Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

PKM MASYARAKAT PESISIR DENGAN PENCEGAHAN DIABETES MELITUS DAN HIPERURISEMIA DI KAMPUNG BULO KECAMATAN TABUKAN SELATAN KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE PROVINSI SULAWESI UTARA Yeanneke Liesbeth Tinungki; Detty J. Kalengkongan; Mareike Doherty Patras; Jelita Siska Hinonaung; Astri Juwita Mahihody; Costentein I. Sarapil; Numisye Iske Mose; Usy Manurung
Jurnal Ilmiah Tatengkorang Vol 2 (2018): Jurnal Ilmiah Tatengkorang
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Nusa Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (226.366 KB)

Abstract

Diabetes Melitus (DM) adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula darah (glukosa) darah akibat kekurangan insulin baik absolut maupun relative. Sedangkan hiperurisemia (asam urat berlebih) adalah kosentrasi asam urat yang larut dalam darah (lebih dari 6.8 mg/dl) akibat over produksi asam urat atau ekskresi (pengeluaran) yang berkurang serta kelainan kosentrasi zat dalam serum yang cukup sering ditemukan. Kampung Bulo Kecamatan Tabukan Selatan merupakan salah satu kampung di Kabupaten Kepulauan Sangihe. Kampung ini terletak kurang lebih 5 mil dari Ibukota Kecamatan dan merupakan sebuah pulau yang harus dilalui dengan perahu motor kira-kira 15-20 menit Karakteristik masyarakat di Kampung Bulo Kecamatan Tabukan Selatan sangat berpotensi menimbulkan angka kasus DM dan hiperurisemia menjadi tinggi karena masyarakat Kampung Bulo mengalami perubahan gaya hidup yakni sering mengkonsumsi makanan tinggi purin dan memiliki kebiasaan minum alcohol serta kurangnya pengawasan terhadap peningkatan kadar gula darah dan kadar asam urat berlebih dalam darah. Metode yang digunakan untuk menyekesaikan permasalahan mitra adalah dengan penyuluhan kesehatan dan pemeriksaan kesehatan. Masyarakat yang hadir saat penyuluhan kesehatan berjumlah 48 orang dan yang melakukan pemeriksaan kesehatan berjumlah 41 orang.
PERILAKU MENCUCI TANGAN DENGAN BENAR DI SDN INPRES SALURANG KECAMATAN TABUKAN SELATAN TENGAH KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE Gitalia Putri Medea; Jelita Siska Herlina Hinonaung; Astri Juwita Mahihody
Jurnal Ilmiah Tatengkorang Vol 3 (2019): Jurnal Ilmiah Tatengkorang
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Nusa Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pengabdian Kemitraan Masyarakat Stimulus (PKMS) merupakan salah satu bentuk kegiatan pengabdian yang diselenggarakan oleh Perguruan Tinggi untuk membantu kelompok-kelompok atau komunitas dalam memberdayakan potensi serta keterampilan guna peningkatan perekonomian termasuk memberikan kontribusi dalam peningkatan derajat kesehatan. Salah satu kelompok yang menjadi sasaran kegiatan PKMS yaitu siswa sekolah. Kontribusi dalam peningkatan derajat kesehatan bagi siswa sekolah salah satunya dapat dilakukan melalui perilaku mencuci tangan dengan benar. Mencuci tangan merupakan hal yang mudah untuk dilakukan tetapi masih banyak individu yang kurang menerapkan hal tersebut. Metode pelaksanaan: Pengabdian ini dilaksanakan di SDN Inpres Salurang Kecamatan Tabukan Selatan Tengah Kabupaten Kepulauan Sangihe pada bulan Agustus 2019. Adapun bentuk pengabdian dengan memberikan penyuluhan tentang perilaku mencuci tangan dengan benar dan pengadaan wastafel (tempat mencuci tangan). Adapun hasil dari kegiatan ini berupa tersedianya fasilitas mencuci tangan, penyuluhan tentang perilaku mencuci tangan dengan benar serta demonstrasi cuci tangan dengan benar kepada siswa. Setelah dilakukan kegiatan PKMS Perilaku Mencuci Tangan Dengan Benar di SDN Inpres Salurang maka siswa menerapkan mencuci tangan dengan benar dengan menggunakan sarana yang tersedia yaitu wastafel. Stimulated Partnership Community Service or Pengabdian Kemitraan Masyarakat Stimulus (PKMS) is a form of community service, organized by higher education institutions to assist