Eka Novita Indra
Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Yogyakarta, Colombo No. 1, Karangmalang Depok, Sleman, Yogyakarta

Published : 16 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

Asupan protein dan somatotype pada atlet pencak silat di Pembinaan Atlet Berbakat Yogyakarta Agustin, Yeni; Indra, Eka Novita; Afriani, Yuni
Ilmu Gizi Indonesia Vol 1, No 2 (2018): Februari
Publisher : Program Studi S-1 Ilmu Gizi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (303.648 KB)

Abstract

Latar belakang: Pencak silat sebagai aktivitas jasmani merupakan salah satu cabang olahraga yang populer dan berkembang pesat di Indonesia. Kombinasi latihan yang intensif dan asupan gizi yang tepat dapat membentuk morfologi tubuh atlet menjadi lebih baik. Atlet dengan struktur antropometri atau somatotype dan komposisi tubuh yang sesuai dengan cabang olahraganya cenderung menunjukkan perfoma olahraga yang lebih baik. Pengaturan diet yang tepat dapat meningkatkan performa atlet. Asupan protein yang cukup dapat menunjang performa atlet. Tujuan: Mengetahui gambaran asupan protein dan somatotype pada atlet pencak silat di Pembinaan Atlet Berbakat (PAB) Yogyakarta. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan rancangan penelitian cross-sectional. Subjek pada penelitian ini adalah seluruh atlet pencak silat yang terdaftar dan aktif di PAB Yogyakarta yang berjumlah 40 orang. Instrumen penelitian yang digunakan adalah timbangan, microtoice, skinfold caliper, spreading caliper, pita LILA, form recall 3x24 jam, dan informed consent. Data dianalisis menggunakan software statistik secara deskriptif. Hasil: Rata-rata asupan protein pada atlet pencak silat di PAB Yogyakarta adalah 92,89±30,30. Sebanyak 16 orang (40%) kategori kurang, 16 orang (40%) kategori baik dan sebanyak 8 orang (20 %) kategori lebih. Berdasarkan hasil pengukuran somatotype, sebanyak 2 orang (5%) kategori central, 14 orang (35%) kategori balance-ectomorph, 7 orang (17.5%) kategori endomorphic ectomorph, 15 orang (37.5%) kategori ectomorphic endomorph dan 2 orang (5%) kategori mesomorph. Kesimpulan: Sebagian besar atlet pencak silat di PAB Yogyakarta memiliki asupan protein yang belum sesuai dengan kebutuhan. Somatotype atlet sebagian besar memiliki kategori ectomorphic endomorph. Kata kunci: asupan protein; somatotype; atlet; pencak silat
Asupan protein dan somatotype pada atlet pencak silat di Pembinaan Atlet Berbakat Yogyakarta Yeni Agustin; Eka Novita Indra; Yuni Afriani
Ilmu Gizi Indonesia Vol 1, No 2 (2018): Februari
Publisher : Universitas Respati Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (303.648 KB) | DOI: 10.35842/ilgi.v1i2.37

Abstract

Latar belakang: Pencak silat sebagai aktivitas jasmani merupakan salah satu cabang olahraga yang populer dan berkembang pesat di Indonesia. Kombinasi latihan yang intensif dan asupan gizi yang tepat dapat membentuk morfologi tubuh atlet menjadi lebih baik. Atlet dengan struktur antropometri atau somatotype dan komposisi tubuh yang sesuai dengan cabang olahraganya cenderung menunjukkan perfoma olahraga yang lebih baik. Pengaturan diet yang tepat dapat meningkatkan performa atlet. Asupan protein yang cukup dapat menunjang performa atlet. Tujuan: Mengetahui gambaran asupan protein dan somatotype pada atlet pencak silat di Pembinaan Atlet Berbakat (PAB) Yogyakarta. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan rancangan penelitian cross-sectional. Subjek pada penelitian ini adalah seluruh atlet pencak silat yang terdaftar dan aktif di PAB Yogyakarta yang berjumlah 40 orang. Instrumen penelitian yang digunakan adalah timbangan, microtoice, skinfold caliper, spreading caliper, pita LILA, form recall 3x24 jam, dan informed consent. Data dianalisis menggunakan software statistik secara deskriptif. Hasil: Rata-rata asupan protein pada atlet pencak silat di PAB Yogyakarta adalah 92,89±30,30. Sebanyak 16 orang (40%) kategori kurang, 16 orang (40%) kategori baik dan sebanyak 8 orang (20 %) kategori lebih. Berdasarkan hasil pengukuran somatotype, sebanyak 2 orang (5%) kategori central, 14 orang (35%) kategori balance-ectomorph, 7 orang (17.5%) kategori endomorphic ectomorph, 15 orang (37.5%) kategori ectomorphic endomorph dan 2 orang (5%) kategori mesomorph. Kesimpulan: Sebagian besar atlet pencak silat di PAB Yogyakarta memiliki asupan protein yang belum sesuai dengan kebutuhan. Somatotype atlet sebagian besar memiliki kategori ectomorphic endomorph. 
Asupan energi, konsumsi suplemen, dan tingkat kebugaran pada atlet sepak bola semi-profesional Riski Desiplia; Eka Novita Indra; Desty Ervira Puspaningtyas
Ilmu Gizi Indonesia Vol 2, No 1 (2018): Agustus
Publisher : Universitas Respati Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (341.615 KB) | DOI: 10.35842/ilgi.v2i1.72

