ELFARISNA ELFARISNA
Prodi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Jakarta, Jl. K.H. Ahmad Dahlan Cireundeu Ciputat, Tangerang 15419

Published : 29 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 29 Documents
Search

PEMBERIAN BEBERAPA DOSIS PUPUK MULTICOTE TERHADAP PERTUMBUHAN AKASIA (Acacia mangium) DI PEMBIBITAN Elfarisna, Elfarisna; Setijorini, Ludivica Endang
Jurnal Matematika Sains dan Teknologi Vol 14 No 2 (2013)
Publisher : LPPM Universitas Terbuka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study aims to determine the use of some dose of Multicote’s fertilizer on the growth of Acacia mangium seedlings and get the most effective dose of Multicote’s fertilizer in increasing the growth of Acacia mangium seedlings in the nursery. The study was conducted in May to July 2012, at the Faculty of Agriculture Experimental Farm, of Muhammadiyah’s University in Jakarta. The design used in this study is a randomized block design (RBD), with six dose treatments of Multicote fertilizer are: 0 g / plant (control), 2 g / plant, 4 g / plant, 6 g / plant, 8 g / plant, and 10 g / plant, each treatment was repeated four times. The parameters measured were height of plant, percentage of growth, wet weight and dry weight of plants. The research results showed that the treatment given was not significantly different on the height of plant height at the initial growth (4 MST, 6 MST and 8 MST), but at end of the observation (10 MST and 12 MST) showed that the treatment was  significantly different on the height of the plant. Of all the treatment given, the use of 10 g / plant of multicote is feltilizer gave the best effect on the height of plant, wet weight and dry weight of plant acacia. Control treatment without fertilizer multicote give the least influence on plant height, wet weight and dry weight of plant acacia’s plant. Penelitian ini bertujuan mendapatkan dosis pupuk Multicote yang paling efektif dalam meningkatkan pertumbuhan bibit Acacia mangium di pembibitan. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan bulan Juli 2012, di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Jakarta. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK), dengan enam perlakuan dosis pupuk Multicote yaitu :  0 g/tanaman (kontrol), 2 g/tanaman, 4 g/tanaman, 6 g/tanaman, 8 g/tanaman, dan 10 g/tanaman, setiap perlakuan diulang empat kali. Parameter yang diamati adalah tinggi tanaman, persentase tumbuh, bobot basah tanaman dan bobot kering tanaman. Hasil penelitian menunjukkan pada pertumbuhan awal (4 MST, 6 MST dan 8 MST), perlakuan yang diberikan tidak memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap tinggi tanaman. Namun di akhir pengamatan (10 MST dan 12 MST), perlakuan yang diberikan memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap tinggi tanaman. Penggunaan pupuk Multicote dengan dosis 10 g/tanaman memberikan pengaruh yang paling baik terhadap tinggi tanaman, bobot basah dan bobot kering tanaman Akasia. Tanpa pupuk Multicote tinggi tanaman, bobot basah dan bobot kering tanaman Akasia adalah yang paling rendah.
PENGUJIAN ISOLAT MIKORIZA ARBUSKULA (GLOMUS GEOSPORUM) PADA TANAMAN MENTIMUN (CUCUMIS SATIVUS L.) Puspitasari, Rita Tri; Elfarisna, Elfarisna; Suryati, Yati; Pradana, Nosa Tirtajaya
Jurnal Matematika Sains dan Teknologi Vol 17 No 1 (2016)
Publisher : LPPM Universitas Terbuka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The use of arbuscular mycorrhizal (MA) in various studies proves that it can save up to 50% fertilizer because the MA can help absorpt nutrients, especially P. In addition, the MA can help plant resistance, pest attacks and can help plants cope with extreme circumstances, such as drought, high salinity, toxic materials and heavy metals. The study aimed to test the potential of arbuscular Mycorrhizal isolates (Glomus geosporum) in cucumbers. The test of its potentials is still in the early stages