Dwi Fadila Kurniawan
Departemen Teknik Elektro, Universitas Brawijaya

Published : 53 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 48 Documents
Search
Journal : Jurnal Mahasiswa TEUB

PERANCANGAN SISTEM MONITORING DAN VERIFIKASI BARANG PADA KOTAK POS PINTAR BERBASIS MIKROKONTROLER ESP32-CAM MENGGUNAKAN BLYNK Faza Rosyadan Nandita Pratama; Adharul Muttaqin; Dwi Fadila Kurniawan
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol 9, No 5 (2021)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKKebutuhan jasa pengiriman mengalami peningkatan yang cukup pesat mengikuti meningkatnya popularitas e-commerce. Pada layanan jasa pengiriman, kurir memiliki tugas untuk mengirim barang pesanan sampai kekonsumen secara langsung sesuai alamat yang diberikan. Konsumen tidak dapat menentukan waktu pasti untukbarang pesanan mereka datang. Sebagai solusi dari permasalahan tersebut perlu dirancang sebuah kotak pospintar yang dapat memberikan pemberitahuan dan tampilan visual barang yang dimasukkan ke dalamnya. Padaskripsi ini ditunjukkan bagaimana merancang alat untuk memantau adanya barang yang masuk melalui dalampintu bagian atas pada kotak pos pintar. Dengan menggunakan alat tersebut dapat dilakukan verifikasi apakahbarang yang diterima sesuai dengan barang yang telah dipesan. Alat dibuat dengan menggunakan perangkatkeras antara lain HC-SR501 passive infrared sensor (PIR), mikrokontroler ESP32-CAM dan regulator 5V MB-102. Secara teknis perangkat tersebut bekerja ketika HC-SR501 passive infrared sensor (PIR) mendeteksi kurirpada saat membuka pintu. ESP32-CAM akan menanggapi hal tersebut dengan mengirimkan sebuah notifikasibarang telah datang sekaligus hasil gambar kepada Blynk apps. Berdasarkan hasil pengujian yang telahdilakukan dapat ditunjukkan bahwa ESP32-CAM memerlukan waktu setidak 20 detik untuk proses setiappengambilan gambar saat barang terdeteksi masuk. Sensor PIR juga telah menunjukan kinerja yang baik untukmendeteksi kurir yang mendekat ke kotak. Pemberitahuan dan gambar berhasil diterima dengan baik oleh Blynk.Keywords— HC-SR501 Passive Infrared Sensor (PIR), Mikrokontroler ESP32-CAM, Internet of Things (IoT), Blynk appsABSTRACTThe need for delivery services has increased quite rapidly to increase the popularity of e-commerce. In delivery services,couriers have the task of sending ordered parcels to consumers directly according to the address given. Consumers cannotdetermine the exact time for their ordered parcels to arrive. As a solution to this problem, it is necessary to design a smartpost box that can provide notifications and display visual items that are inserted into it. In this report, it is shown how todesign a tool to realize parcels that enter through the top door of a smart post box. By using this tool, it can be verifiedwhether the parcels received are in accordance with the parcels that have been ordered. Tools made using hardware includethe HC-SR501 passive infrared sensor (PIR), the ESP32-CAM microcontroller and the MB-102 5V regulator. Technically thedevice works when the HC-SR501 passive infrared sensor (PIR) detects the courier when opening the door. ESP32-CAM willrespond to this by sending a notification of the parcels arriving along with the results of the image to the Blynk apps. Basedon the tests that have been carried out, it can be shown that the ESP32-CAM takes 20 seconds to take pictures when parcelsare detected entering. The PIR sensor has also shown good performance for detecting couriers approaching the box.Notifications and images were well received by Blynk.Keywords— HC-SR501 Passive Infrared Sensor (PIR), ESP32-CAM Microcontroller, Internet of Things (IoT), Blynk apps.