Abstract

Latar Belakang: Kebutuhan energi yang berasal dari karbohidrat, protein, dan lemak berperan untuk meningkatkan kesehatan dan stamina dalam permainan sepak bola. Aktivitas latihan pada sepak bola menyebabkan kebutuhan energi atlet mengalami peningkatan. Selain energi, atlet membutuhkan tambahan vitamin dan mineral, baik dari makanan atau dari konsumsi suplemen. Atlet sepak bola profesional memiliki pola latihan yang berbeda dengan atlet sepak bola semi-profesional yang turut berperan dalam perbedaan kebutuhan energi dan konsumsi suplemen.Tujuan: Mengetahui hubungan asupan energi dan konsumsi suplemen dengan tingkat kebugaran atlet sepak bola semi-profesional. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain cross sectional. Penelitian dilakukan di Klub Guntur FC dan HW UMY pada bulan Maret hingga April 2017. Subjek penelitian ini berjumlah 33 atlet sepak bola. Data asupan energi dan konsumsi suplemen dikumpulkan dengan formulir food recall 24 jam dan kuesioner penggunaan suplemen. Tingkat kebugaran diukur dengan multistage fitness test. Perbedaan proporsi dan rata-rata tingkat kebugaran berdasarkan asupan energi dan konsumsi suplemen dianalisis menggunakan uji Chi-Square dan Independent Sample T-test. Hasil: Lebih dari 50% subjek mengonsumsi suplemen jenis vitamin C, suplemen dalam bentuk cair dengan tingkat konsumsi setiap hari. Tidak terdapat perbedaan proporsi subjek dengan tingkat kebugaran, baik pada kelompok asupan baik dan kurang baik (p=0,331). Terdapat perbedaan proporsi subjek dengan tingkat kebugaran baik pada kelompok frekuensi konsumsi suplemen sering dan selalu (p=0,013). Terdapat perbedaan rata-rata tingkat kebugaran antara kelompok frekuensi konsumsi suplemen sering dan selalu (p<0,001). Kesimpulan: Tidak ada hubungan asupan energi dengan tingkat kebugaran atlet sepak bola. Ada hubungan frekuensi konsumsi suplemen dengan tingkat kebugaran atlet sepak bola.
PROFIL KONDISI FISIK ATLET SEPATU RODA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Bayu Aji Saputra; Eka Novita Indra
MEDIKORA Vol 18, No 2 (2019): Oktober
Publisher : Faculty of Sports Sciences, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (695.553 KB) | DOI: 10.21831/medikora.v18i2.29199

