Claim Missing Document
Check
Articles

INOVASI TEKNOLOGI PANGAN FUNGSIONAL BERBASIS KARBOHIDRAT UNTUK DIVERSIFIKASI PRODUK OLAHAN Widowati, Sri
Pengembangan Inovasi Pertanian Vol 7, No 1 (2014): Maret 2014
Publisher : +622518321746

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/pip.v7n1.2014.21-30

Abstract

Tingkat konsumsi beras masyarakat Indonesia tergolong tinggi, oleh karena itu, pemerintah menargetkan penurunan konsumsi beras rata-rata 1,5%/kapita/tahun melalui Program Percepatan Diversifikasi Pangan. Untuk mendukung program tersebut telah dihasilkan inovasi teknologi pangan fungsional, meliputi penurunan indeks glikemik (IG) beras dan pangan sumber karbohidrat lainnya melalui teknologi proses pratanak maupun instanisasi, penghilangan rasa pahit (reduksi tanin dan asam sianida), peningkatan cita rasa, dan fortifikasi untuk meningkatkan mutu gizi produk pangan. Teknologi proses pratanak dapat meningkatkan kadar serat pangan, amilosa, vitamin, dan mineral pada beras, sedangkan daya cerna pati dan IG menurun. Proses instanisasi menghasilkan produk cepat saji, awet, dan siap dikonsumsi dalam waktu singkat (diseduh 3-5 menit). Pangan dengan IG rendah sesuai bagi penderita diabetes melitus dan obesitas. Proses fortifikasi dapat memperbaiki kualitas produk pangan. Teknologi ini lebih efektif diaplikasikan pada produk pangan olahan atau instan. Produk pangan fortifikasi bermanfaat bagi masyarakat yang kekurangan gizi. Pengembangan teknologi pangan fungsional diharapkan dapat menyediakan bahan pangan berbasis karbohidrat selain beras untuk mendukung program diversifikasi pangan dan memperbaiki gizi dan kesehatan masyarakat. Untuk mengoptimalkan pemanfaatan bahan pangan sumber karbohidrat lokal, aplikasi teknologi pangan modern yang dipadukan dengan teknologi tradisional dapat menghasilkan produk yang efisien, aman, enak, dan ramah lingkungan.
Evaluasi Usability Website dengan Website Usability Evaluation tool dan Importance-Performance Analysis Hovely Wahyu Simatupang; Rosa Reska Riskiana; Sri Widowati; Aqila Fitri Alitu
Techno.Com Vol 21, No 1 (2022): Februari 2022
Publisher : LPPM Universitas Dian Nuswantoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33633/tc.v21i1.5584

Abstract

Pariwisata merupakan program unggulan pemerintah khususnya pemerintah daerah. Dalam menyebarkan informasi dan meningkatkan pelayanan publik pada bidang pariwisata, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung telah menerapkan sistem informasi e-government berbasis website. Namun, terdapat berbagai keluhan dari pengguna website Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung yang menyebutkan bahwa informasi pada website sulit ditemukan, respon website cukup lama, dan lain sebagainya. Maka dari itu, perlu dilakukan evaluasi usability pada website tersebut untuk meningkatkan kemudahan dan efisiensi saat digunakan. Untuk mengevaluasi usability website digunakan metode pengukuran dari sudut pandang pengguna, yaitu Website Usability Evaluation Tool (WEBUSE). Hasil evaluasi WEBUSE diukur menggunakan metode Importance-Performance Analysis (IPA) untuk mengetahui perbaikan-perbaikan yang perlu diprioritaskan. Hasil pengukuran menunjukkan usability website saat ini berada pada level Moderate dengan nilai 0,56, sedangkan website perbaikan berada pada level Good denga nilai 0.78. Hasil performance (kinerja) website saat ini memiliki nilai rata-rata 3,25, sedangkan performance website perbaikan memiliki nilai rata-rata 4,10. Sebelas permasalahan website saat ini yang masuk ke dalam kuadran concentrate here meningkat pada website perbaikan menjadi kuadran keep up the good work.
PENGEMBANGAN PRODUK MI INSTAN DARI TEPUNG HOTONG (Setaria italica Beauv.) DAN PENDUGAAN UMUR SIMPANNYA DENGAN METODE AKSELERASI [Development of Instant Noodle Made from Foxtail Millet (Setaria italica Beauv.) Flour and Prediction of Its Shelf Life u Sugiyono .; Sarwo E. Wibowo; Sam Herodian; Sri Widowati; B.A. Susila Santosa
Jurnal Teknologi dan Industri Pangan Vol. 21 No. 1 (2010): Jurnal Teknologi dan Industri Pangan
Publisher : Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, IPB Indonesia bekerjasama dengan PATPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (439.198 KB)

