Claim Missing Document
Check
Articles

ANALISIS KAPASITAS TAMPUNGAN DANAU SENTANI UNTUK MENGETAHUI FUNGSI DETENSI DAN RETENSI TAMPUNGAN Sartimbul, Aida; Mujiadi, Mujiadi; Hartanto, Hartanto; Prabowo, Seto Sugianto; Suryono, Antonius
LIMNOTEK - Perairan Darat Tropis di Indonesia Vol 22, No 2 (2015)
Publisher : Research Center for Limnology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Danau Sentani yang terletak di Kabupaten Jayapura, merupakan danau terbesar dan terindah di Provinsi Papua. Dibalik keindahan dan potensi yang tersimpan terdapat pula ancaman yang cukup serius yaitu pendangkalan yang disebabkan erosi lahan, serta  aktivitas timbunan daerah sempadan danau.Tujuan penelitian ini adalah untuk memberi gambaran profil dasar dan kapasitas tampungan danau sehingga dapat menganalisis potensi dari Danau Sentani, khususnya pada fungsi detensi dan retensi. Beberapa metode digunakan pada penelitian ini, antara lain pengukuran kedalaman danau, analisis kapasitas tampungan danau dimana hasil tersebut dipergunakan dalam mengidentifikasikan fungsi detensi dan retensi Danau Sentani dan analisis debit andalan dan analisis debit banjir. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa kapasitas tampungan Danau Sentani pada hasil pengukuran adalah sebesar 4.821,5 juta m3 . Fungsi detensi Danau Sentani khususnya dalam mereduksi puncak banjir rata-rata sebesar 88,82%. Fungsi retensi Danau Sentani khususnya dalam kemampuan menampung sementara volume air akibat hujan andalan 90% sebesar 2.376.000 m3 selama 24 jam, yang mempunyai potensi pemanfaatan untuk PLTA dengan desain tinggi terjun air 50 m dan debit desain 27,5 m3 /det sebesar 13,5 MW. Dengan curah hujan yang tinggi, bahaya erosi sangat berpengaruh terhadap fungsi tampungan dan perlu adanya studi lebih lanjut. Pengaruh perubahan tata guna lahan terhadap erosi dan debit banjir perlu diperhatikan dan dikendalikan.  
Kelimpahan Foraminifera Bentik Pada Sedimen Permukaan Perairan Dangkal Pantai Timur Semenanjung Ujung Kulon, Kawasan Taman Nasional Ujung Kulon, Banten Puspasari, R.; Marsoedi, M.; Sartimbul, A.; Suhartati, S.
Jurnal Penelitian Perikanan Vol 1, No 1 (2012)
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (13.808 KB)

Abstract

Di daerah pantai berpasir, dikenal banyak macam organisme, salah satunya adalah meiofauna. Meiofauna dapat pula diartikan sebagai kelompok metazoa kecil yang berada di antara mikrofauna dan makrofauna. Dari seluruh jenis Meiofauna yang ada, salah satu di antaranya adalah yang hidup pada substrat lunak (lumpur pasir) yaitu Foraminifera bentik. Foraminifera bentik termasuk dalam Filum Protozoa yang mulai berkembang pada jaman Kambrium. Keberadaan foraminifera bentik di sebuah lingkungan perairan merupakan hasil adaptasi terhadap perubahan lingkungan sekitarnya seperti kedalaman, salinitas, pH, kecerahan, intensitas cahaya matahari, temperatur, kadar oksigen, dan makanan. Penelitian ini dilakukan pada di perairan dangkal pantai timur Semenanjung Ujung Kulon, kawasan Taman Nasional Ujung Kulon, Banten. Tujuan penelitian ini adalah untuk menginventarisasi serta mengetahui kelimpahan foraminifera bentik (modern) yang ada di perairan dangkal pantai timur Semenanjung Ujung Kulon. Berdasarkan hasil pengamatan sampel, ditemukan total foraminiferamencapai 58.683 individu yang terdiri dari 34 spesies foraminifera bentik dan 2 foraminiferaplanktonik. Dari 36 spesies yang ditemukan, terdiri dari 22 famili, 13 superfamili, dan 4 subordo yang didominasi oleh subordo Rotaliina (80,29%). Spesies-spesies dari subordo Rotaliina yang ditemukan cukup melimpah pada penelitian ini adalah Ammonia beccari (Linne), Discorbinella bertheloti (d'orbigny), Elphidium craticulatum (Fitchel&Moll), Elphidium sp. 2 dan Cibicides sp. Kata kunci : Foraminifera bentik, Pantai Timur Semenanjung Ujung Kulon, kelimpahan.
ALAT PENJEBAK SAMPAH PADA EKOWISATA DAN KONSERVASI MANGROVE CENTER, KABUPATEN GRESIK Yona, Defri; Sari, Syarifah Hikmah Julinda; Sartimbul, Aida; Yulianto, Eko Sulkhani
Jurnal Puruhita Vol 1 No 1 (2019): February 2019
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/puruhita.v1i1.28320

