Redaksi Team
Universitas Padjadjaran

Published : 61 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

EFEKTIFITAS PELAKSANAAN KOMUNIKASI DALAM KOLABORASI ANTARA PERAWAT DAN DOKTER DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM SUMEDANG Redaksi Team
Majalah Keperawatan Unpad Vol 12, No 1 (2010): Majalah Keperawatan Unpad
Publisher : Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (61.512 KB)

Abstract

ABSTRAK Interprofesional kolaborasi merupakan strategi umum untuk mencapai kualitas hasil yang diinginkan secara efektif dan efisien dalam kesatuan kompleks pelayanan kesehatan. Komunikasi dalam kolaborasi merupakan unsur penting untuk kualitas perawatan dan keselamatan pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas pelaksanaan komunikasi dalam kolaborasi perawat-dokter di ruang rawat inap Rumah Sakit. Penelitian telah dilaksanakan di RSUD Sumedang pada bulan Juni 2010. Metode deskriptif kuantitatif digunakan dalam penelitian ini. Populasi dalam penelitian ini semua perawat dan dokter yang ada di ruang rawat inap. Cara penarikan sampel adalah stratified random sampling sehingga diperoleh 59 perawat dan 11 dokter. Pengumpulan data menggunakan kuesioner inventori dari Skala Komunikasi Perawat Dan Dokter oleh Feiger & Schmitt (1979). Analisis statistik dilakukan dengan penjumlahan skala komunikasi perawat-dokter. Implikasi dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan dalam persepsi tentang pelaksanaan komunikasi dalam kolaborasi perawat dokter. Dalam penelitian ditemukan bahwa pelaksanaan komunikasi kolaboratif antara perawat dan dokter belum efektif, ini berarti bahwa kolegialitas dalam hubungan perawat-dokter belum terbentuk. Pola interaksi hirarkis masih jelas terlihat dalam hubungan antar-disiplin antara perawat dokter. Dari hasil penelitian ini disarankan untuk membuat kebijakan khusus terkait pelaksanaan kolaborasi perawat dan dokter salah satunya yang mengatur tentang pelaksanaan komunikasi, sehingga peran professional setiap disiplin berjalan dengan baik. Selain itu perlu mengadakan pertemuan rutin dengan komite medik untuk mengembangkan pemahaman terhadap persepsi tentang kolaborasi. Kata Kunci : Kolaborasi, Komunikasi, Hubungan perawat-dokter ABSTRACT Collaboration communication and teamwork are the essential elements for quality care and patient safety. The purpose this study to find an overview of the effectiveness of communication in collaboration between nurses-physician in Sumedang general hospital inpatient. A descriptive quantitative methods was apllied to this study. Samples in this study were 59 nurses and 11 doctors in inpatient units. Data were collected using questionnaire inventory of Nurse And Physician Communication Scale by Feiger & Schmitt (1979). Statistic analysis was performed by rating scale of communication nurse-physician. The finding of this study suggested that there were significant differences in perception about the implementation of communication nurses and physician collaboration. This means of communication in the implementation of collaboration between nurses and doctors are not yet effective. In the researched was found that collegiality in the nurse-physician relationships is not formed. The hierarchical interaction patterns were still evident in the interdisciplinary relationships between nurse-physician. Therefore required a real effort to improve communication between nurses and physicians. Keywords : Collaboration, Communication, Nurses-physician relationship
FAKTOR-FAKTOR YANG BERKONTRIBUSI TERHADAP STATUS GIZI PADA BALITA DI KECAMATAN CIAWI KABUPATEN TASIKMALAYA Redaksi Team
Majalah Keperawatan Unpad Vol 12, No 1 (2010): Majalah Keperawatan Unpad
Publisher : Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (187.116 KB)

