Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Pengaruh Persentase Enzim Papain dan Bawang Putih pada Rendemen dan Kualitas VCO (Virgin Coconut Oil) Munir Putro Prayugo; Ersan Ersan; Febrina Delvitasari
Jurnal Agro Industri Perkebunan Volume 6 No. 2, Oktober 2018
Publisher : Politeknik Negeri Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (0.036 KB) | DOI: 10.25181/jaip.v6i2.817

Abstract

VCO is an oil produced from coconuts that are treated with no heating, one of them using papain enzyme. Vegetable oil is a compound that is easily hydrolyzed and oxidized to make the quality of oil decline. Garlic is a natural antioxidant that can inhibit the oxidation process. Therefore, a study was conducted to determine the effect of papain and garlic enzymes on the rendement and storage duration of VCO. This study used a factorial randomized block design with the first factor was percentage of papain enzyme (0%, 0,15%, 0,20%, and 0,25% and the second factor was percentage of garlic (0%, 0,5%, and 1 %) with 3 replications. The data of the research were analyzed by variance, followed by LSD test at 5% level. The results showed that the highest VCO rendement was obtained from the treatment of 0,25% papain enzyme. One percent (1%) garlic can maintain the quality of water content, FFA, density, and color of VCO at 3 months storage duration, except aroma. The combination of papain and garlic enzymes resulted in negative effect on rendement and cannot maintain VCO quality at 3 months storage duration. Keywords: enzyme papain, garlic, VCO storage
Uji Efektivitas Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia mangostana L.) terhadap Fusarium oxysporum pada Kecambah Kelapa Sawit Tyas Dwi Chintya; Albertus Sudirman; Ersan Ersan
Jurnal Agro Industri Perkebunan Volume 8 No. 1, Mei 2020
Publisher : Politeknik Negeri Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25181/jaip.v8i1.1390

Abstract

Fusarium oxysporum is a pathogen that causes wilt in oil palm and can cause oil palm sprout decay. The study aimed to determine the effectivity of mangosteen peel extract (Garcinia mangostana L.) in inhibiting the growth of Fusarium oxysporum in vitro and in vivo. The research was conducted in November 2017 to June 2018 at the Politeknik Negeri Lampung. The method used was a completely randomized design (CRD) consisting of 5 treatments, namely the concentration of mangosteen peel extract 0% (control), 15%, 30%, 45%,and 60%. Data were analyzed using analysis of variance (ANOVA) and further tests of mean values using the LSD test. The results showed that mangosteen peel extract affected the percentage of inhibitory zone extract in Fusarium oxysporum in vitro at concentrations of 15%, 30%, and 45% respectively at 25,92%, 29,06% and 35,95%. The treatment of mangosteen peel extract also affected the percentage of disease incidence and number of leaves in in vivo testing.
Genetic and Leaf Characteristic Diversity on 10 Mutant Progenies of Patchouli (Pogostemon cablin) Provide Insights to Selection Strategies Muhammad Tahir; Dewi Riniarti; Ersan Ersan; Jakty Kusuma
AGRIVITA, Journal of Agricultural Science Vol 41, No 1 (2019)
Publisher : Faculty of Agriculture University of Brawijaya in collaboration with PERAGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17503/agrivita.v41i1.1908

Abstract

The importance of patchouli plants to produce essential oil has established this medicinal herb as one of the Indonesia’s main economic contributor. To date, Indonesia can only provide 5 varieties i.e. Sidikalang, Tapak Tuan, Lhokseumawe, Patchoulina 1 and Patchoulina 2. In order to increase national patchouli production, several efforts needs to be done by providing new superior patchouli lines. This experiment was undertaken to reveal diversity of mutant progenies derived from gamma ray irradiation in patchouli. Six SSR primers were used to determine genetic diversity on MV3 generation of the mutants. Molecular analysis revealed a moderate to high polymorphism based on tested primers, which amplified 73 bands, and resulting of 0.705 PIC value. Dendrogram analysis based on Euclidean dissimilarity showed broad diversity that ranged from 0.23 to 0.82. Phenotypic tree gave clear separation that all mutant clones were clustered into three different group, with Eucledian dissimilarity coefficient ranging from 0.02 to 0.13. This report indicates that Patchouli vegetatively-propagated mutants were able to maintain their variability continuously from their parental lines (M0). Furthermore, our findings offer comprehensive information on breeding strategies of patchouli plants, giving an opportunity to assess important traits at early generation.
PKM Sentra Olahan Pala Pekon Tanjung Jati Ersan Ersan; Rachmad Edison; Febrina Delvitasari
Jurnal Ilmiah Inovasi Vol 19 No 1 (2019): April
Publisher : Politeknik Negeri Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25047/jii.v19i1.1169