Abstract

The objective of this research was to develop instant noodle products made from foxtail millet flour and to predict their shelf life using acceleration method.  The instant noodle was produced using 30, 35, 40% water, and steaming process for 10, 15, 20 minutes. The best noodle product was achieved with 30% water addition and 10 minutes steaming. The noodle contained 2.33% moisture, 1.86% ash,  9.83% protein, 14.66% fat, and 71.33% carbohydrate. The product had 70.47Hue value, 68.64 whiteness (L), 1641.33 gramforce hardness, 473.43 gramforce stickiness, 160.02% water absorption, 19.38% cooking loss, and 6.5 minutes  rehydration time.  Prediction of the product shelf life using the acceleration method showed that the noodle product had a shelf life of 99.86 days based on its rancidity.
PENGARUH ISOTERM SORPSI AIR TERHADAP STABILITAS BERAS UBI [Effect of Moisture Sorption Isotherm to Stability of “Sweet Potato Rice”] Sri Widowati; Heti Herawati; Rizal Syarief; Nugraha Edhi Suyatma; Hendra Adi Prasetia
Jurnal Teknologi dan Industri Pangan Vol. 21 No. 2 (2010): Jurnal Teknologi dan Industri Pangan
Publisher : Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, IPB Indonesia bekerjasama dengan PATPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (424.903 KB)

Abstract

“Sweet Potato Rice” stability as a dry food product was determined by water activity (aw) and equilibrium moisture content (Me). This relationship is known as moisture sorption isotherm. This research were aimed 1) to study moisture sorption isotherm of “Sweet Potato Rice” from sweet potato flour (Cangkuang variety) and native/heat moisture treatment (HMT) starch which was stored at the range of aw:0.06 - 0.96 and 28oC; 2) to determine an appropriate model for describing product moisture sorption isotherm  and 3) to predict “Sweet Potato Rice” shelf of life. Experimental design used was a random complete design with two factor, namely: 1) sweet potato starch: native and HMT, and 2) packaging material: polyethylene (PE) and polypropylene (PP).The result showed that the moisture sorption isotherm profiles were sigmoid. Smith equation was the best model which described moisture sorption isotherm with R2= 0,991-0,993 for adsorption and R2= 0,964-0,971 for desorption. Shelf life test showed that “Sweet Potato Rice” from Cangkuang flour and modified starch had longer shelf life  (5.67 months when packed in PP bag and 2.3 months when packed in PE bag); while shelf life artificial sweet potato made from Cangkuang flour and native starch was 4.24 months when packed in PP bag  and 1.72 months when packed in PE bag.
MENGEMAS PESONA HERBAL DALAM PEMBELAJARAN IPA SEBAGAI UPAYA MENUMBUHKAN KESADARAN LINGKUNGAN Asri Widowati
SOSIOHUMANIORA: Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial dan Humaniora Vol 2 No 1 (2016)
Publisher : LP2M Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (335.497 KB) | DOI: 10.30738/sosio.v2i1.486