Abstract

ABSTRAK Kurang energi protein atau gizi kurang merupakan salah satu penyakit gangguan gizi yang penting di Indonesia maupun di banyak negara berkembang lainnya. Kurang energi protein adalah suatu keadaan dimana berat badan anak kurang dari 80% indeks berat badan menurut umur (BB/U) baku WHO-NCHS yang disebabkan oleh kurangnya zat gizi karbohidrat dan kekurangan protein disertai susunan hidangan yang tidak seimbang. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif yang bertujuan untuk mengetahui dan menggambarkan faktor-faktor yang dapat menyebabkan timbulnya suatu kejadian dengan merunut ke belakang kronologis kejadian tersebut (Sugiyono, 2003). Populasi dalam penelitian ini adalah keluarga yang memiliki balita di Desa Ciawi Kabupaten Tasikmalaya. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 50 responden dengan teknik pengambilan sampel adalah dengan accidental sampling. Data dikumpulkan dengan teknik wawancara terstruktur, angket dan food recall dan kemudian diolah dan dianalisa dengan menggunakan rumus persentase dan proporsi. Hasil penelitan menunjukkan faktor yang memiliki kontribusi terhadap gizi kurang pada anak adalah riwayat penyakit infeksi, tingkat pengetahuan ibu yang kurang, tingkat sosial ekonomi keluarga yang rendah, dan asupan kalori serta protein yang kurang, sedangkan faktor yang kepercayaan ibu terhadap makanan (100%) memiliki kepercayaan yang mendukung terhadap status gizi balita. Jadi faktor kepercayaan ibu terhadap makanan tidak berkontribusi terhadap status gizi kurang pada balita. Berdasarkan hasil penelitian diatas maka disarankan agar semua pihak terutama keluarga berpartisipasi untuk meningkatkan upaya pencegahan terjadinya gizi kurang pada anak, diantaranya dengan pembinaan dan pemberdayaan keluarga yang memiliki resiko gizi kurang pada anak. Pemberdayaan dan pembinaan keluarga ini dapat dilakukan oleh Puskesmas setempat dengan melibatkan perawat kesehatan komunitas. Selain itu perlu dilakukan diseminasi informasi tentang gizi untuk meningkatkan pengetahuan keluarga khususnya ibu tentang asupan nutrisi, cara pengolahan dan pemilihan bahan makanan yang baik pada anak, dan perlu dilakukan upaya promotif dan preventif untuk mengurangi angka penyakit infeksi, seperti penyuluhan tentang penyakit infeksi pada balita, terutama ISPA, diare dan tuberkulosis, misalnya melalui revitalisasi posyandu dengan cara meningkatkan partisipasi masyarakat untuk menggunakan posyandu sebagai pusat kesehatan dan sumber informasi di masyarakat. Kata kunci: Asupan nutrisi pada balita, penyakit infeksi, sosial ekonomi ABSTRACT Energy Protein Malnutrition is a mainly nutrition problem both in Indonesia also in other developed countries. Energy protein malnutrition is a condition that body weight children less than 80% of body weight index per age based on WHO-NCHS standard, that caused by inadequate calory and protein intake with unbalanced diet. The variables in this study was univariat variable with sub variables are nutrition intake, infection history, mother’s cognitive about nutrition, mother’s faith of food and the level of family social economic state. Design of this study is descriptive, that used ex post facto method. The population in this study are family with child in District of Ciawi Tasikmalaya Residence. Research sample taken in accidental sampling, total samples are 50 respondences. Sample collecting procedures with structured interview, questionnaire, and food recall and then analyzed by percentage and proportion method. The results of this study describe that the factors that contributing to energy protein malnutrition are infection history, the poor level of mother’s cognitive about nutrition, the lower level of family’s social economic state, and inadequate calory and protein intake. While the mother’s faith of food is not contributing to energy protein malnutrition cases. Recommended by researcher was need to intensified family participation and family empowering. Besides that, the mainly factors that should be intensified is dissemination information about nutrition, mainly infection cases in child such us acute respiratory infection, tuberculosis and diarrhea. All that efforts could be held in Posyandu, so Posyandu will be most important place as a public health centered to get information about child health generally. Key word: nutrition intake for child, infection history, social economic
UPAYA IBU YANG MEMILIKI BALITA DALAM PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN DIARE DI DAERAH KERJA PUSKESMAS CILILIN DESA CILILIN KABUPATEN BANDUNG BARAT Redaksi Team
Majalah Keperawatan Unpad Vol 10, No 18 (2008): Majalah Keperawatan Unpad
Publisher : Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (203.267 KB)