Abstract

Hutan mangrove di Desa Banyuurip sangat rawan mendapatkan sampah kiriman dari muara Sungai Bengawan Solo pada musim-musim tertentu. Sampah-sampah ini masuk ke dalam hutan mangrove saat pasang dan terjebak pada akar-akar pohon mangrove dimana saat surut tidak dapat keluar dari ekosistem mangrove. Hal ini dapat mengganggu kebersihan dan kenyamanan hutan yang merupakan salah satu daerah ekowisata di Kabupaten Gresik. Sebuah alat penjebak sampah didesain untuk mengatasi permasalahan ini. Alat penjebak sampah ini terdiri dari tiga bagian yaitu bagian pintu yang terbuka karena mengikuti pola pergerakan arus sehingga memudahkan sampah untuk masuk. Selanjutnya bagian tengah yang menyerupai kotak yang terbuat dari kerangka pipa stainless dan dikelilingi oleh jaring dengan mesh size 3 inch dan bagian kantong yang berfungsi untuk menampung sampah yang terjebak. Dua buah pelampung dari pipa PVC dengan diameter 4 inch dan panjang 80 cm diletakan pada dua sisi kanan dan kiri dari kerangka kotak. Alat penjebak sampah ini dirancang untuk menangkap sampah-sampah plastik maupun sampah organik yang mengapung. Untuk memaksimalkan fungsinya, alat ini dapat diletakkan pada lokasi-lokasi yang dianggap sebagai pintu masuknya sampah dari laut pada hutan mangrove.
VARIASI KOMUNITAS PLANKTON DAN PARAMETER OSEANOGRAFI DI DAERAH PENANGKAPAN IKAN PELAGIS DI PERAIRAN MALANG SELATAN, JAWA TIMUR Aida Sartimbul; Defri Yona; Ardelia Annisa Larasati; Syarifah Julinda Saria; Erfan Rohadi
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol 1, No 2 (2017): JFMR VOL 1 NO 2
Publisher : JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (364.399 KB) | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2017.001.02.2