Abstract

Herbs are one of the natural wealth of Indonesia that has been used for generations. But unfortunately, the prestige is so legendary that the less there is a follow up. Not many young people who know the herbs and usefulness. This is due to the progress of society with owned facilities have come to globalizing mainstrem life in the 21st century, including the handling of health problems. Beauty of herbs need to be preserved because the longer it is already fading, and fear that the future will be lost. It can be anticipated by utilizing the "Beauty of Herbs" in science lessons. Learning science can do to help raise environmental awareness education to be able to face the challenges of the environmental crisis in the 21st century with "linking knowledge to action".Keywords: beauty of herbs, learning science, environment awareness.
EVALUATION OF NUTRITION AND GLYCEMIC INDEX OF SWEET POTATOES AND ITS APPROPRIATE PROCESSING TO HYPOGLYCEMIC FOODS Made Astawana; Sri Widowati
Indonesian Journal of Agricultural Science Vol 12, No 1 (2011): April 2011
Publisher : Indonesian Agency for Agricultural Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/ijas.v12n1.2011.p40-46

Abstract

Indonesia placed the fourth biggest diabetics in the world after India, China, and the USA with prevalence amounting to 8.6% of the population. Diabetes is an abnormal carbohydrate metabolism. Therefore, nutrition plays a key role in the management of the disease. This study aimed to find hypoglycemic sweet potatoes and appropriate processing to create low glycemic foods. Eight Indonesian sweet potato varieties/clones were used in this experiment, i.e. Kidal, Sukuh, Sari, Ungu, Jago, BB00105.10, B0464, and BB00106.18. Samples were firstly analyzed for their physicochemical and nutritional properties, which then followed by evaluation of their hypoglycemic responses. The selected variety was processed into three different basic processing methods, i.e. boiling, baking, and frying, and then their glycemic indexes (GI) were evaluated. Result showed that among eight sweet potato varieties/clones studied, BB00105.10 clone indicated the best hypoglycemic response. The highest hypoglycemic activity was supported with the highest resistant starch content (3.8%), protein content (5.47%), and low starch digestibility (51.4%). The sweet potato tubers contained medium to high amylose (24.94%). Processing methods influenced the GI value of foods. Fried sweet potatoes had the lowest GI (47), followed by the boiled one (GI = 62) and the baked one (GI = 80).
UJI FISIK BERAS DAN UJI INDEKS GLIKEMIK NASI (MAYANG PANDAN) PADA BERBAGAI TINGKAT DERAJAT SOSOH Erico Febriandi; Rizal Syarief; Sri Widowati
Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 15, No 3 (2018): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jpasca.v15n3.2018.131-137

Abstract

Padi lokal Mayang Pandan asli Bangka Belitung yang telah diolah menjadi beras merah dikonsumsi oleh masyarakat Bangka Belitung secara turun temurun. Pada penelitian sebelumnya tentang Mayang Pandan telah jelaskan bahwa beras merah ini diolah dengan penyosohan dengan derajat sosoh yang berbeda, dan telah di uji sensorisnya sehingga didapatkan nasi merah yang dikonsumsi, penelitian ini bertujuan untuk melihat rendemen beras Mayang Pandan Senilai 66,66% dan nilai indeks glikemik nasi Mayang Pandan dari berbagai tingkat penyosohan. Didapatkan hasil yakni nasi Mayang Pandan dengan Derajat Sosoh (DS) 0% dan 80% yakni 55 (sedang) dan 61 (sedang). DS 0% mendekati klasifikasi rendah karena kandungan gizi yang ada dilapisan aleuronnya masih lengkap, sedangkan DS 80% sudah ada pengurangan kandungan zat gizinya sehingga nilai IG nya lebih tinggi. Pengujian ini dilaksanakan dengan izin persetujuan etik nomor : 02/ IT3. KEPMSM- IPB/ SK/ 2017. Local rice mayang pandan originated from Bangka Belitung that has been processed into brown rice that was consumed by the people of Bangka belitung from generation to generation. In previous study on mayang pandan has been explained that red rice is processed by milling with difference of milling degree and has been tested its sensory so that obtained red rice that was consumed. This study aims to determine the yield of mayang pandan rice (66.66%) and glycemic index of mayang pandan rice from various level of milling. Mayang pandan rice with 0% and 80% of milling degree have glycemic index of 55 (medium) and 61 (medium), respectively. DS 0% closed to the low classification because the nutrients content in the aleuron layer is still complete, whereas nutrients from 80% DS has been reduced so that GI values become higher. This test was conducted by permission of ethical approval number 02 / IT3. KEPMSM- IPB / SK / 2017.
PENGARUH KANDUNGAN AMILOSA TERHADAP KARAKTERISTIK FISIK DAN ORGANOLEPTIK NASI INSTAN prima luna; heti herawati; sri widowati; aditya bayu prianto
Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 12, No 1 (2015): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jpasca.v12n1.2015.1-10

