Redaksi Team
Universitas Padjadjaran

Published : 61 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

PENYEBARAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH BERDASARKAN FAKTOR CUACA DAN IKLIM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIWARUGA KABUPATEN BANDUNG BARAT Redaksi Team
Majalah Keperawatan Unpad Vol 11, No 20 (2009): Majalah Keperawatan Unpad
Publisher : Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Faktor cuaca dan iklim mempengaruhi perkembangan berbagai organisma, termasuk binatang pembawa penyakit (vector borne diseases) seperti nyamuk penyebab demam berdarah. Fenomena pemanasan global dan perubahan iklim diperkirakan akan meningkatkan kasus demam berdarah, antara lain di wilayah pegunungan dan wilayah lintang tinggi, yang tadinya tidak dihuni oleh nyamuk demam berdarah. Penelitian ini bertujuan mempelajari gambaran penyebaran penyakit demam berdarah berdasarkan faktor cuaca dan iklim di wilayah kerja Puskesmas Ciwaruga Kabupaten Bandung Barat. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif untuk mendapatkan gambaran tentang penyebaran penyakit demam berdarah serta gambaran faktor cuaca dan iklim. Data yang digunakan meliputi data pasien penderita penyakit demam berdarah yang berobat ke Puskesmas Ciwaruga selama tahun 2006-2009, data suhu udara (1998-2007) dan curah hujan (1953-2007) yang dipantau oleh Stasiun Meteorologi Cemara Bandung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah penderita demam berdarah di Puskesmas Ciwaruga meningkat pada bulan Februari dan bulan Agustus. Kenaikan tersebut diperkirakan dipengaruhi oleh kondisi kenaikan curah hujan dan kenaikan suhu udara yang juga memperlihatkan dua puncak dalam satu tahun. Hasil penelitian ini dapat dipergunakan sebagai peringatan dini dalam upaya antisipasi terhadap penyebaran penyakit demam berdarah dengan meningkatkan kondisi lingkungan serta kesehatan masyarakat. Kata Kunci : Dengue, Demam, Cuaca ABSTRACT Weather and climate affect development of various organisms, including vector borne diseases, such as mosquitos which caused dengue fever. Global warming and climate change are predicted to increase of dengue fever cases, especially at higher altitude and latitude, previously untraveled by the mosquitos. This research aims to describe distribution of dengue fever based on weather and climate condition in Ciwaruga Community Health Centre in West Bandung Regency. The data used include the number of patient suffering dengue fever seeking treatment at the health centre during 2006-2009, air temperature (1998-2007) dan rainfall (1953-2007) data monitored by the Cemara Meteorological Station in Bandung. The results indicated that the number of dengue fever patients at Ciwaruga Community Heath Centre increased in Februari and August. The increases tend to be affected by the increase in rainfall and air temperature, which also showed two peaks in one year. The results could be used as an early warning in an effort to anticipate develeopment of dengue fever by improving environmental condition and community health. Keywords : Dengue, Fever, Weather
KUALITAS HIDUP PENDERITA DIABETES MELLITUS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CIANJUR Redaksi Team
Majalah Keperawatan Unpad Vol 12, No 1 (2010): Majalah Keperawatan Unpad
Publisher : Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (142.78 KB)

