Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

Analisis Kesulitan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal – Soal Cerita Pada Materi Himpunan Siswa Kelas VII SMP Negeri 9 Kota Ternate Linda Hasanudin; Rusdyi Habsyi
JIMAT: Jurnal Ilmiah Matematika Vol 4 No 1 (2023): Jurnal Ilmiah Matematika (JIMAT) Volume 4 Nomor 1 Juni 2023
Publisher : Program Studi Pendidikan Matematika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/zenodo.8147002

Abstract

Penelitian ini ada beberapa kesulitan yang di alami siswa dalam menyelesaikan soal cerita pada materi himpunan siswa kelas VII SMP Negeri 9 Kota Ternate. Kesulitan tersebut adalah: (1) kesulitan dalam memahami soal cerita,(2) kesulitan dalam menentukan model matematikanya, (3) kesulitan dalam menentukan rumus. Dalam penelitian ini peneliti menemukan sebanyak 9 siswa tidak memahami soal cerita. Dimana mereka tidak mampu dalam mengidentifikasi atau menentukan ide pokok yang terkandung dalam soal cerita. Di mana ke – 9 siswa tersebut dalam menyelesaikan soal tidak menuliskan ditanya dan diketahui. Kemudian ada sebanyak 9 siswa yang mengalami kesulitan menentukan model matematika. Kesulitan menentukan model matematika adalah kesulitan di mana siswa dalam mengubah soal cerita ke dalam bentuk model matematika. Ada sebanyak 3 siswa yang mengalami kesulitan dalam menentukan atau menggunakan rumus saat pengerjaan atau menyelesaikan soal cerita. Kesulitan menentukan rumus adalah kesulitan dimana siswa bingung dalam menentukan rumus mana yang mau di gunakan dalam proses penyelesaian soal cerita.
Proses Berpikir Kreatif Siswa Berkepribadian Adversity Quotient dalam Menyelesaikan Masalah Open-Ended Ditinjau dari Teori Pemrosesan Informasi Rusdyi Rusdyi; Rusmin R. M. Saleh; Isman M. Nur
JURNAL PENDIDIKAN MIPA Vol 13 No 3 (2023): JURNAL PENDIDIKAN MIPA
Publisher : Pusat Publikasi Ilmiah, STKIP Taman Siswa Bima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37630/jpm.v13i3.1175

Abstract

Berpikir kreatif merupakan proses berpikir untuk menghasilkan sesuatu yang baru dan berbeda dari yang telah ada. Mengingat pentingnya berpikir kreatif siswa, kenyataan di lapangan justru berbanding terbalik. Terdapat siswa yang masih berada pada kategori kurang kreatif. Faktor kurangnya kemampuan berpikir kreatif siswa, yaitu kebiasaan dalam menghadapi tantangan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis dan mendeskripsikan proses berpikir kreatif siswa berkepribadian Adversity Quotient dalam menyelesaikan masalah Open-Ended ditinjau dari teori pemrosesan informasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis deskriptif eksploratif. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 3 orang yang dipilih berdasarkan tingkat kemampuan awal matematika siswa akhirnya diperoleh 1 siswa untuk kategori berpikir climber, 1 siswa untuk kategori berpikir camper dan 1 siswa untuk kategori berpikir quitter. Berdasarkan hasil penelitian dapat ditemukan bahwa siswa kategori climber melakukan keempat tahapan proses berpikir kreatif, yaitu tahap persiapan, tahap inkubasi, tahap eliminasi, dan tahap verifikasi. Siswa kategori camper hanya melakukan tiga tahapan proses berpikir kreatif, yaitu tahap persiapan, tahap inkubasi, dan tahap eliminasi. Siswa kategori quitter hanya melakukan dua tahapan proses berpikir kreatif, yaitu tahap persiapan dan tahap inkubasi, sedangkan tahap eliminasi dan tahap verifikasi siswa quitter tidak mampu menyelesaikan. Karena itu, diharapkan para peneliti lanjutan dapat mengkaji lebih jauh proses berpikir kreatif siswa berkepribadian Adversity Quotient dalam memecahkan masaah Open-Ended. Siswa berkepribadian Adversity Quotient dapat dikembangkan dengan memberikan siswa berbagai soal-soal Open-Ended karena soal Open-Ended yang diberikan pada penelitian ini masih dikatakan terbatas.
Pembelajaran Geometri Berbantuan Goegebra untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Asmira Sudiman; Rusdyi Habsyi; Rusmin R. M. Saleh
JURNAL PENDIDIKAN MIPA Vol 13 No 4 (2023): JURNAL PENDIDIKAN MIPA
Publisher : Pusat Publikasi Ilmiah, STKIP Taman Siswa Bima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37630/jpm.v13i4.1390

