Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : Buletin Teknologi Pasca Panen

PERANAN TEKNOLOGI PASCAPANEN UNTUK MENINGKATKAN MUTU BUAH PEPAYA (Carica papaya L) nFN Suyanti
Buletin Teknologi Pasca Panen Vol 7, No 2 (2011): Buletin Teknologi Pascapanen Pertanian
Publisher : Buletin Teknologi Pasca Panen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Buah pepaya (Carica papaya L) termasuk buah klimaterik berdaya simpan singkat. Kandungan gizi yang tinggi, rasanya yang netral, mudah dicerna dan harga yang terjangkau menyebabkan banyak diminati oleh masyarakat baik di dalam negeri maupun luar negeri. Mutu yang prima sangat di butuhkan untuk pasar lokal, pasar swalayan, toko buah segar, hotel, restoran, katering, rumah sakit maupun industri olahan buah.Buah pepaya dipanen dengan cara dipetik dengan tangan pada tingkat ketuaan Star 1 untuk pepaya Dampit dan semburat warna merah untuk pepaya Solo. Grading dilakukan dengan cara memilah-milah buah berdasarkan berat, digolongkan menjadi grade super (3,95±0,30 kg), grade A (3,39±0,40 kg) grade B ( 2,06±0,25 kg), grade C (1,25±0,33kg) dan grade D (0,76±0,09 kg). Daya simpan buah dapat diperpanjang dengan menyimpan buah pada suhu dingin (10-25oC). Pada penyimpanan suhu 5oC buah tidak dapat menjadi matang karena chilling injury. Pemilihan tingkat ketuaan yang tidak tepat dan penanganan yang kurang hati hati saat pengemasan dan transportasi akan menghasilkan kerusakan yang cukup besar. Jumlah kerusakan dapat mencapai 40-100%. Kerusakan terbesar karena penyakit anthracnose (68%) dan lewat matang (42%). Teknik penundaan kematangan buah menggunakan pelilinan dapat mempertahankan mutu buah dan daya simpan buah sampai 11 hari. Kombinasi perlakuan menggunakan pencelupan dalam air panas 53oC selama 3 menit, dan penggunaan fungisida dapat menekan perkembangan anthracnose selama penyimpanan. Kombinasi benomyl 250 ppm, prochloraz 125 ppm dan air panas 53oC selama 3 menit lebih efektif dalam menekan perkembangan penyakit sampai 5 hari lebih lama dibanding kontrol.
Pengembangan Produk Jahe Kering dalam Berbagai Jenis Industri Sri Yuliani; Sari Intan Kailaku; nFN Suyanti
Buletin Teknologi Pasca Panen Vol 5, No 1 (2009): Buletin Teknologi Pascapanen Pertanian
Publisher : Buletin Teknologi Pasca Panen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Jahe (Zingiber officinale Rosc) termasuk salah satu komoditas rempah dan obat yang juga merupakan tanaman prioritas dalam temu-temuan. Penggunaan jahe sangat sesuai untuk berbagai macam olahan karena selain mempunyai rasa dan aroma yang enak dan khas, juga memiliki fungsi sebagai obat yaitu untuk memperbaiki pencernaan, menambah nafsu makan, memperkuat lambung dan mencegah infeksi. Sebelum diolah lebih lanjut saat disimpan jahe segar memiliki beberapa kerugian seperti memerlukan banyak tempat (bulky), mutu dan flavour bervariasi tergantung pada umur, selama penyimpanan memungkinkan kehilangan minyak atsiri atau komponen lainnya. Pengembangan produk jahe kering dalam berbagai bentuk produk antara maupun produk jadi sangat menguntungkan dan belum jenuh, hal ini disebabkan karena permintaan pasar yang cukup tinggi baik di dalam maupun di luar negeri dengan demikian memberikan peluang untuk dikembangkan secara serius oleh petani, industri makanan dan minuman juga industri farmasi. Produk olahan jahe telah banyak beredar di pasaran untuk produk antara diantaranya adalah jahe kering (simplisia), bubuk, minyak jahe, oleoresin jahe dan mikrokapsul oleoresin jahe, sedangkan untuk produk jadi yang diusahakan oleh industri makanan dan minuman diantaranya adalah bumbu masak instan, pikel atau asinan jahe, anggur, sirup, permen jahe, wedang dan serbat jahe. Dalam industri farmasi jahe banyak digunakan untuk obat dalam (oral) produknya antara lain obat batuk dalam bentuk sirup (komix, OBH jahe), bentuk tablet/ kapsul zinaxin rapid untuk obat rematik dan untuk obat luar minyak jahe digunakan dalam bentuk balsam, parem kocok, koyo dan lain-lain. Makalah ini mengkaji berbagai usaha pengembangan produk jahe kering sebagai usaha pemanfaatan jahe untuk bahan baku industri.