of laboratory scales due to the limitation of producing the isolates. The test parameters were as follows: the number of leaves, the number of male and female flowers, fruit length, fruit diameters and fruit weights. The results showed that mycorrhizal (Glomus geosporum) being tested + 50% NPK, compared with mycorrhizae from a proven institution + 50% of the recommended NPK fertilizers (NPK 100%), have no significant differences in all parameters. As a result of this, Isolates Glomus geosporum can save less than 50% of the recommended NPK in cucumber crop (Cucumis sativus L.). This therefore has a potential to be field-tested involving other plants. Penggunaan mikoriza arbuskula (MA) dalam berbagai penelitian sudah terbukti dapat menghemat pupuk sampai 50%, karena MA dapat membantu penyerapan unsur hara terutama P. Selain itu,  MA dapat membantu resistensi tanaman, serangan hama penyakit dan dapat membantu tanaman mengatasi keadaan ekstrim, seperti kekeringan, salinitas tinggi, bahan toksik dan logam berat. Penelitian ini bertujuan menguji potensi isolat Mikoriza arbuskula (Glomusgeosporum) pada tanaman mentimun. Pengujian isolat Mikoriza arbuskula (Glomusgeosporum) masih dalam taraf skala laboratorium, karena keterbatasan isolat yang dihasilkan. Parameter yang diuji adalah jumlah daun, jumlah bunga jantan dan betina, panjang buah, diameter buah, dan bobot buah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mikoriza (Glomusgeosporum) yang diuji + 50% NPK dibandingkan dengan mikoriza dari suatu institusi yang telah teruji + 50% NPK dan pupuk yang direkomendasikan (NPK 100%), terlihat  tidak berbeda nyata pada semua parameter. Dengan demikian, Isolat Glomusgeosporum dapat menghemat pupuk NPK sampai 50% dari NPK yang dianjurkan pada tanaman Mentimun (Cucumissativus L.), sehingga cukup berpotensi untuk diuji pada skala lapangan bagi tanaman mentimun.
PEMANFAATAN INOKULAN AIR LIMBAH CUCIAN BERAS SEBAGAI PUPUK ORGANIK PADA TANAMAN SEDAP MALAM Elfarisna, Elfarisna; Puspitasari, Rita Tri; Widad, Sofiyah AI; Suryati, Yati; Pradana, Nosa T
Jurnal Matematika Sains dan Teknologi Vol 16 No 2 (2015)
Publisher : LPPM Universitas Terbuka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tuberose flower has advantages in color, fragrance, and the flowers are unique pieces. Excessive use of chemical fertilizers and continuously cause an imbalance of nutrients and soil structure, effect on the agricultural land. The use of organic fertilizers can be the solution. This study aims to determine the effectiveness of inoculants are tested on waste water of rice as an organic fertilizer on  tuberose flower. The experiment was conducted for September 2014 to  January 2015. Theexperiment used randomized complete block design (RCBD) with five treatments, ie: inoculant I (3 bacteria and 2 yeast) + inorganic fertilizer 50 %; inoculant I  + inorganic fertilizers 25 % ; inoculant II (2 bacteria and 2 yeast) + inorganic fertilizer 50 % , inoculant II +  inorganic fertilizer 25 %, and inorganic fertilizer 100 %/control (5 g NPK  + 5 g NPS). The parameters observed were flowering time, flower stem length, number of florets per panicle, the diameter of the flower stalk, harvest time, and the amount of harvest. The results showed that gave inoculants on  waste water of rice are non significant for all treatments. From the result inoculant II + inorganic fertilizers 25 % tend to better and benefit than others. Bunga sedap malam memiliki kelebihan pada warna, keharumannya, dan utas bunganya yang unik. Penggunaan pupuk kimia yang berlebihan dan terus menerus menyebabkan ketidakseimbangan nutrisi dan kesehatan tanah, yang nantinya akan berefek pada lahan dan tanaman. Penggunaan pupuk organik menjadi solusinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas inokulan yang teruji pada air limbah cucian beras sebagai pupuk organik pada tanaman sedap malam. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan September 2014 sampai bulan Januari 2015. Penelitian menggunakan Rancangan  Kelompok Lengkap Teracak (RKLT) dengan lima perlakuan, yaitu Inokulan I (3 Bakteri + 2 Khamir) + pupuk anorganik 50%, Inokulan I + pupuk anorganik 25%, Inokulan II (2 Bakteri + 2 Khamir) + pupuk anorganik 50%, Inokulan II + pupuk anorganik 25%, kontrol /pupuk anorganik 100%(5 g NPK  dan 5 g Pupuk Majemuk NPS). Parameter yang diamati adalah waktu berbunga, panjang tangkai bunga, jumlah kuntum per malai, diameter tangkai bunga, waktu panen, dan jumlah panen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian inokulan pada air limbah cucian beras tidak memberikan pengaruh yang berbeda terhadap semua perlakuan. Dari penelitian ini menunjukkan bahwa perlakuan Inokulan II + pupuk anorganik 25% cenderung lebih baik dan menguntungkan dari perlakuan lainnya.  
PENGUJIAN ISOLAT MIKORIZA ARBUSKULA (GLOMUS GEOSPORUM) PADA TANAMAN MENTIMUN (CUCUMIS SATIVUS L.) Rita Tri Puspitasari; Elfarisna Elfarisna; Yati Suryati; Nosa Tirtajaya Pradana
Jurnal Matematika Sains dan Teknologi Vol. 17 No. 1 (2016)
Publisher : LPPM Universitas Terbuka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The use of arbuscular mycorrhizal (MA) in various studies proves that it can save up to 50% fertilizer because the MA can help absorpt nutrients, especially P. In addition, the MA can help plant resistance, pest attacks and can help plants cope with extreme circumstances, such as drought, high salinity, toxic materials and heavy metals. The study aimed to test the potential of arbuscular Mycorrhizal isolates (Glomus geosporum) in cucumbers. The test of its potentials is still in the early stages of laboratory scales due to the limitation of producing the isolates. The test parameters were as follows: the number of leaves, the number of male and female flowers, fruit length, fruit diameters and fruit weights. The results showed that mycorrhizal (Glomus geosporum) being tested + 50% NPK, compared with mycorrhizae from a proven institution + 50% of the recommended NPK fertilizers (NPK 100%), have no significant differences in all parameters. As a result of this, Isolates Glomus geosporum can save less than 50% of the recommended NPK in cucumber crop (Cucumis sativus L.). This therefore has a potential to be field-tested involving other plants. Penggunaan mikoriza arbuskula (MA) dalam berbagai penelitian sudah terbukti dapat menghemat pupuk sampai 50%, karena MA dapat membantu penyerapan unsur hara terutama P. Selain itu, MA dapat membantu resistensi tanaman, serangan hama penyakit dan dapat membantu tanaman mengatasi keadaan ekstrim, seperti kekeringan, salinitas tinggi, bahan toksik dan logam berat. Penelitian ini bertujuan menguji potensi isolat Mikoriza arbuskula (Glomusgeosporum) pada tanaman mentimun. Pengujian isolat Mikoriza arbuskula (Glomusgeosporum) masih dalam taraf skala laboratorium, karena keterbatasan isolat yang dihasilkan. Parameter yang diuji adalah jumlah daun, jumlah bunga jantan dan betina, panjang buah, diameter buah, dan bobot buah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mikoriza (Glomusgeosporum) yang diuji + 50% NPK dibandingkan dengan mikoriza dari suatu institusi yang telah teruji + 50% NPK dan pupuk yang direkomendasikan (NPK 100%), terlihat tidak berbeda nyata pada semua parameter. Dengan demikian, Isolat Glomusgeosporum dapat menghemat pupuk NPK sampai 50% dari NPK yang dianjurkan pada tanaman Mentimun (Cucumissativus L.), sehingga cukup berpotensi untuk diuji pada skala lapangan bagi tanaman mentimun.
PEMANFAATAN INOKULAN AIR LIMBAH CUCIAN BERAS SEBAGAI PUPUK ORGANIK PADA TANAMAN SEDAP MALAM Elfarisna Elfarisna; Settings Rita Tri Puspitasari; Sofiyah AI Widad; Yati Suryati; Nosa T Pradana
Jurnal Matematika Sains dan Teknologi Vol. 16 No. 2 (2015)
Publisher : LPPM Universitas Terbuka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (217.766 KB)

