Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

PENGUJIAN ISOLAT MIKORIZA ARBUSKULA (GLOMUS GEOSPORUM) PADA TANAMAN MENTIMUN (CUCUMIS SATIVUS L.) Rita Tri Puspitasari; Elfarisna Elfarisna; Yati Suryati; Nosa Tirtajaya Pradana
Jurnal Matematika Sains dan Teknologi Vol. 17 No. 1 (2016)
Publisher : LPPM Universitas Terbuka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The use of arbuscular mycorrhizal (MA) in various studies proves that it can save up to 50% fertilizer because the MA can help absorpt nutrients, especially P. In addition, the MA can help plant resistance, pest attacks and can help plants cope with extreme circumstances, such as drought, high salinity, toxic materials and heavy metals. The study aimed to test the potential of arbuscular Mycorrhizal isolates (Glomus geosporum) in cucumbers. The test of its potentials is still in the early stages of laboratory scales due to the limitation of producing the isolates. The test parameters were as follows: the number of leaves, the number of male and female flowers, fruit length, fruit diameters and fruit weights. The results showed that mycorrhizal (Glomus geosporum) being tested + 50% NPK, compared with mycorrhizae from a proven institution + 50% of the recommended NPK fertilizers (NPK 100%), have no significant differences in all parameters. As a result of this, Isolates Glomus geosporum can save less than 50% of the recommended NPK in cucumber crop (Cucumis sativus L.). This therefore has a potential to be field-tested involving other plants. Penggunaan mikoriza arbuskula (MA) dalam berbagai penelitian sudah terbukti dapat menghemat pupuk sampai 50%, karena MA dapat membantu penyerapan unsur hara terutama P. Selain itu, MA dapat membantu resistensi tanaman, serangan hama penyakit dan dapat membantu tanaman mengatasi keadaan ekstrim, seperti kekeringan, salinitas tinggi, bahan toksik dan logam berat. Penelitian ini bertujuan menguji potensi isolat Mikoriza arbuskula (Glomusgeosporum) pada tanaman mentimun. Pengujian isolat Mikoriza arbuskula (Glomusgeosporum) masih dalam taraf skala laboratorium, karena keterbatasan isolat yang dihasilkan. Parameter yang diuji adalah jumlah daun, jumlah bunga jantan dan betina, panjang buah, diameter buah, dan bobot buah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mikoriza (Glomusgeosporum) yang diuji + 50% NPK dibandingkan dengan mikoriza dari suatu institusi yang telah teruji + 50% NPK dan pupuk yang direkomendasikan (NPK 100%), terlihat tidak berbeda nyata pada semua parameter. Dengan demikian, Isolat Glomusgeosporum dapat menghemat pupuk NPK sampai 50% dari NPK yang dianjurkan pada tanaman Mentimun (Cucumissativus L.), sehingga cukup berpotensi untuk diuji pada skala lapangan bagi tanaman mentimun.
PEMANFAATAN INOKULAN AIR LIMBAH CUCIAN BERAS SEBAGAI PUPUK ORGANIK PADA TANAMAN SEDAP MALAM Elfarisna Elfarisna; Settings Rita Tri Puspitasari; Sofiyah AI Widad; Yati Suryati; Nosa T Pradana
Jurnal Matematika Sains dan Teknologi Vol. 16 No. 2 (2015)
Publisher : LPPM Universitas Terbuka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (217.766 KB)

