Gusti Ayu Rai Saputri
Unknown Affiliation

Published : 14 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

IDENTIFIKASI METHANYL YELLOW PADA SEDIAAN KOSMETIK YANG DIJUAL DI PASAR TENGAH BANDAR LAMPUNG Gusti Ayu Rai Saputri; Agustina Retnaningsih; Rama Ardhy Permana
Jurnal Analis Farmasi Vol 2, No 3 (2017): Volume 2 Nomor 3
Publisher : Program Studi Analisis Farmasi dan Makanan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (44.896 KB) | DOI: 10.33024/jaf.v2i3.1155

Abstract

Kosmetik saat ini masih menjadi salah satu pilihan untuk mempercantik diri misalnya perona pipi, perona mata dan perona bibir. Kosmetik ini merupakan jenis kosmetik dekoratif yang bersifat mencerahkan kulit wajah serta dapat menutupi bagian wajah yang kurang sempurna. Zat warna yang tidak diizinkan yang mungkin sengaja ditambahkan dalam kosmetik ini adalah Methanyl Yellow. Berdasarkan Peraturan Kepala BPOM RI NomorHK.03.1.23.08.11.07517 TAHUN 2011 tentang persyaratan teknis bahan kosmetika bahwa tidak boleh mengendung zat warna yang tidak diizinkan sebagai bahan pewarna pada kosmetik. Oleh sebab itu, perlu dilakukan penelitian pada kosmetik seperti perona pipi, perona mata dan perona bibir. Tujuan penelitian tersebut adalah untuk mengetahui apakah terdapat pewarna Methanyl Yellow pada sampel sediaan padat perona pipi, perona mata dan perona bibir yang dijual di Pasar Tengah Bandar Lampung. Metode yang digunakan adalah Kromatografi Lapis Tipis dengan fase diam silika gel G dan fase geraknya yaitu n-butanol : etanol : air : asaam asetat glasial dengan perbandingan 60:10:20:0,5. Dari hasil identifikasi pada sampel perona pipi, perona mata dan perona bibir menunjukan bahwa ketiganya tidak mengandung Methanyl Yellow, kemudian identifikasi dengan deteksi secara visual tidak menunjukan adanya bercak pada totolan sampel. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa sampel negatif mengandung Methanyl Yellow.   Kata kunci : Methanyl Yellow, Kosmetik, KLT.
PENETAPAN KADAR KALSIUM PADA KACANG PANJANG SEGAR DAN REBUS SECARA SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM Robby Candra Purnama; Gusti Ayu Rai Saputri; Hendra Afriando
Jurnal Analis Farmasi Vol 3, No 3 (2018): Volume 3 Nomor 3
Publisher : Program Studi Analisis Farmasi dan Makanan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jaf.v3i3.2807

Abstract

Kacang panjang (Papilionaceae/Leguminosae) adalah salah satu sayuran yangmengandung beragam mineral penting diantaranya adalah kalsium. Fungsi kalsiumadalah membentuk tulang dan gigi, berperan dalam pertumbuhan dan sebagai faktorpembantu dan pengatur reaksi biokimia dalam tubuh. Kacang panjang dapat diolahmenjadi berbagai macam masakan selain itu, dapat juga dimakan mentah sebagailalapan. Ditinjau dari cara konsumsi kacang panjang baik secara segar maupundirebus maka penelitian Ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kandungankalsium pada kacang panjang. Sampel kacang panjang didekstruksi kering, kemudian Analisis kualitatif, setelah dipastikan ada atau tidaknya kandungan kalsiumnya, kemudian Analisis kuantitatif kalsium dilakukan dengan metode Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) yaitu logam kalsium pada panjang gelombang 422,7 nm.Keuntungan dari metode ini adalah dapat menentukan kadar suatu logam tanpadipengaruhi oleh keberadaan logam lain dan dapat menganalisis logam dalam jumlah kecil. Pada penelitian ini dilakukan dua perlakuan yang berbeda, yaitu kacang panjang segar dan rebus. Hasil penelitian menunjukan kadar kalsium pada kacang panjang segar sebesar 5.7999 mg/100g dan pada kacang panjang rebus adalah sebesar 4.2758 mg/100g. Sedangkan, persentase penurunan kadar kalsium pada kacang panjang adalah 26.31 %. Secara statistik didapatkan beda rata-rata yaitu signifikan antara kadar kalsium pada kacang panjang segar dan rebus.Kata kunci : Kacang Panjang, Kalsium, Spektrofotometri Serapan Atom
PENETAPAN KADAR KALSIUM PADA BROKOLI (Brassica oleracea, L.) SEGAR, KUKUS, DAN REBUS SECARASPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM (SSA) Gusti Ayu Rai Saputri; Ayu Putri Afrila
Jurnal Analis Farmasi Vol 2, No 4 (2017): Volume 2 Nomor 4
Publisher : Program Studi Analisis Farmasi dan Makanan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (539.803 KB) | DOI: 10.33024/jaf.v2i4.2143