Abstract

ABSTRAK Penyakit Diabetes Mellitus tidak dapat disembuhkan dengan cara mengendalikan gula darah dalam batas normal. Penyakit ini akan menyertai penderita seumur hidup penderita sehingga akan mempengaruhi terhadap kualitas hidup penderita baik dari keadaan kesehatan fisik, psikologis, social dan lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan kualitas hidup penderita diabetes mellitus di Poli RSUD Cianjur. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan sampel 50 orang. Yang didapat secara purposive sampling. Instrument yang digunakan adalah WHO Qol – Brief dengan 26 item pertanyaan digunakan untuk mengukur kualitas hidup penderita. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian dari responden merasa kualitas hidupnya baik dan sebagian besar responden merasa puas terhadap keadaan kesehatannya. Dari dimensi kesehatan fisik responden merasa lebih puas dalam kemampuannya dalam bergaul. Dari dimensi psikologi responden sering muncul perasaan negatif. Dari dimensi hubungan sosial responden lebih puas terhadap dukungan sosial. Dari dimensi lingkungan responden lebih puas terhadap mendapatkan informasi yang baru. Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini adalah gambaran kualitas hidup penderita Diabetes Mellitus di Poli RSUD Cianjur adalah baik. Dengan mengetahui gambaran kualitas hidup penderita Diabetes mellitus diharapkan dapat menjadi masukan bagi perawat dalam meningkatkan mutu pelayanan keperawatan kepada klien diabetes mellitus. Kata Kunci : kualitas hidup, diabetes mellitus, penyakit yang menyertai seumur hidup ABSTRACT Diabetes Mellitus can be controlled by ensuring the glucose level in blood within its normal limit. Diabetes Mellitus is a lifelong disease that influences patient’s quality of life in every Dimensions such as physical, psychological, social & environment. The purpose of this study is to identify quality of life patients with Diabetes Mellitus in our patients Clinic RSUD Cianjur. A descriptive quantitative method was conducted with sample of 50 patient DM, that obtained by purposive technique. The quality of life was measured using The WHO-QOL Brief which consists of 26 questions. The results shows that some of the respondent have good quality of meanwhile the others fell satisfy with their ability to socialization with the others. From the social dimension, the respondent also satisfy with the social support as well as gaining new information conclusion . The quality of life of Diabetes Mellitus patients at our patient Clinic RSUD Cianjur is good. With this study result nurse can design interventions to increase patient’s quality of life. Keyword : quality of life, diabetes mellitus, life-long disease
TIPE RELASI REMAJA DENGAN ORANG TUA PADA REMAJA DELINKUEN DI RUMAH TAHANAN NEGARA BANDUNG Redaksi Team
Majalah Keperawatan Unpad Vol 12, No 1 (2010): Majalah Keperawatan Unpad
Publisher : Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (63.43 KB)

Abstract

ABSTRAK Perilaku pelanggaran hukum kerap terjadi di kalangan remaja akhir-akhir ini. Akibatnya, remaja delinkuen (melanggar hukum) harus ditahan dan berstatus narapidana. Salah satu faktor penyebab remaja melakukan tindakan melanggar hukum adalah pengaruh orang tua. Pengaruh orang tua difokuskan kepada riwayat tipe relasi remaja dengan orang tua dengan mengukur aspek individualitas & keterkaitan berdasarkan teori Cooper dan Grotevant (1986). Tujuan penelitian untuk mengetahui gambaran tipe relasi remaja dengan orang tua pada remaja delinkuen di Rumah Tahanan Kelas I Kebun Waru Bandung. Metode penelitian yaitu deskriptif kuantitatif. Pengumpulan data menggunakan kuesioner kepada 55 responden. Hasil penelitian untuk aspek individualitas didapatkan lebih dari setengah responden (53%) berada dalam kategori rendah & 47% berada dalam kategori tinggi. Untuk aspek keterkaitan didapatkan hasil lebih dari setengah responden (51%) berada dalam kategori rendah dan 49% dalam kategori tinggi. Remaja delinkuen mempunyai riwayat tipe relasi remaja dengan orang tua yang beragam,yaitu 27%) menggunakan tipe tertutup;tipe kooperatif (25%);24% menggunakan tipe akomodatif dan tipe peduli diri(22%). Dengan demikian, diharapkan pihak instansi rumah tahanan kelas I Bandung, perawat, psikolog untuk dapat meningkatkan peran tenaga profesionalnya melalui konseling rutin dan pembinaan kesehatan jiwa yang tidak hanya diperuntukkan kepada para narapidana remaja, tetapi kepada orang tua narapidana remaja. Sehingga remaja dapat lebih meningkatkan relasi yang sehat dengan orang tuanya. Kata Kunci : Delinkuen, Type hubungan, Orang tua ABSTRACT Breaking the law was often happened among the teenegers recently. As the consequences, the delinquent teenagers have to live in jail and become a convicted criminal. One of the caused of delinquency is family influences. Family influences in this research was focused by the type of relation history between adolescents and parents, by measuring individuality and connectedness aspect based on Cooper and Grotevant theory (1986). The main aim of this research was to describe the types of relationship between delinquent adolescents and their parents in the state prison class I Kebon Waru Bandung. Method of this research was used descriptive quantitative. Data was collected since July 7th-11st 2009 by using questioner to 55 respondent. The results of this research found more than a half (53%) of individuality aspect in the low category and (47%) for the high category. For connectedness aspect was found more than a half respondent (51%) in the low category and (49%) in the high category. General result of the research showed a variety of relation type between adolescents and their parents, almost half of respondent (24%) used closed type; cooperative type (25%); less a half of respondent (24%) used acomodative type and peduli type (22%). Based on that condition, the state prison class I Bandung, especially nurses and psycholog could increase the role of their professionality by giving routine counseling and constructing about mental health not only for youth convicted criminal, but also for their parents who visited them. So that, adolescent would increased healthy relationship with their parents. Keywords: Delinquent, Types relationship, Parents
Pengalaman Mengelola Jurnal Terakreditasi Redaksi Team
Majalah Keperawatan Unpad Lokakarya Jurnal Keperawatan dan Kesehatan Indonesia
Publisher : Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (7297.059 KB)