Abstract

Tuberose flower has advantages in color, fragrance, and the flowers are unique pieces. Excessive use of chemical fertilizers and continuously cause an imbalance of nutrients and soil structure, effect on the agricultural land. The use of organic fertilizers can be the solution. This study aims to determine the effectiveness of inoculants are tested on waste water of rice as an organic fertilizer on tuberose flower. The experiment was conducted for September 2014 to January 2015. Theexperiment used randomized complete block design (RCBD) with five treatments, ie: inoculant I (3 bacteria and 2 yeast) + inorganic fertilizer 50 %; inoculant I + inorganic fertilizers 25 % ; inoculant II (2 bacteria and 2 yeast) + inorganic fertilizer 50 % , inoculant II + inorganic fertilizer 25 %, and inorganic fertilizer 100 %/control (5 g NPK + 5 g NPS). The parameters observed were flowering time, flower stem length, number of florets per panicle, the diameter of the flower stalk, harvest time, and the amount of harvest. The results showed that gave inoculants on waste water of rice are non significant for all treatments. From the result inoculant II + inorganic fertilizers 25 % tend to better and benefit than others. Bunga sedap malam memiliki kelebihan pada warna, keharumannya, dan utas bunganya yang unik. Penggunaan pupuk kimia yang berlebihan dan terus menerus menyebabkan ketidakseimbangan nutrisi dan kesehatan tanah, yang nantinya akan berefek pada lahan dan tanaman. Penggunaan pupuk organik menjadi solusinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas inokulan yang teruji pada air limbah cucian beras sebagai pupuk organik pada tanaman sedap malam. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan September 2014 sampai bulan Januari 2015. Penelitian menggunakan Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT) dengan lima perlakuan, yaitu Inokulan I (3 Bakteri + 2 Khamir) + pupuk anorganik 50%, Inokulan I + pupuk anorganik 25%, Inokulan II (2 Bakteri + 2 Khamir) + pupuk anorganik 50%, Inokulan II + pupuk anorganik 25%, kontrol /pupuk anorganik 100%(5 g NPK dan 5 g Pupuk Majemuk NPS). Parameter yang diamati adalah waktu berbunga, panjang tangkai bunga, jumlah kuntum per malai, diameter tangkai bunga, waktu panen, dan jumlah panen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian inokulan pada air limbah cucian beras tidak memberikan pengaruh yang berbeda terhadap semua perlakuan. Dari penelitian ini menunjukkan bahwa perlakuan Inokulan II + pupuk anorganik 25% cenderung lebih baik dan menguntungkan dari perlakuan lainnya.
PEMBERIAN BEBERAPA DOSIS PUPUK MULTICOTE TERHADAP PERTUMBUHAN AKASIA (Acacia Mangium) DI PEMBIBITAN Elfarisna Elfarisna; Ludivica Endang Setijorini
Jurnal Matematika Sains dan Teknologi Vol. 14 No. 2 (2013)
Publisher : LPPM Universitas Terbuka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (65.819 KB) | DOI: 10.33830/jmst.v14i2.388.2013

