Claim Missing Document
Check
Articles

Found 26 Documents
Search

Rancang Bangun Alat Pengupas Lada Terpadu NFN Risfaheri; Tatang Hidayat
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 13, No 1 (2002): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bullittro.v13n1.2002.29-38

Abstract

Formulasi Vernis Berbasis Resin Fenolik dari Destilat Cairan Kulit Biji Mete Tatang Hidayat; Illah Sailah; Ani Suryani; Titi C Sunarti; nFN Risfaheri
Buletin Teknologi Pasca Panen Vol 5, No 1 (2009): Buletin Teknologi Pascapanen Pertanian
Publisher : Buletin Teknologi Pasca Panen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Resin fenolik dari destilat cairan kulit biji mete (Cashew Nut Shell Liquid/CNSL) merupakan produk polimer yang dihasilkan dari hasil reaksi formaldehida dengan destilat CNSL. Resin ini banyak digunakan dalam produk pelapis permukaan seperti cat, vernis, dan enamel. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan perbandingan resin fenolik dari destilat CNSL dengan minyak pengering yang tepat untuk formulasi vernis interior dan eksterior (pemakaian di dalam dan di luar ruangan). Perlakuan yang diuji yaitu perbandingan resin fenolik dengan minyak pengering (b/v) : 1:0; 1:0,5; 1:1; dan 1:1,5. Percobaan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan tiga kali ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan minyak pengering (linseed oil) berpengaruh nyata terhadap sifat lapisan film vernis, yaitu kekerasan, daya lentur, daya kilap, dan ketahanan terhadap air, sedangkan terhadap karakteristik vernis (kadar bahan menguap dan bobot jenis) serta sifat lapisan film vernis lainnya tidak berpengaruh nyata. Formula vernis terbaik diperoleh pada perbandingan resin fenolik dengan minyak pengering 1:1. Formula tersebut menghasilkan kadar bahan menguap 59,9% dan bobot jenis 0,899 g/ml. Waktu kering sentuh dan kering keras lapisan film vernis masing-masing 1,8 jam dan 5,8 jam dengan daya kilap setelah pengujian cuaca 60,9%. Nilai-nilai tersebut memenuhi persyaratan mutu SNI untuk vernis tipe A (pemakaian interior dan eksterior). Selain itu, formula vernis tersebut menghasilkan lapisan film dengan kekerasan 3H, daya lentur Ø 3 mm, daya lekat 5B, dan lapisan film yang tahan terhadap air. Secara umum, karakteristik dan sifat lapisan film yang dihasilkan setara dengan vernis komersial K1 (vernis interior dan eksterior), dan lebih baik dari vernis komersial K2. Formula vernis terbaik sangat prospektif digunakan sebagai vernis kayu untuk pemakaian interior dan eksterior.
Diversivikasi Produk Lada(Piper Nigrum) Untuk Peningkatan Nilai Tambah nFN Risfaheri
Buletin Teknologi Pasca Panen Vol 8, No 1 (2012): Buletin Teknologi Pascapanen Pertanian
Publisher : Buletin Teknologi Pasca Panen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Nilai tambah komoditas lada sangat berpeluang ditingkatkan, mengingat lada Indonesia masih diperdagangkan dalam bentuk konvensional, yaitu: lada hitam dan lada putih yang diekspor dalam bentuk curah. Di negara pengimpor, lada tersebut diproses lebih lanjut melalui proses sterilisasi, grading, milling dan packaging, menjadi produk yang siap digunakan oleh industri makanan, rumah tangga, dan restoran. Dalam perdagangan dunia dikenal berbagai produk diversifikasi lada, seperti: aneka produk lada hijau, oleoresin, minyak lada dan produk turunannya. Publikasi ilmiah mutakhir menginformasikan bahwa lada juga memiliki khasiat bagi kesehatan, di antaranya dapat mengontrol lemak dalam darah dan mempunyai efek anti kanker. Kegunaan yang beragam tersebut, membuka peluang bagi pengembangan diversifikasi produk lada. Diversifikasi produk lada baik vertikal maupun horisontal akan meningkatkan nilai tambah dan akan memperluas pasar lada Indonesia. Diversifikasi produk lada sangat prospektif dan berpeluang dikembangkan, karena teknologinya sudah tersedia dan dapat diterapkan mulai dari tingkat perdesaan sampai pada skala usaha kecil dan menengah. Diperlukan dukungan kebijakan pemerintah yang kondusif untuk mendorong tumbuhnya agroindustri diversifikasi produk lada di Indonesia.
Peningkatan Umur Simpan Jus Rambutan Dengan Perlakuan Panas Dan Penambahan Vitamin C nFN Setyadjit; nFN Risfaheri
Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 10, No 1 (2013): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jpasca.v10n1.2013.9-16

