Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Optimalisasi Feedback Query Istilah Kultur dan Subkultur terhadap Konten Bahasa Resmi Menggunakan Metode Rocchio Relevace Feedback Arifin Paulus Tindi; Alfrianus Papuas; Adi Pandu Nababan
Jurnal Ilmiah Tindalung Vol 2 No 1 (2016): Jurnal Ilmiah Tindalung
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat, Politeknik Negeri Nusa Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (168.846 KB) | DOI: 10.5281/jit.v2i1.82

Abstract

Indonesia merupakan negara dengan kultur dan sub kultur adat budaya yang sangat variatif dari berbagai macam daerah dan hal tersebut mempengaruhi kehidupan bermasyarakat dalam penggunaan istilah yang cukup beragam dan telah dipakai secara turun temurun. Bahasa Indonesia dipakai sebagai bahasa resmi dalam kehidupan berbangsa dan bermasyarakat. Semua konten resmi menggunakan bahasa Indonesia, yang bagi sebagian masyarakat tersebut belum memahami dengan baik. Menjembatani antara istilah kultur atau pun sub kultur masyakat diperlukan interpreter yang dapat mengerti dan memahami istilah tersebut kemudian mencocokan dengan penggunaan bahasa Indonesia yang benar dan tepat. Metode Rocchio Relevance Feedback digunakan sebagai interpreter untuk menjembatani hal tersebut.
PELATIHAN PERENCANAAN PENGEMBANGAN SISTEM MODEL GOVERNMENT TO CITIZEN UNTUK PEMERINTAH KAMPUNG DI WILAYAH KECAMATAN TABUKAN TENGAH KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE Oktavianus Lumasuge; Arifin Paulus Tindi; Noldi Sinsu
Jurnal Ilmiah Tatengkorang Vol 3 (2019): Jurnal Ilmiah Tatengkorang
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Nusa Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penerapan sistem informasi model Government To Citizen (G2C) masih belum menyeluruh ditingkatan penyelenggara pemerintahan, terlebih khusus pada pemerintahan desa (kampung). Hal tersebut disebabkan oleh karena minimnya kemampuan sumberdaya manusia dalam perencanaan pengembangan sistem informasi berbasis teknologi komputer. Berimplikasi pada tidak terjabarkannya pengembangan teknologi informasi dalam rencana kegiatan pembangunan. Kondisi tersebut terjadi pada semua pemerintahan kampung di Kabupaten Kepulauan Sangihe, termasuk 18 kampung di wilayah Kecamatan Tabukan Tengah. Pelatihan perencanaan pengembangan sistem model G2C bertujuan untuk memberikan panduan kepada peserta tentang cara merumuskan dan menyusun perencanaan implementasi teknologi informasi untuk menunjang pelayanan informasi kepada masyarakat. Hasil akhir dari rangkaian proses-proses sistematis tersebut menghasilkan suatu dokumen spesifikasi kebutuhan perangkat lunak, berisi prototipe rancangan kebutuhan fungsional sitem berbasis G2C. Dokumen tersebut akan menjadi rule model untuk mendorong pengembangan dan penerapan teknologi informasi sesuai dengan kebutuhan serta tujuan pembangunan pemerintah Kabupaten Kepulauan Sangihe terlebih khusus, pemerintah kampung di wilayah Kecamatan Tabukan Tengah. The application of the G2C model information system is not comprehensive yet at the level of government administrators, especially at the village or rural area. Apart from the issue of the availability of internet network infrastructure and supporting devices that have not yet explored, the lack of human resource capacity in planning the development of information systems is a major problem. This has implications for the unexplained development of information technology in village development plans. This problem occurs commonly in all administration areas in Sangihe Islands Regency, including 18 villages at the Central Tabukan District. The G2C model system development planning training aims to provide participants with guidance on how to formulate and arrange information technology implementation plans to support information services to the community. The end result of a series of systematic processes is a software requirements specification document, containing a prototype of the functional requirements design system based on G2C. The document will be a rule model to encourage the development and application of information technology in accordance with the needs and development objectives of the Sangihe Islands Regency government, specifically, the village government in the Central Tabukan District.
RENCANA IMPLEMENTASI PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI PADA BIDANG PERIKANAN DAN PARIWISATA DI PULAU LIPAENG Alfrianus Papuas; Stenly Cicero Takarendehang; Arifin Paulus Tindi
Jurnal Ilmiah Behongang Vol 3 No 1 (2020): Jurnal Ilmiah Behongang
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, POLITEKNIK NEGERI NUSA UTARA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Hasil perikanan yang melimpah membuat konsumsi hasil laut tidak hanya dinikmati oleh masyarakat pulau Lipaeng tetapi juga dapat dipasarkan ke luar, hal ini dibuktikan dengan adanya hasil perikanan dari nelayan pulau Lipaeng yang dijual di pasar Petta kecamatan Tabukan Utara dan pasar Towoe di kota Tahuna.Pantai Lipaeng kaya akan keanekaragaman biota laut sehingga menjadikanya kandidat untuk wisata bahari. Teknologi informasi dapat menjadi solusi untuk mengembangkan sektor perikanan dan pariwisata. Dalam perencanaan, perlu dilakukan kajian untuk menilai kelayakan implementasi agar bisa bermafaat dan dapat mengukur risiko yang akan terjadi. Technical Economic Legal Operational Schedule (TELOS) dapat mengukur kelayakan dari rencana implementasi teknologi untuk pengembangan di bidang perikanan dan pariwisata sehingga hasil kajian perencanaan dapat dijadikan cetak biru penerapan teknologi informasi. Berdasarkan hasil yang didapatakan yaitu kelayakan Teknis dengan nilai 0,89 , kelayakan Ekonomi dengan nilai 0,22, kelayakan Hukum dengan nilai 0,60, kelayakan Operasional 0,75, dan kelayakan Jadwal 0,39 maka nilai kelayakan TELOS adalah 0,61 dan dinyatakan LAYAK (B) dengan risiko SEDANG. Abundant fishery products make the consumption of marine products not only enjoyed by the people of Lipaeng island but also can be marketed to the outside, those was evidenced by the existence of fisheries products from Lipaeng island fishermen who were sold in Petta market in North Tabukan sub-district and Towoe market in Tahuna city. Lipaeng beach is rich in diversity of marine life making it a candidate for marine tourism. Information technology can be a solution for developing the fisheries and tourism sectors. In plan, it was necessary conduct a study to assess the feasibility of implementation in order to take advantage and able to measure the risks that will occur. TELOS can measure the feasibility of a technology implementation plan for development in the field of fisheries and tourism so that the results of the planning study can used as a blueprint for the application of information technology. Based on the stated results, namely Technical feasibility with a value of 0.89, Economic feasibility with a value of 0.22, Legal feasibility with a value of 0.60, Operational feasibility of 0.75, and the feasibility of a Schedule 0.39, the value of the feasibility of TELOS is 0.61 and declared WORTH (B) with MEDIUM RISK.