This Author published in this journals
All Journal Zuriat
Anggoro Hadi Permadi
Unknown Affiliation

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Penampilan Bawang Putih Generasi VM2 Radiasi Sinar Gamma dan Neutron Cepat Murdaningsih Haeruman K.; Achmad Baihaki; Gunawan Satari; Tohar Danakusuma; Anggoro Hadi Permadi
Zuriat Vol 1, No 1 (1990)
Publisher : Breeding Science Society of Indonesia (BSSI) / PERIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/zuriat.v1i1.6601

Abstract

Penelitian mutasi induksi untuk mengetahui pengaruhnya terhadap penampilan fenotipik beberapa sifat bawang putih generasi VM2 radiasi sinar gamma dan neutron cepat telah dilakukan, di Ciwidey, bulan April sampai dengan September 1985, menggunakan Rancangan Acak Kelompok, diulang tiga kali. Delapan perlakuan merupakan populasi tanaman generasi VM2 turunan generasi VM0 yang diradiasi sinar gamma dengan dosis 300, 600, 900, 1.200, dan 1.500 rad; neutron cepat dengan dosis 30, 60 dan 90 rad. Lumbu Hijau digunakan sebagai kontrol. Radiasi sinar gamma dan neutron cepat memperluas variasi genetik jumlah daun, berat umbi per tanaman, tinggi umbi, variasi berat siung, dan persen tunas aksilari pada generasi VM2, varians fenotipik pada populasi yang diradiasi lebih besar dan berbeda dibandingkan dengan populasi tanpa radiasi; radiasi sinar gamma dan neutron cepat dapat menimbulkan sebaran data yang asimetri. 
Sifat-Sifat Penting dalam Seleksi Tanaman Bawang Putih (Allium sativum L.) Murdaningsih Haeruman K.; Achmad Baihaki; Gunawan Satari; Tohar Danakusuma; Anggoro Hadi Permadi
Zuriat Vol 2, No 1 (1991)
Publisher : Breeding Science Society of Indonesia (BSSI) / PERIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/zuriat.v2i1.6620

Abstract

Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui variasi genetik tanaman bawang putih di Indonesia. Untuk mengetahui sifat-sifat yang penting dalam seleksi tanaman bawang putih. 10 kultivar di tanam di Ciwidey dan Cipanas pada bulan April sampai dengan September 1984. Pada tempat dan musim yang sama di tahun 1985 dilaksanakan pula terdapat 24 kultivar. Rancangan Acak Kelompok yang diulang tiga kali digunakan di setiap lokasi per tanaman. Faktor kultivar, lokasi, dan musim tanam diasumsikan diambil secara acak. Pengamatan dilakukan terhadap 22 sifat pada tahun 1984 dan terhadap 24 sifat pada tahun 1985. Terhadap setiap data pengamatan dilakukan analisis gabungan. Melalui nilai penduga parameter genetik sifat-sifat yang diamati ditentukan sifat penting yang bermanfaat dalam penelitian dan pelaksanaan pemuliaan bawang putih yang berkaitan dengan seleksi. Ternyata sepuluh sifat yaitu LOV daun ketujuh, LOR, umur tanaman, hasil per plot, volume umbi, diameter umbi, jumlah siung per umbi, variasi berat siung, kualitas aroma dan sifat persentase bunting merupakan sifat-sifat yang penting dalam penelitian dan pelaksanaan pemuliaan yang berkaitan dengan seleksi.
Cara pembelahan umbi, lama perendaman dan konsentrasi kolkhisin pada poliploidisasi bawang merah 'Sumenep' Anggoro Hadi Permadi; Retno Cahyani; Supartini Syarif
Zuriat Vol 2, No 2 (1991)
Publisher : Breeding Science Society of Indonesia (BSSI) / PERIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/zuriat.v2i2.6693

