Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

PERAN ORANG TUA DALAM MELAKUKAN PENDAMPINGAN TERHADAP PELAKU PERNIKAHAN ANAK DI DESA LEMBANG LOE KECAMATAN BIRING BULU KABUPATEN GOWA Hasaruddin Hasaruddin; Naldi Naldi
Jurnal Dakwah Tabligh Vol 22 No 2 (2021)
Publisher : Fakultas Dakwah dan Komunikasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/jdt.v22i2.23789

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui peran orang tua dalam melakukan pendampingan terhadap pelaku pernikahan anak di Desa Lembangloe Kecamatan Biringbulu Kabupaten Gowa. Berdasarkan yang telah diuraikan di rumusan masalah peneliti dapat mengambil tujuan penelitian sebagai berikut: 1) Untuk mengetahui latar belakang terjadinya pernikahan anak di Desa Lembangloe Kecamatan Biringbulu Kabupaten Gowa; 2) Untuk mengetahui bagaimana peran orang tua dalam pembinaan pemahaman pelaku pernikahan anak di Desa Lembangloe Kabupaten Gowa?.Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode Pendekatan Komunikasi dan Pendekatan Sosiologi yang berlokasi di Desa Lembangloe Kecamatan Biringbulu Kabupaten Gowa, sumber data dalam penelitian ini yaitu Dg Seha selaku Imam Desa Lembangloe, dan informan tambahan yaitu Yasin selaku Kepala Desa Lembangloe.Dan orang tua pelaku pernikahan anak di bawah umur yaitu Dg Bahadan istri Dg Diana, dan Mina. Pelaku pernikahan anak di bawah umur yaitu Darmawati dan Wahyu, Nurul, Rais dan Ramlah. Serta Tokoh Masyarakat yaitu Dg Ma’u dan Dg Baha.Serta data primer seperti kajian kepustakaan, dan penelusuran penelitian terdahulu.Adapun teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dokumentasi, dan instrumen penelitian.Hasil penelitian ini menggambarkan bahwa latar belakang terjadinya pernikahan di bawah umur disebabkan oleh beberapa faktor yaitu: 1) Faktor kemauan sendiri dan bukan karena paksaan orang tua untuk segera menikahkan anaknya, 2) Faktor pergaulan bebas yang sering dan kebanyakan hamil di luar nikah, 3) Faktor pendidikan sekolah yang jauh dan juga biaya yang mahal, 4) Faktor orang tua (perjodohan). Kemudian peran orang tua dalam pembinaan pemahaman pelaku pernikahan anak yaitu: 1) Komunikator diunjukkan dengan memberikan pemahaman bagi anak bahwa komunikasi itu penting, 2) Sebagai Teman, ditunjukkan dengan mendengarkan secara seksama curhatan anak terkait maslah apa yang di alami, dan 3) Konselor,  ditunjukkan dengan adanya pemberian masukan yang tidak memihak kepada satu sama lain, menyelesaikan masalah dengan musyawarah, tidak saling membesarkan ego masing-masing serta saling memberikan pengertian.Implikasi dalam penelitian ini yaitu hendaknya pihak pemerintah lebih meningkatkan pemahaman dan mempertimbangkan kesiapan anak sebelum melangkah ke sebuah pernikahan.Serta orang tua yang membekali anaknya dengan pendidikan yang tinggi supaya mereka memiliki pemahaman yang baik dari berbagai aspek sebelum memasuki kehidupan berumah tangga.
Madsarah pada Masa Nidhamiyah Hasaruddin Hasaruddin
Al-Hikmah Journal for Religious Studies Vol 12 No 1 (2011)
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Human being needs progress in their life to enhance the life quality. For this reasons, they explore some ideas to develop and sustain their culture. In the history of social growth and development, education becomes basic need to accelerate social potency. In Islamic history, Nidham al-Mulk was very care of education. In the early, educational precess was conducted in mosques; however the students day to day become more increased. For this reason, Nidhamul Mulk built some schools as a response on social necessity
DINASTI MURABITUN DI SPANYOL (1080-1147 M) (Kajian Pendidikan Islam) Rizka Ratu; Syamsudduha Saleh; Hasaruddin Hasaruddin
El-Fata: Journal of Sharia Economics and Islamic Education Vol. 2 No. 1: APRIL 2023
Publisher : Fakultas Agama Islam Universitas Cokroaminoto Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61169/el-fata.v2i1.50