Abstract

ABSTRAK Penyakit diare merupakan salah satu penyakit utama yang banyak menimbulkan kematian dan kesakitan pada masyarakat, terutama pada anak balita. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai upaya ibu yang memiliki balita terhadap pencegahan dan penanggulangan diare di Wilayah Puskesmas Cililin Kabupaten Bandung Barat. Jenis penelitian adalah deskriptif kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang memiliki balita di Wilayah Puskesmas Cililin Kabupaten Bandung Barat dengan jumlah sampel sebanyak 91 responden dengan teknik pengambilan sampel insidental sampling. Data dikumpulkan dengan instrumen. Hasil dari penelitian ini hampir seluruh ibu (87,9%) memiliki upaya yang baik dalam pencegahan diare dan penanggulangan jika balitanya mengalami diare. Sehubungan dengan upaya ibu dalam pencegahan diare pada balitanya, hampir seluruh responden (91,2%) memiliki upaya yang baik. Sehubungan dengan upaya ibu dalam penanggulangan diare, sebagian besar responden (70,30%) memiliki upaya yang baik. Berdasarkan hasil penelitian diatas maka disarankan ke petugas kesehatan dapat merancang berbagai kegiatan pendidikan kesehatan yang bertujuan untuk mengubah perilaku masyarakat ke arah yang lebih baik sehingga angka kesakitan dan kejadian penyakit diare dapat ditekan seminimal mungkin. Kata kunci : Upaya , pencegahan dan penanggulangan diare, balita ABSTRACT Diarrhea is one of the mayor diseases that cause mortality in community, especially to child under five years in development country. In 2006, Sub Ministry of Health Cililin major to depression number of diarrhea from 7,33% until 5 % in 2007. So, diarrhea as a problem for our community especially to child under five year, that we know their immunity so fragile into diseases and diarrhea. This goal of research to take information about mother efforts that have child under five years for preventing diarrhea and doing early intervention to child with diarrhea in Cililin Village District of Cililin West Bandung Residence. The type of this research is descriptive quantitative. Populations in this research are mothers with child under five years in Cililin Village District of Cililin, West Bandung Residence. Samples are taken by incidental sampling and total sample are 91 mothers. Data are collected by instrument and then are analyzed with percentage and proportion formula. Result of this research show most of the respondents (87,9%) have good efforts for preventing diarrhea and doing early intervention to child with diarrhea. Based on sub variable of mothers efforts for preventing diarrhea are know that most of mothers(91,2%) have a good efforts. Based on variable doing early intervention to child with diarrhea are know that half of respondent (70,3%) have a good efforts. Based on this research, every one especially government must plan a good program to prevent diarrhea and doing early intervention, especially in West Bandung Residence, The other hand, the suggestion to health worker especially nurse can be do more health education. Key word: Family efforts, preventing diarrhea and doing early intervention, child under five years.
PERBEDAAN INTENSITAS NYERI HAID SEBELUM DAN SESUDAH DILAKUKAN TEKNIK CAT STRETCH EXERCISE PADA SISWI MAN AWIPARI KEC. CIBEUREUM KOTA TASIKMALAYA Redaksi Team
Majalah Keperawatan Unpad Vol 12, No 1 (2010): Majalah Keperawatan Unpad
Publisher : Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (29.483 KB)