Abstract

ABSTRAKBrokoli (Brassica oleracea L) adalah tanaman sayuran yang termasuk dalam suku kubis-kubisan atau Brassicaceae. Brokoli mengandung beragam mineral seperti kalsium, kalium, besi dan selenium. Brokoli merupakan sayuran asli Italia yang dapat dikonsumsi atau dimakan segar, dikukus, atau direbus. Ditinjau dari cara konsumsi brokoli baik secara segar, dikukus atau direbus maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan kalsium pada brokoli yang segar, dikukus dan direbus. Sampel didapatkan di GIANT Kemiling Bandar Lampung.Sampel brokoli terlebih dahulu dipreparasi agar dapat dianalisis melalui destruksi kering. Kemudian penetapan kadar kalsium dilakukan dengan menggunakan metode Spektrofotometri Serapan Atom SHIMADZU AA-7000 dengan nyala udara asetilen pada panjang gelombang 422,51 nm. Diperoleh persamaan garis regresi linear yaitu y = -0,0028 + 0,0345x, dengan koefisien korelasi (r) adalah 0,0994. Hasil penelitian menunjukkan kadar kalsium pada brokoli segar sebesar (8,0617 ± 0,1518) mg/100g, kadar kalsium pada brokoli kukus sebesar (5,3013 ± 0,0581) mg/100g dan kadar kalsium pada brokoli rebus sebesar (5,1246 ± 0,0713) mg/100g. Dari masing-masing sampel brokoli segar merupakan sampel yang mengandung kalsium lebih tinggi dibandingkan brokoli kukus dan brokoli rebus.Kata kunci : Brokoli, Kalsium, Spektrofotometri Serapan Atom.
PENETAPAN KADAR ASAM SALISILAT PADA PEMBERSIH WAJAH (FACIAL FOAM) YANG DI JUAL DI PASAR TENGAH BANDAR LAMPUNG DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VISIBLE Nofita Nofita; Gusti Ayu Rai Saputri; Atika Septiani
Jurnal Analis Farmasi Vol 3, No 1 (2018): Volume 3 Nomor 1
Publisher : Program Studi Analisis Farmasi dan Makanan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jaf.v3i1.2775

Abstract

Pembersih wajah (Facial foam) adalah sabun muka yang teksturnya halus. Fungsi utama untuk membersihkan kotoran (debu, sisa kosmetik) fungsi lainnya tergantung varian dan merk (ada yang untuk mengurangi minyak, mencerahkan, anti jerawat, dan lain-lain). Salah satu senyawa yang sering ditambahkan ke dalam facial foam adalah asam salisilat. Asam salisilat merupakan zat anti acne sekaligus keratolitik yang lazim diberikan secara topikal. Berdasarkan keputusan Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia No.HK.00.05.42.1018 Tahun 2010 tentang kosmetik, asam salisilat dipergunakan dalam kosmetik dengan kadar maksimum 2%. Telah dilakukan penelitian penetapan kadar asam salisilat pada pembersih wajah (facial foam) yangdi jual di Pasar Tengah Bandar Lampung dengan metode spektrofotometri UV-Vis. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah lima sampel, dengan kriteria pembersih wajah (facial foam) yang tidak mencantumkan kadar asam salisilat pada produk kosmetika pembersih wajah tersebut. Penelitian penetapan kadar asam salisilat menggunakan metode Spektrofotometri UV-Vis pada panjang gelombang 533 nm. Dari hasil penelitian didapatkan kadar rata-rata : A mendapat kadar rata-rata 0,014 0/0, sampel B mendapat kadar rata-rata 0,0097 %, sampel C mendapat kadar rata-rata 0,0042 0/0, sampel D mendapat kadar rata-rata 0,0058 %, dan sampel E mendapat kadar rata-rata 0,0016 0/0. Kelima sampel tersebut masih memenuhi syarat perizinan Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia No.HK.00.05.42,1018 Tahun 2010. Kata Kunci : Asam Salisilat, Pembersih Wajah (Facial Foam), Spektrofotometri UV-VIS
IDENTIFIKASI NATRIUM DIKLOFENAK PADA JAMU REMATIK YANG BEREDAR DI DEPOT JAMU WAY HALIM BANDAR LAMPUNG SECARA KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS Gusti Ayu Rai Saputri; Annisa Primadiamanti; Gusti Ayu Putri Mei Restuti
Jurnal Analis Farmasi Vol 2, No 2 (2017)
Publisher : Program Studi Analisis Farmasi dan Makanan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (50.378 KB) | DOI: 10.33024/jaf.v2i2.1169

