Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

KELIMPAHAN MIKROPLASTIK PADA PERAIRAN DI BANYUURIP, GRESIK, JAWA TIMUR Wulan Cahya Ayuingtyas; Defri Yona; Syarifah Hikmah Julinda; Feni Iranawati
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol 3, No 1 (2019): JFMR VOL 3 NO.1
Publisher : JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2019.003.01.5

Abstract

Mikroplastik merupakan bagian terkecil dari plastik yang berukuran 0,3 mm – >5 mm. Mikroplastik yang masuk ke lingkungan akan terakumulasi di perairan dan tidak mudah dihilangkan karena sifatnya yang persisten. Banyaknya kelimpahan mikroplastik sangat dipengaruhi oleh aktivitas dan sumber pencemarnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kelimpahan dan jenis mikroplastik pada perairan di Banyuurip. Pengambilan sampel perairan dilakukan pada 5 lokasi yang memiliki aktivitas berbeda, yaitu tempat pelelangan ikan (TPI), mangrove, tambak, muara sungai, dan laut lepas. Pengambilan sampel perairan dilakukan sebanyak 3 kali pengulangan mengguakan plakton net dengan volume air tersaring sebanyak 15 L pada setiap stasiun. Idetifikasi mikroplastik menggunakan metode NOAA yang dibagi menjadi 4 tahapan, yaitu penyaringan sampel, pengeringan sampel, pemisahan zat organik dan identifikasi mikroplastik. Perbedaan kelimpahan jenis mikroplastik pada setiap lokasi dianalisis dengan mengukan ANOVA one way. Hasil kelimpahan total yang ditemukan sebesar 57,11 x 10² partikel/m³. Jenis mikroplastik yang ditemukan adalah fragment, fiber, dan film. Jenis mikroplastik yang paling banyak ditemukan pada perairan Banyuurip adalah jenis fragment. Hal ini dikarenakan sumber pencemaran mikroplastik jenis fragment lebih besar, yaitu berasal dari limbah rumah tangga dan kegiatan antropogenik. Kelimpahan jenis mikroplastik paling tinggi ditemukan pada mangrove sebesas 22,89 x 10² partikel/m³. Sementara itu, kelimpahan jenis mikroplastik pada lokasi tambak, muara sungai dan laut terbuka memiliki rentang nilai yang tidak jauh berbeda, yaitu 7,11– 8,89 x 10² partikel/m³. Hal ini diduga karena sampah lebih mudah terperangkap di akar-akar mangrove dan terakumulasi lebih banyak.
PENDAMPINGAN USAHA DAN ANALISIS SENSITIFITAS USAHA KECIL MENENGAH (UKM) PADA MASA PANDEMI COVID-19 DI SENTRA KERUPUK IKAN DESA PANGKAHKULON, GRESIK Mochamad Arif Zainul Fuad; Feni Iranawati; Hartati Kartikaningsih
Kumawula: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 4, No 3 (2021): Kumawula: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/kumawula.v4i3.34195