Abstract

Amilosa dan amilopektin merupakan komponen utama penyusun pati. Komasi, sehingga pengaruh kedua komponen tersebut menarik untuk dipelajamilosa dari tiga varietas padi dalam produksi nasi instan. Hasil penelitianerbeda nyata dengan waktu rehidrasi (p<0.0001). Perlakuan yang terbaik an dimasak dengan rice cooker. Waktu rehidrasi adalah 4 menit dan rendemeningkat dan elastisitas beras semakin rendah sehingga berpengaruh termembutuhkan air yang lebih banyak pada proses produksi nasi instan. Sesekstur nasinya lunak dan lengket, sedangkan beras dengan amilosa tinggi tenstan cenderung menyebabkan terjadinya peningkatan kadar amilosa sebeluandungan amilosa beras berkorelasi negatif dengan waktu rehidrasi (r ≤ memiliki pengaruh signifikan terhadap retrogradasi pati dan sifat tekstur nmengalami retrogradasi, sedangkan amilosa rendah lambat beretrogradasiehidrasi nasi instan semakin cepat.Kata kunci: beras, nasi instan, kandungan amilosa, karakteristik fisik
Karakteristik Fisikokimia Dan Organoleptik Kacang Hijau Instan Dengan Teknologi Pembekuan Ermi Sukasih; Kirana Sanggrami Sasmitaloka; Sri Widowati
Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 17, No 1 (2020): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jpasca.v17n1.2020.37-47