Abstract

Berdasarkan BPOM RI tahun 2004, obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik), atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan. Jamu merupakan obat tradisional yang disediakan secara tradisional. Bahan kimia obat yang sering ditambahkan dalam jamu rematik adalah natrium diklofenak. Natrium diklofenak merupakan obat golongan anti-inflamasi nonsteroid (NSAID) dengan efek analgesik, anti-inflamasi, dan antipiretik.  Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi apakah terdapat bahan kimia obat natrium diklofenak dalam jamu rematik yang beredar di depot jamu Way Halim Bandar Lampung. Jamu rematik yang digunakan pada penelitian ini yaitu 6 macam merek jamu rematik yaitu sampel A, B, C, D, E, F yang di jual di depot jamu Way Halim Bandar Lampung. Metode yang digunakan untuk mengidentifikasi jamu rematik ini adalah metode Kromatografi Lapis Tipis yang prinsipnya yaitu memisahkan senyawa multikomponen dengan menggunakan dua fase yaitu fase diam dan fase gerak. Hasil penelitian menunjukkan dari 6 sampel jamu rematik yang digunakan tidak ada jamu yang mengandung natrium diklofenak. Hal ini ditunjukkan dari warna bercak dan selisih Rf sampel dengan Rf baku pembanding tidak saling mendekati. Kata kunci : Natrium diklofenak, Jamu rematik, Kromatografi Lapis Tipis
PENETAPAN KADAR RESIDU PESTISIDA DIAZINON PADA ANGGUR MERAH (Vitis Vinifera) DI PASAR BAMBU KUNING DENGAN VARIASI PENCUCIAN MENGGUNAKAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS Ade Maria Ulfa; Gusti Ayu Rai Saputri; Wayan Sri Intan Sari
Jurnal Analis Farmasi Vol 3, No 1 (2018): Volume 3 Nomor 1
Publisher : Program Studi Analisis Farmasi dan Makanan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jaf.v3i1.2776

Abstract

Buah anggur dapat tumbuh balk di daerah subtropis, tanaman anggur dapat tumbuh balk di daerah dataran rendah dengan musim kemarau berkisar 4-7 bulan Karena kulit buah anggur yang tipis dan masa tumbuh buah anggur yang cukup lama tanaman ini rentan terserang hama sehingga dilakukan penyemprotan pestisida. Pestisida adalah substansi (zat) kimia yang digunakan untuk membunuh atau mengendalikan berbagai hama. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah apakah anggur yang dijual dipasar Bambu Kuning Bandar Lampung mengandung residu pestisida diazinon dan berapa kadar pestisida diazion pada buah anggur jika dilakukan dengan variasi pencucian menggunakan alat Spektrofotometri UV-Vis merk Spektrofotometri UV-1700 Series. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh penurunan residu pestisida diazinon dalam variasi pencucian. Sampel anggur tanpa perlakuan didapatkan residu pestisida sebesar 4,999 mg/kg. pada sampel anggur merah dengan LB pada pengulangan 1 dan 2 terbukti lebih besar menurunkan residu pestisida diazinon menjadi 3,1755 mg/kg, dan pada pengulangan 3 dan 4 didapatkan penurunan residu pestisida diazinon menjadi 2,9588 mg/kg, untuk sampel anggur merah dengan AH pada pengulangan 1 dan 2 didapatkan penurunan residu pestisida diazinon menjadi 3,4198 mg/kg, dan pada pengulangan 3 dan 4 didapatkan penurunan residu pestisida diazinon menjadi 3,3331 mg/kg, untuk sampel anggur merah dengan AB pada pngulangan 1 dan 2 didapatkan penurunan residu pestisida menjadi 3,475 mg/kg dan pada pengulangan 3 dan 4 didapatkan penurunan residu pestisida diazinon menjadi 3,8769 mg/kg. Berdasarkan hasil yang didapat oleh peneliti, kadar yang terdapat dalam sampel anggur menunjukkan penurunan kadar residu pestisida dengan beberapa variasi pencucian. Kata kunci : Diazionon, Anggur Merah, Spektrofotometri UV-Vis.
UJI DAYA HAMBAT EKSTRAK ETANOL DAUN DAN BATANG SAMBILOTO (Andhrographis paniculata) PADA PERTUMBUHAN BAKTERI Salmonella thypi DENGAN METODE DIFUSI SUMURAN Agustina Retnaningsih; Gusti Ayu Rai Saputri; Riska Pandala Putri
Jurnal Analis Farmasi Vol 6, No 1 (2021)
Publisher : Program Studi Analisis Farmasi dan Makanan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jaf.v6i1.5492