groups or communities to maximize their potentials and skills, which in turn improve their economy and health. One of the targets of this PKMS is to improve the health of elementary school students by teaching them a proper hand-washing behavior, using a simple and effective yet overlooked technique. Method: This community service was carried out at SDN Inpres Salurang, Tabukan Selatan Tengah District, Sangihe Islands Regency on August 2019. This was implemented through showcasing a proper hand-washing method to students and providing a washbasin (a place for washing hands) to the school. Result: A hand washing facility (a washbasin) was well installed at the school and a proper handwashing method was taught and demonstrated to students. This PKMS succeeded in teaching students of SDN Inpres Salurang a proper hand washing method, shown by the students ability to properly wash their hands using the installed washbasin.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) DI RUANGAN ANGGREK RSD LIUN KENDAGE TAHUNA Ira Besinung; astri juwita mahihody; conny surudani
Jurnal Ilmiah Sesebanua Vol 3 No 1 (2019): Jurnal Imiah Sesebanua
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat, POLITEKNIK NEGERI NUSA UTARA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar belakang: Penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) sering terjadi pada anak balita disebabkan sistem pertahanan tubuh anak yang rendah. Inflamasi pada anak dengan ISPA dapat menyebabkan terjadinya penyempitan jalan napas sehingga anak mengalami gangguan oksigenasi. Tujuan: Diketahuinya asuhan keperawatan gangguan kebutuhan oksigenasi pada anak dengan infeksi saluran pernapasan akut. Metode: Studi Kasus dengan pendekatan proses keperawatan, dengan subyek penelitian yaitu satu pasien anak yang didiagnosis ISPA. Hasil: Keluarga pasien mengatakan anaknya mengalami batuk berlendir dan mengalami kesulitan mengeluarkan lendir, N 120x/m, RR 32x/menit, dan SB 38oC. Implementasi berupa mengukur TTV, mengkaji batuk klien, menganjurkan minum air hangat, dan mengatur posisi pasien untuk memaksimalkan ventilasi. Kesimpulan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama tiga hari maka ketidakefektifan bersihan jalan nafas dapat teratasi. Saran: Sangat diharapkan bagi masyarakat khusus orang tua, untuk lebih berperan dalam mengatasi masalah kesehatan anak terutama ISPA. Background: Acute respiratory infections (ARI) often occur in children under five due to the child's low immune system. Inflammation in children with ARI can cause narrowing of the airway so that children experience oxygenation disorders. Objective: Identification of nursing care in children with acute respiratory infection in fulfilling oxygen needs. Methods: A case study with a nursing process approach, with research subjects being one child client diagnosed with ARI. Result: The client family said his child had a slimy cough and had difficulty passing mucus, HR 120x / m, RR 32x / m, and BT 38oC. Implementation involves measuring vital signs, assessing the client cough, encouraging drinking warm water, and adjusting the client position to maximize ventilation. Conclusion: After taking nursing intervention for three days, the ineffectiveness of the airway clearance can be overcome. Suggestion: It was desirable for the community specifically parents, to have more role in overcoming child health problems especially ARI.
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STUNTING PADA BAYI DI BAWAH DUA TAHUN (BADUTA) DI PUSKESMAS MANGANITU KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE Jelita Siska Herlina Hinonaung; Astri Juwita Mahihody; Grace Angel Wuaten
Jurnal Ilmiah Sesebanua Vol 5 No 2 (2021): Jurnal Ilmiah Sesebanua
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat, POLITEKNIK NEGERI NUSA UTARA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54484/jis.v5i2.470