Abstract

Tujuan Register: 1.mendapatkan nomor register 2.mempermudah pencarian artikel 3.mengetahui status artikel (artikel terbit, belum layak muat, belum perbaikan penulis, ditarik penulis, dan lain-lain)
GAMBARAN ORIENTASI MASA DEPAN NARAPIDANA REMAJA SEBELUM DAN SETELAH PELATIHAN DI RUMAH TAHANAN NEGARA KELAS 1 BANDUNG Redaksi Team
Majalah Keperawatan Unpad Vol 12, No 1 (2010): Majalah Keperawatan Unpad
Publisher : Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (101.75 KB)

Abstract

ABSTRAK Masa remaja merupakan masa penuh gejolak. Salah satu tugas perkembangan pada masa remaja yaitu persiapan menghadapi masa depan. Permasalahan yang menyangkut masa depan adalah pendidikan, pekerjaan, perkawinan, kegiatan mengisi waktu luang, keluarga, dan aktualisasi diri. Hal yang paling diminati remaja adalah pendidikan dan pekerjaan. Orientasi masa depan dapat dipengaruhi oleh lingkungan dimana dia berada. Suasana penjara yang tak ramah, konsep pemisahan, akan menyebabkan anak merasa mempersalahkan diri dan inferioritas. Hal ini mengakibatkan OMD narapidana tidak jelas. Penelitian ini menggunakan metode quasi eksperimen untuk mengetahui perbedaan orientasi masa depan narapidana sebelum dan setelah pelatihan. Pengumpulan data penelitian dengan menggunakan kuesioner Orientasi Masa Depan Bidang Pendidikan dan Pekerjaan. Sampel penelitian adalah narapidana anak usia 13-18 tahun, berjumlah 33 orang. Hasil penelitian adalah, mengalami perubahan yang signifikan bidang pendidikan dengan nilai t0,05 < t = 3,853; bidang pekerjaan dengan nilai t0,05 < t 3,833. Saran untuk penelitian selanjutnya adalah agar memfokuskan pada faktor-faktor yang mempengaruhi orientasi masa depan narapidana remaja. Kata kunci : Orientasi masa depan, Narapidana Remaja, Rumah Tahanan ABSTRACT Adolescent is a time that full of turbulence. One of developmental task of adolescent is preparation to face the future. Problems related to the future are education, work, marriage, spare time activity, family and self actualization. The most interesting matter for adolescents is education and work. Orientation towards the future could be influenced by his/her environment. Unfriendly environment of prison and separation concept would lead to guilty feeling and inferiority of the children. This condition makes future orientation of people in prison is not clear. This study used quasi experiment to identify the difference of future orientation of people living in prison before and after training. Data collection used future orientation questionnaire of education and work. Sample of this study is 33 children aged 13 – 18 years old who live in prison. Result of the study showed that there was significant change in education orientation (t = 3,853) and work orientation (t = 3,833). Suggestion for further research is to focus on factors that influence the future orientation of adolescent who live in prison. Keywords : Future Orientation, Adolescent living in prison, Prison
FAKTOR-FAKTOR YANG BERKONTRIBUSI TERHADAP STATUS GIZI PADA BALITA DI KECAMATAN CIAWI KABUPATEN TASIKMALAYA Redaksi Team
Majalah Keperawatan Unpad Vol 10, No 18 (2008): Majalah Keperawatan Unpad
Publisher : Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (187.116 KB)