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk: 1) mendeskripsikan dan mengidentifikasi sejarah berdirinya dinasti Murabhitun, 2) mengemukakan tentang masa kemajuan dinasti Murabhitun pada masa Yusuf bin Tasyfin, 3) menganalisis faktor faktor kemunduran dinasti Murabhitun setelah kepemimpinan Yusuf bin Tasyfin. Dalam menjawab persoalan tersebut penulis menggunakan pendekatan historis, pendekatan politik, pendekatan sosiologis. Penelitian ini tergolong dalam penelitian library research. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dinasti Murabhitun adalah berawal dari sebuah kelompok kecil yang di bangun oleh Yahya bin Ibrahim dan Abdullah bin Yasin untuk mengenalkan kepada sukunya mengenai Islam yang sempurna namun dalam proses mengenal agama dan semangat jihad yang di tanamkan oleh Yahya bin Ibrahim dan Abdullah bin Yasin, kemudian seiring perkembanganya Murabhitun bukan hanya berjuang dengan semangat jihad dalam agama ketika di pimpin oleh Yusuf bin Tasyfin, perjuangan Yusuf bin Tasyfin dalam memperjuangkan Islam dengan membawa Murabhitun msenjadi sebuah dinasti dan sampai ke Spanyol adalah sebuah puncak kegemilangan Islam di Spanyol. Setelah kepemimpinan Yusuf bin Tasyfin, dinasti Murabhitun mengalami kemunduran dan di gantikan dengan dinasti Muwahidun. Hal ini menjelaskan bahwa, puncak keemasan dinasti Murabhitun hanya terjadi pada masa Yusuf bin Tasyfin , sebab Yusuf bin Tasyfin mampu membawa dinasti Murabhitun dengan misi agama yang seimbang dengan misi politik.
Musu' Selleng Dalam Hegemoni Kerajaan Gowa di Sulawesi Selatan (Studi Tentang: Islamisasi Kerajaan Wajo 1582-1626) Dewi Sartika; Rahmawati Harisa; Hasaruddin Hasaruddin
El-Fata: Journal of Sharia Economics and Islamic Education Vol. 2 No. 2: OKTOBER 2023
Publisher : Fakultas Agama Islam Universitas Cokroaminoto Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61169/el-fata.v2i2.68

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah; pertama, mendeskripsikan kondisi Kerajaan Wajo pra Islam. Kedua, mendeskripsikan dan mengalisis terjadinya musu’ selleng dalam proses islamisasi di Kerajaan Wajo. Ketiga, mendeskripsikan dan mengalisis perkembangan Kerajaan Wajo pasca Islamisasi. Jenis penelitian ini adalah penelitian library research (kepustakaan) dengan menggunakan pendekatan sosiologi agama dan politik. Adapun langkah-langkah penelitian ini adalah heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi. Hasil penelitian ini terungkap bahwa; pertama, terbentuknya Wajo sebagai suatu kerajaan diperkirakan pada pertengahan abad ke XV yang diawali dengan kedatangan seseorang membuka perkampungan Lampulungeng yang bernama Puangnge Lapulungeng, dilanjutkan Puangge ri Tempengeng yang kemudian membuka perkampungan Boli yang tidak berlangsung lama lalu hancur. Fase berikutnya dilanjutkan dengan kedatangan bangsawan yang bernama La Paukke putera Datu Cina, kemudian merintis Kerajaan Cinnotabi yang kemudian pada perkembangan selanjutnya menjadi cikal bakal terbentuk Kerajaan Wajo. Dalam sistem pemerintahan Kerajaan Wajo pada prinsipnya jabatan Arung Matowa Wajo tidak diwariskan secara satu garis keturunan akan tetapi dipilih oleh 39 Pungnge ri Wajo sebagai lembaga pemegang kedaulatan tertinggi di Wajo yang dikenal dengan Arung Patappuloe. Masyarakat wajo sebelum menganut agama Islam menganut kepercayaan animisme dan dinamisme, dewata seuwae, kepercayaan Tolotan. Kedua, penerimaan Islam di Wajo sebagai agama resmi oleh elite kerajaan melalui musu’ selleng yang dilancarkan Kerajaan Gowa, Penerimaan tersebut pada hari Selasa 15 Safar 1019, jika dikonversikan bertepatan dengan Ahad 9 Mei 1610 oleh Arung Matowa Wajo La Sangkuru Patau kemudian memeluk agama Islam dengan gelar Sultan Abd. Rahman. Ketiga, penerimaan Islam oleh kerajaan dan masyarakat Wajo telah membawa perubahan besar dalam struktur pemerintahan dan struktur sosial. Namun kehadiran Islam berusaha untuk tidak mengganggu asas-asas kehidupan yang ada, melainkan enkulturasi nilai-nilai Islam dan budaya yang ada.
Perang Salib dan Hubungan Islam dengan Kristen Abad Pertengahan (Kajian Sosiologis Islam) M Yusuf K; Hasaruddin Hasaruddin; Samzan Syukur
Edu Sociata : Jurnal Pendidikan Sosiologi Vol 6 No 2 (2023): Edu Sociata : Jurnal Pendidikan Sosiologi
Publisher : Edu Sociata : Jurnal Pendidikan Sosiologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33627/es.v6i2.1590