Abstract

Stunting merupakan masalah gizi kronis yang menimbulkan dampak serius perkembangan fisik, mental, dan emosional anak-anak, dan bukti menunjukkan bahwa efek dari stunting pada usia muda, khususnya pada perkembangan otak, sulit untuk memperbaikinya pada usia lanjut walaupun jika anak menerima gizi yang tepat. Penelitian ini bertujuan untuk mengambarkan pengetahuan ibu tentang stunting pada Baduta di Wilayah Kerja Puskesmas Manganitu Kabupaten Kepulauan Sangihe. Jenis penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional. Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Manganitu pada bulan Juni-September 2021. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh ibu Baduda di wilayah kerja Puskesmas Manganitu. Teknik pengambilan sampel yaitu consecutive sampling yang dilakukan di beberapa posyandu dari bulan Juni-September 2021. Seluruh ibu balita dibawah usia dua tahun (Baduda) yang datang ke Posyandu serta memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dimasukan menjadi sampel penelitian. Adapun kriteria inklusi adalah ibu Baduda bersedia menjadi responden. Kriteria eksklusinya yaitu ibu Baduda yang memiliki anak yang lahir dengan cacat bawaan. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner pengetahuan tentang stunting. Analisis data menggunakan komputerisasi. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas umur ibu berada pada umur ideal melahirkan (67,2 persen), pendidikan ibu berada pada kategori rendah (55,2 persen), tingkat pengetahuan ibu kurang baik (58,6 persen). Baduda yang mengalami stunting sebanyak 8,6 persen. Item pertanyaan pengetahuan tentang kekurangan gizi kronis penyebab terjadi stunting menjawab dengan salah sebanyak 58,6 persen dan Baduta stunting menjadikan anak rentan terhadap penyakit menjawab dengan salah sebanyak 53,4 persen. Kesimpulan gambaran pengetahuan ibu tentang stunting pada Baduta di Wilayah Kerja Puskesmas Manganitu Kabupaten Kepulauan Sangihe berada pada kategori rendah. Stunting is a chronic nutritional problem that seriously affects children's physical, mental and emotional development, and evidence shows that the effects of stunting at a young age, particularly on brain development, are difficult to correct in old age even if children receive proper nutrition. This study aims to describe maternal knowledge about stunting in children under two years old in the Manganitu Community Health Center Work Area, Sangihe Islands Regency. This type of research uses a cross-sectional design. This research was carried out in the working area of the Manganitu Health Center in June-September 2021. The population of this study was all mothers of children under two years old in the work area of the Manganitu Health Center. The sampling technique was consecutive sampling conducted at several Integrated Health Post from June-September 2021. All mothers of children under two years old who came to the Integrated Health Post and met the inclusion and exclusion criteria were included in the study sample. The inclusion criteria were that children under two years old his mother was willing to be a respondent. The exclusion criteria were children under two years old mothers who had children who were born with congenital defects. The data collection technique used a knowledge questionnaire about stunting. Data analysis using computerization. The results showed that the majority of the mothers were at the ideal age for giving birth (67.2 percent), the mother's education was in a low category (55.2 percent), the mother's level of knowledge was not good (58.6 percent). Children under two years old who experienced stunting were 8.6 percent. Question items about knowledge about chronic malnutrition causing stunting were answered incorrectly by 58.6 percent and children under two years old stunting making children vulnerable to disease answered incorrectly as much as 53.4 percent. The conclusion of the description of maternal knowledge about stunting in children under two years old in the Manganitu Health Center Work Area, Sangihe Islands Regency is in a low category.
What Health Information is Needed to Improve the Vaccination Outcomes of COVID-19? : Study Analysis in COVID-19 Vaccination in Sangihe Island Regency, Indonesia Dhito Dwi Pramardika; Jelita Sisika Herlina Hinonaung; Grace Angel Wuaten; Astri Juwita Mahihody
Jurnal Profesi Medika : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 15, No 1 (2021): Jurnal Profesi Medika : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan
Publisher : Fakultas Kedokteran UPN Veteran Jakarta Kerja Sama KNPT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33533/jpm.v15i1.2900

Abstract

The Indonesian government enforces a COVID-19 vaccination policy for all, but the achievement rate for the COVID-19 vaccination in Sangihe Islands Regency at the first dose is only 1.05%, while the achievement at the second dose to date is only 0.47%. With this in mind, the vaccination policy has not been in line with community participation. The purpose of this study was to find out what kind of health information is needed to increase the covid-19 vaccination rate. The method used in this research is a descriptive study with a purposive sampling technique which was held from 7 January to 8 February 2021 with a total sample of 85 respondents who are health workers in the Sangihe Islands Regency. The data analysis used is descriptive analysis with frequency distribution. The results in this study were 15.3% stated that they were not willing to vaccinate COVID-19 because 39% of COVID-19 survivors, 38% had comorbidities, 15% were unsure of safety and 8% feared side effects. The conclusion of this study is to increase health information regarding vaccines for COVID-19 survivors, information about comorbidities such as what is appropriate for COVID-19 vaccination, safety, and side effects resulting from the COVID-19 vaccine.
GAMBARAN PERILAKU MASYARAKAT SANGIHE DALAM MENERAPKAN PROTOKOL KESEHATAN 6M DI MASA PANDEMI COVID-19 Jelita Siska Herlina Hinonaung; Dhito Dwi Pramardika; Astri Juwita Mahihody
Jurnal Ilmiah Sesebanua Vol 6 No 2 (2022): Jurnal Ilmiah Sesebanua
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat, POLITEKNIK NEGERI NUSA UTARA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54484/jis.v6i2.522

