru) Yuni Afriani; Suryalena "
Jurnal Online Mahasiswa (JOM) Bidang Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Vol 4, No 1: WISUDA FEBRUARI 2017
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The motivation to havea role important because concerns directly on the human elements of in the organization. The motivation right to be able to advance and develop the organization. In the give motivation to employees, one of the indicator that noticed that the exsitence of, the first time that need to do the company to the provision motivation is pay attention to the existence of employees. The existence of a requiement of the existence of the material employees, associated with the physiological.The purpose of this research is to find out of theinfluence of the provision motivation against the perfomance of the employees PT. Samudranesia Tour and Travel Pekanbaru and from of the from of motivation given PT. Samudranesia Tour and Travel Pekanbaru, as well as a factors whatever influence PT. Samudranesia Tour and Travel Pekanbaru give motivation to employees..The study, namely the research quantitative. The research quantitative is a research used in general wear analysis statistics. While the kind of research used is the kind of research survey, namely research take a sample of one of the population and use kuisioner as atool measurement basic data. Samples on this research is employees PT. Samudranesia Tour and Travel Pekanbaru as much 30 respondents. As for the methods used in this study is the research the descriptive analysis, namely a method trying tto find a picture of through about the data the fact, the events actually about the object research. And to data analysis this research using test of regressing liniear simple, the test the coefficient determinasi dan uji-tKey words : Giving motivation and employee perfomance
TINGKAT KONSUMSI ENERGI PROTEIN LEMAK DAN KARBOHIDRAT PADA ATLET PENCAK SILAT SETELAH PEMBERIAN MENU SIKLUS 3 HARI Umi Mahmudah; Yuni Afriani; Sri Kadaryati
Medika Respati : Jurnal Ilmiah Kesehatan 2017: Suplemen Medika Respati Februari 2017 Volume 12
Publisher : Universitas Respati Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (147.556 KB) | DOI: 10.35842/mr.v0i0.149

Abstract

Latar Belakang: Pencak silat merupakan beladiri tradisional Indonesia. Atlet memiliki tingkat aktivitas fisik yang tinggi sehingga membutuhkan konsumsi zat gizi dengan komposisi yang tepat agar ketersediaan sumber energi di dalam tubuh dapat tetap terjaga. Gizi yang baik penting untuk menjalankan aktivitas sehari-hari, mempertahankan kesehatan optimal yang dapat membuat atlet mampu berlatih dan berkompetisi dengan baik. Asupan zat gizi yang tepat, sesuai dengan kebutuhan gizi akan mendukung peningkatan performa serta prestasi atlet. Tujuan: Untuk mengetahui tingkat konsumsienergi, protein, lemak, dan karbohidrat pada atlet pencak silat setelah pemberian menu siklus 3 hari. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan cross sectional.Penelitian dilaksanakan di Asrama Pusat Pendidikan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP). Pemilihan tempat dilakukan secara purposive samplingdengan pertimbangan adanya atlet yang terlatih, diasramakan dan aktif mengikuti kompetisi. Pemberian menu siklus 3 hari disesuaikan dengan kecukupan gizi atlet. Sisa makanan atlet diamati menggunakan taksiran visual comstock 7 poin. Tingkat konsumsi energi protein lemak dan karbohidrat diketahui berdasarkan sisa makanan yang dibandingkan dengan kecukupan gizi menu. Hasil: Rata-rata asupan makanan dari menu siklus 3 hari yaitu energi 2257.48 kkal, protein 84.38 gram, lemak 80.72 gram, dan karbohidrat 301.04 gram. Tingkat konsumsi atlet sebesar73.63% pemenuhan energi (kurang), 73.40% pemenuhan protein (kurang), 94.79% pemenuhan lemak (baik) dan 98.20% pemenuhan karbohidrat (baik). Kesimpulan: Tingkat konsumsi energi dan protein pada atlet pencak silat adalah kurang, sedangkan tingkat konsumsi lemak dan karbohidrat adalah baik. Kata kunci: Tingkat Konsumsi, Atlet, Pencak Silat, Pemenuhan Energi, Menu
DAYA TERIMA ATLET PENCAK SILAT PADA PEMBERIAN MENU SIKLUS 3 HARI DI PPLP YOGYAKARTA Yuni Afriani; Sri Kadaryati; Umi Mahmudah
Medika Respati : Jurnal Ilmiah Kesehatan 2017: Suplemen Medika Respati Februari 2017 Volume 12
Publisher : Universitas Respati Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (295.522 KB) | DOI: 10.35842/mr.v0i0.147