Abstract

Tuberose flower has advantages in color, fragrance, and the flowers are unique pieces. Excessive use of chemical fertilizers and continuously cause an imbalance of nutrients and soil structure, effect on the agricultural land. The use of organic fertilizers can be the solution. This study aims to determine the effectiveness of inoculants are tested on waste water of rice as an organic fertilizer on tuberose flower. The experiment was conducted for September 2014 to January 2015. Theexperiment used randomized complete block design (RCBD) with five treatments, ie: inoculant I (3 bacteria and 2 yeast) + inorganic fertilizer 50 %; inoculant I + inorganic fertilizers 25 % ; inoculant II (2 bacteria and 2 yeast) + inorganic fertilizer 50 % , inoculant II + inorganic fertilizer 25 %, and inorganic fertilizer 100 %/control (5 g NPK + 5 g NPS). The parameters observed were flowering time, flower stem length, number of florets per panicle, the diameter of the flower stalk, harvest time, and the amount of harvest. The results showed that gave inoculants on waste water of rice are non significant for all treatments. From the result inoculant II + inorganic fertilizers 25 % tend to better and benefit than others. Bunga sedap malam memiliki kelebihan pada warna, keharumannya, dan utas bunganya yang unik. Penggunaan pupuk kimia yang berlebihan dan terus menerus menyebabkan ketidakseimbangan nutrisi dan kesehatan tanah, yang nantinya akan berefek pada lahan dan tanaman. Penggunaan pupuk organik menjadi solusinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas inokulan yang teruji pada air limbah cucian beras sebagai pupuk organik pada tanaman sedap malam. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan September 2014 sampai bulan Januari 2015. Penelitian menggunakan Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT) dengan lima perlakuan, yaitu Inokulan I (3 Bakteri + 2 Khamir) + pupuk anorganik 50%, Inokulan I + pupuk anorganik 25%, Inokulan II (2 Bakteri + 2 Khamir) + pupuk anorganik 50%, Inokulan II + pupuk anorganik 25%, kontrol /pupuk anorganik 100%(5 g NPK dan 5 g Pupuk Majemuk NPS). Parameter yang diamati adalah waktu berbunga, panjang tangkai bunga, jumlah kuntum per malai, diameter tangkai bunga, waktu panen, dan jumlah panen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian inokulan pada air limbah cucian beras tidak memberikan pengaruh yang berbeda terhadap semua perlakuan. Dari penelitian ini menunjukkan bahwa perlakuan Inokulan II + pupuk anorganik 25% cenderung lebih baik dan menguntungkan dari perlakuan lainnya.
EFFECTIVENESS WASTE WATER OF RICE INOCULANT ON JASMINE (Jasminum sambac) Elfarisna Elfarisna; Rita Tri Puspitasari; Yati Suryati; Nosa Tirtajaya Pradana
Jurnal AGROSAINS dan TEKNOLOGI Vol 1, No 1 (2016)
Publisher : Fakultas Pertanian - UMJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/jat.1.1.1-7

Abstract

Waste water of rice is one of the waste that can be used as a useful fertilizer for plant growth. It is potentially useful because much availability and easy in  processing. The study aims to know the effectiveness of waste water of rice  inoculant as organic fertilizer on jasmine. The study was conducted from February to August 2015 in the experimental field of the Faculty of Agriculture, University of Muhammadiyah Jakarta. Materials used are Jasminum sambac generative phase, polybag, cow manure, rice husk, waste water of  rice, brown sugar, isolates MOL, Hyponex (25-5-20), Gandasil B, and vitamin B6. Research using randomized complete block design with treatments: M1= inoculant I (three bacteria and two yeast), M2= inoculant II (two bacteria and two yeast), M3= 50% (inoculant I + inorganic fertilizer), M4= 50% (inoculant II + inorganic fertilizer), and M5= 100 % inorganic fertilizer, with five replication. Fertilization were done 2 times a week with a dose of 50 mL plant-1. Inorganic fertilizer (control) is givenbythe sequence is Hyponex - Gandasil - vitamin B6. The results showed not significantly different between the fertilizer  waste water of rice inoculant than inorganic fertilizers for all parameters. Inoculant tends to give better than others.
PEMBERIAN PUPUK ORGANIK UNTUK MENINGKATKAN PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI Elfarisna Elfarisna; Rita Tri Puspitasari; Sukrianto Sukrianto
Jurnal AGROSAINS dan TEKNOLOGI Vol 3, No 2 (2018)
Publisher : Fakultas Pertanian - UMJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (738.05 KB) | DOI: 10.24853/jat.3.2.103-110