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui profil fisik atlet sepatu roda di Daerah Istimewa Yogyakarta. Profil fisik yang diukur meliputi daya tahan, kekuatan otot perut, kekuatan otot lengan, kelincahan, daya ledak, kelentukan, kecepatan dan keseimbangan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dengan teknik pengumpulan data berupa tes dan pengukuran. Populasi dalam penelitian adalah atlet Puslatda Pra Pon Daerah Istimewa Yogyakarta yang berjumlah 12. Indikator tes dan pengukuran yaitu tes kecepatan (sprint 30 m), kekuatan (sit up test dan push up test), power (standing long jump test), kelentukan (sit and reach test), kelincahan (shuttle run test), keseimbangan (stork stand), dan daya tahan (multistage fitness test). Pemilihan subjek penelitian menggunakan purposive sampling, diperoleh seluruh populasi sebagai subjek. Teknik analisis data menggunakan deskriptif. Hasil penelitian profil kondisi fisik dengan tes dan pengukuran menunjukkan hasil sebagai berikut: (1) Kecepatan atlet sepatu roda dikategorikan “kurang sekali” dengan presentase sebanyak 75%, (2) kekuatan otot perut atlet sepatu roda dikategorikan “baik” dengan presentase sebanyak 66%, (3) kekuatan otot lengan atlet sepatu roda dikategorikan “cukup” dengan presentase sebanyak 58.3%, (4) power atau daya ledak atlet sepatu roda dikategorikan “cukup“ dengan presentase sebanyak 66.6%, (5) fleksibilitas atau kelentukan atlet sepatu roda dikategorikan “baik sekali” sekali dengan presentase sebanyak 41.6%. (6) kelincahan atlet sepatu roda dikategorikan “baik” dengan presentase terbesar sebanyak 50%. (7) keseimbangan dikategorikan “baik sekali” dengan presentase sebanyak 100%. (8) daya tahan atlet sepatu roda dikategorikan “baik” dengan presentase sebanyak 50%. Jadi penelitian ini dapat disimpulkan bahwa profil konfisi fisik atlet sepatu roda dalam kategori cukup. PHYSICAL CONDITION PROFILE OF ROLLER SKATES ATHLETES IN THE SPECIAL REGION OF YOGYAKARTA AbstractThis study aims to determine the physical profile of roller skates athletes in the Special Region of Yogyakarta. The physical profile measured includes endurance, abdominal muscle strength, arm muscle strength, agility, explosive power, flexibility, speed and balance. This research is quantitative descriptive. This study use survey method with data collection techniques in the form of tests and measurements. The population in this research is all athletes of the Pre-National Sport Week of Yogyakarta Special Region which is twelve athletes join progressively in training. Test and measurement indicators namely speed test (sprint 30 m), strength (sit-up test and push-up test), power (standing long jump test), flexibility (sit and reach test), agility (shuttle run test), balance (stork stand), and endurance (multistage fitness test). The selection of research subjects using purposive sampling, then obtained entire population as subjects. The data analysis technique uses descriptive. The results of the physical condition profile research with tests and measurements showed the following results: (1) The speed of roller skates was categorized as "very poor" with a percentage of 75%, (2) the abdominal strength of roller skates was categorized as "good" with a percentage of 66% , (3) the arm muscle strength of roller skates is categorized as "sufficient" with a percentage of 58.3%, (4) the power or explosive power of roller skates is categorized as "sufficient" with a percentage of 66.6%, (5) the flexibility or flexibility of the roller skates is categorized "Very good" with a percentage of 41.6%. (6) the agility of roller skaters are categorized as "good" with the largest percentage of 50%. (7) the balance is categorized as "very good" with a percentage of 100%. (8) endurance of roller skaters are categorized as "good" with a percentage of 50%. So this study can be concluded that the profile of physical roller skates athletes in the category is sufficient.
PENGARUH KOMUNIKASI EFEKTIF DAN PELAYANAN PRIMA BAGI WANITA UNTUK MELAKUKAN LATIHAN BEBAN Eka Novita Indra
MEDIKORA Vol. I, No . 2, Oktober 2005
Publisher : Faculty of Sports Sciences, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3139.803 KB) | DOI: 10.21831/medikora.v1i2.4775

Abstract

Oleh: AbstrakKomunikasi adalah suatu kata yang mencakup segalabentuk interaksi dengan orang lain yang berupa percakapanbiasa, membujuk, mengajar, dan negosiasi. Komponen utamaproses komunikasi, yaitu: komunikator, pesan, dan komunikan,sedangkan secara umum bentuk komunikasi dibagi dalamdua bagian, yaitu: komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal.Komunikasi efektif merupakan bagian dari pelayanan prima.Pelayanan prima merupakan terjemahan dari istilahexcellent service yang secara harafiah berarti pelayanan yangsangat baik, karena sesuai dengan standar pelayanan yang berlakuatau dimiliki oleh instansi yang memberikan pelayanan. Tujuanpelayanan prima adalah memberikan pelayanan yang sesuaidengan harapan dan dapat memuaskan konsumen.Motivasi adalah segala sesuatu yang mendorong seseoranguntuk melakukan sesuatu dengan tujuan tertentu, baik itu yangbersifat intrinsik maupun yang bersifat ekstrinsik. Pengaruhpelayanan prima dan komunikasi efektif cukup signifikan terhadappeningkatan motivasi ekstrinsik seorang khususnyawanita untuk bergabung dan mengikuti program latihan di klubkebugaran.Kata k u n c i : komunikasi, pelayanan prima, motivasi
OUTBOUND SEBAGAI MEDIA ALTERNATIF UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PSIKOLOGIS PADA ATLET Eka Novita Indra, RR.Wijayanti
MEDIKORA Vol. IX No. 1 Oktober 2012
Publisher : Faculty of Sports Sciences, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (182.133 KB) | DOI: 10.21831/medikora.v0i1.4647

