Ade Sumiahadi
Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Jakarta Jl. K.H. Ahmad Dahlan, Cirendeu, Ciputat, Jakarta Selatan 15419, Indonesia

Published : 8 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

PERTUMBUHAN DAN KECEPATAN PENUTUPAN Arachis pintoi DENGAN PENGGUNAAN KONSENTRASI HORMON DAN PANJANG STEK YANG BERBEDA Ade Sumiahadi; M. Achmad Chozin
Jurnal AGROSAINS dan TEKNOLOGI Vol 2, No 1 (2017)
Publisher : Fakultas Pertanian - UMJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/jat.2.1.69-80

Abstract

Biomulsa merupakan salah satu jenis mulsa yang dapat digunakan sebagai teknologi dalam upaya pencegahan degradasi lahan dan erosi tanah pada pengembangan budidaya tanaman di lahan kering berlereng. Arachis pintoi memiliki karakter dan potensi yang sesuai untuk digunakan sebagai biomulsa, tetapi faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan A. pintoi belum banyak diketahui. Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh panjang stek dan konsentrasi hormon Rootone-F® terhadap pertumbuhan dan kecepatan penutupan A. pintoi. Penelitian dilakukan pada bulan September – Desember 2013 di Kebun Percobaan Cikabayan, Kampus IPB, Bogor. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok dua faktor yang terdiri dari faktor panjang stek (2, 4, dan 6 ruas) dan faktor konsentrasi hormon Rootone-F® (400, 600, 800, dan 1000 ppm) dengan menggunakan 3 kali ulangan. Hasil menunjukkan bahwa semua konsentrasi hormon Rootone-F® yang diujikan tidak berpengaruh terhadap peubah yang diamati. Semakin panjang stek yang digunakan cenderung menghasilkan hasil yang lebih baik pada semua peubah pertumbuhan dan kecepatan penutupan A. pintoi. Namun pada peubah kecepatan penutupan, penggunaan stek 6 ruas tidak berbeda nyata dengan stek 4 ruas. Sehingga penggunaan stek 4 ruas lebih dasarankan karena lebih effisien dalam penggunaan bahan tanam. 
POTENSI Arachis pintoi SEBAGAI BIMULSA DALAM MENEKAN GUMLA PADA LAHAN BUDIDAYA TANAMAN Ade Sumiahadi
Jurnal AGROSAINS dan TEKNOLOGI Vol 7, No 1 (2022)
Publisher : Fakultas Pertanian - UMJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/jat.7.1.51-64

Abstract

Gulma merupakan salah satu faktor pembatas bagi produksi tanaman. Pengendalian gulma secara kimiawi memiliki dampak negatif secara ekologi, ekonomi dan sosial. Pengendalian gulma secara biologis seperti penggunaan tanaman penutup tanah (cover crops) atau biomulsa (biomulch) atau mulsa hidup (living mulch) dapat menjadi alternatif pengendalian gulma yang lebih ekonomis dan ramah lingkungan. Arachis pintoi merupakan tanaman dari keluarga kacang-kacangan yang memiliki sifat-sifat yang cocok untuk dijadikan sebagai biomulsa atau pada lahan budidaya tanaman. A. pintoi memiliki beberapa kelemahan terkait dalam penggunaannya sebagai biomulsa, namun dapat diatasi dengan pengelolaan yang benar. A. pintoi sama halnya dengan tanaman penutup tanah pada umumnya menekan gulma melalui penekanan perkecambahan, pertumbuhan, perkembangan dan pengurangan seed bank dengan beberapa mekanisme yaitu kompetisi, alelopati dan asosiasi dengan mikroba tanah. Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya ditemukan bahwa A. pintoi efektif menekan gulma 42-98% dan secara umum A. pintoi lebih efektif menekan gulma berdaun lebar dibandingkan gulma berdaun sempit.
PENGARUH PEMBERIAN BERBAGAI PUPUK ORGANIK PADAT TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KEMBANG KOL (Brassica oleracea var. botrytis L.) Sudirman Sudirman; Nurdalila Nurdalila; Ade Sumiahadi
Jurnal Pertanian Presisi (Journal of Precision Agriculture) Vol 6, No 2 (2022): Jurnal Pertanian Presisi
Publisher : Universitas Gunadarma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35760/jpp.2022.v6i2.7232