Abstract

Artikel ini membahas mengenai perang salib dan hubungan Islam dengan Kristen abad pertengahan. Tujuan artikel ini yaitu untuk menjelaskan bagaimana perang salib mempengaruhi hubungan antara Islam dan Kristen di abad pertengahan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kepustakaan (library research) atau studi pustaka. Kajian studi pustaka dikhususkan untuk mengungkapkan informasi yang bersumber dari teks ilmiah yang berasal dari buku ataupun jurnal ilmiah yang relevan dengan topik yang sedang dibahas. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa perang salib yang terjadi di abad pertengahan telah mewarnai hubungan antara umat Islam dan Kristen. Perang salib dipandang sebagai momentum besar yang terjadi karena berbagai faktor yang melatarbelakanginya seperti faktor agama dan faktor politik
Sejarah Dan Manajemen Pendidikan Di Suriah Kamus Kamus; Hasaruddin Hasaruddin; Yuni Purnama Sari
Edu Sociata : Jurnal Pendidikan Sosiologi Vol 6 No 2 (2023): Edu Sociata : Jurnal Pendidikan Sosiologi
Publisher : Edu Sociata : Jurnal Pendidikan Sosiologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33627/es.v6i2.1591

Abstract

Suriah merupakan salah satu negara Arab yang menjadi saksi perkembangan sejarah dan pendidikan Islam. Syam atau dikenal juga dengan nama Syam adalah negeri yang pernah dikunjungi Nabi SAW dalam perjalanan bisnisnya. Tujuan artikel ini adalah untuk mengetahui prioritas Suriah dari sudut pandang Islam, sejarah Suriah dan konflik konfliknya saat ini, serta gambaran konflik Suriah. Dari hasil penulisan artikel ini, saya mengetahui bahwa Suriah pernah menjadi pusat peradaban tertua di dunia. Suriah memiliki kelebihan dalam sudut pandang Islam, seperti menjadi tempat kelahiran nabi dan rasul, kota tujuan nabi, para malaikat melebarkan sayapnya di Suriah, dan tempat nabi berdoa memohon keberkahan. Masa kekhalifahan Abu Bakar asy-Siddiq relatif singkat, dan di bawah kekhalifahan Umar bin Khattab, Islam menyerbu Suriah di bawah komando Khalid bin al-Walid dan berhasil mengalahkan musuh di Marjah Shafar. Utsman bin Affan tewas secara tragis di tangan pemberontak dan pembangkang. Ali bin Abi Thalib mendapat tekanan dari para pendukungnya untuk segera menggantikan Utsman bin Affan sebagai khalifah keempat. Semoga artikel ini bermanfaat bagi Anda untuk menulis artikel selanjutnya.
Perang Salib (Sayembara Salahudin al-Ayubi dan Munculnya Barzanji) Hermawansyah Hermawansyah; Hasaruddin Hasaruddin
Edu Sociata : Jurnal Pendidikan Sosiologi Vol 6 No 2 (2023): Edu Sociata : Jurnal Pendidikan Sosiologi
Publisher : Edu Sociata : Jurnal Pendidikan Sosiologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33627/es.v6i2.1592