Abstract

Kacang hijau memiliki tekstur yang sangat keras sehingga membutuhkan waktu pemasakan yang cukup lama. Kacang hijau instan diharapkan dapat menjadi solusi karena mampu mengurangi waktu rehidrasi menjadi lebih singkat. Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan suhu dan waktu pembekuan yang tepat untuk menghasilkan kacang hijau instan yang baik. Penelitian terdiri dari dua tahap, tahap pertama untuk menentukan lama perendaman dan waktu pemasakan yang optimal, sedangkan tahap kedua adalah untuk mengetahui pengaruh suhu dan waktu pembekuan terhadap karakteristik fisiko kimia kacang hijau instan. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) non faktorial, dengan dua perlakuan, yaitu suhu pembekuan (-4,-12, dan -20°C) dan lama pembekuan (8, 16, dan 24 jam) dengan tiga kali ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses optimal dalam produksi kacang hijau instan yaitu perendaman dengan sodium sitrat 5% selama 3 jam dengan waktu pemasakan menggunakan panci bertekanan (10,29 Psi, 110°C), selama 3 menit. Suhu dan waktu pembekuan berpengaruh nyata terhadap tekstur, jumlah biji pecah, waktu rehidrasi, kadar air, protein dan karbohidrat pada selang kepercayaan 5%, sedangkan terhadap densitas kamba dan kadar abu tidak signifikan. Kacang hijau instan terbaik adalah dengan suhu pembekuan -4°C, selama 24 jam. Kacang hijau instan ini memiliki karakteristik waktu rehidrasi 7,4 menit, jumlah biji pecah 10,47%, hardness 125,3 g/f dan densitas kamba 0,68 g/ml. Kacang hijau instan ini memiliki kadar air 6,67%, kadar abu 3,21% (bk), protein 24,47% (bk), karbohidrat 69,31% (bk), vitamin B12 131,74 ppm dan serat pangan sebesar 19,26%. Hasil uji sensori menunjukkan bahwa panelis menyukai warna dan tekstur dari kacang hijau instan. Physicochemical and Sensory Characteristics of Instant Mung Beans with Freezing Technology.Mung beans have a very hard texture that requires a long cooking time. Instant mung beans are expected to be a solution because they can reduce the cooking time to be shorter. This research aims to obtain the optimum temperature and freezing time to produce good instant mung beans. The study consisted of two stages, the first stage was to determine the optimal soaking and cooking time process, and the second stage was to determine the effect of freezing temperature and duration on the physicochemical characteristics of instant mung beans. The experiment was used as a Randomized Complete Design (CRD) with treatments of freezing temperature (-4, -12, and -20°C) and duration (8, 16, and 24 hours), with three replications. The results showed that the optimal process in the production of instant mung beans was by soaking of 5% sodium citrate for 3 hours and cooking with 10.29 Psi and 110°C of temperature, for 3 minutes. The temperature of freezing and duration were significantly different for the texture, the number of broken seeds, cooking time, water content, protein, and carbohydrate (p<0.01), while bulk density and ash content were not significant (p<0.01). The best temperature and freezing time for instant mung bean was -4°C for 24 hours. Characteristics of instant mung bean produced were cooking time of 7.4 minutes, the number of broken seeds of 10.47%, the hardness of 125.3 g/f, and a density of 0.68 g/ ml. These product contain of water 6.67%, ash 3.21% (dB), protein 24.47% (dB), carbohydrate 69.31% (dB), vitamin B12 131.74 ppm and dietary fiber 19.26%. The sensory characteristics showed that panelists liked the color and texture of instant mung beans.
Perbaikan Sifat Pati Ubi Jalar (Ipomoea Batatas L) Dengan Heat Moisture Treatment dan Aplikasinya Pada Pembuatan Beras Ubi Jalar Sri Widowati; nFN Suismono; N.E. Suyatma; H.A. Prasetia
Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 8, No 1 (2011): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jpasca.v8n1.2011.1-10