Abstract

Pembelajaran geometri merupakan pembelajaran yang penting di satuan SMP, data berikut ini menunjukan bawa sebagian besar siswa yang diajarkan di satuan SMP memiliki presentasi kebutuhan materi sebagai berikut. Materi geometri memperoleh persentase terbesar (41%), dibandingkan dengan aljabar (29%), angka (18%), dan statistika/probabilitas (12%). Sehingga perluh untuk mendesain pembelajaran geometri yang mampuh dipahami siswa secara menyeluruh, sehingga dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematis terutama dalam pembelajaran geometri yang tergolong sulit. Sehingga sangat perluh media pembelajaran baik, salah satu media pembelajaran yang ditawarkan dalam penelitian ini adalah pembelajaran geometri berbantuan Geogebra, kerena pembelajaran pembelajaran geometri menjadi lebih mudah dipahami jika dengan menggunakan perangkat lunak seperti Geogebra. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan komukasi matematis siswa pada materi Geometri. Metode yang di guanakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuasi Eksperimen. Hasil penelitian menunjukan bahwa terjadinya peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa secara siginifikan, dengan pencapaian kategori tinggi (>0,7) sebesar 56,25%, dengan kategori sedang (0,3 ≤ x ≤ 0,7) memperoleh peresentase sebesar 34,38%, sedangkan kategori rendah (< 30) memeperoleh presentasi sebesar 9,38%. Hal ini dapat tarik kesimpulan bahwa sebagian besar siswa mengalami peningkatan kemampuan komunikasi matematis.
Penerapan Model Pembelajaran Problem Solving Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematka Pada Materi SPLDV Di Kelas VIII SMP Swasta Gane Raya Ferliska Coko; Rusdyi Habsyi
JIMAT: Jurnal Ilmiah Matematika Vol 1 No 1 (2020): Jimat: Jurnal Ilmiah Matematika
Publisher : Program Studi Pendidikan Matematika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/zenodo.4435613

Abstract

Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui Penerapan model pembelajaran problem solving dapat meningkatkan hasil belajar matematika pada materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV) siswa kelas VIII SMP Swasta Gane Raya. Desain penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas ( Classroom Action Recearch). Adapun subjek penelitian adalah siswa kelas VIII dengan jumlah siswa 19 orang. Peneltian ini dilaksanakan dalam dua siklus Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal tes, dan lembar observasi, untuk guru dan siswa. Setiap data yang dianalisis merupakan ssandingan antra data observasi aktivitas guru, maupun aktivitas siswa dengan hasil belajar disetiap siklus. Data hasil belajar siswa dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan teknik tes, sedangkan aktivitas belajar siswa diperoleh dengan teknik non tes, Data yang telah dikumpulkan akan dianalisis secara deskriptif, yaitu dengan melihat persentase ketuntasan belajar, sikulus I siswa yang tuntas hanya 5 siswa dari19 siswa dengan presentase 26,32% rata-rata nilai 62,74, sedangkan pada siklus II, sebanyak 17 siswa yang tuntas dari 19 siswa dengan presentase 89,47% rata-rata nilai 78,79. Dari data tersebut didukung juga dengan aktivitas guru dalam menerapkan Pembelajaran Problem Solving dan aktivitas siswa.
Penerapan Model Pembelajaran Means End’s Analisys (MEA) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pecahan Bentuk Aljabar Pada Siswa Kelas VII Rusdyi Habsyi; Saribanun Bahalle
JIMAT: Jurnal Ilmiah Matematika Vol 2 No 1 (2021): Jimat: Jurnal Ilmiah Matematika
Publisher : Program Studi Pendidikan Matematika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/zenodo.4870940