Abstract

This study aims to determine the use of some dose of Multicote’s fertilizer on the growth of Acacia mangium seedlings and get the most effective dose of Multicote’s fertilizer in increasing the growth of Acacia mangium seedlings in the nursery. The study was conducted in May to July 2012, at the Faculty of Agriculture Experimental Farm, of Muhammadiyah’s University in Jakarta. The design used in this study is a randomized block design (RBD), with six dose treatments of Multicote fertilizer are: 0 g / plant (control), 2 g / plant, 4 g / plant, 6 g / plant, 8 g / plant, and 10 g / plant, each treatment was repeated four times. The parameters measured were height of plant, percentage of growth, wet weight and dry weight of plants. The research results showed that the treatment given was not significantly different on the height of plant height at the initial growth (4 MST, 6 MST and 8 MST), but at end of the observation (10 MST and 12 MST) showed that the treatment was significantly different on the height of the plant. Of all the treatment given, the use of 10 g / plant of multicote is feltilizer gave the best effect on the height of plant, wet weight and dry weight of plant acacia. Control treatment without fertilizer multicote give the least influence on plant height, wet weight and dry weight of plant acacia’s plant. Penelitian ini bertujuan mendapatkan dosis pupuk Multicote yang paling efektif dalam meningkatkan pertumbuhan bibit Acacia mangium di pembibitan. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan bulan Juli 2012, di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Jakarta. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK), dengan enam perlakuan dosis pupuk Multicote yaitu : 0 g/tanaman (kontrol), 2 g/tanaman, 4 g/tanaman, 6 g/tanaman, 8 g/tanaman, dan 10 g/tanaman, setiap perlakuan diulang empat kali. Parameter yang diamati adalah tinggi tanaman, persentase tumbuh, bobot basah tanaman dan bobot kering tanaman. Hasil penelitian menunjukkan pada pertumbuhan awal (4 MST, 6 MST dan 8 MST), perlakuan yang diberikan tidak memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap tinggi tanaman. Namun di akhir pengamatan (10 MST dan 12 MST), perlakuan yang diberikan memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap tinggi tanaman. Penggunaan pupuk Multicote dengan dosis 10 g/tanaman memberikan pengaruh yang paling baik terhadap tinggi tanaman, bobot basah dan bobot kering tanaman Akasia. Tanpa pupuk Multicote tinggi tanaman, bobot basah dan bobot kering tanaman Akasia adalah yang paling rendah.
ISOLASI MIKROBA YANG DAPAT MENGHILANGKAN BAU PADA PUPUK ORGANIK AIR LIMBAH CUCIAN BERAS Elfarisna; Rita Tri Puspitasari; Yati Suryati; Nosa T. Pradana
Jurnal Matematika Sains dan Teknologi Vol. 15 No. 2 (2014)
Publisher : LPPM Universitas Terbuka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (97.436 KB)

Abstract

Air limbah cucian beras jika difermentasi selama dua minggu menimbulkan bau. Penelitian yang dilakukan dengan menambah Efektif Microorganisme (EM 4) dapat memperpendek waktu fermentasi dan tidak menimbulkan bau. Efektif Microorganisme 4 adalah produk dari luar, sementara Indonesia mempunyai banyak mikroorganisme lokal yang potensial untuk dikembangkan. Pupuk organik ini telah diteliti pada tanaman anggrek, sayur-sayuran, dan kedelai. Tujuan penelitian untuk mendapatkan mikroorganisme lokal yang dapat menghilangkan bau pada air limbah cucian beras yang akan digunakan sebagai pupuk organik. Isolasi dengan menggunakan media Patato Dextrose Agar (PDA) dan Mann Rogosa Sharpe Agar (MRSA), dengan sumber inokulan air limbah cucian beras, ragi tape, kombucha, dan yoghurt. Hasil isolasi diperoleh 2 jenis Lactobacillus dari air limbah cucian beras dan yogurt. Ada tujuh khamir yang diperoleh, yaitu dari air limbah cucian beras (4 jenis), ragi tape (2 jenis), dan kombucha (1 jenis). Dari hasil penelitian ini dipilih 1 jenis Lactobacillus, dan 4 jenis khamir yang dapat hidup dengan baik di dalam air limbah cucian beras dan tidak menimbulkan bau.
Respons pemberian vermikompos pada tanaman okra hijau (Abelmoschus esculentus) Elfarisna Elfarisna; Dea Septi Pratiwi
Agrovigor Vol 15, No 1 (2022): Maret
Publisher : Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/agrovigor.v15i1.12630