Abstract

Kembang kol (Brassica oleracea var. botrytis L.) merupakan jenis tanaman sayuran yang termasuk dalam keluarga tanaman kubis-kubisan (Brassicaceae) yang berasal dari Eropa. Produksi kembang kol terbatas karena selama ini hanya dibudidayakan petani di daerah dataran tinggi. Salah satu usaha meningkatkan produksi kembang kol adalah dengan memberikan nutrisi yang cukup, salah satunya adalah dengan pemberian pupuk organik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian berbagai pupuk organik padat terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kembang kol. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2021 sampai Januari 2022 di lahan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Jakarta. Penelitian menggunakan Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT) dengan lima perlakuan yaitu P0 (pupuk anorganik/kontrol), P1 (pupuk guano), P2 (pupuk vermikompos), P3 (pupuk kompos), P4 (pupuk kandang ayam). Setiap perlakuan diulang sebanyak lima kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua jenis pupuk organik padat mampu menghasilkan pertumbuhan dan produksi tanaman yang sama bahkan lebih baik dibandingkan dengan pupuk anorganik. Perlakuan pupuk kandang ayam menghasilkan panjang daun, jumlah daun dan bobot kotor tanaman kembang kol yang lebih tinggi dibandingkan dengan pupuk anorganik.
Evaluasi Arachis pintoi sebagai Biomulsa dalam Memperbaiki Kesuburan Tanah pada Pertanaman Jagung di Kemiringan Lahan yang Berbeda Ade Sumiahadi; Muhamad Ahmad Chozin; Dwi Guntoro
Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia Vol. 28 No. 4 (2023): Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia
Publisher : Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18343/jipi.28.4.591

Abstract

Expanding agricultural land by using sloping dry land can be detrimental to the environment due to soil erosion and degradation. However, cover crops can be one of the technologies applied to reduce these risks. Arachis pintoi is one of cover crops that can be used as bio mulch on agricultural land. The study aimed to evaluate the effect of A. pintoi bio mulch on soil nutrient contents and maize plant growth at different slopes. A nested randomized block design was used in the study. Two levels of land used as the main factor and the type of mulch consisting of five levels (without mulch with weeding, without mulch without weeding, silver-black plastic mulch, straw mulch, and A. pintoi bio mulch) were used as the second factor. The results showed that A. pintoi bio mulch significantly increased the P content of the soil and could potentially increase several other macronutrients, especially C-organic, N, and Ca. The use of A. pintoi bio mulch with a cover technique that was left to cover the entire soil surface suppressed the growth and yield of maize plants compared to the control treatment. Keywords: cover crops, mulch, ornamental peanut, soil fertility, rice straw
Kerangka Konseptual Pertanian Perkotaan: Studi Kasus di Jakarta Selatan Lorenta In Haryanto; Ade Sumiahadi; Ibnu Jabbar Ramadhani
Prosiding Seminar Nasional Unimus Vol 4 (2021): Inovasi Riset dan Pengabdian Masyarakat Post Pandemi Covid-19 Menuju Indonesia Tangguh
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pertanian perkotaan memegang peranan penting dalam mendukung perekonomian dan ketahananpangan masyarakat perkotaan sekaligus memelihara keseimbangan ekosistem melalui keberadaan ruangterbuka hijau. Kondisi perkotaan yang berbeda dengan pusat produksi pangan di perdesaan telahmenginspirasi masyarakat perkotaan untuk mengembangkan model pertanian yang unik sesuai denganlingkungan perkotaan. Kajian ini bertujuan untuk mendeskripsikan berbagai pendekatan yangditerapkan masyarakat (pelaku) pertanian perkotaan dalam mempertahankan usahanya. Penelitianmenggunakan metode studi literatur dengan pendekatan keunggulan bersaing Michael E. Porter (1985).Data penunjang didapatkan melalui wawancara dan observasi mendalam terhadap para pelakupertanian perkotaan di enam kecamatan di Jakarta Selatan, yaitu Kecamatan Setiabudi, Pancoran,Pasar Minggu, Pesanggrahan, Tebet dan Cilandak. Analisis deskriptif digunakan untuk mengolahinformasi primer maupun data sekunder. Temuan dalam kajian ini menunjukkan adanya strategi fokusbiaya, diferensiasi, dan diversifikasi yang dikembangkan oleh pelaku pertanian perkotaan di JakartaSelatan. Strategi fokus biaya menekankan pada efisiensi biaya-biaya usahatani, dicontohkan oleh pelakuusaha hidroponik – organik. Strategi diferensiasi menampilkan keunikan penting bagi pembeli, sepertidilakukan pelaku usaha tanaman hias yang telah menembus pasar ekspor. Strategi diversifikasi dicirikandengan adanya perluasan usaha melalui jasa-jasa penyerta seperti jasa penanaman, pelatihan dankonsultasi. Penelitian lanjutan disarankan guna memetakan model pertanian perkotaan secara spesifikpada masing-masing wilayah. Kata Kunci: Kerangka konseptual, keunggulan bersaing, model bisnis, pertanian perkotaan,
Iradiasi Sinar Gamma untuk Menghasilkan Variasi Fenotipe pada Tanaman Patah Tulang Kriwil (Euphorbia tirucalli) Hoya Curly Rita Tri Puspitasari; Ade Sumiahadi; Dirgahani Putri
Jurnal AGROSAINS dan TEKNOLOGI Vol 8, No 2 (2023)
Publisher : Fakultas Pertanian - UMJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/jat.8.2.61-68