Abstract

AbstractPerairan Malang Selatan merupakan daerah yang potensial sebagai daerah penangkapan ikan. Keberadaan berbagai jenis ikan pelagis kecil terutama ikan planktivor secara langsung dipengaruhi oleh pertumbuhan fitoplankton dan zooplankton. Fitoplankton mempunyai peran penting sebagai dasar rantai makanan dalam ekosistem perairan, sedangkan zooplankton merupakan herbivor pemangsanya. Pertumbuhan fitoplankton dan zooplankton dipengaruhi oleh faktor oseanografinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui variasi komunitas plankton dan hubungannya dengan parameter oseanografinya, serta distribusi spasial plankton di daerah penangkapan ikan di Perairan Malang Selatan, Jawa Timur. Metode purposive sampling dengan teknik zigzag pada 10 titik sampling digunakan dalam pengambilan data pada penelitian ini. Sedwicgk rafter counting cell digunakan dalam metode penghitungan plankton. Sampel plankton diambil secara horizontal dan vertikal pada kedalaman 1 dan 15 m dengan jaring plankton bermata jaring 20 µm, sedangkan parameter oseanografi secara in situ diukur menggunakan aqua quality sensor tipe AAQ 1183 C. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelimpahan fitoplankton sebesar 49.764 sel/m3, didominasi oleh genus Chaetoceros. (Bacillariophyceae), dan kelimpahan zooplankton sebesar 894 ind/m3, didominasi oleh genus Nauplius. (Copepoda). Indeks keanekaragaman dan keseragaman fitoplankton dan zooplankton dapat dikategorikan sedang, berturut-turut sebesar 1,77–1,85 dan 1,70–1,77; 0,58–0,59 dan 0,77–0,79, sedangkan indeks dominansinya masuk dalam kategori rendah yaitu berturut-turut 0,27–0,28 dan 0,24–0,27. Analisis Principal Component Analysis (PCA) menunjukkan bahwa parameter oseanografi utama yang paling berpengaruh pada variasi komunitas plankton adalah turbiditas, klorofil-a, oksigen terlarut dan fosfat. Hasil uji T menunjukkan bahwa distribusi spasial kelimpahan fitoplankton dan zooplankton pada kedalaman 1 m dan 15 m berbeda nyata. Studi ini memberikan informasi penting tentang kelimpahan plankton dan faktor oseanografi yang berpengaruh di daerah penangkapan di Perairan Malang Selatan. Kata Kunci: komunitas plankton, parameter oseanografi, fishing ground, Perairan Malang Selatan AbstractThe South Malang water is a potential area as a fishing ground. The existence of various species of small pelagic fishes such as planktivores fishes are directly influenced by the growth of phytoplankton and zooplankton. Phytoplankton has an important role as the basis of the food chain in aquatic ecosystems, whereas zooplankton is its predator. The growth of phytoplankton and zooplankton is influenced by oceanography factors. This study aims to determine the variation of the plankton community and its relationship with oceanographic parameters, as well as the spatial distribution of plankton in the fishing ground at South Malang water. The purposive sampling method with zigzag technique at 10 sampling sites was used in data collection in this research. Sedwicgk rafter counting cells were used in plankton counting methods. The plankton samples were taken horizontally and vertically at depths of 1 and 15 m with a 20 μm planktonnet, while in situ oceanographic parameters were measured using aqua quality sensor AAQ type 1183 C. The results showed that phytoplankton abundance was 49.764 cells / m3, dominated by the genus Chaetoceros (Bacillariophyceae), and zooplankton abundance of 894 ind / m3, dominated by the genus Nauplius (Copepoda). The diversity index and uniformity index of phytoplankton and zooplankton could be categorized as the middle as 1.77-1.85 and 1.70-1.77; 0.58-0.59 and 0.77-0.79, respectively, while the dominance index was included in the low category that was 0.27-0.28 and 0.24-0,27, respectively. Principal Component Analysis (PCA) analysis showed that the most important major oceanographic parameters for plankton community variation were turbidity, chlorophyll-a, dissolved oxygen and phosphate. T test results show that the spatial distribution of phytoplankton abundance and zooplankton at depth of 1 m and 15 m are significantly different. This study provides important information on the plankton abundance and oceanography factors affected at fishing ground of South Malang water. Keywords: Plankton community, oceanography parameters, fishing ground, South Malang Water
STRUKTUR KOMUNITAS FITOPLANKTON PADA PERAIRAN MAYANGAN PROBOLINGGO, JAWA TIMUR Aida Sartimbul; Felixtha Robertus Ginting; Dwi Candra Pratiwi; Erfan Rohadi; Nurul Muslihah; Dian Aliviyanti
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol 5, No 1 (2021): JFMR VOL 5 NO.1
Publisher : JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2021.005.01.20