Abstract

Kedelai sebagai sumber protein dan pangan fungsional mempunyai nilai strategis dalam meningkatkan ketahanan pangan nasional.  Saat ini produksi kedelai nasional hanya dapat memenuhi 32 % dari kebutuhan dalam negeri, sedang sisanya harus diimpor.  Penelitian bertujuan untuk mendapatkan  konsentrasi pupuk Fertisol yang tepat untuk tanaman kedelai. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Jakarta. Pelaksanaan penelitian  dari bulan Februari 2018 sampai dengan Mei  2018.   Penelitian  menggunakan Rancangan Acak  Kelompok  (RAK),  dengan 6 perlakuan konsentrasi pupuk organik Fertisol dengan 4 ulangan.  Perlakuan jenis pupuk organik adalah K0 (Urea, SP 36, KCl 100 %/kontrol), K1 ( konsentrasi pupuk organik  Fertisol 2 ml/l air ), K2 (konsentrasi pupuk organik Fertisol  3 ml/l air ), K3 (konsentrasi pupuk organik Fertisol  4 ml/l air), K4 (konsentrasi pupuk organik Fertisol 5 ml/l air ) dan K5 (konsentrasi pupuk organik Fertisol 6 ml/l air ).  Variabel yang diamati adalah tinggi tananam, jumlah cabang, umur berbunga, umur panen, jumlah polong, persentase polong bernas, dan berat biji. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan : Tidak ada perbedaan pertumbuhan dan produksi kedelai akibat pemberian POC dibandingkan kontrol.  Pemberian POC konsentrasi 5 ml/l air memberikan jumlah cabang dan berat biji lebih tinggi dibandingkan semua perlakuan. 
Toleransi Tanaman Akasia (Acacia Mangium Wild.) terhadap Tingkat Salinitas di Pembibitan Elfarisna Elfarisna; Hermawan Niaga; Rita Tri Puspitasari
Daun: Jurnal Ilmiah Pertanian dan Kehutanan Vol 3 No 2 (2016): Daun: Jurnal Ilmiah Pertanian dan Kehutanan
Publisher : ​Institute for Researches and Community Services Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (241.219 KB) | DOI: 10.33084/daun.v3i2.146

Abstract

Acacia is a plant that can be used as the main ingredient of paper making. The potential of acacia wood pulp as the raw material is already widely recognized by the timber industry. Acacia also has potential as a plant greenery in urban areas. Production of acacia plants can be done through the efforts of agricultural extension. Enterprises agricultural extension can be done by expanding the agricultural frontier acacia plants in saline land. The purpose of the study to know acacia plant tolerance to salinity levels in the nursery. The research was conducted from April to July 2013 in the experimental garden of the Faculty of Agriculture, University of Muhammadiyah Jakarta. The research is used Randomized Complete Block Design (RCBD) with five treatments NaCl level concentration, ie P1 Without NaCl/Control, P2 (0.5% concentration) P3 (concentration of 1%), P4 (1.5% concentration) and P5 (concentration of 2%). Parameters measured were percentage growth, plant height, leaf number, stem diameter, plant fresh weight and dry weight of plants. The results showed salinity level significantly affected all parameters observed. A salt concentration of 1% is the maximum saline tolerance conditions for growth acacia.
Iradiasi Sinar Gamma untuk Menghasilkan Variasi Fenotipe pada Tanaman Patah Tulang Kriwil (Euphorbia tirucalli) Hoya Curly Rita Tri Puspitasari; Ade Sumiahadi; Dirgahani Putri
Jurnal AGROSAINS dan TEKNOLOGI Vol 8, No 2 (2023)
Publisher : Fakultas Pertanian - UMJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/jat.8.2.61-68