Abstract

ABSTRAK Kurang energi protein atau gizi kurang merupakan salah satu penyakit gangguan gizi yang penting di Indonesia maupun di banyak negara berkembang lainnya. Kurang energi protein adalah suatu keadaan dimana berat badan anak kurang dari 80% indeks berat badan menurut umur (BB/U) baku WHO-NCHS yang disebabkan oleh kurangnya zat gizi karbohidrat dan kekurangan protein disertai susunan hidangan yang tidak seimbang. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif yang bertujuan untuk mengetahui dan menggambarkan faktor-faktor yang dapat menyebabkan timbulnya suatu kejadian dengan merunut ke belakang kronologis kejadian tersebut (Sugiyono, 2003). Populasi dalam penelitian ini adalah keluarga yang memiliki balita di Desa Ciawi Kabupaten Tasikmalaya. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 50 responden dengan teknik pengambilan sampel adalah dengan accidental sampling. Data dikumpulkan dengan teknik wawancara terstruktur, angket dan food recall dan kemudian diolah dan dianalisa dengan menggunakan rumus persentase dan proporsi. Hasil penelitan menunjukkan faktor yang memiliki kontribusi terhadap gizi kurang pada anak adalah riwayat penyakit infeksi, tingkat pengetahuan ibu yang kurang, tingkat sosial ekonomi keluarga yang rendah, dan asupan kalori serta protein yang kurang, sedangkan faktor yang kepercayaan ibu terhadap makanan (100%) memiliki kepercayaan yang mendukung terhadap status gizi balita. Jadi faktor kepercayaan ibu terhadap makanan tidak berkontribusi terhadap status gizi kurang pada balita. Berdasarkan hasil penelitian diatas maka disarankan agar semua pihak terutama keluarga berpartisipasi untuk meningkatkan upaya pencegahan terjadinya gizi kurang pada anak, diantaranya dengan pembinaan dan pemberdayaan keluarga yang memiliki resiko gizi kurang pada anak. Pemberdayaan dan pembinaan keluarga ini dapat dilakukan oleh Puskesmas setempat dengan melibatkan perawat kesehatan komunitas. Selain itu perlu dilakukan diseminasi informasi tentang gizi untuk meningkatkan pengetahuan keluarga khususnya ibu tentang asupan nutrisi, cara pengolahan dan pemilihan bahan makanan yang baik pada anak, dan perlu dilakukan upaya promotif dan preventif untuk mengurangi angka penyakit infeksi, seperti penyuluhan tentang penyakit infeksi pada balita, terutama ISPA, diare dan tuberkulosis, misalnya melalui revitalisasi posyandu dengan cara meningkatkan partisipasi masyarakat untuk menggunakan posyandu sebagai pusat kesehatan dan sumber informasi di masyarakat. Kata kunci: Asupan nutrisi pada balita, penyakit infeksi, sosial ekonomi ABSTRACT Energy Protein Malnutrition is a mainly nutrition problem both in Indonesia also in other developed countries. Energy protein malnutrition is a condition that body weight children less than 80% of body weight index per age based on WHO-NCHS standard, that caused by inadequate calory and protein intake with unbalanced diet. The variables in this study was univariat variable with sub variables are nutrition intake, infection history, mother’s cognitive about nutrition, mother’s faith of food and the level of family social economic state. Design of this study is descriptive, that used ex post facto method. The population in this study are family with child in District of Ciawi Tasikmalaya Residence. Research sample taken in accidental sampling, total samples are 50 respondences. Sample collecting procedures with structured interview, questionnaire, and food recall and then analyzed by percentage and proportion method. The results of this study describe that the factors that contributing to energy protein malnutrition are infection history, the poor level of mother’s cognitive about nutrition, the lower level of family’s social economic state, and inadequate calory and protein intake. While the mother’s faith of food is not contributing to energy protein malnutrition cases. Recommended by researcher was need to intensified family participation and family empowering. Besides that, the mainly factors that should be intensified is dissemination information about nutrition, mainly infection cases in child such us acute respiratory infection, tuberculosis and diarrhea. All that efforts could be held in Posyandu, so Posyandu will be most important place as a public health centered to get information about child health generally. Key word: nutrition intake for child, infection history, social economic
PERBEDAAN KADAR GULA DARAH SEBELUM DAN SESUDAH TERAPI RELAKSASI PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT UMUM CIANJUR Redaksi Team
Majalah Keperawatan Unpad Vol 12, No 1 (2010): Majalah Keperawatan Unpad
Publisher : Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (103.45 KB)