Abstract

Program Hutan Rakyat dengan komoditas pala, sejak tahun 2010 diikuti oleh sekitar 80% petani Desa Tanjung Jati, Kecamatan Kotaagung Timur, Kabupaten Tanggamus, Provinsi Lampung. Saat ini tanaman pala sudah mulai berbuah, namun pengolahan buahnya sebatas penjemuran fuli, biji, dan daging buah pala, sedangkan harga daging buah pala masih sangat rendah (basah Rp.2.000/kg atau kering Rp.7.000/ kg). Pengabdian kepada Masyarakat ini bertujuan untuk memberikan solusi jangka pendek untuk membangun usaha pengolahan pala menjadi produk manisan, sirup, permen, dodol, wajik, wingko rasa pala, untuk meningkatkan nilai tambah produk. Objeknya adalah Kelompok Tani Berkah Jaya dan Kelompok Wanita Tani Khanggom Dipati dari Dusun Banjar Sari, Desa Tanjung Jati. Program Kemitraan Masyarakat dilaksanakan dengan tahapan sebagai berikut: penanganan pasca panen pala, peningkatan nilai tambah olahan pala, pelatihan manajemen usaha, pelatihan administrasi keuangan usaha, pelatihan desain kemasan dan promosi produk, pendampingan pemasaran produk, konsultasi dan bimbingan tanpa batas. Usaha yang dijalankan adalah produksi dan penjualan manisan pala dengan BEP 1,8 sedangkan usaha olahan lainnya belum mendapat pasar yang memadai.
Produksi Lateks Pekat melalui Proses Pendadihan dengan Pengaturan Waktu dan Kecepatan Penggetaran Ersan Ersan; Rachmad Edison; Maryanti Maryanti
Jurnal Ilmiah Inovasi Vol 19 No 3 (2019): Desember
Publisher : Politeknik Negeri Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25047/jii.v19i3.1677

Abstract

Peningkatan produksi lateks terkonsentrasi merupakan hal penting untuk memasok industri karet, dan mengurangi impor. Kualitas lateks terbukti diubah oleh kejutan selama transportasi, sehingga memberikan informasi penting dalam meningkatkan proses creaming. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui lama waktu dan kecepatan pengocokan dalam mempercepat pembentukan lateks pekat dengan teknik creaming. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok faktorial dengan durasi (24, 48, dan 72 jam) dan kecepatan shaker (0, 150, 200, dan 250 rpm). Pengamatan yang diamati adalah waktu pemisahan antara lateks dan serum (jam), rendemen lateks pekat (%), kadar larut total (%), kadar karet kering, pH, warna, dan bau lateks. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lama penggetaran tidak mempengaruhi waktu pemisahan antara lateks dan serum, rendemen lateks pekat, kadar larut total, dan kadar karet kering. Kecepatan getaran mempercepat waktu proses pemisahan antara lateks dan serum, mempengaruhi hasil dan kandungan karet kering lateks pekat. Kombinasi durasi dan kecepatan getaran mempengaruhi pemisahan waktu proses antara lateks dan serum. Pemisahan waktu proses tercepat adalah 32 jam pada durasi 48 jam dengan kecepatan getaran orbital shaker 150 dan 200 rpm.
PENGARUH FERMENTASI S. cerevisiae TERHADAP MUTU KOPI ROBUSTA Tia Thalia; Ersan Ersan; Febrina Delvitasari; Maryanti Maryanti
AGRITROP Vol 18, No 1 (2020): Agritrop: Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32528/agritrop.v18i1.3489

Abstract

Komoditas kopi di Indonesia sebagian besar diolah dalam bentuk produk primer (biji kopi kering) dan merupakan kopi asalan dengan mutu yang rendah. Rendahnya mutu biji kopi di Indonesia yang dihasilkan, dapat mempengaruhi produksi biji kopi dikarenakan pasca panen yang tidak tepat, antara lain pada proses fermentasi, sortasi, pengeringan, dan penyangraian. Penelitian bertujuan mengetahui pengaruh konsentrasi Saccharomyces cerevisiae, lama fermentasi dan interaksi antara konsentrasi S. cerevisiae bersama lama fermentasi terhadap mutu kopi robusta. Penelitian dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung menggunakan kopi robusta dari Desa Sumber Sari, Banjit, Waykanan, Lampung. Penelitian disusun skema faktorial dalam RAK dengan faktor pertama S. cerevisiae (2% dan 3%) dan faktor kedua lama fermentasi (5, 10, 15 jam) dengan 3 kali ulangan. Data dianalisis dengan sidik ragam (ANOVA) dan dilanjut dengan BNT pada taraf nyata α=5%. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa biji kopi kering yang dihasilkan tergolong mutu II, kecuali konsentrasi S. cerevisiae 2% dan lama fermentasi 10 jam tergolong mutu III. Konsentrasi S. cerevisiae mempengaruhi kadar kafein dan tingkat keasaman (pH) kopi bubuk. Lama fermentasi mempengaruhi kadar air biji kopi kering, kadar air dan kadar kafein kopi bubuk. Kombinasi konsentrasi S. cerevisiae 3% dan lama fermentasi 5 jam mempengaruhi kadar air dan kadar kafein kopi bubuk dengan total nilai uji organoleptik tertinggi 75,14