Abstract

ABSTRAK Nyeri haid timbul akibat kontraksi otot perut yang intens saat mengeluarkan darah haid. Nyeri haid yang tidak diatasi secara adekuat mempunyai efek yang membahayakan diluar ketidaknyamanan yang disebabkannya. Dari observasi 160 siswi, 53 orang nyeri haid skala sedang ke berat dan 8 orang mempengaruhi absensi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan intensitas nyeri haid sebelum dan sesudah dilakukan teknik cat stretch exercise pada siswi MAN Awipari Kec.Cibeureum Tasikmalaya. Jenis penelitian adalah quasi experimental dengan one group pretest and posttest design. Populasi seluruh siswi yang mengalami nyeri setiap bulannya. Sampel diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling diperoleh 25 orang. Responden yang mengalami nyeri haid diukur intensitas nyerinya (pretest) dengan menggunakan visual analogue scale, kemudian diberikan satu kali teknik cat stretch exercise selama ±15 menit. Setelah itu intensitas nyeri diukur kembali (posttest) dengan alat ukur yang sama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara intensitas nyeri haid sebelum dan sesudah dilakukan teknik cat stretch exercise dengan (p-value < 0,05). Kesimpulan bahwa teknik cat stretch exercise dapat membantu menurunkan intensitas nyeri haid, dan sebaiknya teknik ini dilakukan secara rutin setiap kali mengeluh nyeri haid untuk mengatasi nyeri dan mengurangi gejala-gejala lain yang ditimbulkannya. Kata Kunci : Cat stretch exercise, Nyeri haid primer (Dismenorea primer). ABSTRACT The menstruation pain is intense stomach muscle contraction during discharge menstruation blood. From the observation of 160 students, 53 female of menstruation pain has mild scale to serious and 8 females who influence absence. The aim of this research was to know differences the menstruation pain intensity pre and post. Intervention by using exercise technique the female students of MAN Awipari Subdistrict of Cibeureum Tasikmalaya. Design used in this research was a quasi experimental with one group pretest and posttest. The population is all female students. The samples took by using purposive sampling of 25 females students. Analysis by using parametric statistics of t-test of related with two tail test, showed differences p-value < 0,05 of pain intensity between pre and post treatment.. The conclusion showed that cat stretch exercise technique can help to decreasing the intensity of pain during menstruation and it recommended to be use to intervene the complain of menstruation pain Keywords : Cat stretch exercise, primary menstruation pain (Dismenorea primer).
PENGALAMAN PEMENUHAN SEKSUAL KLIEN SKIZOFRENIA SELAMA DIRAWAT DI RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI JAWA BARAT Redaksi Team
Majalah Keperawatan Unpad Vol 12, No 1 (2010): Majalah Keperawatan Unpad
Publisher : Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (60.584 KB)

Abstract

ABSTRAK Kebutuhan seksual merupakan kebutuhan biologis yang harus dipenuhi oleh setiap individu. Seperti kebutuhan dasar lainya , kebutuhan seks apabila tidak terpenuhi akan menyebabkan stress pada seseorang, dalam hal ini tidak terpenuhinya kebutuhan seks merupakan stressor yang dapat berdampak pada perkembangan. Apabila seseorang tidak mampu beradaptasi dalam menghadapi stressor tersebut maka akan timbul keluhan-keluhan yang berkaitan dengan gangguan jiwa ringan sampai berat seperti skizofrenia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran deskriptif mengenai pengalaman pemenuhan seksual klien skizofrenia selama dirawat di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Pengalaman pemenuhuan seksual klien skizofrenia didapat melalui wawancara mendalam (In dept interview), serta melakukan observasi secara langsung di lokasi. Populasi dalam penelitian ini adalah klien skizofrenia yang dirawat di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat, yang diperoleh berdasarkan purposive sampling. Jumlah informan pada penelitian ini sebanyak tujuh orang, terdiri dari empat orang laki-laki, dan tiga orang perempuan. Hasil penelitian menunjukkan adanya lima tema yang muncul dalam pemenuhan seksual klien skizofrenia selama dirawat, yaitu:1) Masturbasi/onani 2) Berdoa dan shalat 3) Berfantasi, 4) Melakukan kegiatan, 5) Pusing dan marah. Terungkapnya pengalaman-pengalaman tersebut, memberi pengetahuan bagi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan dengan menerapkan pendekatan holistik tanpa mengabaikan pengkajian aspek psikoseksual sebagai salah satu kebutuhan biologis yang tidak bisa dihilangkan. Kata Kunci : Seksual, Skizofrenia, Klien ABSTRACT Biologically, sex is one need of human is very dominant the role and influence the human and the unfulfilment of this needs can become a stressor. If someone unable to adapt in solving the stressor it can cause complains or mental disorder from mild to severe such as schizophrenia .The aim of this research was to gain descriptive understanding of schizophrenia clients sexual experience when they stay in psychiatric hospital in West-Java. The method used in this research was qualitative method with phenomenology approach. Sexual experiences wa collected using in depth interview to client as wll as. The population in this research were schizophrenia’s clients who are hospitalized in psychiatric hospital in West Java Province. The sampling teqhnique was pusrposive and sample size for in depth interview were seven consist of four men and three women. The research result showed there were five themes that showed up in fulfilling sexual of schizophrenia’s clients during in care, those were: 1) masturbation 2) Pray and Shalat (Worship) 3) fantasy, 4) doing some activities 5) Headache and angry. The themes and results ofthis phenomenological research can inform nurses in planning and providing nursing care by implementing holistic approach without ignoring the investigation of psychosexual aspect as one of biological needs that cannot be vanished. Keywords : Sexual, Schizophrenia, Client
HUBUNGAN ADEKUASI HEMODIALISIS DENGAN KUALITAS HIDUP PASIEN DI UNIT HEMODIALISIS RS Prof.Dr. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO JAWA TENGAH Redaksi Team
Majalah Keperawatan Unpad Vol 13, No 1 (2011): Majalah Keperawatan Unpad
Publisher : Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (113.901 KB)

