Transformasi ekonomi Kota Padang telah mengakselerasi industrialisasi, pertumbuhan demografis, dan motorisasi yang berimplikasi pada degradasi kualitas udara ambien. Eskalasi kasus infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) selama periode 2020-2024 mengindikasikan urgensi evaluasi komprehensif terhadap kontaminan atmosferik sebagai basis formulasi strategi mitigasi pencemaran. Metode deskriptif-kuantitatif dilakukan di sepuluh titik sampling representatif untuk mengevaluasi parameter kualitas udara. Hasil menunjukkan status kualitas udara Kota Padang masih memenuhi standar PP No. 22 Tahun 2021 dengan seluruh parameter SO₂ (32,2-102 μg/m³), NOₓ (31,1-86,2 μg/m³), CO (1.214-4.296 μg/m³), dan PM₁₀ (0,17-15,3 μg/m³) dalam kategori ISPU "Baik", dimana analisis regresi mengidentifikasi 73,4% variasi konsentrasi polutan dipengaruhi oleh intensitas pembangunan, dinamika demografis-sosial, dan densitas lalu lintas dengan heterogenitas spasial signifikan yang menunjukkan konsentrasi maksimal di RTH Imam Bonjol, Terminal Anak Aia, dan Jalan Raya Indarung sebagai koridor dengan aktivitas antropogenik intensif dan mobilitas tinggi. Rapid urban modernization and economic growth in Padang City have contributed to the degradation of ambient air quality, posing potential risks to public health. This study aims to evaluate the concentrations of key air pollutants—SO₂, NOₓ, CO, and PM₁₀—and to identify dominant influencing factors. A quantitative descriptive approach was applied to ten sampling points representing diverse activity zones. Results indicate that all parameters met the national ambient air quality standards (PP No. 22/2021) and were classified as “Good” by the Air Pollution Standard Index (ISPU): SO₂ (32.2–102 μg/m³), NOₓ (31.1–86.2 μg/m³), CO (1,214–4,296 μg/m³), and PM₁₀ (0.17–15.3 μg/m³). Regression analysis revealed that 73.4% of pollutant concentration variance was significantly influenced by infrastructure development, demographic growth, and traffic density. Spatial heterogeneity highlighted pollution hotspots at Imam Bonjol Green Open Space, Anak Aia Terminal, and Jalan Raya Indarung, which should be prioritized in future urban air quality mitigation strategies.