Abstract

Artikel ini membahas pendampingan bisnis dan analisis sensitivitas UKM Kerupuk Ikan Khasanah Jaya terhadap Pandemi Covid-19. Kegiatan yang telah dilakukan adalah sosialisasi kegiatan, pendampingan kepada mitra dalam proses produksi dan pemasaran. Analisis kelayakan usaha menggunakan beberapa pendekatan yaitu Revenue Cost Ratio (R/C Ratio), Profitabilitas (R), Benefit-Cost Ratio (Net B/C Ratio), NPV (14%), Payback Period (PP). Sedangkan analisis sensitivitas bisnis menggunakan analisis switching value. Ada 5 skenario yang digunakan dalam analisis sensitivitas yaitu kondisi Pra pandemi, kondisi awal pandemi Covid-19 dengan permintaan pasar kerupuk ikan turun 30% dan bahan baku turun 10%. Kondisi saat ini ditandai dengan peningkatan permintaan pasar sebesar 20% sedangkan bahan baku juga meningkat sebesar 10%. Selain itu, proyeksi ke depan dengan menggunakan Skenario Pesimis juga dilakukan; dengan kondisi bahan baku diproyeksikan naik 10% sedangkan permintaan turun 30% dan Skenario Optimis dengan asumsi bahan baku tetap dan permintaan kerupuk ikan turun 10%. Hasil analisis kelayakan dan sensitivitas usaha kerupuk ikan menunjukkan bahwa usaha yang dijalankan oleh mitra sangat layak untuk dijalankan baik pada masa sebelum pandemi maupun hingga saat ini dimana pandemi masih berlangsung. Analisis sensitivitas berdasarkan 5 skenario perubahan biaya produksi dan perubahan volume penjualan menunjukkan bahwa UKM kerupuk ikan Khasanah Jaya selama ini kurang sensitif terhadap pandemi Covid 19 yang dibuktikan dengan nilai indikator kelayakan yang tetap di atas nilai rujukan
Microplastic in The Bali Strait : Comparison of Two Sampling Methods Defri Yona; Zefanya Nandaningtyas; Bernads Daniel Marolop Siagian; Syarifah Hikmah Julinda Sari; Agung Yunanto; Feni Iranawati; Mochamad Arif Zainul Fuad; Junika Chintia Ayu Putri; Mela Dita Maharani
ILMU KELAUTAN: Indonesian Journal of Marine Sciences Vol 24, No 4 (2019): Ilmu Kelautan
Publisher : Marine Science Department Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (338.633 KB) | DOI: 10.14710/ik.ijms.24.4.153-158

Abstract

Two methods of microplastics sampling in the Bali Strait, manta net (250 µm mesh size) and plankton net (20 µm mesh size), were compared. The difference in the mesh sizes could result in the difference of the microplastics found. Water samples from both sampling tools were analyzed with filtration and all organic materials were removed using Hydrogen Peroxide.  Natrium chloride (NaCl) was used to further separate microplastics and organic materials based on its density. The result identified three types of microplastics found in Bali Strait: fibers, films and fragments with total abundances of microplastics were 32.48 x 102 particles.m-3 and 16.33 x 102 particles.m-3using manta net and plankton net, respectively. These results indicated that the numbers of microplastics per cubic metres was higher using manta net sampling tool compared to plankton net. This may likely caused by the smaller size of the mesh used and also the sampling area covered using manta net.  
Dapatkah Megabentos Epifauna Tumbuh pada Geobag? Studi Kasus di Desa Banyuurip, Gresik Aida Sartimbul; Rafika Devi Agustin; Dhira Khurniawan Saputra; Defri Yona; Syarifah Hikmah Julinda Sari; Feni Iranawati; Nurin Hidayati
Buletin Oseanografi Marina Vol 10, No 2 (2021): Buletin Oseanografi Marina
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/buloma.v10i2.34971