Abstract

Oreantasi terbangunnya Islam mulai meluas setelah sepeninggal Rasulullah yang dilanjutkan oleh sahabat-sahabanya, perhatian mereka terhadap tegaknya agama Islam tidak pernah luput bahkan segala usaha dan perjuangan mereka lakukan salah satunya adalah eksapnasi wilayah oleh sahabat termasuk salah satu tokoh terkenal saat itu adalah Salahuddin Al Ayubi yang menjadi pemimpin pasukan islam melawan pasukan salib. Perang salib ini terjadi pada tahun 1096-1292 M. dan melewati beberapa fase, fase pertama adalah menyatukan kekuatan pasukan kristen dari berbagai kekaisaran di eropa melalui seruan paus urbanus II untuk menyerang islam. periode kedua adalah serangan dan pertahan yang dilakukan oleh umat Islam untuk melawan pasukan salib. Periode ketiga adalah kekalahan telak yang dialami oleh pasukan salib karena kuatnya pertahanan umat Islam, namun perlu diketahui bahwa masa peperangan ini memang secara fisik umat Islam menang tapi dari segi keimanan dan peradaban islam mengalami kemunduran sehingga Salahuddin Al-Ayubi mengadakan sebuah seyembara berupa penulisan Riwayat Hidup Nabi dari lahirnya Nabi hingga wafatnya/ maulid nabi (kitab barzanji). Sayembara yang beliu adakan ternyata tidak sia-sia, antusiasme umat Islam kembali muncul sehingga Salahuddin Al-Ayubi berhasil mengumpulkan kekuatan yang sebelumnya terpecah menjadi satu kesatuan
Hubungan Islam Dan Kristen Pada Abad Pertengahan Muh. Nasir; Hasaruddin Hasaruddin
Edu Sociata : Jurnal Pendidikan Sosiologi Vol 6 No 2 (2023): Edu Sociata : Jurnal Pendidikan Sosiologi
Publisher : Edu Sociata : Jurnal Pendidikan Sosiologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33627/es.v6i2.1595

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan periodenisasi hubungan Islam dan Kristen di Abad Pertengahan. Periode abad pertengahan dalam sejarah adalah masa dalam kurun waktu antara tahun 1250-1800. Di masa ini, termasuk masa kemunduran dunia Islam. Periode sejarah Islam pada umumnya dibagi dalam tiga periode. Periode pertama adalah periode klasik pada tahun pada tahun 650-1250 M yang dibagi dalam dua fase; fa-se ekspansi, integrasi, dan puncak kemajuan pada tahun 650-1000 M dan fase disin-tegrasi pada tahun 1000-1250 M. Periode kedua adalah periode pertengahan pada ta-hun 1250-1800 M yang dibagi dalam dua fase; fase kemunduran pada tahun 1250-1500 M dan fase tiga kerajaan besar pada tahun 1500-1800M. Periode ketiga adalah periode modern pada tahun 1800-sekarang yang merupakan zaman kebangkitan umat Islam. Hubungan Kristen dan Islam bermula di awal abad pertengahan melalui kontak perang yang disebut "Perang Salib", dan penyerbuan bangsa Mongol ke wilayah-wilayah Islam. Melalui perang tersebut, orang-orang Kristen memasuki wilayah-wilayah yang dikuasai Islam. Setelah itu, orang-orang Kristen mulai mempelajari ilmu-ilmu keislaman, sehingga mereka mengalami kemajuan. Di saat yang sama justru orang-orang Islam mengalami kemunduran, dan ketika tiga kerajaan mulai mundur, secara cepat bangsa Kristen menguasai kaum muslim. Kristen Eropa memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan Islam untuk mentransfernya lalu dibawanya ke dunia Eropa. Di samping itu, di Spanyol terjadi perebutan kekuasaan oleh Kristen dari tangan Islam yang pada akhirnya melenyapkan Islam di Spanyol. Namun demikian, hubungan harmonis antara Kristen dan Islam tetap tampak di Kerajaan Turki Usmani karena dikembangkan-nya politik toleransi. Keadaan tersebut berlangsung sampai pada awal abad XIX. Hubungan Islam dan Kristen terganggu kembali akibat muncul kekerasan imperalisme Barat di sejumlah negara-negara Islam.
Sayyid Quthb Dan Pemikiran Politik Islam Wa Ode Zalmatin; Hasaruddin Hasaruddin; Syamzan Syukur
Edu Sociata : Jurnal Pendidikan Sosiologi Vol 6 No 2 (2023): Edu Sociata : Jurnal Pendidikan Sosiologi
Publisher : Edu Sociata : Jurnal Pendidikan Sosiologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33627/es.v6i2.1619