Abstract

Tanamansambiloto (Andrographis paniculata Nees) merupakan tanaman yang biasa digunakan oleh masyarakat untuk dijadikan obat herbal, karena efektif, efisien, aman dan ekonomis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui daun sambiloto dan batang sambiloto dapat menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella thypi penyebab demam tifoid, maka dilakukan uji daya hambat ekstrak etanol daun dan batang sambiloto dengan menggunakan metodedifusi sumuran. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah Tumbuhan Sambiloto jenis Andrographis paniculata Nees dalam bentuk simplisia. Uji dilakukan sebanyak tiga kali pengulangan dengan menggunakan masing-masing konsentrasi sebesar 20%, 40%, 60%,80%, dan 100%. Hasil penelitian memperlihatkan tidak adanya daerah bebas kuman atau zona jernih disekitar lubang sumuran yang telah mengandung batang dan daun sambiloto. Kesimpulan hasil ini ialah ekstrak etanol daun dan batang Sambiloto (Andrographis paniculata Nees) tidak mempunyai efek antibakteri terhadap Salmonella thypi.Kata kunci: Daun dan Batang Sambiloto, Salmonella thypi, metode sumuran
IDENTIFIKASI METHANYL YELLOW PADA SEDIAAN KOSMETIK YANG DIJUAL DI PASAR TENGAH BANDAR LAMPUNG Gusti Ayu Rai Saputri; Agustina Retnaningsih; Rama Ardhy Permana
Jurnal Analis Farmasi Vol 2, No 3 (2017): Volume 2 Nomor 3
Publisher : Program Studi Analisis Farmasi dan Makanan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (44.896 KB) | DOI: 10.33024/jaf.v2i3.1155

Abstract

Kosmetik saat ini masih menjadi salah satu pilihan untuk mempercantik diri misalnya perona pipi, perona mata dan perona bibir. Kosmetik ini merupakan jenis kosmetik dekoratif yang bersifat mencerahkan kulit wajah serta dapat menutupi bagian wajah yang kurang sempurna. Zat warna yang tidak diizinkan yang mungkin sengaja ditambahkan dalam kosmetik ini adalah Methanyl Yellow. Berdasarkan Peraturan Kepala BPOM RI NomorHK.03.1.23.08.11.07517 TAHUN 2011 tentang persyaratan teknis bahan kosmetika bahwa tidak boleh mengendung zat warna yang tidak diizinkan sebagai bahan pewarna pada kosmetik. Oleh sebab itu, perlu dilakukan penelitian pada kosmetik seperti perona pipi, perona mata dan perona bibir. Tujuan penelitian tersebut adalah untuk mengetahui apakah terdapat pewarna Methanyl Yellow pada sampel sediaan padat perona pipi, perona mata dan perona bibir yang dijual di Pasar Tengah Bandar Lampung. Metode yang digunakan adalah Kromatografi Lapis Tipis dengan fase diam silika gel G dan fase geraknya yaitu n-butanol : etanol : air : asaam asetat glasial dengan perbandingan 60:10:20:0,5. Dari hasil identifikasi pada sampel perona pipi, perona mata dan perona bibir menunjukan bahwa ketiganya tidak mengandung Methanyl Yellow, kemudian identifikasi dengan deteksi secara visual tidak menunjukan adanya bercak pada totolan sampel. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa sampel negatif mengandung Methanyl Yellow.   Kata kunci : Methanyl Yellow, Kosmetik, KLT.
PENETAPAN KADAR KALSIUM PADA KACANG PANJANG SEGAR DAN REBUS SECARA SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM Robby Candra Purnama; Gusti Ayu Rai Saputri; Hendra Afriando
Jurnal Analis Farmasi Vol 3, No 3 (2018): Volume 3 Nomor 3
Publisher : Program Studi Analisis Farmasi dan Makanan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (688.308 KB) | DOI: 10.33024/jaf.v3i3.2807