Abstract

Outbound memiliki kecenderungan dan hampir pasti melibatkan aktivitas fisik,akan tetetapi banyak dari kita yang belum menyadari bahwa bukan karena terlihat hanyabersifat aktivitas fisik, berarti kemanfaatannya hanya terbatas pada aspek fisik semata.Ada banyak nilai dan manfaat yang mungkin tidak secara langsung dapat dirasakan olehseseorang yang melakukan outbound, khususnya pada atlet. Apabila seorang atlet inginmemiliki kapasitas diri yang maksimal baik itu fisik maupun psikis untuk menunjangterlaksananya program latihan yang kemudian dapat memberikan prestasi optimal,dibutuhkan suatu bentuk latihan yang tidak hanya efektif tetapi juga menyenangkan,sebagaimana adanya komponen variasi latihan sebagai salah satu prinsip latihan agaratlet tidak merasa jenuh. Selain itu pada tahap tertentu, atlet tidak hanya disiapkan secarafisik tetapi juga psikologis.Keterampilan psikologis, sebagaimana kapasitas fisik dapat dilatih sehinggamencapai suatu level tertentu. Meskipun berbagai mitos seputar latihan keterampilanfisiologis berkembang, tetapi kita tidak dapat mengelakkan pentingnya keterampilanpsikologis atau kesiapan mental atlet dalam menunjang prestasi. Latihan fisik maupunlatihan keterampilan psikologis sekiranya dapat berjalan beriringan oleh karenanyadiperlukan adanya aktivitas yang memungkin untuk melatihkan keduanya, salah satualternatifnya adalah melalui aktivitas outbound. Kata Kunci: outbound, keterampilan psikologis atlet
MINAT KARYAWAN RS BETHESDA UNTUK MENGGUNAKAN FASILITAS OLAHRAGA DI GYM AND AEROBIC RS BETHESDA Maharani Pangestu Eka Saputri; Eka Novita Indra
MEDIKORA Vol 15, No 2 (2016): Oktober
Publisher : Faculty of Sports Sciences, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (824.457 KB) | DOI: 10.21831/medikora.v15i2.23204

Abstract

Kesehatan merupakan syarat mutlak tercapainya produktivitas kerja, dan olahraga merupakan salah satu sarana untuk memperoleh kebugaran dan kapasitas fisik optimal. Mengikuti tren dan perkembangan zaman yang didasarkan pada peningkatan kesadaran masyarakat akan kesehatan, banyak instansi yang kemudian memfasilitasi karyawannya dengan menyediakan fitness centre. Terlebih institusi kesehatan, seperti Rumah sakit, khususnya Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta. Ironisnya, fasilitas gym dan aerobic di Rumah Sakit Bethesda belum dapat dimanfaatkan dengan baik oleh karyawan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui minat karyawan Rumah Sakit Bethesda untuk menggunakan fasilitas olahraga di Gym and Aerobic Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta.Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Metode yang digunakan adalah survei dengan teknik pengambilan data menggunakan angket. Responden penelitian adalah karyawan di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta yang berjumlah 270 orang. Instrumen yang digunakan adalah angket. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif kuantitatif yang dituangkan dalam bentuk persentase.Berdasarkan hasil penelitian, disimpulkan bahwa minat karyawan Rumah Sakit Bethesda untuk menggunakan fasilitas olahraga di gym and aerobic Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta berada pada kategori “sangat rendah” sebesar 1,89 % (4 orang), “rendah” sebesar 34,91 % (74 orang), “sedang” sebesar 33,96 % (72 orang), “tinggi” sebesar 22,17 % (47 orang), dan “sangat tinggi” sebesar 7,08 % (15 orang). Berdasarkan hasil penelitian tersebut terlihat bahwa, profesi tenaga kesehatan tidaklah serta merta menjadikan seseorang memiliki kesadaran untuk melakukan olahraga dengan memanfaatkan fasilitas yang telah disediakan.
PERBEDAAN PENGARUH FREKUENSI LATIHAN SENAM AEROBIK TERHADAP PENURUNAN PERSENTASE LEMAK TUBUH DAN BERAT BADAN PADA MEMBERS WANITA Elfiannisa Azmy Andini , Eka Novita Indra
MEDIKORA Vol 15, No 1 (2016): April
Publisher : Faculty of Sports Sciences, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (343.166 KB) | DOI: 10.21831/medikora.v15i1.10071