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) hasil Belajar siswa setelah diterapkan model pembelajaran Means Ends Analysis (MEA) pada materi pecahan bentuk aljabar di Kelas VII SMP Nurul Ilmi Posi-Posi Kayoa Selatan. (2) Aktivitas guru dan siswa saat di terapkan model pembelajaran Means Ends Analysis pada materi pecahan bentuk aljabar di kelas VII SMP Nurul Ilmi Posi-Posi Kayoa Selatan. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan di SMP Nurul Ilmi Posi-Posi Kayoa Selatan. Hasil Temuan Penelitian ini menunjukan: (1) pada siklus I diperoleh hasil belajar siswa yang dapat dideskripsikan diantaranya 7 siswa (23,33%) dengan kategori cukup, 12 siswa (40%) dengan kategori kurang dan 11 siswa (36,67%) dengan kategori gagal dengan nilai rata-rata 43,12 yang berkategori kurang. (2) pada siklus II diperoleh hasil belajar yaitu 15 siswa (50%) dengan kategori memuaskan, 8 siswa (26.67%) dengan kategori baik dan 4 siswa (13,33%) dengan kategori cukup dan 3 siswa (10%) dengan kategori kurang, maka nilai rata-rata dari tes akhir pada siklus II yaitu 79,38 yang berkategori Baik. Selain dari paparan nilai diatas dapat dibuktikan juga dengan aktivitas guru dan siswa, dimana pada sisklu II aktivitas siswa sangat mencerminakan Penelitian ini menjelaskan bahwa adanya peningkatan hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran Means Ends Analysis.
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pada Materi Statistik Rusdyi Habsyi
JIMAT: Jurnal Ilmiah Matematika Vol 2 No 2 (2021): JIMAT: Jurnal Ilmiah Matematika ( Edisi Juli - Desember 2021)
Publisher : Program Studi Pendidikan Matematika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/zenodo.5717547

Abstract

Penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas dengan model spiral refleksi-diri yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc. Taggart. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI IPA di SMA Negeri 9 Tidore Kepulauan, dengan jumlah 16 siswa. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan observasi dan tes . Penelitian ini terdiri dari 2 (dua) siklus dimana terdapat dua kali pertemuan pada tiap siklusnya. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif kuantitatif. Kriteria keberhasilan penelitian yang ditetapkan untuk keaktifan belajar siswa adalah 75,00 % peserta didik terlibat secara aktif baik fisik, mental, maupun sosial dalam proses kegiatan pembelajaran dan keberhasilan penelitian yang ditetapkan untuk hasil belajar siswa adalah 75,00% dari jumlah seluruh siswa, mengacu pada nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu 75.00. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa kelas XI IPA di SMA Negeri 9 Tidore Kepulauan. Rata-rata keaktifan belajar siswa pada observasi awal hanya mencapai 27,41%. Setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siklus I ratarata keaktifan belajar siswa mencapai 54,32% dan pada siklus II meningkat menjadi 83,17%. Hasil belajar siwa pada observasi awal, dilihat dari ujian tengah semester siswa yang mencapai nilai KKM (75,00) hanya 31,25% dari jumlah seluruh siswa . Setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siklus I hasil belajar siswa mencapai 43,75% dan pada siklus II meningkat menjadi 75,00%.
Analisis Kesulitan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal – Soal Cerita Pada Materi Himpunan Siswa Kelas VII SMP Negeri 9 Kota Ternate Linda Hasanudin; Rusdyi Habsyi
JIMAT: Jurnal Ilmiah Matematika Vol 4 No 1 (2023): Jurnal Ilmiah Matematika (JIMAT) Volume 4 Nomor 1 Juni 2023
Publisher : Program Studi Pendidikan Matematika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/zenodo.8147002

Abstract

Penelitian ini ada beberapa kesulitan yang di alami siswa dalam menyelesaikan soal cerita pada materi himpunan siswa kelas VII SMP Negeri 9 Kota Ternate. Kesulitan tersebut adalah: (1) kesulitan dalam memahami soal cerita,(2) kesulitan dalam menentukan model matematikanya, (3) kesulitan dalam menentukan rumus. Dalam penelitian ini peneliti menemukan sebanyak 9 siswa tidak memahami soal cerita. Dimana mereka tidak mampu dalam mengidentifikasi atau menentukan ide pokok yang terkandung dalam soal cerita. Di mana ke – 9 siswa tersebut dalam menyelesaikan soal tidak menuliskan ditanya dan diketahui. Kemudian ada sebanyak 9 siswa yang mengalami kesulitan menentukan model matematika. Kesulitan menentukan model matematika adalah kesulitan di mana siswa dalam mengubah soal cerita ke dalam bentuk model matematika. Ada sebanyak 3 siswa yang mengalami kesulitan dalam menentukan atau menggunakan rumus saat pengerjaan atau menyelesaikan soal cerita. Kesulitan menentukan rumus adalah kesulitan dimana siswa bingung dalam menentukan rumus mana yang mau di gunakan dalam proses penyelesaian soal cerita.
Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Inquiri Untuk Meningkatkan Proses Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Operasi Hitung Bilangan Bulat Siswa Kelas VII SMP Negeri 47 Halmahera Selatan Amir, Wulandari; Habsyi, Rusdyi
JIMAT: Jurnal Ilmiah Matematika Vol 5 No 1 (2024): Januari-Juni 2024
Publisher : Program Studi Pendidikan Matematika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63976/jimat.v5i1.729