Abstract

ABSTRAK Teknik relaksasi merupakan salah satu teknik tindakan keperawatan. Secara fisiologis, relaksasi dapat menurunkan stres. Dengan relaksasi hipotalamus akan mengatur dan menurunkan aktivitas sistem saraf simpatis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh terapi relaksasi terhadap kadar gula darah pada pasien dengan DM Tipe 2. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain eksperimen pre dan post test, dengan kelompok kontrol. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan suatu perlakuan terhadap variabel independen, kemudian mengukur akibat atau pengaruh percobaan tersebut pada variabel dependen. Dalam hal ini peneliti ingin mendapatkan gambaran pemeriksaan kadar gula darah (O1) sebelum eksperimen dilakukan dan (O2) sesudah eksperimen selesai dilakukan pada pasien DM tipe 2 di Rumah Sakit Umum Cianjur. Pengukuran kadar gula darah dilakukan sebelum program latihan. Pengukuran selanjutnya dilakukan selang 1 minggu setelah program. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah sebanyak 34 sampel, yang terdiri dari 17 sampel intervensi dan 17 sampel kontrol. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata kadar gula darah kelompok intervensi pada pengukuran pertama adalah 237.12 mg/dL, pada pengukuran kedua setelah terapi relaksasi didapatkan rata-rata kadar gula darah adalah 205.12 mg/dL, dengan nilai p = 0.163. Pada kelompok kontrol menunjukkan rata-rata kadar gula darah pada pengukuran pertama adalah 320.12 mg/dL dan pada pengukuran kedua tanpa terapi relaksasi didapatkan 338.41 mg/dL dengan nilai p = 0.164. Maka dapat disimpulkan tidak ada perbedaan antara pengukuran kadar gula darah pertama dengan pengukuran kedua pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Peneliti menyarankan untuk melakukan penelitian lanjutan dengan sampel yang lebih besar dan bagi perawat untuk senantiasa melatih pasien diabetes melakukan relaksasi. ABSTRACT Relaxation technique is a nursing intervention. Based on Relaxation can reduce the stress. With relaxation hypothalamus regulate and reduce a sympathetic nerve activity. The objective of this study is identify the impact of relaxation therapy to reduce level of blood glucose in the patient of Diabetic type 2 . This study is experimental quantitative research pre and post test design with group control. In this research, researcher want to describe level of blood glucose before (O1) and after experiment (O2) in the patient of Diabetic type 2 in Rumah Sakit Umum Cianjur. Measurement of Blood glucose done before the program and one week After the exercise. Sample in this study 34, 17 intervention sample, and 17 control group . Examining were or were not different blood glucose level before and after relaxation were using paired-sample T test. Result of the study showed, that decreasing of blood level serum were showed on intervention group before relaxation 237.12 mg/dL and after relaxation 205.12 mg/dL with p value 0,163, alpha size 95%. On the control group, first examine 320.12 mg/dL and second examine without relaxation 338.41 mg/dL p value = 0.164. It can be concluded that there was not a significant between the first and the second blood glucose level measurement.
PENGARUH BEKAM TERHADAP PENINGKATAN DEFORMABILITAS ERITROSIT PADA PEROKOK Redaksi Team
Majalah Keperawatan Unpad Vol 12, No 1 (2010): Majalah Keperawatan Unpad
Publisher : Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (63.329 KB)