Abstract

Kendala dalam pemanfaatan pati ubi jalar pada pembuatan beras ubi jalar yaitu rendahnya sifat viskoelastik bahan sehingga tekstur produk olahan yang dihasilkan cenderung rapuh. Perbaikan sifat viskoelastik pati dapat dilakukan dengan Heat Moisture Treatment (HMT). Tujuan penelitian ini untuk memperoleh pati dengan profil viskositas pasta yang lebih tahan terhadap pengadukan dan panas serta memiliki sifat fleksibilitas gel yang cocok ketika didinginkan schingga dapat digunakan pada pembuatan beras ubi (rasbi). Pembuatan rasbi dilakukan dengan menggunakan tepung ubi jalar dari varietas Cangkuang, Sukuh dan Narito serta pari ubi jalar dari varitas sukuh dengan dan tanpa HMT (pati alami). Modifikasi pati ubi jalar varietas Sukuh dengan HMT dilakukan pada 80-100°C selama 2-4 jam. Proses pembuatan rasbi meliputi pembutiran, pengukusan dan pengeringan. Hasil penelitian menunjukkan pati HMT terpilih diperoleh dari pemanasan pada 80°C selama 4 jam. Pati tersebut memiliki viskositas breakdown terendah 0 BU dan viskositas setback 30 BU. Entalpi gelatinisasi pati HMT terpilih (125, I 0 J/g) lebih tinggi dibandingkan pada pati alami (85,12 J/g). HMT menginduksi terjadinya gelatinisasi parsial sehingga tidak mengakibatkan terjadinya perubahan mikrostruktural pati. Oleh karenanya secara fisik tidak ditemukan perbedaan nyata karakteristik tekstur rasbi berbahan baku pati alami maupun HMT. Namun, penggunaan pati HMT berpengaruh nyata pada penurunan nilai KPAP, penurunan daya rehidrasi dan peningkatan waktu tanak rasbi. Improvement Of Sweet Potato (Ipomoea Batatas L) Starch Characteristics Using Heat Moisture Treatment And Its Application To Sweet Potato Rice ProcessingThe constraint on application of sweet potato starch to sweet potato rice making is its poor viscoelastic properties, which make the texture tends to be brittle. Viscoelastic properties can be improved by Heat Moisture Treatment (HMT). The aim of this research was to obtain sweet potato starch with good pasting properties, more resistant against stirring and heat, and proper gel flexibility for sweet potato rice making. Sweet potato rice was made from sweet potato flour of Cangkuang, Sukuh and Narito varieties, and from sweet potato starch of Sukuh variety with and without HMT process. HMT of Sukuh sweet potato starch was done at 80-IOO°C for 2-4 hours. Sweet potato rice making included granulation, steaming and drying. The results showed that the selected HMT starch was produced after heating at 80°C for 4 hours and it showed the lowest breakdown viscosity (0 BU) and setback viscosity of 30 BU. Gelatinization enthalpy value of HMT starch (125.10 J/g) was higher than that of native (non-HMT) starch (85.12 J/g). HMT induced partial gelatinization, so that it did not change the microstructure of starch. For that reason, the textural properties of sweet potato rice made from HMT and native starches were insignificantly different. However, the application of HMT starch resulted in significant reduction in cooking loss and rehydration, but significant increase in cooking time.
Co-Authors aditya bayu prianto Aji Jumiono Aqila Fitri Alitu Arummi Muyasaroh Ati Suci Dian Martha B.A. Susila Santosa B.A.S. Santosa Betty Sri Laksmi Jenie Betty Sri Laksmi Jenie Dana Sulistyo Kusumo Deddy Muchtadi Dedi Fardiaz Dewi Nurmalita Suseno Donni Richasdy Dwi Amiarsi Elvira Syamsir Erico Febriandi Ermi Sukasih Ermi Sukasih Ermi Sukasih Ermi Sukasih Fahma Yuliwardi Fanani, Muhammad Zainal Farida Nuraeni Fauji Agusta Feri Kusnandar Gesa Aldin Barqin H.A. Prasetia Harsi D. Kusumaningrum Hendra Adi Prasetia heti herawati Heti Herawati Hovely Wahyu Simatupang Husen, Jati H. IGP Suryadarma Imia Ribka Banurea Imia Ribka Banurea Indira Saputra Ineke Kusumawaty Inneke Kusumawaty Insih Wilujeng Ira Mulyawanti Kirana S Sasmitaloka Kirana Sanggrami Sasmitaloka kirana sanggrami sasmitaloka Kirana Sanggrami Sasmitaloka Kirana Sanggrami Sasmitaloka Lilik Kurniawan MADE ASTAWAN Maesaroh, Mia Mardiah Maryunia Siwi Utami Masruri Farid Alviyanto Moura Zhafarinnadia Muhammad Ari Arifianto Muhammad Johan Alibasa Muhammad Rosyidul Ibad Mustofa Mustofa N Nurhayati N.E. Suyatma Nadya Ichsani nFN Febriyezi Nfn Hernani nFN Sudaryono nFN Suismono nFN Suyanti Nisa Hakimah Nugraha Edhi Suyatma Nur Asni Nurhayati Nurhayati Nuri Andarwulan Oke Anandika Lestari Oky Pamungkas Palupi, Nurheni Sri prima luna PURWASIH, DESY Purwiyatno Hariyadi Rahmawati Nurdjannah Ridwan Rachmat Rizal Sjarief Rizal Syarief Rizal Syarief Rosa Reska Riskiana Sabar Nurohman Sam Herodian Sarah Anita Apriliani Sarwo E. Wibowo Shinta Dewi Ardhiyanti Sidiq, Adity M. Silfi Nur Amalia Siti Harnina Bintari Siti Nadiah Hijriyani Slamet Budijanto Solly Aryza Sugiyono . Tutik Wresdiyati Usman Ahmad Verra Mellyana Wari Pawestri Widjayanti, Widjayanti Widowati, Susilowati Winda Haliza Wiwit Amrinola