Abstract

The waters of Mayangan, Probolinggo are waters that have ports with the status of the Coastal Fisheries Port (PPP). The existence of PPP Mayangan, Probolinggo can negatively influence the quality of the water in these waters. Phytoplankton as a primary producer in a waters very much depends on water quality fluctuations that occur in aquatic ecosystems. The role of phytoplankton as a bioindicator gives an idea of the condition of the water quality contained in a waters. This study aims to determine the structure of the phytoplankton community as a bioindicator of water quality in the waters of Mayangan, Probolinggo. Phytoplankton sampling and water quality were conducted in situ. Depth of data was obtained through the National Batimetri website, Geospatial Information Agency (BATNAS BIG). Phytoplankton samples were taken by horizontal method, water quality samples were also taken by repetition 3 times. Data analysis using Pearson Correlation analysis with the help of SPSS 16.0 application. The results showed the average value of air quality in the waters of Mayangan, Probolinggo was 36.76 ° C, pH 7.19, salinity 33.5 ppt, brightness 6.48 m, nitrate 0.023 mg / l, phosphate 0.022 mg / l , and a depth of 5.26 m. The most commonly found phytoplankton are Chaetoceros and Skeletonema in which both genera are included in Harmful Alga Bloom (HAB). Based on the correlation analysis test, water transparancy was positively correlated with the abundance of phytoplankton in the waters of Mayangan, Probolinggo. 
VARIAN GENETIK Sardinella lemuru DI PERAIRAN SELAT BALI Gde Raka Angga Kartika; Aida Sartimbul; W Widodo
Jurnal Kelautan Vol 10, No 1 (2017)
Publisher : Department of Marine Sciences, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/jk.v10i1.1615

Abstract

Sardinella lemuru merupakan salah satu spesies ikan yang mendominasi di perairan Selat Bali. Identifikasi Sardinella lemuru dengan sardinella lain di perairan Selat Bali hanya dibedakan berdasarkan secara morfologi, sedangkan identifikasi genetik belum pernah dilakukan dan variasi gentetik juga belum diketahui. Penelitian ini bertujuan memastikan jenis Sardinella lemuru di perairan Selat Bali dan mengetahui variasi genetik dan kekerabatannya berdasarkan  gen Cythocrome oxidase sub unit 1 (COI). Metode yang dilakukan adalah dengan mengisolasi DNA dari organ tubuh ikan lemuru dan hasilnya diamplifikasi dengan gen COI, kemudian dilakukan skuensing untuk mendapatkan sekuen data ikan  lemuru perairan Selat Bali dan urutan basa hasil skuensing dianalisis menggunakan program MEGA 5.2. Hasil menunjukan bahwa ikan lemuru di Selat Bali termasuk kedalam spesies Sardinella lemuru dengan tingkat kesamaan analisis BLAST adalah sebesar 98-100%. 11 sampel skuen ikan lemuru membentuk 2 kelompok besar. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa spesies Sardinella lemuru dan Sardinella longiceps merupakan speies ikan yang berbeda dengan jarak genetik 0,019Kata Kunci: COI, Sardinella lemuru, Selat BaliGENETIC VARIANCE OF Sardinela lemuru IN THE BALI STRAIT WATERSSardinella lemuru is one of the fish species that dominate in the Bali Strait. identification Sardinella lemuru with the others Sardinella in the Strait of Bali is based on morphological characteristics, whereas genetic identification of Sardinella lemuru in bali strait has not been done and variations genetic also unknown. This research aims to ascertain the type of sardinella lemuru in the bali strait and Determine genetic variation and kinship based on cytochrome oxidase subunit  (COI)  gene. The method is performed by isolating DNA from fish organs and the results are amplified by the COI gene skuensing then performed to obtain the data sequence of Sardinella lemuru Bali Strait and analyzed using the program MEGA 5.2. Results showed that lemuru in Bali Strait is sardinella lemuru species with the degree of similarity BLAST analysis of 98-100%. 11 samples skuen lemuru forming two large clad. The results also showed that the species Sardinella lemuru and Sardinella longiceps  different speies with genetic distance 0,019.Keywords: COI, Sardinella lemuru, Bali Straits
KAJIAN PERTUMBUHAN Kappaphycus alvarezii HASIL KULTUR JARINGAN PADA PERLAKUAN SUHU YANG BERBEDA Apri Arisandi; M Marsoedi; Happy Nursyam; Aida Sartimbul
Jurnal Kelautan Vol 4, No 1: April (2011)
Publisher : Department of Marine Sciences, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/jk.v4i1.893