Abstract

Pada awal bulan Februari 2022, Kementerian Kesehatan menyatakan Indonesia memasuki gelombang ketiga virus COVID-19. Ini ditandai dengan terjadinya kenaikan kasus COVID-19 harian. Adanya kasus yang tinggi membuat pemerintah berupaya mengatasinya dengan menghimbau masyarakat mematuhi prokes lewat penerapan 6M. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran perilaku masyarakat Sangihe dalam penerapan protokol kesehatan 6M dimasa pendemi COVID-19, dengan menggunakan metode penelitian non eksperimental, pengumpulan data dilakukan dengan teknik survey. Objek penelitian adalah masyarakat Kabupaten Kepulauan Sangihe dengan waktu selama bulan Mei-September 2022. Pengambilan sampel diambil secara consecutive sampling menggunakan kuesioner. Hasil penelitian didapati mayoritas responden berusia 12-22 tahun, belum menikah, sebagian bekerja sebagai ibu rumah tangga dan mahasiswa, dan berada pada kategori cukup saat menjalankan protokol kesehatan 6M di masa Pandemi COVID-19. Kesimpulan gambaran perilaku masyarakat Sangihe dalam menerapan protocol kesehatan 6M di masa pendemi COVID-19 berada pada kategori cukup. In early February 2022, the Ministry of Health said that Indonesia was entering the third wave of the COVID-19 virus. An increase in daily COVID-19 cases marks this. The existence of high cases makes the government try to overcome it by urging the community to comply with health protocol through the implementation of 6M. This study aims to describe the behavior of the Sangihe community in implementing the 6M health protocols during the COVID-19 pandemic, used a non-experimental research method and data collection by survey techniques. The object of research is the people of the Sangihe Island Regency on May to September 2022 and used consecutive sampling with a questionnaire. The results found that most respondents were 12-22 years old and unmarried, some worked as housewive and students, and were in a good category to carrying out the 6M health protocol during the COVID-19 pandemic. The conclusion of the description of the behavior of the Sangihe community in implementing the 6M health protocol during the COVID-19 pandemic is in a good category.
EDUKASI BAHAYA SEKS PRANIKAH PADA REMAJA DI JEMAAT GMIST BANALANG DUATA PEKAKENTENGAN Meityn Disye Kasaluhe; Yana Sambeka; Jelita Siska Herlina Hinonaung; Astri Juwita Mahihody; Gracia Christy Tooy; Chatrina Maria Agustina Bajak; Maryati Agustina Tatangindatu; Melanthon Junaedi Umboh; Yuliana Varala Tatontos
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 4 No. 2 (2023): Volume 4 Nomor 2 Tahun 2023
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perilaku seks pranikah yang dilakukan oleh remaja menjadi salah satu perilaku menyimpang yang sering dilakukan oleh remaja saat ini. Penggunaan teknologi dengan akses tanpa batas terhadap informasi terkadang digunakan untuk hal-hal yang tidak baik sehingga memicu munculnya perilaku-perilaku yang tidak sesuai dengan norma yang ada dalam masyarakat (perilaku menyimpang), sehingga melanggar hukum yang ada dalam masayarakat. Sebagai salah satu upaya mencegah terjadinya perilaku menyimpang yakni seks pranikah pada remaja maka perlu dilaksanakannya kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan tujuan meningkatkan pengetahuan remaja tentang bahaya seks pranikah. Tahapan pelaksanaan kegiatan ini yakni tahap penjajakan dan identifikasi masalah, koordinasi dan persiapan, pelaksanaan, serta evaluasi. Pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat pada remaja di GMIST Banalang Duata Pekakentengan memberikan dampak yang positif. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan rerata pengetahuan remaja sebelum dan setelah dilakukannya penyuluhan tentang bahaya perilaku seks pranikah.