Abstract

Okra merupakan tanaman sayuran  dan juga bermanfaat bagi kesehatan.   Pemupukan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman okra. Vermikompos merupakan pupuk organik proses pencernaan cacing, sebagai produk samping budidaya cacing tanah berupa pupuk organik untuk meningkatkan kesuburan tanah. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui respons pemberian vermikompos terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman okra hijau. Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Jakarta dari bulan November 2020 sampai dengan Februari 2021. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK), dengan 6 perlakuan yaitu K0 Pupuk Anorganik/Kontrol (Urea, SP36 ,KCl), K1 Vermikompos 200 g/polibag, K2 Vermikompos 300 g/polibag, K3 Vermikompos 400 g/polibag, K4 Vermikompos 500 g/polibag, K5 Vermikompos 600 g/polibag. Hasil penelitian menunjukkan pemberian Vermikompos dosis 600 g/polibag memberikan respons terbaik terhadap pertumbuhan tanaman okra. Pupuk anorganik/kontrol memberikan hasil tertinggi pada parameter jumlah buah dan berat buah.
EFFECTIVENESS WASTE WATER OF RICE INOCULANT ON JASMINE (Jasminum sambac) Elfarisna Elfarisna; Rita Tri Puspitasari; Yati Suryati; Nosa Tirtajaya Pradana
Jurnal AGROSAINS dan TEKNOLOGI Vol 1, No 1 (2016)
Publisher : Fakultas Pertanian - UMJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/jat.1.1.1-7

Abstract

Waste water of rice is one of the waste that can be used as a useful fertilizer for plant growth. It is potentially useful because much availability and easy in  processing. The study aims to know the effectiveness of waste water of rice  inoculant as organic fertilizer on jasmine. The study was conducted from February to August 2015 in the experimental field of the Faculty of Agriculture, University of Muhammadiyah Jakarta. Materials used are Jasminum sambac generative phase, polybag, cow manure, rice husk, waste water of  rice, brown sugar, isolates MOL, Hyponex (25-5-20), Gandasil B, and vitamin B6. Research using randomized complete block design with treatments: M1= inoculant I (three bacteria and two yeast), M2= inoculant II (two bacteria and two yeast), M3= 50% (inoculant I + inorganic fertilizer), M4= 50% (inoculant II + inorganic fertilizer), and M5= 100 % inorganic fertilizer, with five replication. Fertilization were done 2 times a week with a dose of 50 mL plant-1. Inorganic fertilizer (control) is givenbythe sequence is Hyponex - Gandasil - vitamin B6. The results showed not significantly different between the fertilizer  waste water of rice inoculant than inorganic fertilizers for all parameters. Inoculant tends to give better than others.
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN PUPUK ORGANIK CAIR KULIT PISANG KEPOK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN PAKCOY Idah Handayani; Elfarisna Elfarisna
Jurnal AGROSAINS dan TEKNOLOGI Vol 6, No 1 (2021)
Publisher : Fakultas Pertanian - UMJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/jat.6.1.25-34

Abstract

Sawi Pakcoy merupakan salah satu jenis sayuran yang digemari oleh masyarakat Indonesia.  Produksi Pakcoy yang terus mengalami peningkatan perlu didukung dengan salah satu usaha seperti pemupukan.  Pupuk organik cair (POC) kulit pisang kepok merupakan salah satu pupuk hasil fermentasi yang dapat dimanfaatkan untuk pemupukan pada tanaman Pakcoy.  Tujuan penelitian  untuk mengetahui efektivitas penggunaan pupuk organik cair kulit pisang kepok terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman Pakcoy.  Penelitian dilakukan pada bulan Desember 2019 sampai dengan Januari 2020,  di lahan percobaan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Jakarta.  Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Kelompok Lengkap Teracak    (RKLT) dengan lima perlakuan yaitu, P0 (NPK /Kontrol), P1 (POC Kulit Pisang Kepok 30 mL/tanaman), P2 (POC Kulit Pisang Kepok 40 mL/tanaman), P3 (POC Kulit Pisang Kepok 50 mL/tanaman), P4 (POC Kulit Pisang Kepok 60 mL/tanaman).   Hasil penelitian menunjukkan, perlakuan Pupuk NPK 0,75 g/tanaman (kontrol) memberikan hasil yang efektif pada semua pengamatan. Penggunaan POC kulit pisang kepok 40 mL/tanaman memberikan hasil terbaik pada semua parameter pengamatan dibandingkan dengan penggunaan dosis POC kulit pisang kepok lainnya.  Penggunaan berbagai dosis POC kulit pisang kepok  belum mampu memberikan pengaruh yang nyata  terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman Pakcoy.