Abstract

Berbagai upaya telah dilakukan untuk mengatasi masalah abrasi di wilayah pesisir pantai Desa Banyuurip, Gresik. Upaya yang dilakukan salah satunya adalah reboisasi mangrove, namun upaya tersebut belum efektif, sehingga salah satu solusinya adalah dengan dipasangnya geosyntheticbag (geobag), yang merupakan kantong ramah lingkungan berisi pasir yang disusun dan dapat berfungsi sebagai perangkap sedimen dan pelindung pantai. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pada bulan ke berapa biota dapat tumbuh pada geosintetik dan struktur komunitas biota yang tumbuh menggunakan metode random transek. Hasil penelitian menunjukkan bahwa megabentos epifauna dapat tumbuh pada geobag pada bulan ke-4 setelah pemasangan, yang terdiri dari 3 spesies yaitu Metopograpsus sp., Ostrea edulis, dan Fistulobalanus albicostatus. Kelimpahan jenis megabentos pada bulan ke-4 rata-rata mencapai 198 individu/m2, sedangkan kelimpahan pada bulan ke-5 mencapai 259 individu/m2. Hasil perhitungan indeks struktur komunitas megabentos pada bulan ke-4 dan ke-5 secara berurutan meliputi indeks keanekaragaman (H’) bernilai 0,10 dan 0,11; indeks keseragaman (c) bernilai 0,09 dan 0,10; dan indeks dominansi bernilai 0,96 dan 0,96. Berdasarkan penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa geobag berfungsi sebagai pencegah abrasi serta sekaligus dapat menyatu dengan media di sekitarnya sehingga diklaim ramah lingkungan, karena dapat ditumbuhi biota yang tidak mengganggu atau merubah struktur komunitas biota di wilayah tersebut. Various attempts have been made to solve the abrasion in the coastal area of Banyuurip Village, Gresik. To overcome this problem, the community planted the mangroves, but these have not been effective. One solution to this problem is to install a geosynthetic bag (geobag), which is an environmentally friendly bag that is arranged and can be function as a sediment trap. The purpose of this study was to determine when the megabenthos can grow in the geosynthetic and how the community structure grow using the quadrant random transect method. The result showed that epifaunal megabenthos could grow on geobag at the fourth month after installation, which consisted of 3 species. The abundance of megabenthos at the 4th month averaged 198 individuals/m2, while the abundance at the 5th month reached 259 individuals/m2. The structure index (H’) in January and February were 0.10 and 0.11, respectively.  The similarity index (C) were 0.09 and 0.10, and while the dominance index was 0.96 and 0.96. This study is suggested that the geobag can be function both as a deterrent to abrasion and simultaneously integrate with the surrounding media and be claim as environmentally friendly, because it can be overgrown with biota that does not disturb or change the structure of the biota community in the area.
IDENTIFIKASI POTENSI FOTOPROTEKTIF EKSTRAK RUMPUT LAUT COKELAT Sargassum sp. DENGAN VARIASI PELARUT TERHADAP PAPARAN SINAR ULTRAVIOLET SECARA IN VITRO Rarasrum Dyah Kasitowati; Muhammad Miftahul Huda; Rosihan Asmara; Dian Aliviyanti; Feni Iranawati; Mikchaell Alfanov Pardamean Panjaitan; Dwi Candra Pratiwi; Sulastri Arsad
Saintek Perikanan : Indonesian Journal of Fisheries Science and Technology Vol 17, No 1 (2021): SAINTEK PERIKANAN
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/ijfst.17.1.%p

Abstract

Sargassum sp. dikenal sebagai salah satu sumber hayati yang memiliki kandungan senyawa bioaktif yang berpotensi sebagai bahan esesnsial industri. Namun, komoditi ini kurang bernilai ekonomis sehingga perlu eksplorasi secara optimal untuk meningkatkan nilai ekonomisnya. Salah satu potensi yang dapat dikembangkan adalah aktivitas fotoprotektif yang dimiliki oleh Sargassum sp. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi aktivitas fotoprotektif Sargassum sp. terhadap paparan sinar UV-B dan UV-A. Potensi fotoprotektif diperoleh dari hasil pengujian nilai SPF (Sun Protection Factor), %Te dan %Tp dari tiga ekstrak Sargassum sp. menggunakan jenir pelarut yang berbeda (methanol, etil asetat dan nheksana). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga ekstrak memiliki aktivitas fotoprotektif (SPF) bersifat ultra pada konsentrasi 1100 ppm dan memiliki efek perlindungan (%Te dan %Tp) sebagai Sunblock pada konsentrasi 1100 ppm ekstrak Sargassum sp. Namun dari ketiga ekstrak, ekstrak dengan pelarut etil asetat (ESE) menunjukkan nilai SPF yang tertinggi (32,63) dan nilai %Te (0,055) %Tp (0,075) terendah pada konsentrasi yang sama. Semakin tinggi nilai SPF menunjukkan sifat fotoprotektif yang semakin baik, sedangkan semakin rendah nilai %Te dan %Tp menunjukkan efek perlindungan yang semakin baik. Sargassum sp. known as one of the biological sources that contain bioactive compounds. These compounds have the potential to be industrial essential ingredients. However, this commodity is less economically valuable, so it is important to explore its bioactive compounds in order to increase its economic value. One of the potentials that can be developed is its photoprotective activity. The study aimed  to explore the photoprotective activity of Sargassum sp. against exposure of UV-B and UV-A rays. The photoprotective activity was obtained from the results of the SPF (Sun Protection Factor), % Te and % Tp values of three different Sargassum sp. extracts (methanol, ethyl acetate, and n-hexane). The results showed that the three extracts had an ultra-photoprotective activity (SPF) at a minimum concentration of 1100 ppm and had a protective effect (% Te and% Tp) as sunblocks at the same minimum concentration of 1100 ppm. Among these three extracts, the ethyl acetate extract (ESE) showed the highest SPF value (32.63) and the lowest % Te (0.055) % Tp (0.075) value, at the same concentration. The higher SPF value indicates the better photoprotective properties, while the lower % Te and% Tp values explain the better protective effect.  
Concentration of Heavy Metal (Pb and Cu) in Sediment and Mangrove Avicennia Marina at Porong River Estuary, Sidoarjo, East Java Ledhyane Ika Harlyan; Dwi Retnowati; Syarifah Hikmah Julinda Sari; Feni Iranawati
Research Journal of Life Science Vol 2, No 2 (2015)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (622.236 KB) | DOI: 10.21776/ub.rjls.2015.002.02.6