Abstract

Peningkatan umur simpan jus rambutan dengan menggunakan kombinasi penambahan vitamin C dan pengukusan telah diteliti. Produksi jus rambutan skala usaha kecil menengah masih menghadapi kendala yakni umur simpan yang hanya 3 hingga 4 bulan. Prosedur umum pembuatan jus rambutan adalah pengejusan, pencampuran (penambahan air masak 1:2, karagenan +CMC masing-masing 1,25 g/l, natrium benzoate dan kalium sorbat masing-masing 250 mg/l, dan gula hingga 15 oBrix), homogenasasi 1500 rpm selama 15 menit, pasteurisasi 80 oC selama 10 menit, pengemasan panas dalam kantong plastik pp, kemudian dalam alufo; serta penyimpanan 5oC, 27 oC dan 40 oC untuk analisis umur simpan. Perlakuan adalah dengan dan tanpa penambahan vitamin C sebanyak 1000 mg/l, pasteurisasi tambahan dengan vakum 70 oC selama 10 menit, dan pengukusan selama 10 menit. Parameter terbaik untuk pendugaan umur simpan adalah dengan kecerahan warna. Kombinasi perlakuan tersebut dirancang dan analisis sesuai dengan metode pengukuran umur simpan dengan metode ASS (Accelerated Storage Studies). Sedangkan perlakuan terbaik adalah kombinasi perlakuan penambahan vitamin C dan pasteurisasi pengukusan; dengan prediksi umur simpan selama 1,58 tahun pada suhu kamar. Dengan umur simpan selama ini memungkinkan untuk untuk mendistribusikan produk jus rambutan siap saji secara nasional.
Optimasi Komposisi Kardanol Dari Minyak Kulit Mete Sebagai Subtitusi Fenol Dalam Formulasi Perekat Fenol Formaldehida nFN Risfaheri; Tun Tedja Irawadi; M. Anwar Nur; IIlah Sailah; Zainal Alim Mas'ud; Meika S. Rusli
Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 2, No 1 (2005): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jpasca.v2n1.2005.24-33

Abstract

Minyak kulit biji mete merupakan hasil samping dari pengolahan kacang mete, mengandung senyawa fenolik terutama kardanol. Penelitian ini bertujuan mendapatkan komposisi kardanol yang optimum sebagai substitusi fenol dalam formulasi perekat fenol formaldehida. Pelaksanaan penelitian dibagi atas beberapa tahap, yaitu (l) optimasi komposisi mol senyawa fenolik, nisbah mol senyawa fenolik terhadap formaldehida, dan lama reaksi (2) optimasi komposisi mol senyawa fenolik dan pH reaksi, dan (3) analisis struktur resin perekat dengan FTIR (Fourier Transform infrared Spectroscopy). Formulasi perekat yang optimum diperoleh dengan komposisi senyawa fenolik (I mol kardanol : I mol fenol), nisbah mol formaldehida terhadap senyawa fenolik (1,5 : 1,0). Kondisi optimum pembuatan perekat dicapai pada reaksi polikondensasi pH 10 dan berlangsung selama I jam. Kardanol dapat menggantikan fenol sebanyak 70 % dalam fonnulasi perekat fenol formaldehida. Perekat tersebut menghasilkan keteguhan rekat kayu lapis dalam keadaan kering dan basah (setelah direbus selama 72 jam) rata-rata 15,36 kg/em? dan 13,61 kg/em'. Persyaratan keteguhan rekat untuk perekat fenol formaldehida menurut Standar Nasional Indonesia 06-4567-1998, yaitu minimum 10 kg/em! (hasil uji dalam keadaan kering) dan 8 kg/em' (hasil uji dalam keadaan basah). Terjadi sinergis antara kardanol dan fenol pada reaksinya dengan formaldehida, sehingga reaksi formaldehida dengan kardanol tidak hanya pada cincin aromatiknya tetapi juga terjadi pad a rantai samping tidak jenuh (CIS) dari kardanol, sehingga meningkatkan keteguhan rekat kayu lapis. Optimation of cardanol composition from. cashew-nut shell liquid as phenol subtitute in phenol formaldehyde adhesives formulationThe cashew nut shell liquid is a by product obtained from the cashew nut processing, contains phenolics compound mainly cardanol. The objective of the research was to find out the optimum cardanol composition as phenol subtitute in phenol formaldehyde adhesives formulation. The experiment was carried out in several stages as followed: (I) optimation of mole composition of the phenolics and mole ratio of the phenolics to formaldehyde, and reaction time; (2) optimation of mole composition of the phenolics and pH reaction; and (3) the resin structure analysis using FTIR (Fourier Transform Infrared Spectroscopy). The optimum formulation of adhesive synthesis as followed: the composition of phenol portion (I mole cardanol : I mole phenol), the mole ratio of formaldehyde to total phenol (1.5 : 1,0). The optimum condition of polycondensation reaction was achieved at pH 10 for I hour. Cardanol could substitute phenol as much as 70 % in the fenol formaldehyde adhesives formulation. The average of the bond strength of plywood produced using the adhesives in dry and wet condition (after boiled 72 hours) was 15.36 kg/em? and 13.61 kg/em! respectively. Requirement of the bond strength in Indonesian National Standard 06-4567-1998 is minimum 10 kg/em? (the result test on dry condition) and 8 kg/em- (the result test on wet condition). There are synergism of cardanol and phenol in reaction with formaldehyde, so therefore reaction of formaldehyde and cardanol did not only happen at the aromatics ring but also at unsaturated chain CIS of cardanol which caused an increase in the bond strength of plywood.
Pengaruh Konsentrasi Dan Waktu Perendaman Dalam Asam Sitrat Terhadap Mutu Lada Hijau Kering Tatang Hidayat; nFN Risfaheri; Sari Intan Kailaku
Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 9, No 1 (2012): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jpasca.v9n1.2012.45-53