Abstract

Saat ini awal dan akhir periode budidaya rumput laut sudah tidak dapat dipastikan lagi karena mengalami pergeseran yang diduga akibat perubahan iklim global.  Hal tersebut mengakibatkan gagal panen dan rendahnya rendemen karaginan.  Salah satu cara untuk mengetahui dampak perubahan iklim terhadap budidaya rumput laut (Kappaphycus alvarezii) adalah dengan mengkaji parameter kualitas air yang mempengaruhi pertumbuhannya yaitu suhu.  Melalui penelitian ini diharapkan diperoleh temuan baru mengenai pengaruh suhu terhadap pertumbuhan rumput laut.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa, Kappaphycus alvarezii yang diberi perlakuan suhu 200C, 250C, 300C, 350C dan 400C tidak menunjukkan perbedaan yang nyata terhadap rata-rata pertumbuhan hariannya. Kata kunci: suhu, pertumbuhan, Kappaphycus alvarezii
Strategic Planning of Striped Catfish (Pangasianodon hypophthalmus) Farming in East Tanjung Jabung Regency, Jambi Province Asro Nurhabib; Diana Arfiati; Aida Sartimbul
Indonesian Journal of Environment and Sustainable Development Vol 8, No 1 (2017)
Publisher : Graduate Program

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (801.759 KB)

Abstract

East Tanjung Jabung regency is a district that has a fairly large fisheries potential, but the existing potential has not been utilized maximally. The absence of a policy strategy leads to the problem of undeveloped striped catfish farming in this region. This study is amid to formulate the policy strategies of iridescent striped catfish farming.  This study was conducted from July to September 2016 in East Tanjung Jabung Regency, Jambi Province. This study employed both descriptive qualitative and quantitative method followed by SWOT analysis which was used to determine the strengths, weaknesses, opportunities and threats of striped catfish farming. The results of SWOT analysis suggest some policy strategies to improve the striped catfish farming. First, prevent the increase of water level in the rainy season. Second, anticipate the acidity of water in the peat area. Third, increase human resources quality in economic field. Fourth, improve supervision and surveillance of the farming area. The last, develop the use of natural food.Keywords: Strategic Planning; Striped Catfish Farming; SWOT analysis
Pengaruh Salinitas yang Berbeda terhadap Morfologi, Ukuran dan Jumlah Sel, Pertumbuhan serta Rendemen Karaginan Kappaphycus alvarezii Apri Arisandi; Marsoedi Marsoedi; Happy Nursyam; Aida Sartimbul
ILMU KELAUTAN: Indonesian Journal of Marine Sciences Vol 16, No 3 (2011): Ilmu Kelautan
Publisher : Marine Science Department Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1033.325 KB) | DOI: 10.14710/ik.ijms.16.3.143-150