Abstract

Bawang merah 'Sumenep' tidak mampu berbunga di daerah tropis. Kultivar ini dapat diperbaiki dengan metode poliploidi. Suatu percobaan yang ditata menurut rancangan acak lengkap pola faktorial dengan tiga ulangan, digunakan untuk mempelajari pengaruh pembelahann umbi (melintang dan membujur), waktu perendaman (3 dan 6 jam) serta konsentrasi kolkhisin (0 ppm, 100 ppm, 200 ppm, dan 400 ppm). Percobaan dilaksanakan di Balai Penelitian Hortikultura, Margahayu (1250 m dpl), Lembang.Hasil percobaan menunjukkan: (1) terdapat interaksi antara konsentrasi kolkhisin dan waktu perendaman yang menentukan efektifitas induksi poliploidi. (2) Poliploidi ditunjukkan dengan bentuk tanaman yang lebih pendek, jumlah daun sedikit, jumlah stomata sedikit, daun lebih tebal dengan pembesaran stomata, baik lebar maupun panjangnya. (3) tanaman poliploid menunjukkan lebih ringan, baik pada karakter berat basah maupun berat kering. (4) Pembelahan umbi melintang yang direndam dalam larutan kolkhisin dapat menginduksi poliploidi lebih nyata dibandingkan dengan pembelahan umbi membujur. (5) Waktu perendaman tiga jam dalam larutan kolkhisin cukup baik untuk menginduksi poliploidi, baik pada cara pembelahan melintang maupun membujur. (6) Pembelahan umbi melintang dengan waktu perendaman 3 jam dalam larutan kolkhisin 400 ppm adalah cara yang paling efektif untuk menginduksi poliploidi.
Pemindahan Mandul Jantan dari Bawang Bombay Ke Bawang Merah dan Pewarisan Mandul Jantan Nani Herwati; Achmad Baihaki; Ridwan Setiamihardja; Anggoro Hadi Permadi
Zuriat Vol 14, No 1 (2003)
Publisher : Breeding Science Society of Indonesia (BSSI) / PERIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/zuriat.v14i1.6807

Abstract

Penggunaan mandul jantan merupakan persyaratan yang utama untuk memproduksi benih hibrida bawang merah yang efisien dan komersial. Di Indonesia belum ada bawang merah mandul jantan. Percobaan dilakukan dari bulan Januari 1992 sampai dengan Agustus 1993. Penelitian ini ditujukan untuk memindahkan karakter mandul jantan dari bawang bombay ke bawang merah dan mengetahui pola pewarisan karakter mandul jantan. Bahan percobaan yang digunakan, yaitu tiga genotip umbi bawang Bombay sebagai tetua mandul jantan (PA), yaitu 8901, 8907 dan 8908; tiga genotip umbi bawang merah sebagai tetua normal (PB), yaitu Cipanas 86, Cipanas 88 dan Maja; sembilan genotip umbi F1 (hasil persilangan PA 1,2,3 X P B 1,2,3) dan tiga umbi genotip S1 (hasil persilangan sendiri tetua normal) Persilangan dilakukan di Lembang, sedang persemaian benih dan penanaman bibit F1 dan S1 dilakukan di Maja, Majalengka. Dari organ bunga tanaman F1 dapat diketahui bahwa karakter mandul jantan dari ke tiga genotip bawang Bombay dapat dipindahkan ke tiga kultivar ba wang merah. Organ anter bunga tanaman F1 penampilannya sama dengan tetua mandul jantan bawang bombay, yaitu anter tidak bernas, agak kisut dan tidak pecah, hasil pengamatan mikroskopis, tepungsarinya jernih (tidak bertanda) dan tidak berkecambah pada media agar. Tetapi bentuk tepungsari tetua mandul jantan dan F1-nya sama dengan tetua normal dan S1. Karakter mandul jantan diwariskan oleh gen sitoplasmik.
Variasi Genetik Sifat-Sifat Tanaman Bawang Putih di Indonesia Murdaningsih Haeruman K.; Achmad Baihaki; Gunawan Satari; Tohar Danakusuma; Anggoro Hadi Permadi
Zuriat Vol 1, No 1 (1990)
Publisher : Breeding Science Society of Indonesia (BSSI) / PERIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/zuriat.v1i1.6598

Abstract

Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui variasi genetik tanaman bawang putih di Indonesia. Penelitian mengenai variasi genetik dilaksanakan terhadap 10 kultivar yang ditanam di Ciwidey dan Cipanas pada bulan April sampai dengan September 1984. Pada tempat dan musim tanam yang sama di tahun 1985 dilaksanakan pula terhadap 24 kultivar. Rancangan Acak Kelompok yang diulang tiga kali digunakan di setiap lokasi pertanaman. Faktor-faktor kultivar, lokasi dan musim tanam diasumsikan diambil secara acak. Pengamatan dilakukan terhadap 22 sifat pada tahun 1984, dan terhadap 24 sifat pada tahun 1985. Terhadap setiap data pengamatan dilakukan analisis gabungan. Ternyata pada umumnya sifat-sifat bawang putih di Indonesia memiliki variabilitas genetik sempit. Beberapa sifat memiliki variabilitas genetik luas, yaitu sifat-sifat LOR (Leaf Orientation Rate), jumlah siung per umbi, variasi berat siung, kualitas aroma dan sifat persentase bunting.