Abstract

ABSTRAK Penilaian adekuasi hemodialisis dan kualitas hidup merupakan indikator penting untuk menilai keefektifan tindakan hemodialisis yang diberikan kepada pasien gagal ginjal terminal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara adekuasi hemodialisis dengan kualitas hidup pasien yang menjalani terapi hemodialisis. Desain penelitian menggunakan cross sectional dan pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling sesuai dengan kriteria inklusi. Pengukuran adekuasi hemodialisis dilakukan dengan menggunakan rumus Kt/V, dan penilaian kualitas hidup dengan menggunakan kuesioner WHOQoL. Hasil pengukuran adekuasi 101 responden, 42,6% mencapai adekuasi dan 57,4% tidak mencapai adekuasi. Hasil penilaian kualitas hidup didapatkan bahwa 53,5% mempunyai kualitas hidup baik dan 46,5% mempunyai kualitas hidup yang kurang. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara adekuasi hemodialisis dan kualitas hidup (p value = 0,000). Pemodelan multivariat faktor risiko menunjukkan bahwa responden yang mencapai adekuasi hemodialisis mempunyai peluang untuk mempunyai kualitas hidup yang baik sebesar 10,6 kali dibandingkan dengan pasien yang tidak mencapai adekuasi hemodialisis setelah dikontrol oleh variabel pekerjaan, kadar Hb, dan depresi (95% CI OR : 2,9 ; 34,2). Perawat perlu meningkatkan kualitas asuhan dalam pencapaian adekuasi sehingga akan meningkatkan kualitas hidup pasien hemodialisis.   Kata Kunci : Adekuasi hemodialisis, Hubungan, Kualitas hidup ABSTRACT Assessment of hemodialysis adequacy and quality of life is an important indicator to assess the effectiveness of the actions given to hemodialysis patients with terminal renal failure. This study aims to determine the correlation between hemodialysis adequacy with the life quality of patients who undergoing hemodialysis therapy. The research used cross sectional design and the samples were taken by using purposive sampling method in accordance with the criteria of inclusion. Hemodialysis adequacy measurement was done by using the formula Kt / V, and assessment of quality of life by using questionnaire WHOQoL. Results of adequacy to 101 respondents showed 42.6% achieved adequacy and 57.4% did not achieve adequacy. The quality of life assessment measurement showed 53.5% had good quality of life and 46.5% had poor quality of life. Statistical analysis showed that there was a significant correlation between hemodialysis adequacy and quality of life (p value = 0.000). Multivariate modeling of risk factors showed that respondents who achieve adequate hemodialysis have the opportunity to have good quality of life 10.6 times compared with patients who didn’t achieved hemodialysis adequacy after controlled by variables, Hb concentration, and depressionn (95% CI OR: 2,9 ; 34,2). The nurses need to improve the quality of service in the adequacy achievement so that it will improve the quality of life of hemodialysis patients.   Keywords: Hemodialysis adequacy, Correlation, Quality of life
HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANGTUA(PARENTING STYLE) DENGAN KESEHATAN MENTAL REMAJA DI CIAWI KABUPATEN TASIKMALAYA Redaksi Team
Majalah Keperawatan Unpad Vol 12, No 1 (2010): Majalah Keperawatan Unpad
Publisher : Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (143.201 KB)