Abstract

Curah  hujan  mempengaruhi  salinitas  air  laut,  yang  pada  gilirannya  dapat  menyebabkan  rendahnya pertumbuhan Kappaphycus alvarezii.  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan morfologi, ukuran dan jumlah sel, pertumbuhan serta rendemen karaginan K. alvarezii pada salinitas yang berbeda.  Penelitian dilakukan  menggunakan  metode  kultur  jaringan,  selanjutnya  thallus  yang  telah  tumbuh  diekstraksi karaginannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa salinitas yang berbeda berpengaruh nyata terhadap jumlah sel K. alvarezii (p<0,05), tetapi tidak terhadap rata-rata pertumbuhan harian (p>0,05). Rendemen karaginan pada semua perlakuan salinitas relatif tinggi dan sesuai dengan persyaratan untuk ekspor. Kata kunci:  salinitas, sel, pertumbuhan, karaginan, K. alvarezii Rainfall affects the salinity of sea water, which in turn can lead to the low growth of Kappaphycus alvarezii. This research aimed to determine changes in the morphology, size and number of cells, growth and carrageenan yield of K. alvarezii at different salinitity levels. The research was conducted using tissue culture method, furthermore, from the grown thallus then the carageenan was extracted. The results showed that different of salinity levels significantly influenced the number of cells K. alvarezii (p<0.05), but not against the average daily gain (p>0.05). The carrageenan yields at all salinity treatment were relatively high and eligible for export.  Key words: salinity, cell, growth, carrageenan, K. alvarezii
Kelimpahan dan Keanekaragaman Plankton di Perairan Selat Bali (Plankton Abundance and Diversity in the Bali Strait) Ruly Isfatul Khasanah; Aida Sartimbul; Endang Yuli Herawati
ILMU KELAUTAN: Indonesian Journal of Marine Sciences Vol 18, No 4 (2013): Ilmu Kelautan
Publisher : Marine Science Department Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (493.832 KB) | DOI: 10.14710/ik.ijms.18.4.193-202