Abstract

Kemampuan berpikir kritis merupakan aspek yang sangat penting dalam perkembangan pendidikan saat ini. Salah satu metode pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis adalah model pembelajaran inquiri Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe inquiri untuk meningkatkan proses berpikir kritis siswa pada materi operasi bilangan bulat siswa kelas VII SMP Negeri 47 Halmahera Selatan. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif tipe eksperimen dengan desain penelitian Pretest-Posttest Control Group Design yang menggunaakan dua kelas yaitu kelas control dan kelas eksperimen. Sampel ditentukan berdasarkan kemampuan berpikir kritis siswa, dengan siswa kelas VII A yang berjumlah 22 siswa sebagai kelas kontrol dan kelas VII B yang berjumlah 22 siswa sebagai kelas eksperimen. Teknik pengumpulan data melalui tes dan observasi. Teknik analisis data menggunakan uji prasyarat yaitu uji normallitas, uji homogenitas, uji hipotesis, dan uji data observasi. Hasil peneltian menunjukkan model pembelajaran inquiri efektif dalam meningkatkan proses berfikir kritis siswa, kesimpulan ini dapat dilihat dari hasil perhitungan kelas VII A (kelas Kontrol) diperoleh nilai rata-rata 70,32 sementara kelas VII B (kelas Eksperimen) diperoleh nilai rata-rata adalah 78,27. Data tersebut membuktikan adanya perbedaan proses berpikir kritis antara siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kesimpulan penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran inquiri terhadap proses berpikir kritis siswa materi operasi hitung bilangan bulat kelas VII SMP Negeri 47 Halmahera Selatan berpengaruh dan terdapat perbedaan. Hal ini dibuktikan dengan adanya perbedaan rata-rata antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Rata-rata kelas eksperimen lebih besar daripada rata-rata kelas kontrol.
Analisis Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa dalam Menyelesaikan Soal-Soal Cerita ditinjau dari Teori Pemrosesan Informasi Sudiman, Asmira; Habsyi, Rusdyi
Kognitif: Jurnal Riset HOTS Pendidikan Matematika Vol. 4 No. 4 (2024): October - December 2024
Publisher : Education and Talent Development Center Indonesia (ETDC Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51574/kognitif.v4i4.2114

Abstract

Komunikasi matematis penting dalam pembelajaran matematika karena kemampuan ini dijadikan dasar untuk memecahkan masalah melalui pengelolaan informasi. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan komunikasi matematis siswa dalam menyelesaikan soal-soal cerita khususnya ditinjau dari teori pemrosesan informasi. Kami menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Dimana sebanya 78 siswa yang berpartisipasi dalam penelitian ini. Kami menggunakan instrumen berupa soal tes, dan wawancara yang dikolaborasikan dengan komponen teori pemrosesan informasi yang valid dan reliabel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa dengan kategori sangat baik dan baik berada pada komponen teori pemrosesan informasi secara lengkap, yaitu: attention, perception, retrieval, dan encoding, sedangkan siswa kategori cukup berada pada attention dan perception. Sedangkan siswa kategori kurang dan sangat kurang tidak mampu mengelola informasi yang diberikan. Temuan dalam penelitian ini adalah siswa yang kemampuan komunikasi matematis kategori sangat baik dan baik, mempunyai kemampuan dalam menghubungan informasi lama dan informasi baru untuk menentukan strategi dalam menyelesaikan masalah dengan baik dan tepat. Penelitian selanjutnya dapat mengembangkan pengukuran kemampuan komunikasi matematis siswa pada siswa berkepribadian Adversity Quotient.