Abstract

Tulisan ini membahas pemikiran politik Sayyid Quthb mengenai pemerintahan Islam. Quthb sebagai salah satu tokoh pemikir politik islam pada periode pembaharuan (purifikasi). Wacana ini terus menghangat di kalangan pemikir Islam. Quthb menjelaskan bahwa politik pemerintahan dalam Islam dibangun lebih dari sekedar di atas asas syari‟at. Ia dibangun atas asas bahwa Allah SWT selalu hadir setiap saat di sisi para penguasa dan rakyat mengawasi segala sesuatunya. Quthb termasuk salah satu tokoh Ikhwanul Muslimin yang meniliki karya tulis terkenal seperti Al-Adalah al-Ijtima'iyyah fi al-Islam, Ma'rakah al-Islam wa ar-Ra'sumaliyyah, Nahw al-Mujtma 'Islami, dan Tafsir fi Zilal al-Qur’an berbicara banyak tentang politik. Studi ini merupakan studi kualitatif berbasis perpustakaan (library research)
Perjuangan Dan Pengaruh Muhammad Ali Jinnah Dalam Pembentukan Negara Pakistan Zuhdiah Zuhdiah; Hasaruddin Hasaruddin
Edu Sociata : Jurnal Pendidikan Sosiologi Vol 6 No 2 (2023): Edu Sociata : Jurnal Pendidikan Sosiologi
Publisher : Edu Sociata : Jurnal Pendidikan Sosiologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33627/es.v6i2.1642

Abstract

Muhammad Ali Jinnah, seorang pemimpin politik yang ulung dan pendiri Pakistan, memainkan peran yang krusial dalam melahirkan sebuah negara yang merdeka bagi umat Muslim di subkontinental India. Artikel ini mengulas secara mendalam perjalanan perjuangan Jinnah dan dampaknya yang mendalam dalam membentuk Negara Pakistan pada tahun 1947. Pertama-tama, abstrak ini akan membahas latar belakang historis yang melatarbelakangi kebutuhan akan pembentukan negara yang memperjuangkan hak-hak dan identitas umat Muslim di tengah perkembangan politik India. Kami juga akan membahas peran Jinnah dalam Liga Muslim India, organisasi politik yang menjadi alat perjuangan utama bagi hak-hak politik dan keberlanjutan keberadaan Islam di India. Artikel ini akan menguraikan peran Jinnah selama perundingan pembagian India oleh Inggris pada tahun 1947. Bagaimana visi politiknya, keterampilan negosiasinya, dan kepemimpinannya memainkan peran penting dalam membentuk perbatasan baru dan menyusun konstitusi bagi negara yang baru merdeka dan Bagaimana gagasan-gagasan Jinnah tentang pluralisme, toleransi, dan kesejahteraan umat manusia terus memengaruhi arah pembangunan Pakistan hingga masa kini. Dengan menganalisis perjalanan hidup, gagasan, dan perjuangan politik Muhammad Ali Jinnah, artikel ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang peran pentingnya dalam membentuk negara Pakistan serta kontribusinya terhadap sejarah dan identitas Muslim di subkontinental India.