Abstract

Lada hijau kering merupakan produk lada yang diolah dari buah lada yang masih muda dengan warna hijaunya dipertahankan sampai produk akhir. Pada pengolahan lada hijau kering terjadi reaksi pencoklatan enzimatik yang menyebabkan perubahan warna hijau menjadi kehitaman. Pengolahan lada hijau kering pada penelitian ini menggunakan asam sitrat sebagai zat penghambat reaksi pencoklatan yang aman untuk kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi dan waktu perendaman dalam asam sitrat terhadap mutu dan sifat organoleptik lada hijau kering. Perlakuan yang dicobakan yaitu konsentrasi asam sitrat (0,5; 2,0; dan 3,5%) dan waktu perendaman (15, 30, dan 45 menit). Percobaan menggunakan Rancangan Acak Lengkap faktorial dengan tiga kali ulangan. Parameter mutu yang diuji yaitu warna, kadar lada kehitaman, pH, kadar minyak atsiri, densitas kamba dan sifat organoleptik. Lada hijau kering yang dihasilkan dari perlakuan terbaik, mutunya dianalisis lebih lanjut meliputi kadar piperin, total mikroba dan komponen aroma. Hasil penelitian menunjukkan bahwa asam sitrat efektif menghambat reaksi pencoklatan yang dibuktikan oleh warna lada yang tetap hijau. Kondisi pengolahan lada hijau kering terbaik diperoleh pada konsentrasi asam sitrat 2,0% dengan waktu perendaman 30 menit. Hasil penilaian organoleptik, produk lada hijau kering dapat diterima panelis dengan tingkat penerimaan pada rentang netral sampai suka. Hasil analisis komponen aroma dengan GC-MS menunjukkan bahwa komponen aroma lada hijau kering didominasi oleh senyawa monoterpen dan sesquiterpen. Mutu lada hijau kering yang dihasilkan lebih baik dari produk serupa yang tersedia di pasar, terutama pada parameter intensitas warna kehijauan, kadar piperin, dan total mikroba.
Evaluasi Berbagai Metode Pengolahan Panili NFN Risfaheri; Sofyan Rusli
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 6, No 1 (1991): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bullittro.v6n1.1991.27-32

Abstract

Pengaruh Ketuaan dan Penanganan Daun Sebelum Pengmpaan Terhadap Rendemen dan Mutu Gambir NFN Risfaheri; Linda Yanti
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 8, No 1 (1993): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bullittro.v8n1.1993.46-51

Abstract

Rancang Bangun Alat Kempa Daun Gambir NFN Risfaheri; NFN Suherdi; Endang Nurwenda
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 10, No 1 (1999): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bullittro.v10n1.1999.48-55

Abstract

Studi Pembuatan jahe Kering yang di ‘Bleaching” NFN Risfaheri; Sri Yuliani
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 5, No 1 (1990): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bullittro.v5n1.1990.33-37

Abstract