Abstract

Abstract –The ability of mangrove (Avicennia) to absorb heavy metal has been known. This study aims to determine whether there are differences of absorption level of non-essential (Pb) essential (Cu) heavy metals in Avicennia marinafrom different location, based on distance of pollutants sources (downstream) toward to the mouth of Porong River Estuary at Sidoarjo. Results showed that accumulation of Pb in the roots and leaves was ranged from 0.0044 to 0.139 ppm and from 0.004 to 0.019 ppm respectively, while in sediment was ranged from 0.0560 to 0.0660 ppm. The accumulation of Cu in the roots and leaves was ranged from 0.07 to 0.415 ppm and 0.0318 to 0.2520 ppm while in sediments was from 0.2930 to 0.381 ppm. The highest concentration of Pb and Cu were found from sediments followed by roots and leaves. The high concentration of heavy metal (Pb and Cu) in the root is likely due to sediment size. The high concentration of heavy metal (Pb and Cu) in the root is likely due to sediment size. When the size is finer, heavy metal accumulation will be higher, although there was no significantly different from different location.
Determination on Yellow Fin Tuna Stock (Thunnus albacares) In South Java Sea Based on Genetic Variation by Restriction Fragment Length Polymorphism (RFLP) Method Feni Iranawati; Lazimatun Nazifah; Ledhyane Ika Harlyan; Syarifah Hikmah Julinda Sari; Diana Arfiati
Research Journal of Life Science Vol 3, No 1 (2016)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (721.238 KB) | DOI: 10.21776/ub.rjls.2016.003.01.2

Abstract

Indonesia is known as a country with the highest potential production of tuna, with total production more than six hundred thousand ton per year as value as 6.3 trillion IDR per year.However, Tuna fishery have several challenges, as can be identify by the declining in productivity and an average length fish had been caught, and also tuna fishing groundsaregetting farther. This apparently appears as a result of inaccurate determination of fish stock as the basic management unit of tuna fisheries, especially in yellow fin tuna (YFT). This study aims to define population stocks of YFTin South Java Sea based on genetic information. Samples were taken from three fish landing ports (MuaraBaru, Cilacap and Benoa). Restriction Fragment Length Polymorphism (RFLP) technique were applied for Cytochrome Oxidase I genes, using restriction enzymes;HaeIII, RsaI, BamHI, XhoI, and AluI. Genetic variation in populations were evaluated with POPGENE32 software. Result indicate that finer scale of stocks present YFT and should bemanaged differently for effective management purpose and to maintain sustainability of this species.
Peningkatan Produksi dan Kualitas Produk Unggulan Kerupuk Ikan Desa Pangkahkulon Kecamatan Ujung Pangkah-Gresik Jawa Timur Mochamad Arif Zainul Fuad; Feni Iranawati; Hartati Kartikaningsih; Kristin Rosalina
PengabdianMu: Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat Vol 5 No 2 (2020): PengabdianMu: Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat
Publisher : Institute for Research and Community Services Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (467.972 KB) | DOI: 10.33084/pengabdianmu.v5i2.1045