Abstract

Kacang panjang (Papilionaceae/Leguminosae) adalah salah satu sayuran yangmengandung beragam mineral penting diantaranya adalah kalsium. Fungsi kalsiumadalah membentuk tulang dan gigi, berperan dalam pertumbuhan dan sebagai faktorpembantu dan pengatur reaksi biokimia dalam tubuh. Kacang panjang dapat diolahmenjadi berbagai macam masakan selain itu, dapat juga dimakan mentah sebagailalapan. Ditinjau dari cara konsumsi kacang panjang baik secara segar maupundirebus maka penelitian Ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kandungankalsium pada kacang panjang. Sampel kacang panjang didekstruksi kering, kemudian Analisis kualitatif, setelah dipastikan ada atau tidaknya kandungan kalsiumnya, kemudian Analisis kuantitatif kalsium dilakukan dengan metode Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) yaitu logam kalsium pada panjang gelombang 422,7 nm.Keuntungan dari metode ini adalah dapat menentukan kadar suatu logam tanpadipengaruhi oleh keberadaan logam lain dan dapat menganalisis logam dalam jumlah kecil. Pada penelitian ini dilakukan dua perlakuan yang berbeda, yaitu kacang panjang segar dan rebus. Hasil penelitian menunjukan kadar kalsium pada kacang panjang segar sebesar 5.7999 mg/100g dan pada kacang panjang rebus adalah sebesar 4.2758 mg/100g. Sedangkan, persentase penurunan kadar kalsium pada kacang panjang adalah 26.31 %. Secara statistik didapatkan beda rata-rata yaitu signifikan antara kadar kalsium pada kacang panjang segar dan rebus.Kata kunci : Kacang Panjang, Kalsium, Spektrofotometri Serapan Atom
PENETAPAN KADAR KALSIUM PADA BROKOLI (Brassica oleracea, L.) SEGAR, KUKUS, DAN REBUS SECARASPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM (SSA) Gusti Ayu Rai Saputri; Ayu Putri Afrila
Jurnal Analis Farmasi Vol 2, No 4 (2017): Volume 2 Nomor 4
Publisher : Program Studi Analisis Farmasi dan Makanan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (539.803 KB) | DOI: 10.33024/jaf.v2i4.2143

Abstract

ABSTRAKBrokoli (Brassica oleracea L) adalah tanaman sayuran yang termasuk dalam suku kubis-kubisan atau Brassicaceae. Brokoli mengandung beragam mineral seperti kalsium, kalium, besi dan selenium. Brokoli merupakan sayuran asli Italia yang dapat dikonsumsi atau dimakan segar, dikukus, atau direbus. Ditinjau dari cara konsumsi brokoli baik secara segar, dikukus atau direbus maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan kalsium pada brokoli yang segar, dikukus dan direbus. Sampel didapatkan di GIANT Kemiling Bandar Lampung.Sampel brokoli terlebih dahulu dipreparasi agar dapat dianalisis melalui destruksi kering. Kemudian penetapan kadar kalsium dilakukan dengan menggunakan metode Spektrofotometri Serapan Atom SHIMADZU AA-7000 dengan nyala udara asetilen pada panjang gelombang 422,51 nm. Diperoleh persamaan garis regresi linear yaitu y = -0,0028 + 0,0345x, dengan koefisien korelasi (r) adalah 0,0994. Hasil penelitian menunjukkan kadar kalsium pada brokoli segar sebesar (8,0617 ± 0,1518) mg/100g, kadar kalsium pada brokoli kukus sebesar (5,3013 ± 0,0581) mg/100g dan kadar kalsium pada brokoli rebus sebesar (5,1246 ± 0,0713) mg/100g. Dari masing-masing sampel brokoli segar merupakan sampel yang mengandung kalsium lebih tinggi dibandingkan brokoli kukus dan brokoli rebus.Kata kunci : Brokoli, Kalsium, Spektrofotometri Serapan Atom.