Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Determinasi Kualitas dan Kuantitas Minyak Biji Kapas Berdasarkan Analisis Keragaman Genetik pada 22 Aksesi Plasma Nutfah Kapas Luluk Ayu Parida; M. Tahir; Jakty Kusuma
Jurnal Agro Industri Perkebunan Volume 7 No. 1, Mei 2019
Publisher : Politeknik Negeri Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25181/jaip.v7i1.1054

Abstract

Cotton plants belong to the family Malvaceae with the genus Gossypium. The genus Gossypium is very large containing 50 species. Balittas Malang has a collection of cotton germplasm, about 662 accessions consisting of 642 accessions of G. hirsutum, 14 accessions of G. barbadense, 3 accessions of G. arboreum, and 3 accessions of G. herbaceum. In addition to its ability as a producer of fiber, its seeds can also be utilized as a source of oil and is a secondary production. The purpose of this study was to measure and estimate the genetic diversity of cotton germplasm based on the character of superior quality and quantity of cotton seed oil from several cotton plant genotypes and determine which cotton plants have good quality and quantity of cotton seed oil which is subsequently used as breeding sources & national cotton development elders. To achieve this goal, the experiment was conducted with the experimental method Randomized Block Design (RBD) consisting of 2 replications, 22 germplasm accessions as treatment, and 5 samples in each genotype. The observational parameters are the parameters of oil content quality, oil boiling point, oleic content, and linoleic content. Then the cluster analysis shows that there are 3 cluster analysis groups. Extensive genetic diversity will be beneficial in developing better quality and quantity of cottonseed oil, namely in accession of CRISS-665, CRISS-667, and KANESIA-14 which contribute more than accession of other cotton germplasm to the maximum value of quantity and quality parameters cotton seed oil.
Genetic and Leaf Characteristic Diversity on 10 Mutant Progenies of Patchouli (Pogostemon cablin) Provide Insights to Selection Strategies Muhammad Tahir; Dewi Riniarti; Ersan Ersan; Jakty Kusuma
AGRIVITA, Journal of Agricultural Science Vol 41, No 1 (2019)
Publisher : Faculty of Agriculture University of Brawijaya in collaboration with PERAGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17503/agrivita.v41i1.1908

Abstract

The importance of patchouli plants to produce essential oil has established this medicinal herb as one of the Indonesia’s main economic contributor. To date, Indonesia can only provide 5 varieties i.e. Sidikalang, Tapak Tuan, Lhokseumawe, Patchoulina 1 and Patchoulina 2. In order to increase national patchouli production, several efforts needs to be done by providing new superior patchouli lines. This experiment was undertaken to reveal diversity of mutant progenies derived from gamma ray irradiation in patchouli. Six SSR primers were used to determine genetic diversity on MV3 generation of the mutants. Molecular analysis revealed a moderate to high polymorphism based on tested primers, which amplified 73 bands, and resulting of 0.705 PIC value. Dendrogram analysis based on Euclidean dissimilarity showed broad diversity that ranged from 0.23 to 0.82. Phenotypic tree gave clear separation that all mutant clones were clustered into three different group, with Eucledian dissimilarity coefficient ranging from 0.02 to 0.13. This report indicates that Patchouli vegetatively-propagated mutants were able to maintain their variability continuously from their parental lines (M0). Furthermore, our findings offer comprehensive information on breeding strategies of patchouli plants, giving an opportunity to assess important traits at early generation.
Kriteria Seleksi Bibit Pala melalui Model Pemuliaan Partisipatif di Perkebunan Pala Jakty Kusuma; Wiwik Indrawati; Didik Kuswadi; Muhammad Tahir
Jurnal Ilmiah Inovasi Vol 20 No 1 (2020): April
Publisher : Politeknik Negeri Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25047/jii.v20i1.1953

Abstract

Proses pengelolaan pembibitan pala yang kurang baik pada Perkebunan Pala Desa Banjaran menyebabkan kualitas bibit pala rendah dan berakibat pada penurunan harga jual dari bibit tersebut. Capaian umum dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini diharapkan dapat mengembangkan kelompok tani mitra mandiri dalam praktik GAP (good agricultural practice), seleksi, dan pembibitan tanaman pala. Secara khusus, kegiatan ini bertujuan untuk menerapkan teknologi bibit pala sambutan (sambung pala hutan), penyungkupan, modifikasi media tanam, dan seleksi terarah agar terjadi peningkatan kualitas pertumbuhan bibit pala. Hasil percobaan dengan penerapan teknologi pala “sambutan” (sambung pala hutan) yang diintegrasikan dengan penyungkupan dan modifikasi media mampu meningkatkan kualitas pertumbuhan bibit dengan tingkat keseragaman hingga 90%. Adapun kriteria seleksi yang ditentukan bersama dengan masyarakat adalah laju pertumbuhan, warna daun, jumlah daun, tinggi tanaman, dan nama lokal. Laju pertumbuhan dan jumlah daun berkontribusi sebanyak 87% nilai seleksi yang dipilih oleh para petani. Nama lokal atau spesies pala yang digunakan juga menjadi faktor penentu dari kualitas bibit yang baik. Melalui perbaikan teknik pembibitan yang benar dan seleksi pemuliaan partisipatif, diharapkan dapat menghasilkan bibit yang berkualitas. Keywords: pembibitan, seleksi, pala
Respons Kalus Embriogenik Tanaman Tebu (Saccharum Officinarum) Var. Kidang Kencana Terhadap Berbagai Modifikasi Media Kultur Dalam Proses Induksi Akar Sri Habsari Puji Astuti; Wiwik Indrawati; Dedi Supriyatdi; Jakty Kusuma
AGRITROP Vol 18, No 2 (2020): Agritrop: Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32528/agritrop.v18i2.3631

Abstract

Tebu (Saccharum officinarum) merupakan salah satu bahan penghasil gula utama di Indonesia dan memiliki peran penting dalam perekonomian Indonesia dan menjadi sumber devisa negara.  Kemenperin mencatat, produksi gula nasional hanya mencapai angka 2,17 juta ton. Sementara, kebutuhan gula nasional mencapai 66 juta ton. Ini menandakan Indonesia baru mampu memenuhi 3,29% dari total kebutuhan nasional, sehingga lebih dari 96% defisit kebutuhan gula nasional yang belum mampu dan harus dipenuhi Indonesia.. Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan komposisi media kultur yang tepat dan optimal untuk pertumbuhan akar dari kalus embriogenik tanaman tebu. Penelitian ini bertempat di Laboraturium Kultur Jaringan Politeknik Negeri Lampung. Proses induksi akar ini dilakukan melalui modifikasi media MS dengan campuran IAA, Kinetin, CM, 2,4-D, dan sukrosa yang dilakukan dengan Rancangan Acak Kelompok. Variabel yang diamati adalah respons kalus, waktu tumbuh akar, panjang akar dan jumlah akar. Hasil penelitian dan pengujian menunjukkan bahwa komposisi media berpengaruh terhadap perkembangan akar. Media dengan  kombinasi IAA menghasilkan respons berupa akar, namun media dengan kombinasi 2,4-D memberikan respons berupa pelebaran kalus. Hasil pengamatan menunjukkan perlakuan terbaik untuk pengakaran adalah kombinasi media IAA 1 mg.l-1 baik berupa rata-rata panjang 1,56 cm dan jumlah akar 2,08.