Abstract

ABSTRAK Deformabilitas eritrosit merupakan elastisitas bentuk eritrosit selama melewati mikrovaskuler untuk menyesuaikan diameter mikrovaskuler dan secara spontan eritrosit dapat kembali ke bentuk semula tanpa mengalami perubahan bentuk maupun fungsi. Bekam merupakan cara pengobatan tradisional yang memiliki prinsip kerja mengeluarkan darah (blood letting) di area tertentu di punggung sehingga dapat menyembuhkan penyakit. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh bekam terhadap peningkatan deformabilitas eritrosit pada perokok. Desain penelitan adalah quasy experimental dengan menggunakan rancangan Non random pretest-posttest control group design yang dilakukan terhadap manusia sebagai subjek penelitian. Dengan kuota sampling didapat 34 subjek penelitian yang terdiri dari 17 orang per kelompok. Data dianalisis secara deskriptif dan analitik dengan menggunakan komputer. Perbedaan deformabilitas eritrosit dari masing-masing kelompok berupa persentase dianalisis dengan uji t. Hasil paired-sample t-test didapat p value sebesar 0,001 maka dapat disimpulkan pengaruh bekam terhadap peningkatan deformabilitas eritrosit pada perokok pada kelompok perlakuan adalah sangat bermakna karena p < 0,05. Hasil independent t-test didapat p value sebesar 0,002. Karena p value < 0,05 maka dapat disimpulkan pengaruh bekam terhadap peningkatan deformabilitas eritrosit pada perokok pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan di akhir pengamatan adalah ada perbedaan bermakna. Jadi hipotesis penelitian diterima yaitu ada pengaruh bekam terhadap peningkatan deformabilitas eritrosit pada perokok. Merokok dalam jumlah dan waktu tertentu dapat menurunkan kemampuan kerja eritrosit melewati mikrovaskuler untuk menghantarkan oksigen ke tingkat sel. Bekam dapat digunakan sebagai terapi untuk meningkatkan kemampuan kerja eritrosit melewati mikrovaskuler karena terbukti dapat meningkatkan nilai deformabilitas eritrosit. Nilai deformabilitas eritrosit dapat mencapai lebih baik bila subjek penelitian berhenti merokok. Kata Kunci : Deformabilitas, Eritrosit, Bekam, H2O2 ABSTRACT Erythrocyte deformability is the elasticity of erythrocyte form during its course through microvasculature to adjust to the diameter of microvasculature, and it can spontaneously return to its original form without changes in shape and function. Cupping therapy is a traditional treatment with a principle of blood letting in certain areas on the back to heal a disease. This was a quasi-experimental study using non-random pretest-posttest control group design performed to human beings as the subject of study. By sampling quota, we obtained 34 subjects, comprising 17 individuals in each group. Data were analyzed descriptively and analytically using computer. The difference of erythrocyte deformability in each group, which was presented as percentage, was analyzed using t test. The result of paired sample t-test, the p value was found to be 0.001. Therefore, it can be concluded that the effect of cupping therapy on the increase of erythrocyte deformability in cigarette smokers in treatment group was highly significant since p < 0.05. The result of independent t-test revealed p value of 0.002. Since the p value was < 0.05, the effect of cupping therapy on the increase of erythrocyte deformability in cigarette smokers in control and treatment groups at final observation had significant difference. In conclusion, cupping therapy has effecto in the increase of erythrocyte deformability in cigarette smokers. Cigarette smoking in certain quantity and time may reduce the action capacity of the erythrocytes to pass microvasculature to deliver oxygen to cellular level. Cupping therapy can be applied as a therapy to increase the capacity of erythrocyte to pass the microvasculature as it has been proved to be able to increase erythrocyte deformability. The value of erythrocyte deformability can be increased more if the subjects cease to smoke. Keywords: Erythrocyte, Deformability, Cupping therapy, H2O2
PENGARUH BERMAIN TERHADAP PERILAKU ANAK PRA SEKOLAH MASA HOSPITALISASI DI RUANG “Y” RUMAH SAKIT “X” BANDUNG Redaksi Team
Majalah Keperawatan Unpad Vol 11, No 20 (2009): Majalah Keperawatan Unpad
Publisher : Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (41.001 KB)