Teknologi Penanganan Buah Manggis untuk Mempertahankan Mutu Selama Penyimpanan nFN Suyanti; nFN Setyadjit
Buletin Teknologi Pasca Panen Vol 3, No 1 (2007): Buletin Teknologi Pascapanen Pertanian
Publisher : Buletin Teknologi Pasca Panen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Manggis adalah buah tropis yang mempunyai nilai ekonomi tinggi dan disukai oleh masyarakat mancanegara. Hal ini terbukti dengan ekspor yang terus meningkat setiap tahunnya. Buah manggis kaya akan vitamin, mineral dan anti oksidan yang sangat bermanfaat sebagai anti kanker, anti mikroba, anti inflamasi. Prospek pasarnya cukup cerah, baik sebagai buah segar maupun buah olahan. Sebagian besar buah manggis dijumpai bermutu rendah, daya simpan singkat, pengerasan pada kulit buah, dan kerusakan daging buah serta adanya getah kuning. Dari total produksi 79.073 ton hanya 11,76% (9.304 ton) yang diekspor dengan mutu tinggi, sedangkan, sisanya yang kualitas buahnya rendah hanya untuk pasar dalam negeri. Untuk meningkatkan pasar ekpor maupun dalam negeri, perlu diperhatikan penanganan pascapanen yang tepat agar kerusakan buah dapat ditekan. Pemilihan tingkat panen yang tepat, pelilinan dan pengemasan manggis menggunakan plastik dengan lubang pin-prick, pengaturan komposisi gas CO2 (10%) dan O2 (2%), penyimpanan pada suhu rendah (15oC) dapat menekan jumlah kerusakan dan memperpanjang daya simpan buah sampai 5 minggu.
Produk Diversifikasi Olahan Untuk Meningkatkan Nilai Tambah Dan Mendukung Pengembangan Buah Pepaya (Carica Papaya L) Di Indonesia nFN Suyanti; nFN Setyadjit; Abdullah Bin Arif
Buletin Teknologi Pasca Panen Vol 8, No 2 (2012): Buletin Teknologi Pascapanen Pertanian
Publisher : Buletin Teknologi Pasca Panen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Buah pepaya (Carica papaya L) termasuk produk hortikultura yang dikembangkan di Indonesia. Penggunaannya selain untuk konsumsi segar sebagai buah potong, juga dapat dimanfaatkan untuk berbagai jenis olahan. Sifat buah papaya yang mudah rusak menjadi kendala dalam memasarkannya sebagai buah segar yang tetap dalam kondisi prima sampai ketangan konsumen. Mengolah buah pepaya menjadi berbagai jenis olahan sangat prospektif untuk dikembangkan. Salah satu produk olahan dari buah pepaya yang banyak digunakan dalam industri makanan, minuman, farmasi dan kosmetik adalah papain dan pektin. Penelitian pembuatan papain dan pektin telah dilakukan dan dapat diaplikasikan di sentra produksi papaya yang umumnya berlokasi di pedesaan. Untuk meningkatkan rendemen getah, dua minggu sebelum disadap permukaan buah dioles dengan larutan ethepon 34mM yang dilarutkan dalam minyak kelapa. Rendemen getah pepaya meningkat menjadi 113% dengan aktivitas proteolitik 767,01 unit /gram. Selain ethepon, penggunaan ekstrak bawang putih 60% juga dapat meningkatkan rendemen getah pepaya. Buah pepaya satu jam yang sebelum disadap getahnya dioles dengan 60% ekstrak bawang putih, produksi getahnya meningkat menjadi 46,9% dibandingkan dengan kontrol Buah sisa sadap dapat matang sempurna, namun penampakannya kurang menarik untuk diperdagangkan sebagai buah segar. Buah pepaya sisa sadap dapat dimanfaatkan sebagai bahan pengisi pada pembuatan saos dan aneka sambal, nektar dan sari buah serta dibuat menjadi manisan basah atau kering. Pencampuran 50% buah papaya ke dalam saos tomat dan sambal dapat memperbaiki konsistensinya tanpa merubah rasanya. Pencampuran buah nenas kedalam sari buah papaya menghasilkan sari buah dengan cita rasa dan aroma yang lebih disukai dibandingkan sari buah yang terbuat dari buah papaya 100%.