Abstract

ABSTRAK Penelitian tentang pola asuh orangtua dalam hubungannya dengan berbagai aspek kehidupan anak telah memberikan hasil yang tidak konsisten. Beberapa penelitian pola asuh authoritarian menunjukkan dampak yang positif pada anaknya sedangkan penelitian yang lain menunjukkan aspek negative. Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara pola asuh orangtua dengan kesehatan mental remaja di Ciawi kabupaten Tasikmalaya. Jenis penelitian ini bersifat korelasional dengan menggunakan analysis rank Spearman. Untuk mengukur pola asuh menggunakan Parental Authority Questionnaire–Revised dari Baumrind dan untuk mengukur kesehatan mental menggunakan indikator kesehatan mental secara umum dari Dwairy. Penarikan sample menggunakan teknik purposive dan didapatkan partisipan sebanyak 57 pasangan orangtua dan anaknya yang berusia remaja. Hasil penelitian ini secara umum menunjukkan tidak terdapat hubungan antara parenting style (pola asuh orangtua) dengan kesehatan mental remaja, (rs = - 0.127). Namun untuk pola asuh authoritarian terdapat korelasi negative (rs = - 0.285), artinya makin otoriter orangtua maka makin rendah tingkat kesehatan mental remaja. Disimpulkan bahwa pola asuh secara sendiri tidak dapat memprediksi kesehatan mental remaja, namun bersama faktor lain saling mempengaruhi. Kata kunci: Pola Asuh, Kesehatan mental, Remaja ABSTRACT Research on parenting style and its correlation with some aspects of their children live has yielded inconsistent results. Some studies on authoritarian indentifying significant positive imoact while other find negative. The aim of the currant study is to identify correlationship between parenting style and adolescence mental helth in Ciawi Tasikmalaya. This study used correlation methodology, and rank Spearman for analiyzing. Parenting style measurement used Parental Authority Questionnaire-Revised (PAQ-R) by Baumrind, and mental health used general mental health indicator by Dwairy. We recruited 57 partisipan who consist of pairs of parent and their children from purposive sampling technique. In general, the result shows there was not significant corelationship between parenting style and mental health, the rs is – 0.127. But the authoritarian was negative correlate with mental health, (rs = - 0.285), this mean that the more authoritarian, the mental health will much low. Based on the results, it may be concluded that parenting style independently can’t predict mental health asdolescence, but with one another factors can impact. Key word: Parenting Style, Mental Health, Adolescence
KUALITAS HIDUP PENDERITA DIABETES MELLITUS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CIANJUR Redaksi Team
Majalah Keperawatan Unpad Vol 10, No 18 (2008): Majalah Keperawatan Unpad
Publisher : Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (142.78 KB)