Abstract

ABSTRAK Masa balita merupakan golden periode dimana terjadi pembentukan dasar-dasar sikap dan perilaku serta perkembangan berbagai dimensi sehingga diharapkan anak dapat melewatinya tanpa menderita sakit. Sakit merupakan pengalaman yang tidak menyenangkan, karena dimungkinkan anak mengalami hospitalisasi sehingga anak dituntut untuk beradaptasi walaupun dalam keadaan sakit dan harus menjalani prosedur perawatan dan pengobatan yang menakutkan. Bermain dapat menggali dan mengekspresikan perasaan dan pikiran, mengalihkan perasaan nyeri dan relaksasi. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh bermain terhadap perilaku masa hospitalisasi pada anak usia 3-6 tahun di Ruang “Y” Rumah Sakit “X” Bandung. Design penelitian ini menggunakan quasi eksperimental dengan 95 responden anak pra sekolah. Alat penelitian menggunakan gambar untuk diberi warna, kertas untuk menggambar dan puzzle, dengan alat ukur lembar observasi. Hasil uji t dependen, didapatkan p value 0,0001 menunjukkan bahwa ada perbedaan respon perilaku masa hospitalisasi anak sebelum dan sesudah aktivitas bermain dengan taraf signifikasi (0,001) yang berarti Ho ditolak. Hasil penelitian menunjukan bahwa bermain memberikan pengaruh selama hospitalisasi, sehingga diharapkan perawat dan orang tua dapat memberikan dukungan kepada anak selama hospitalisasi dengan cara bermain bersama selama 20-30 menit. Kata Kunci : Bermain, Perilaku ,Hospitalisasi, Anak pra sekolah. ABSTRACT Childhood is a golden period which make up the foundation of children personality and attitude so we hope the children can grow healthy. Illness is not good experience, furthermore if the children must hospitalize so the children must adapted wherever they get sick. Play can help them to express their feeling and thought, distract the pain and make relaxation. The purpose of the research was to identify the effect of children of 3-6 years behavior of playing during hospitalitation in “Y” Room, Hospital “X” Bandung. The design of the research used quasi experimental with 95 responden pre school children. The equipment used is a blank pictures and then the children give the colour to the pictures, blank paper to draw and puzzle, with using check list observation. The result of the test t dependent with 0,0001 p value show that there are responce differencies of behavior during hospitalitation before and after playing with significancy (0.001) that means reject Ho. The result of the research shows that play give influence during hospitalitation, so we hope the nurses and parents will support to the hospitalized children to play for 20-30 minutes. Keywords : Play, Behavior, Hospitalitation, Pre school children
APLIKASI ASUHAN KEPERAWATAN SPIRITUAL MUSLIM DI R. FIRDAUS III RS. AL-ISLAM BANDUNG Redaksi Team
Majalah Keperawatan Unpad Vol 11, No 20 (2009): Majalah Keperawatan Unpad
Publisher : Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (217.4 KB)

Abstract

ABSTRAK Asuhan Keperawatan Spiritual Muslim (AKSM) yang dikembangkan sejak tahun 2004 dan tahun 2009 mulai diujicobakan di RS Al-Islam Bandung di ruang Firdaus III. Jenis penelitian ini adalah deskriptif eksploratif, dimana penelitian ini menggambarkan aplikasi AKSM di ruang Firdaus III. Sample dalam penelitian ini adalah mahasiswa tingkat II Akper Aisyiyah Bandung sejumlah 71 orang. Teknik pengumpulan data dengan angket dan lembar observasi serta wawancara. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa aplikasi AKSM ini jika ditinjau dari dari pengkajian dinilai cukup (58%), aplikasi ibadah praktis yaitu istinja (54%), thoharoh (56%), sholat (53 %) dan do’a (63%) dinilai baik. Dilihat dari Aspek komunikasi dan sikap mahasiswa dalam melaksanakan asuhan ini dinilai baik, yaitu 70 %  untuk komunikasi dan 68 %  untuk sikap terhadap spiritual pasien. Namun jika dilihat dari kemampuan profesionalisme dan peningkatan mutu asuhan (45%), sistem rujukan (52%) serta bimbingan konseling pasien (46 %) aplikasi asuhan keperawatan spiritual muslim ini masih kurang. Saran yang dapat direkomendasikan dari hasil penelitian ini adalah adanya upaya peningkatan profesionalisme serta bimbingan dan konseling pasien, serta pengembangan keilmuan dan aplikasi praktis dalam Asuhan Keperawatan Spiritual Muslim. Kata Kunci     : Asuhan Keperawatan Spiritual Muslim, Pengkajian, Perencanaan, Implementasi, Evaluasi. ABSTRACT One of subject in idiploma three nursing curriculum is Moslem Spiritual Nursing Case which developed since 2004 and in year 2009 pilot project has been started in Al-Islam Hospital Bandung ward that is used was Firdaus III. This study used descriptive explorative design which described application of Muslim spiritually nursing care in Firdaus Ward by 71 second year nursing students from of Nursing Academy Aisyiyah Bandung. Data collection techniques used questionnaire, observation check list, and interview. The study results showed that application of Muslim spiritually nursing care in term of assessment is moderate (58%), in terms of application of religious practice which is “istinja” (54%), “thoharoh (56%), “sholat” (53%), and pray (63%) are good. Aspect of communication and attitude of nursing students in delivering this care is good which is 70% and 68% respectively. But there are some aspects of application Muslim spiritually nursing care that still low which is professionalism ability and improvement quality of care (45%), referral system (52%) and patient counseling (46%). Recommendation from this study result is to increase effort to improve professionalism, patient counseling, and knowledge development and practical application in Muslim spiritually nursing care. Keywords: Musling spiritually nursing care, Assessment, Planning, Implementation, Evaluation