Abstract

Indonesia memiliki biodiversitas yang tinggi, termasuk tanaman. Namun kenyataannya, Indonesia masih banyak mengimpor tanaman  terutama tanaman hias dari luar negeri. Hal tersebut mendorong peneliti untuk mendapatkan jenis-jenis tanaman hias unik dan menarik yang diharapkan dapat diminati. Salah satu cara yang dilakukan adalah mutasi. Mutagen dapat berupa fisik, kimia atau rekayasa genetik. Mutagen secara fisik dengan iradiasi sinar gamma menjadi pilihan yang relatif lebih murah dan cepat dengan potensi keragaman tinggi, yang diharapkan tanaman hias menjadi lebih beragam. Tujuan penelitian ini adalah untuk mencari dosis iradiasi yang dapat mengubah fenotipe patah tulang kriwil yang berbeda dari fenotipe aslinya. Penelitian dilaksanakan di nursery Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Jakarta, pada bulan Agustus 2022 sampai November 2023. Dosis Iradiasi sinar gamma yang digunakan dalam penelitian ini adalah 0, 2, 4, 6, 8, 10, dan 12 Gy. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dosis iradiasi sinar gamma yang digunakan pada penelitian ini belum dapat menghasilkan keragaman karakter kuantitatif maupun kualitatif pada tanaman patah tulang kriwil Hoya Curly pada pengamatan 3-6 bulan, namun setelah satu tahun kemudian baru terlihat perubahan karakter kualitatif, yaitu pada perlakuan 4 Gy dan 10 Gy. Pada dosis iradiasi 4 Gy terdapat tanaman dengan ukuran daun lebih kecil, warna daun dan batang menjadi hijau, namun bentuk daun tetap kriwil dengan habitus menjuntai seperti kontrol. Perubahan pada 10 Gy, daun tidak keriting, tangkai daun lebih panjang, ukuran daun lebih besar, namun warna daun tetap putih kehijauan, dan habitus tetap menjuntai seperti kontrol.ABSTRACTIndonesia has high biodiversity, including plants. However, in reality, Indonesia still imports a lot of plants, especially ornamental plants, from abroad. This fact encourages researchers to get unique types of ornamental plants that are expected to be of public interest. One way to do this is mutation. Mutagens can be physical, chemical or genetic engineering. Physical mutagen by gamma irradiation is a relatively cheaper and faster option with high diversity potential, which is expected to increase the diversity of ornamental plants. This study aimed to find an irradiation dose that could change the phenotypic characters of Euphorbia tirucalli Hoya Curly, which was different from the original phenotype. The research was conducted in the nursery of the Faculty of Agriculture, Universitas Muhammadiyah Jakarta, from August to November 2022. The doses of gamma irradiation used in this study were 0, 2, 4, 6, 8, 10, and 12 Gy. The results showed that the doses of gamma irradiation used in this study could not produce a diversity of quantitative or qualitative characters in the Hoya Curly kriwil fracture plant in 3-6 months observation. However, approximately one year later, changes were seen in the qualitative characters, namely in 4 and 10 Gy doses. At an irradiation dose of 4 Gy there were plants with smaller leaf sizes and the colour of the leaves and stems became green, but the leaf shape remained curly with a dangling habitus like the control. Changes at 10 Gy, the leaves did not curl, the ptiole was longer, the leaf size was larger, but the colour of leaves and stem remained greenish white with a dangling habitus like the control.
Pemberdayaan kelompok wanita tani dalam pembuatan eco-enzyme dari sampah organik skala rumah tangga Dian Diani Tanjung; Sukrianto Sukrianto; Rita Tri Puspitasari; Lorenta In Haryanto
Abdimas Siliwangi Vol. 6 No. 3 (2023): Oktober 2023
Publisher : IKIP SILIWANGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22460/as.v6i3.20520

Abstract

Produksi sampah di Indonesia mencapai 67,8 juta ton tiap tahunnya, dimana komposisi terbesar (61%) berasal dari sampah organik rumah tangga yang mencapai 23-48 juta ton. Tanpa adanya penanganan yang baik, sampah organik akan berdampak pada peningkatan gas rumah kaca. Salah satu cara memanfaatkan sampah organik adalah dengan mengubah sampah buah dan sayur menjadi eco-enzyme. Eco-enzyme yang dihasilkan dari fermentasi limbah rumah tangga adalah cairan serba guna, yang dapat digunakan sebagai pupuk tanaman, memperbaiki air yang tercemar, serta berdampak pada penurunan efek rumah kaca. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilaksanakan di Kelurahan Gandaria Selatan pada Juni 2023 oleh dosen dan mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Jakarta. Tujuan program adalah mensosialisasikan manfaat eco-enzyme dan melatih kelompok masyarakat membuat eco-enzyme dan produk turunannya. Peserta pelatihan berjumlah 23 orang terdiri dari anggota kelompok wanita tani (KWT) Gandaria, KWT Mangga, dan PPSU Gandaria. Metode pelaksanaan program yaitu survei lokasi dan analisis permasalahan, sosialisasi dan pelatihan, evaluasi kegiatan melalui pre-test dan post-test, serta formulir kepuasan mitra. Kegiatan ini berhasil meningkatkan pengetahuan peserta sebesar 6 persen, serta meningkatkan minat dari seluruh peserta (100%) untuk memproduksi eco-enzyme secara mandiri. Eco-enzyme hasil pelatihan selanjutnya dimanfaatkan sebagai penambah nutrisi tanah di lahan pertanian kelompok wanita tani di Gandaria Selatan.