Abstract

Fitoplankton mempunyai peran sangat penting dalam suatu perairan, selain berada pada dasar rantai makanan sedangkan zooplankton merupakan herbivor pemangsanya. Penelitian mengenai kelimpahan dan keanekaragaman plankton di perairan Selat Bali dilakukan pada musim peralihan II (Nopember 2012) dan musim barat (Pebruari 2013). Penelitian bertujuan untuk mengamati perbedaan kelimpahan dan keanekaragaman plankton pada dua musim angin muson. Sampel air diambil dengan menggunakan water sampler sedangkan sampel plankton diambil secara horisontal dan vertikal  pada kedalaman 1 m dan 20 m dengan jaring plankton Kitahara bermata jaring 20 µm. Hasil pengukuran nutrien pada musim peralihan II memiliki kadar fosfat, nitrat, bahan organik, silikat dan klorofil-a lebih tinggi dibandingkan pada musim barat. Informasi tersebut memperkuat indikasi adanya perpindahan massa air dari lapisan yang lebih dalam ke lapisan yang lebih dangkal. Nutrien fosfat dan nitrat diperlukan untuk mempertahankan fungsi membran sel dan silikia dibutuhkan untuk pembentukan dinding sel terutama pada diatom. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa kelas diatom (Bacillariophyceae) mencapai 95,9 % dari total jenis dan kelimpahan fitoplankton seluruh stasiun penelitian, sisanya berasal dari genus Dinophyceae. Kelimpahan fitoplankton tertinggi terjadi pada musim peralihan II dengan Rhizosolenia stolterfothii sebesar 51.405 sel.L-1 (80,1%), sedangkan pada musim barat copepoda ditemukan melimpah sebesar 8.178 ind.L-1 (88,3 %). Hasil ini mengindikasikan bahwa dengan kelimpahan plankton yang ditemukan perairan Selat Bali dinilai cukup potensial untuk mendukung kehidupan biota laut pelagis. Kata kunci: plankton, selat Bali, rhizosolenia stolterfothii, muson  Abstract Phytoplankton has important role as primary producer in the sea and act as base of food chain while zooplankton act as herbivore prey on them. Research on abundance and diversity of plankton at Bali Strait was performed during transitional season in November 2012 and the west season in February 2013. This research was done to observe the differences in the abundance and diversity of plankton in the two monsoon seasons. Water sample and plankton sample were collected simultaneously at the same location. Water samples were taken using a water sampler, while plankton were taken by using a planktonnet with mesh size 20 μm. Samples were taken vertically and horizontally at a depth of 1 m and 20 m below the surface. The result of nutrient measurement at Bali Strait during transitional II season showed that the concentration of phosphate, nitrate, organic matter, sillica and chlorofill-a are higher than during west season. This result indicates that there is probably movement of water mass from deeper water column to shallower area. Phosphate and nitrate are required by phytoplankton to maintain their cell membrane and sillica are used to form cell wall, especially for diatom. The reasearch also revealed that diatom (Bacillariophyceae) are 95,9 % of total species and abundance of phytoplankton, and the rest are Dinophyceae. It was found that highest abundance occur during transitional season was Rhizosolenia stolterfothii of 51.405 sel.L-1 (80,1 %). While during the west monsoon the Copepod had dominates at 8.178 cell.L-1 (88,3 %). These results indicate that with plankton abundance the Bali Strait has the potential to support pelagic marine life. Keywords: plankton, Bali strait, rhizosolenia stolterfothii, monsoon
Co-Authors Abdullah Hamid Abu Bakar Sambah, Abu Bakar Afdal - Agita Dwi Rosmalia Putri Aliviyanti, Dian Anwan Rahmat Ardiansyah Apri Arisandi Apri Arisandi Apri Arisandi Ardelia Annisa Larasati Ardelia Annisa Larasati, Ardelia Annisa Arik Anggara As'adi, Muhammad Arif Ating Yuniarti Ayuningsih, Tarisa Lestari Bambang Semedi Billy Arif Mahendra Citra Satrya Utama Dewi Citra Satrya Utama Dewi Dedi Pardiansyah Defri Yona Dewi, Citra Satrya Utama Diana Arfiati Dumatubun, Innocentius Arya Panji Pramudewata Dwi Candra Pratiwi Eko Sulkhani Yulianto Endang Yuli Herawati Erfan Rohadi Eva Falantika Ndari Evy Afriyani Sidabutar Fahreza Okta Setyawan Faridz R. Fachri Fathia Zulfati Shabrina Felixtha Robertus Ginting Feni Iranawati Feni Iranawati Feni Iranawati, Feni Fuad, Mochamad Arif Zainul Gde Raka Angga Kartika Ginting, Felixtha Robertus Handoko, Dadang Handoko, Lugu Tri Handoko, Lugu Tri Handoko Happy Nursyam Haq, Nuril Annisa Hartanto, Hartanto Hendiari, I Gusti Ayu Diah Hidayatullah, Fathurrosyid I Gusti Ayu Diah Hendiari I Wayan Arthana I Wayan Arthana Johar Setiyadi Julianinda, Yanida Azhari Krisnanto, Wahyu Fajar Luhur Bangun Prayoga M Marsoedi M. Marsoedi Maheno Sri Widodo, Maheno Sri Malik, Kurnia Marsoed Marsoed Marsoedi Marsoedi Mimit Primyastanto Mochamad Arif Zainul Fuad Muh. Arif Rahman Muji Wasis Indriyawan Mujiadi, Mujiadi Muliawati Handayani N. Hidayati Ndari, Eva Falantika Nena Yunita Nurhabib, Asro Nurin Hidayati Nurin Hidayati Nurin Hidayati Nurul Muslihah Padma Paramita Prabowo, Seto Sugianto Pratiwi, Dwi Candra Priyanka Mondal Putra, Pranata Candra Perdana R. Puspasari Rafika Devi Agustin Rahayu, Andra Rejekineng Rahayu, Andra Rejekining Raisa Tria Shalsabella Rarasrum D. Kasitowati Rarasrum Dyah Kasitowati, Rarasrum Dyah Risnita Tri Utami Rudianto Ruly Isfatul Khasanah S. Suhartati Sabrina Maysarah Safitri Widya Ningtias Saputra, Dhira Kurniawan Sesa Wiguna Setiyadi, Johar Setyawan, Fahreza Okta Setyo Tri Wahyudi Sidabutar, Evy Afriyani Sriwidodo, Maheno Suharun Martudi Suryono, Antonius Susanto, Raden Dwi Syarifah Hikmah Julinda Sari Syarifah Hikmah Julinda Sari Syarifah Hikmah Julinda Sari Syarifah Hikmah Julinda Sari Syarifah Julinda Saria Syarifah Julinda Saria, Syarifah Julinda Tsania Humairoh Ussania, Qoirunnisa W Widodo Widodo S Pranowo Widodo Setiyo Pranowo Widodo Setiyo Pranowo Winata, Victor Adi