Abstract

Indonesia memiliki biodiversitas yang tinggi, termasuk tanaman. Namun kenyataannya, Indonesia masih banyak mengimpor tanaman  terutama tanaman hias dari luar negeri. Hal tersebut mendorong peneliti untuk mendapatkan jenis-jenis tanaman hias unik dan menarik yang diharapkan dapat diminati. Salah satu cara yang dilakukan adalah mutasi. Mutagen dapat berupa fisik, kimia atau rekayasa genetik. Mutagen secara fisik dengan iradiasi sinar gamma menjadi pilihan yang relatif lebih murah dan cepat dengan potensi keragaman tinggi, yang diharapkan tanaman hias menjadi lebih beragam. Tujuan penelitian ini adalah untuk mencari dosis iradiasi yang dapat mengubah fenotipe patah tulang kriwil yang berbeda dari fenotipe aslinya. Penelitian dilaksanakan di nursery Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Jakarta, pada bulan Agustus 2022 sampai November 2023. Dosis Iradiasi sinar gamma yang digunakan dalam penelitian ini adalah 0, 2, 4, 6, 8, 10, dan 12 Gy. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dosis iradiasi sinar gamma yang digunakan pada penelitian ini belum dapat menghasilkan keragaman karakter kuantitatif maupun kualitatif pada tanaman patah tulang kriwil Hoya Curly pada pengamatan 3-6 bulan, namun setelah satu tahun kemudian baru terlihat perubahan karakter kualitatif, yaitu pada perlakuan 4 Gy dan 10 Gy. Pada dosis iradiasi 4 Gy terdapat tanaman dengan ukuran daun lebih kecil, warna daun dan batang menjadi hijau, namun bentuk daun tetap kriwil dengan habitus menjuntai seperti kontrol. Perubahan pada 10 Gy, daun tidak keriting, tangkai daun lebih panjang, ukuran daun lebih besar, namun warna daun tetap putih kehijauan, dan habitus tetap menjuntai seperti kontrol.ABSTRACTIndonesia has high biodiversity, including plants. However, in reality, Indonesia still imports a lot of plants, especially ornamental plants, from abroad. This fact encourages researchers to get unique types of ornamental plants that are expected to be of public interest. One way to do this is mutation. Mutagens can be physical, chemical or genetic engineering. Physical mutagen by gamma irradiation is a relatively cheaper and faster option with high diversity potential, which is expected to increase the diversity of ornamental plants. This study aimed to find an irradiation dose that could change the phenotypic characters of Euphorbia tirucalli Hoya Curly, which was different from the original phenotype. The research was conducted in the nursery of the Faculty of Agriculture, Universitas Muhammadiyah Jakarta, from August to November 2022. The doses of gamma irradiation used in this study were 0, 2, 4, 6, 8, 10, and 12 Gy. The results showed that the doses of gamma irradiation used in this study could not produce a diversity of quantitative or qualitative characters in the Hoya Curly kriwil fracture plant in 3-6 months observation. However, approximately one year later, changes were seen in the qualitative characters, namely in 4 and 10 Gy doses. At an irradiation dose of 4 Gy there were plants with smaller leaf sizes and the colour of the leaves and stems became green, but the leaf shape remained curly with a dangling habitus like the control. Changes at 10 Gy, the leaves did not curl, the ptiole was longer, the leaf size was larger, but the colour of leaves and stem remained greenish white with a dangling habitus like the control.
Karakterisasi Karakter Agronomi Tomat (Lycopersixum esculentum Mill.) Hasil Introduksi untuk Perakitan Tomat Berdaya Hasil Tinggi Putri, Dirgahani; Ade Sumiahadi; Yukarie Ayu Wulandari; Rosdiana; Sularno; Helfi Gustia; Ridwan Diaguna; Yeni Nurazizah; Paldi Saputra
Jurnal Agrosains dan Teknologi Vol 10 No 1 (2025)
Publisher : Fakultas Pertanian - UMJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/jat.v10i1.27323