Abstract

Senam aerobik merupakan salah satu jenis latihan fisik yang digunakan sebagai sarana mencegah dan menurunkan berat badan serta sebagai sarana rehabilitasi atau terapi yang efektif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengaruh frekuensi latihan senam aerobik terhadap penurunan persentase lemak tubuh dan berat badan pada members wanita di Cakra Sport Club Yogyakarta.Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan desain penelitian two group pretest-posttest. Subjek dalam penelitian ini adalah member wanita senam aerobik yang aktif di Cakra Sport Club Yogyakarta yang berjumlah 14 orang. Instrumen untuk mengukur lemak tubuh dan berat badan menggunakan alat elektrik dengan sistem digital yaitu Omron Body Composition Monitor, pengukuran dilakukan dengan cara memasukkan data tinggi badan, usia dan jenis kelamin. Teknik analisis data menggunakan uji normalitas dengan uji Kolmogorov-Smirnov Z, uji homogenitas dengan uji Bartllet dan pengujian hipotesis yang menggunakan analisis data kuantitatif dengan uji-t.Hasil analisis penelitian ini menunjukkan uji-t terhadap penurunan persentase lemak tubuh, menghasilkan thitung sebesar 2,509 % dengan p0,05 (signifikan). Rata-rata penurunan persentase lemak tubuh pada subjek penelitian dengan frekuensi latihan ≥3 kali adalah 2,386 %, nilai tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata penurunan persentase lemak tubuh pada subjek penelitian dengan frekuensi latihan ≤2 kali yang hanya sebesar 0,829 %. Hasil analisis uji-t terhadap berat badan, menghasilkan thitung sebesar 2,650 kg dengan p0,05 (signifikan). Rata-rata penurunan berat badan pada subjek penelitian dengan frekuensi senam aerobik latihan ≥3 kali adalah 3,371 kg, nilai tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata penurunan berat badan pada subjek penelitian dengan frekuensi latihan ≤2 kali sebesar 1,443 kg. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa frekuensi senam aerobik ≥3 kali dalam seminggu dapat menurunkan persentase lemak tubuh dan berat badan lebih tinggi daripada frekuensi senam aerobik ≤2 kali dalam seminggu.Kata Kunci: Senam Aerobik, Frekuensi Latihan, Persentase Lemak Tubuh, Berat Badan
PERSEPSI ATLET TERHADAP TINGKAT KELELAHAN PADA MULTISTAGE FITNESS TEST DAN YO-YO INTERMITTEND RECOVERY TEST Loly Zulfiyani dan Eka Novita Indra
MEDIKORA Vol 14, No 2 (2015): Oktober
Publisher : Faculty of Sports Sciences, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (203.63 KB) | DOI: 10.21831/medikora.v14i2.7938

Abstract

Yo-yo intermittent recovery test digunakan oleh pelaku olahraga sebagai alat ukurVo2max khususnya pada cabang olahraga permainan yangcepat dan explosivesecaraintermittend. Tipe latihan yang digunakan oleh atlet basket menggunakan kecepatanyang explosive dalam berlari lalu beristirahat aktif sambil dribbling, passing, shootingataupun berfikir untuk membuat strategi, oleh sebab itu yo-yo intermittent recoverytestsangat valid dilakukan pada cabang olahraga bola basket. Tujuan penelitian iniadalah untuk mengetahui persepsi atlet terhadap tingkat kelelahan pada multistagefitness test dan yo-yo intermittend recovery test di tim basket putra SMA Negeri 4Yogyakarta.Penelitian ini adalah penelitian deskriptif persentase dan metode yang digunakandalam penelitian ini adalah metode survei dengan teknik tes dan pengukuran untukmengambil data. Hasil penelitian adalah: Indeks persepsi kelelahan tim basket putraSMA Negeri 4 Yogyakarta terhadap tes daya tahan paru jantung metode multistagefitness test yang berada dalam skala skala 11 (ringan) sebesar 7,7%, skala 13 (sedang)sebesar 30,8%, skala 15 (berat) sebesar 53,8%, skala 17 (sangat berat) sebesar7,7%.Indeks persepsi kelelahan tim basket putra SMA Negeri 4 Yogyakarta terhadaptes daya tahan paru jantung metode yo-yo intermittend recovery test yang berada dalamskala 13 (sedang) sebesar 38,4%, skala 15 sebesar 53,8%, skala 17 sebesar 7,7%.Kata Kunci: Tingkat Kelelahan, Multistage FitnessTest, dan Yo-Yo IntermittendRecovery Test
KONTRIBUSI LATIHAN PADA METABOLISME LEMAK Eka Novita Indra
MEDIKORA Vol. III, No. 1, April 2007
Publisher : Faculty of Sports Sciences, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/medikora.v0i1.4718

Abstract

-