Abstract

Latar belakang : Penyelenggaraan makanan pada atlet merupakan bagian yang penting untuk mendukung performa atlet. Atlet pencak silat merupakan salah satu cabang olahraga yang membutuhkan dukungan gizi yang tepat untuk berprestasi. Menu makanan yang memenuhi prinsip gizi seimbang sangat dibutuhkan untuk atlet. Untuk itu dibutuhkan penyelenggaraan makanan yang sesuai bagi atlet. Tujuan : Penelitian inibertujuan untuk mengetahui daya terima atlet pencak silat pada pemberian menu siklus 3 hari di Asrama PPLP Yogyakarta. Metode : Penelitian ini merupakan penelitian observasional. Pengukuran daya terima pada atlet dilakukan setelah pemberian menusklus 3 hari di asrama, dengan menggunakan alat bantu berupa metode taksiran visualcomstock 7 poin. Data dianalisis secara deskriptif. Hasil : Hasil penelitian menunjukkan bahwa daya terima atlet terhadap makanan pokok (nasi) sebesar 20%, daya terima lauk hewani 100% (baik), daya terima lauk nabati 80% (baik), daya terima sayur 100% (baik),dan daya terima buah 100% (baik). Kesimpulan : Daya terima atlet pencak silat di PPLP Yogyakarta secara keseluruhan terhadap pemberian menu siklus 3 hari masuk dalam kategori baik (80%).Kata kunci: penyelenggaraan makanan, daya terima, pencak silat, PPLP
HUBUNGAN ANTARA MARAH DAN KECEMASAN SETELAH MENGONSUMSI MINUMAN KOMBINASI MALTODEKSTRIN DAN VITAMIN C PADA ATLET SEPAK BOLA Yuni Afriani; Noor Rochman Hadjam; Arta Farmawati
Medika Respati : Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol 10, No 2 (2015)
Publisher : Universitas Respati Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (280.013 KB) | DOI: 10.35842/mr.v10i2.119

Abstract

Backgrounds: Stress causes athletes to negative react and decreased the ability of the sport. Physical exercise can improve the ability either physiologically or psychologically, but lead to fatigue caused by dehydration and hypoglycemia. Fatigue is an aspect causes someone into negative mood and anxiety that influence the performance. Maltodextrin has a lower osmolarity and glycemic index than glucose used as a brain food, improve emotional and performance. Vitamin C as a cofactor of neurotransmitters and antioxidants can improve psychological conditions and support the performance of athletes.Methods: This research was a quasi experimental with same subject design. The subjects were 14 football student’s athlete. In the first treatment subjects received a drink of 15% maltodextrin and 250 mg of vitamin C in 300 ml, while in the second treatment, subjects received plain water given 5 minutes after the physical exercise. Measurement of anger and state anxiety will be done in 2 times; 5 minutes after physical exercise, and 15 minutes after drink.Results: There are a significant changes after consuming a combination drinks of maltodextrin and vitamin C on state anxiety (p<0,05) but no significant changes on anger (p>0,05). There are a significant correlation between anger and state anxiety after consumption a combination drink of maltodextrin and vitamin C.Conclusion: Maltodextrin and vitamin C has the potential effect to improve the state anxiety and correlate to anger in football athletes. Keywords: Maltodextrin, Vitamin C, Anger, State Anxiety, FootballNutrition Program, Faculty of Health Sciences, Universitas Respati YogyakartaDepartement of  Psychology Faculty of  Psychology, Universitas Gadjah MadaDepartement of  Biochemistry Faculty of  Medicine, Universitas Gadjah Mada
ANALISIS BEBAN KERJA PETUGAS REKAM MEDIS BERDASARKAN METODE WORKLOAD INDICATOR STAFF NEED (WISN) DI PUSKESMAS XXX TAHUN 2021 Yuni Afriani; Risti Tarisyah
Prosiding Seminar Informasi Kesehatan Nasional 2022 : SIKesNas 2022
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Duta Bangsa Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (160.112 KB) | DOI: 10.47701/sikenas.vi.1740

Abstract

Salah satu metode menghitung beban kerja menurut PERMENKES No. 33 Tahun 2015 Tentang Pedoman Penyusunan Perencanaan Kebutuhan Sumber Daya Manusia Kesehatan ialah dengan menggunakan metode WISN. Metode workload Indicator Staff Need (WISN) adalah suatu metode perhitungan kebutuhan Sumber Daya Manusia Kesehatan. Tujuan penelitian ini untuk menghitung waktu kerja tersedia serta standar kelonggaran petugas rekam medis di Puskesmas XXX. Metode penelitian menggunakan deskriptif kuantitatif. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan wawancara, observasi dan dokumentasi. Instrument penelitian menggunakan alat tulis, buku catatan, kamera dan stopwatch. Teknik analisis data menggunakan metode Workload Indicator Staff Need (WISN). Berdasarkan hasil penelitian hari kerja di Puskesmas XXX sebanyak 1911 jam/tahun atau 114.600 menit/tahun, kegiatan pokok di ruang rekam medis meliputi mencari berkas rekam medis dan mengembalikan berkas rekam medis ke rak penyimpanan, standar beban kerja yaitu 318.500 menit, standar kelonggaran yaitu 0,09 menit, dan jumlah kebutuhan tenaga petugas berjumlah 1 orang. Saran bagi Puskesmas XXX untuk menabah 1 orang lagi.