Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Jurnal Teknologi dan Desain

Arsitektur Vernakular Perkotaan sebagai Dasar Perancangan Pusat Rehabilitasi Penyandang Disabilitas di Daerah Istimewa Yogyakarta Bagus Prasetyo Adi; Endah Tisnawati
Jurnal Teknologi dan Desain Vol. 2 No. 1 (2020): Jurnal Teknologi dan Desain
Publisher : Pradita University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51170/jtd.v2i1.17

Abstract

Arsitektur vernakular dibangun untuk memenuhi kebutuhan spesifik, mengakomodasi nilai-nilai budaya, ekonomi, dan cara hidup masyarakat setempat. Tatanan lingkungan kota dan permukiman di Yogyakarta berangkat dari akar sejarah yang mengacu pada perkembangan Kerajaam Mataram Islam dan hingga saat ini telah berkembang menjadi perkotaan modern berbasis pendidikan dan wisata. Kampung perkotaan di Kota Yogyakarta mencitrakan ciri vernakular perkotaan yang kuat (Setiawan, dkk 2010 dalam Hutama, 2016). Saat ini tercatat di Daerah Istimewa Yogyakarta dari data kependudukan provinsi Yogyakarta, dalam 5 (lima) tahun terakhir total tercatat 43.880 penyandang disabilitas. Para penyandang disabilitas tubuh yang merupakan bagian dari kehidupan masyarakat pun tetap harus diperhatikan dan diberi bimbingan. Saat ini di Daerah Istimewa Yogyakarta hanya memiliki 2 (dua) fasilitas yang memberi layanan rehabilitasi bagi penyandang disabilitas. Namun dari segi layanan dan kapasitas masih kurang memenuhi kebutuhan. Tujuan dari penulisan naskah ilmiah ini adalah untuk merancang pusat rehabilitasi sebagai fasilitas terpadu yang mampu mencakup segala aspek rehabilitasi medis, pendidikan, sosial dan vokasional bagi penyandang disabilitas yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta, dengan menerapkan konsep arsitektur vernakular perkotaan. Penulisan naskah ilmiah ini diawali dengan pembahasan pustaka mengenai, pustaka mengenai konsep arsitektur vernakular di perkotaan, kemudian dilanjutkan dengan pembahasan kebutuhan dalam fungsi pusat rehabilitasi penyandang disabilitas (data sekunder dan primer). Tahapan selanjutnya adalah analisis yang dilakukan untuk merumuskan aspek arsitektur vernakular perkotaan di wilayah Yogyakarta kemudian diterapkan pada perancangan pusat rehabilitasi penyandang disabilitas. Pendekatan arsitektur vernakular perkotaan diimplementasikan dalam perancangan bentuk bangunan, penggunaan struktur dan material, perancangan fasad bangunan dan pola pola zonasi dalam bangunan serta desain ruang (interior).
Strategi Perancangan Pusat Pengolahan Teh Terpadu di Kabupaten Kepahiang Bengkulu dengan Pendekatan Arsitektur Organik Aditya Ariantama Putra; Endah Tisnawati
Jurnal Teknologi dan Desain Vol. 1 No. 2 (2020): Jurnal Teknologi dan Desain
Publisher : Pradita University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51170/jtd.v1i2.25

Abstract

Tersedianya sumber daya alam pertanian yang melimpah membuat pemerintah harus memikirkan cara mengelolah dan pemanfaatan sumber daya alam tersebut agar mampu menolong ekonomi, sosial dan alam daerah Kabupaten Kepahiang. Potensi yang paling menonjol yang ada di Provinsi Bengkulu selain pertambangan adalah perkebunan dan pertanian khususnya pertanian teh, pertanian teh yang tersedia sangat melimpah dan saat ini juga sangat di minati oleh masyarakat seiring dengan kesadaran masyarakat akan teh yang bisa di bermanfaat menjadi minuman yang menyehatkan dan juga permintaan pasar internasional pada teh dari indonesia yang semakin tinggi.Meskipun begitu, potensi ini tidak diimbangi dengan penyediaan sarana dan fasilitas yang mendukung potensi pengolahan teh di daerah Kabupaten Kepahiang. Permasalahan tersebut menjadi dasar dalam membuat konsep, dari masalah yang ada maka konsep pusat pengolahan teh terpadu menggunakan pendekatan arsitektur organik. Pendekatan tersebut menjawab masalah yang ada. Arsitektur organik memiliki karakter yang harmonis dengan alam sehingga dalam mendesain pusat pengolahan teh, alam menjadi fokus utama. Oleh karena itu perencanaan Pusat Pengolahan Teh Terpadu di Kabupaten Kepahiang diharapkankan dapat menjadi penyedia fasilitas yang mampu mengembangkan potensi yang ada serta menjadi ikon baru dari daerah Kabupaten Kepahiang, Provinsi Bengkulu.
Implementasi Sejarah Perjuangan dalam Perencanaan Museum Muhammad Rizal; Endah Tisnawati
Jurnal Teknologi dan Desain Vol. 2 No. 2 (2021): Jurnal Teknologi dan Desain
Publisher : Pradita University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51170/jtd.v2i2.87

Abstract

Museum telah jamak diartikan sebagai suatu lembaga, atau juga bisa sebagai suatu tempat, yang menyajikan suatu informasi terbuka kepada publik, mudah diakses, bergerak dalam bidang konservasi, penelitian dan publikasi warisan bersejarah, serta berkotribusi untuk pendidikan, penelitian serta rekreasi (ICOM (2007) dalam Brown & Mairesse (2018)). Saat ini museum di beberapa negara digunakan sebagai etalase, yang menyajikan informasi tertentu yang diinginkan oleh rezim yang sedang berkuasa (Denton, 2014). Irian Barat atau saat ini lebih dikenal dengan nama Papua merupakan wilayah NKRI yang dulunya berada dalam kekuasaan Belanda. Irian Jaya Barat masuk bergabung menjadi bagian NKRI sejak tahun 1963. Perjuangan yang dilakukan pemerintah Indonesia demi membebaskan Irian Jaya Barat dilakukan dengan berbagai upaya, yakni dalam bentuk diplomasi, politik, ekonomi bahkan dengan menggunakan senjata. Naskah illmiah ini akan menguraikan bagaimana bahasan mengenai proses sejarah sebuah kawasan dapat menjadi dasar perencanaan museum yang berada di Kota Sorong, Papua. Tahapan yang dilakukan dalam penulisan naskah ilmiah ini meliputi (1) studi pustaka mengenai museum dan memorabilia; (2) studi pustaka mengenai proses perjuangan pembebasan Irian Jaya Barat; (3) melakukan analisis mengenai elemen konsep dasar perancangan museum perjuangan pembebasan Irian Jaya Barat berdasar memorabilia dan visualisasi desain; (4) rumusan kesimpulan. Pembahasan penerapan konsep melalui pemaknaan lokasi sebagai lansekap sejarah, ruang museum sebagai media penceritaan sejarah dan gubahan massa bangunan museum sebagai media penceritaan sejarah. Kata Kunci : museum, memorabilia, perjuangan pembebasan Irian Jaya Barat, dasar perancangan