Abstract

Pangkahkulon Village is a coastal village in Ujung Pangkah District, Gresik with more than 70% of its area being fish and shrimp farming ponds. To improve the household economy, many fishermen set up home industries (IRT) in processing fishery products. Based on the results of the Pappingkulon Village Potential Mapping, the number of fishery product businesses reached 98 units. The majority of these household businesses are the fish cracker industry with a total of 67 units. The first year of the Mitra Desa Development Program (PPDM) aims to empower communities through the development and improvement of the production and competitiveness of superior village products. Therefore, based on the mapped potential and discussion with Pangkahkulon Village officials, it was decided that the superior product of Pangkahkulon Village to be appointed was fish crackers. In general, the activities carried out in the first year were to increase production and competitiveness of IRT fish crackers, one of which was through the help of production equipment. The production facilities which were donated to IRT were in the form of two units of the mixer and one unit of automatic cracker dough cutter. This tool was granted to answer the main problem experienced by IRT, which is the inconsistency of cracker dough results because so far the making of the dough is still done by hand. Tool assistance through the PPDM program is able to increase production capacity by up to 35%.
AKTIVITAS ANTIFOULING AVICENNIA MARINA TERHADAP MACROFOULER PERNA VIRIDIS Gannisa Alfin Cahyaningtyas; Feni Iranawati; Citra Satrya Dewi
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol 1, No 1 (2017): JFMR VOL 1 NO 1
Publisher : JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (171.69 KB) | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2017.001.01.1

Abstract

AbstractFouling can be defined as undesired aggregation of living organism on float or submerged thing (ships, wharf, and the others off shore building). Fouling may effect on the function and maintenance of an object by lessen their lifetime, and evoked invasive species. TBT antifouling materials such as in paint widely used to prevent fouling organism, but this substance gave negative impact on the environment. It not only wipe out fouling organism but also other organism and some degree cause imposex. Therefore in 2008, the use of this antifouling was banned by International Maritime Organization. This research aiming to found potential marine natural product there are mangrove as antifouling. This research was conducted on September to December 2016. The experimental design for this research was using completely randomized design. Result shows that experimental the extract of Avicennia marina did not have significant impact on Perna viridis ability to bind onto subtrate. Nevertheless, A. marina had impact on P. Viridis byssus production. Lesser number and shorter length of byssus was yield from the treatment concentration compared to the control. This research indicated that Avicennia marina may has antifouling potential, but further study is needed. Keywords: Antifouling, Avicennia marina, Byssus, Perna viridis
Hubungan antar ukuran beberapa bagian tubuh rajungan (Portunus pelagicus) di perairan utara Lamongan, Jawa Timur Muhammad Arif Rahman; Feni Iranawati; Eko Sulkhani Yulianto; Sunardi Sunardi
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol 3, No 1 (2019): JFMR VOL 3 NO.1
Publisher : JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1163.133 KB) | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2019.003.01.16

Abstract

Rajungan (portunus pelagicus) merupakan salah satu komoditas penting perikanan Indonesia. Pengetahuan tentang aspek biologi rajungan, termasuk hubungan antar ukuran bagian-bagian tubuhnya (morfometrik) dan sebaran lebar karapas serta beratnya, akan berguna sebagai salah satu informasi dalam pengelolaan rajungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan lebar karapas- berat rajungan, hubungan lebar-panjang-tinggi karapas, serta sebaran lebar dan berat rajungan. Metode yang digunakan adalah survei dengan pengambilan sample secara acak pada 2 (dua) titik pendaratan ikan di perairan utara Lamongan, khusunya kecamatan Paciran pada bulan Juli sampai September 2018. Hasil penelitian menunjukkan sifat pertumbuhan isometrik untuk rajungan betina dan allometrik positif untuk rajungan jantan. Selain itu, didapatkan hubungan linear positif dengan nilai a = 0,06 dan b = 0,45 untuk lebar-panjang karapas serta nilai a = 0,06 dan b = 0,25 untuk lebar-tinggi karapas. Rajungan betina paling banyak ditangkap pada lebar karapas 12-13 cm dan berat 100 g, sedangkan rajungan jantan sering ditangkap dengan lebar karapas 11 cm dan berat 80-90 g.  Masih adanya rajungan dibawah ukuran lebar karapas 10 cm yang tertangkap (lebar karapas diatas 10 cm adalah aturan rajungan yang boleh ditangkap sesuai dengan PER MEN KP 56/2016), maka informasi tentang hubungan lebar-panjang-tinggi rajungan dapat dijadikan masukan untuk melakukan modifikasi alat tangkap, misalnya mendesain ukuran celah pelolosan pada bubu, agar rajungan dengan lebar karapas dibawah 10 cm dapat keluar dari alat tangkap.