Abstract

ABSTRAK Penyakit Diabetes Mellitus tidak dapat disembuhkan dengan cara mengendalikan gula darah dalam batas normal. Penyakit ini akan menyertai penderita seumur hidup penderita sehingga akan mempengaruhi terhadap kualitas hidup penderita baik dari keadaan kesehatan fisik, psikologis, social dan lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan kualitas hidup penderita diabetes mellitus di Poli RSUD Cianjur. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan sampel 50 orang. Yang didapat secara purposive sampling. Instrument yang digunakan adalah WHO Qol – Brief dengan 26 item pertanyaan digunakan untuk mengukur kualitas hidup penderita. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian dari responden merasa kualitas hidupnya baik dan sebagian besar responden merasa puas terhadap keadaan kesehatannya. Dari dimensi kesehatan fisik responden merasa lebih puas dalam kemampuannya dalam bergaul. Dari dimensi psikologi responden sering muncul perasaan negatif. Dari dimensi hubungan sosial responden lebih puas terhadap dukungan sosial. Dari dimensi lingkungan responden lebih puas terhadap mendapatkan informasi yang baru. Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini adalah gambaran kualitas hidup penderita Diabetes Mellitus di Poli RSUD Cianjur adalah baik. Dengan mengetahui gambaran kualitas hidup penderita Diabetes mellitus diharapkan dapat menjadi masukan bagi perawat dalam meningkatkan mutu pelayanan keperawatan kepada klien diabetes mellitus. Kata Kunci : kualitas hidup, diabetes mellitus, penyakit yang menyertai seumur hidup ABSTRACT Diabetes Mellitus can be controlled by ensuring the glucose level in blood within its normal limit. Diabetes Mellitus is a lifelong disease that influences patient’s quality of life in every Dimensions such as physical, psychological, social & environment. The purpose of this study is to identify quality of life patients with Diabetes Mellitus in our patients Clinic RSUD Cianjur. A descriptive quantitative method was conducted with sample of 50 patient DM, that obtained by purposive technique. The quality of life was measured using The WHO-QOL Brief which consists of 26 questions. The results shows that some of the respondent have good quality of meanwhile the others fell satisfy with their ability to socialization with the others. From the social dimension, the respondent also satisfy with the social support as well as gaining new information conclusion . The quality of life of Diabetes Mellitus patients at our patient Clinic RSUD Cianjur is good. With this study result nurse can design interventions to increase patient’s quality of life. Keyword : quality of life, diabetes mellitus, life-long disease
STUDI FENOMENOLOGI TENTANG PENGALAMAN IBU MELAKUKAN STIMULASI PRALAHIR DI KECAMATAN KEJAKSAN KOTA CIREBON PROPINSI JAWA BARAT Redaksi Team
Majalah Keperawatan Unpad Vol 12, No 1 (2010): Majalah Keperawatan Unpad
Publisher : Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (47.543 KB)

Abstract

ABSTRAK Peristiwa kehamilan adalah peristiwa reproduksi yang normal dalam kehidupan seorang wanita. Berbagai persiapan yang dilakukan ibu untuk menyambut kehamilannya, termasuk persiapan yang ditujukan untuk anak sejak dalam kandungan, yaitu pemberian stimulasi pralahir. Stimulasi pralahir sangat bermanfaat bagi pertumbuhan dan perkembangan anak dikemudian hari. Desain penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif fenomenologi. Peneliti melibatkan tujuh orang partisipan, yaitu para ibu yang memiliki anak batita, mempunyai dan mampu menceritakan dengan lancar pengalamannya melakukan berbagai teknik stimulasi pralahir. Proses pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara mendalam (indepth interview) sebanyak dua kali yang dilengkapi dengan catatan lapangan (field notes). Wawancara direkam kemudian dibuat transkrip wawancara. Hasil penelitian mengungkapkan fenomena pengalaman para ibu melakukan stimulasi pralahir, meliputi persepsi ibu melakukan stimulasi pralahir, makna dan alasan, berbagai manfaat, dan dukungan suami memotivasi ibu untuk melakukan stimulasi pralahir, serta kebutuhan pelayanan kesehatan yang diharapkan ibu untuk melakukan stimulasi pralahir. Hasil penelitian ini memberikan implikasi berupa informasi yang bermanfaat untuk penentuan kebijakan dalam membuat desain program maupun desain intervensi keperawatan guna membantu memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan antenatal. Kata Kunci: Kehamilan, Pengalaman, Stimulasi Pralahir ABSTRACT Events of pregnancy is a normal reproductive events in a woman's life. Various preparations mother to greet her pregnancy, including the preparation intended for a child in the womb, that is the provision of prenatal stimulation. Prenatal stimulation is very beneficial for the growth and development of children in the future. The design of this study is a descriptive study with qualitative approach of phenomenology. Researchers involved seven participants, that is mothers with toddlers, have and be able to tell with a smooth experience doing a variety of prenatal stimulation techniques. The process of data collection techniques indepth interviews for two times and completed with field notes. Interviews were recorded and then made the interview transcript. The results reveal the phenomenon of the experience of mothers perform prenatal stimulation, including perceptions of mothers perform prenatal stimulation, meaning and reason, a variety of benefits, and support the mother motivates her husband to perform prenatal stimulation, as well as the expected health care needs of mothers to make prenatal stimulation. The results provide useful information in the form of implications for policy making and program design nursing interventions to help meet the needs of antenatal health services. Keywords: Pregnancy, Experience, Prenatal Stimulation
PENGARUH TERAPI INFRA RED TERHADAP KEMAMPUAN MOBILITAS FISIK LANSIA Redaksi Team
Majalah Keperawatan Unpad Vol 12, No 1 (2010): Majalah Keperawatan Unpad
Publisher : Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (64.241 KB)