Abstract

The increase in yields in tomato cultivation in Indonesia is due to the limited availability of superior varieties that can grow well and produce high production and quality. An effective method to increase tomato yield and quality is through the development of new tomato plant cultivars. Plant introduction is a process of moving plants from one area to another. Plant introduction is a process of moving plants from one area to another. This study aims to study the agronomic characteristics of four tomato plant varieties. This research was conducted at the experimental field of the Faculty of Agriculture, Muhammadiyah University of Jakarta, from June to December 2023. Research using two introduced tomato plant varieties and two commercial national tomato varieties as a comparison of the introduced tomato varieties is expected to be an additional genetic diversity and tomato plant varieties that can be used as ready-to-distribute varieties or genetic sources for tomato plant breeding programs. The results of the study showed that in general the two introduced genotypes had qualitative characteristics that were different from the two comparison varieties. In quantitative characters, the introduced genotypes TI01 and TI02 showed the same growth as the two comparison varieties, while in production characters they were significantly lower than the two comparison varieties.
Seed germination and adaptation of several national and introduced varieties of spinach plants (Spinacia oleracea L.) in tropical lowlands Ade Sumiahadi; Dirgahani Putri; Tanjung, Dian Diani; Refa Firgiyanto; Abi Mayu Wisesa; Muhammad Rafi Wahyu Putra
Open Science and Technology Vol. 4 No. 1 (2024): Open Science and Technology
Publisher : Research and Social Study Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33292/ost.v4i1.111

Abstract

Studi ini bertujuan mempelajari perkecambahan dan adaptasi beberapa varietas nasional dan introduksi tanaman horenso yang ditanam di dataran rendah tropis. Penelitian dilaksanakan pada September–November 2023 di lahan percobaan Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Jakarta. Penelitian terdiri atas dua percobaan: percobaan pertama adalah uji perkecambahan dan daya adaptasi empat varietas tanaman pada tray semai menggunakan media tanam organik. Percobaan ini menggunakan Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT) dengan perlakuan varietas yang terdiri atas empat varietas horenso, masing-masing terdiri dari enam ulangan. Percobaan kedua adalah uji perkecambahan pada dua media perkecambahan yang berbeda, yaitu tanah organik dan tisu basah. Kedua percobaan menggunakan empat varietas yang sama, yakni dua varietas nasional (Kiara F1 dan Okezo 009) dan dua varietas introduksi (Mozart F1 dan Autumn Big-Leaf). Parameter yang diamati adalah persentase perkecambahan biji dan waktu kematian bibit setelah berkecambah. Pengamatan dilakukan pada 0–21 hari setelah semai. Hasil studi ini menunjukkan bahwa semua genotipe tanaman horenso yang digunakan tidak mampu beradaptasi dengan iklim tropis dataran rendah. Semua varietas tanaman memiliki persentase perkecambahan yang rendah, berkisar 0–38%, dan semua benih yang berkecambah mengalami kematian di usia 0–14 hari setelah semai. The study aims to examine the germination and adaptation of several national and introduced varieties of spinach plant in tropical lowlands. This study was carried out on September to November 2023 at the experimental field of Faculty of Agriculture, Jakarta Muhammadiyah University. This study consisted of two experiments: the first experiment was a test of germination and adaptability of four spinach varieties on seedling trays using organic growing media. The experiment used a Randomized Complete Block Design (RCBD) with the treatments of spinach verieties consisted of four varieties, each with six replications. The second experiment was a germination test in two different germination media, namely organic soil and moistened tissue. Both experiments used the same four varieties, namely two national varieties (Kiara F1 and Okezo 009) and two introduced varieties (Mozart F1 and Autumn Big-Leaf). The parameters observed were seeds germination percentage and seedlings death time after germination. The observation was carried out at 0 to 21 days after sowing. The results show that all spinach plant genotypes used could not adapt to the climate conditions of tropical lowlands. All four varieties produced low germination percentages, ranging from 0–38%, and all seeds that germinated died within 0–14 days after sowing.