Abstract

ABSTRAK Terapi Infra Red bagi lansia dalam keperawatan dapat dikategorikan sebagai salah satu bentuk baru terapi komplementer dengan menggunakan radiasi elektromagnetik yang memiliki panjang gelombang diantara 0,7 dan 300 mikrometer. Meningkatnya kelompok lansia membentuk cara pandang yang berbeda dalam memberikan asuhan keperawatan ketika implikasi dari bertambahnya usia ternyata berdampak terhadap timbulnya masalah kesehatan lansia seperti menurunnya kemampuan mobilisasi fisik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi Infra Red terhadap kemampuan mobilitas fisik pada lansia di Kota Sukabumi. Jenis penelitian yang digunakan untuk penelitian ini adalah experiment research yaitu pre-test dan post-test grup. 36 lansia sebagai pengunjung baru di klinik Infra Red dijadikan responden yang akan diberikan terapi selama 12 kali dalam 12 hari berturut-turut. Variabel tingkat mobilitas fisik lansia diukur dalam 3 aspek yaitu luas gerak sendi / Range of Motion (ROM), kekuatan otot, dan keseimbangan gerakan. Hasil pengukuran mendapatkan mean skor kemampuan mobilitas fisik pada Lansia sebelum terapi adalah 60,4% yang termasuk dalam kategori immobilitas fisik berat. Sedangkan mean skor sesudah terapi yaitu 83,6% yang termasuk kategori immobilitas fisik sedang. Diperoleh besar selisih kemampuan mobilitas fisik 23,2 % dengan nilai p 0,000 dalam tingkat kepercayaan 95% sehingga diperoleh kesimpulan bahwa ada pengaruh terapi Infra Red terhadap kemampuan mobilitas fisik lansia. Merujuk hasil penelitian ini, manager keperawatan dapat mempertimbangkan terapi Infra Red menjadi salah satu jenis Standar Operasional Prosedur (SOP) bagi lansia yang mengalami penurunan kemampuan gerak. Kata Kunci : Terapi Infra Red, Terapi komplementer, Lansia, Mobilitas fisik ABSTRACT Infra red therapy for the elderlies in nursery can be categorized as one of new forms of complementary therapy that uses the medium of electromagnetic radiation at wavelength between 0,7 and 300 micrometer. The increasing numbers of elderly form a new perspective in the application of nursing care plan when the implication of the aging process undeniably affects the emergence of elderly health problems such as the decreasingrate of physical mobility. The purpose of this research is to reveal the effects of infra red therapy to physical mobility of elderlies in Sukabumi. The method used in this research is an experiment research, applying pre-test and post-test group research methods. 36 new elderly visitors in an infra red clinic are made respondents, all of whom are given 12 times therapy in 12 subsequent days. The elderlies physical mobility were measured in three variables, i.e. Range of Motion (ROM), muscular strength, and motion balance. The test results indicates mean score of elderlies physical mobility prior to the therapy at 60,4%, categorized in heavy physical immobility, while the mean score post of therapy application at 83,6%, categorized in medium physical immobility. A 23,2% physical mobility capability differential rate, obtained by subtracting the medium with the heavy category, with p 0,000 value indicates 95% rate of trust supports the conclusionthat Infra red therapy affects elderlies’ physical mobility. By referring to this research, the nursery manager may consider infra red therapy as one of SOP for elderlies with physical mobility degradation. Keywords: Infra Red Therapy, Complementary therapy, Elderly, Physical mobility