PERANCANGAN ANTENA ULTRAWIDEBAND MIMO UNTUK APLIKASI WIFI DAN 5G Azizurrahman Rafli; Rudy Yuwono; Dwi Fadila Kurniawan
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol 9, No 8 (2021)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Antena mikrostrip adalah salah satu jenis antena yang memiliki kenggulan dari antena jenis lain yaitu memiliki bobot yang ringan serta ukuran yang kecil, mampu beroperasi pada single, dual maupun multi band, dapat menghasilkan polarisasi sirkular maupun linear dan mudah diimplementasikan. Kemampuan Antena mikrostrip apabila digabungkan dengan Ultra-wideband dan Teknik Multiple Input Multiple Output (MIMO) dapat menghasilkan kinerja antena yang baik dan cakupan frekuensi yang lebar. Sehingga satu antena dapat bekerja fleksibel di beberapa frekuensi kerja. Saat ini teknologi yang sedang tren adalah teknologi Wi-Fi dan 5G. Penelitian ini merancang desain antena ultra-wideband MIMO pada frekuensi Wi-Fi dan 5G. Desain antena mikrostrip berbentuk bintang 30 dengan konduktor tembaga. Desain antena MIMO divariasi dari single element, MIMO 2x2, MIMO 3x3 dan MIMO 4x4. Performansi desain antena ultra-wideband MIMO dibandingkan antara simulasi dan pengujian. Hasil Simulasi dan pengujian menunjukkan bandwidth yang dihasilkan telah mencakup kanal frekuensi Wi-Fi dan 5G. Kata Kunci: Antena Mikrostrip, MIMO, Ultra-wideband, Wi-Fi, 5G ABSTRACT Microstrip antenna is one type of antenna that has advantages over other types of antennas, namely having a light weight and small size, capable of operating in single, dual or multi-band, can produce circular and linear polarization and is easy to implement. Microstrip antenna capabilities combined with Ultra-wideband and Multiple Input Multiple Output (MIMO) techniques can produce good antenna performance and wide coverage. The combined technique of antenna can work flexibly in several working frequencies. This paper will design ultra-wideband MIMO antennas at Wi-Fi and 5G frequencies. The antennas have a design of 30 star shaped design with copper conductors. MIMO antenna designs are varied from single element, MIMO 2x2, MIMO 3x3 and MIMO 4x4. The performance of the MIMO ultra-wideband antenna design was compared between simulation and testing. Simulation and test results in this paper show that the resulting bandwidth includes Wi-Fi and 5G frequency channels. Keywords: Microstrip Antenna, MIMO, Ultra-wideband, Wi-Fi, 5G
PERANCANGAN SISTEM KEAMANAN MENGGUNAKAN SOLENOID DOOR LOCK BERBASIS NODEMCU ESP8266 PADA PINTU PENERIMA KOTAK POST PINTAR ICOP BOX (INTEGRATED CONTACTLESS POSTBOX) Fatchur Rizal Hidayat; Adharul Muttaqin; Dwi Fadila Kurniawan
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol 9, No 5 (2021)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKICoP Box (Integrated Contactless Post Box) merupakan sebuah kotak pos yang didesain sedemikian rupa untukmempermudah pemiliknya dalam memantau paket atau barang yang datang, serta dapat meminimalisir penyebaran virusCOVID-19 akibat adanya kontak langsung dengan orang baru yaitu kurir yang memiliki mobilitas tinggi dari tempat satuke tempat yang lainnya untuk mengantarkan paket atau barang. Terdapat 2 pintu pada ICoP Box yaitu pintu kurir danpintu penerima. Sebagai upaya pengamanan paket atau barang yang ada di dalam ICoP Box, diperlukan adanya sistemkeamanan pada pintu penerima. Penelitian ini merancang sistem keamanan pada pintu penerima ICoP Box yang terdiridari NodeMCU ESP8266, solenoid door lock 12V, sensor infra merah, dan relay 5V yang nantinya akan dikontrolmelalui tampilan antarmuka Blynk dengan dibuatkan sebuah push button. Ketika solenoid door lock dalam kondisi ON,pintu dapat dibuka dan sensor infra merah akan berlogika 1 atau “HIGH”. Saat pintu ditutup kembali, sensor infra merahakan berlogika 0 atau “LOW” dan akan secara otomatis merubah kondisi solenoid door lock menjadi OFF dalam waktu2,5 detik. Relay sebagai aktuator digunakan dalam membuka dan menutup solenoid door lock yang terhubung denganNodeMCU ESP8266. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada percobaan sensor infra merah, sensorbekerja pada kondisi LOW dan berfungsi dengan baik sebagai pendeteksi pintu tertutup dan terbuka. Pada percobaanrelay yang dikontrol melalui aplikasi Blynk, didapatkan respon waktu yang cukup cepat dengan rata-rata waktupengeksekusian perintah adalah kurang dari 1 detik.Kata Kunci: NodeMCU ESP8266, Sensor Infra Merah FC-51, Solenoid Door Lock 12V, BlynkABSTRACTICoP Box (Integrated Contactless Post Box) is a post box designed in such a way as to make it easier for the owner tomonitor incoming packages or goods, and to minimize the spread of the COVID-19 virus due to direct contact with newpeople, namely couriers who have high mobility from the place of origin. from one place to another to deliver packagesor goods. There are 2 doors on the ICoP Box, namely the courier door and the receiving door. As an effort to securepackages or goods in the ICoP Box, it is necessary to have a security system at the receiving door. This study designs asecurity system at the ICoP Box receiving door which consists of NodeMCU ESP8266, 12V door lock solenoid, infraredsensor, and 5V relay which will be controlled via the Blynk interface by making a push button. When the door locksolenoid is ON, the door can be opened and the infrared sensor will be logic 1 or “HIGH”. When the door is closedagain, the infrared sensor will be logic 0 or “LOW” and will automatically change the condition of the door locksolenoid to OFF within 2.5 seconds. The relay as an actuator is used in opening and closing the door lock solenoidwhich is connected to the NodeMCU ESP8266. Based on the results of research that has been carried out on infraredsensor experiments, the sensor works in LOW conditions and functions well as a detector for closed and open doors. Inthe relay experiment which was controlled through the Blynk application, the response time was quite fast with theaverage command execution time was less than 1 second.Keywords: NodeMCU ESP8266, Infrared Sensor FC-51, Solenoid Door Lock 12V, Blynk
ANALISIS PENURUNAN LEVEL DAYA TERIMA GAIN SMARTPHONE DENGAN PENAMBAHAN USER DALAM KEADAAN INDOOR DAN OUTDOOR Dhody Persada; Rudy Yuwono; Dwi Fadila Kurniawan
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol 5, No 1 (2017)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract- Ponsel cerdas (smartphone) adalah telepon genggam yang mempunyai kemampuan dengan pengunaan dan fungsi yang menyerupai komputer. penerimaan daya level terima smartphone apakah sangat berpengaruh dengan penambahan user dan kondisi indoor dan outdoor. Pada peneltian ini, dilakukan pengukuran smartphone pada kondisi indoor dan outdoor dengan mengguakan acces point. Smartphone diletakan didalam kotak yang sudah dibuat dengan ukuran tertentu. Kemudian mengukur kuat medan elektromagnetik sebesar 18,24⨯  W/m, dengan hasil penerimaan kondisi indoor dan outdoor pada smartphone kondisi indoor menggukan kotak kardus nilai terbaik sebesar -23 dBm dalam waktu 1 menit untuk selang waktu 5 menit level daya terima yang terbaik adalah -23 dBm, untuk kondisi outdoor menggunakan kotak kardus dalam selang waktu 1 menit nilai terbaik adalah -24 dBm untuk selang waktu 5 menit level daya terima yang terbaik adalah -26 dBm. Dialakukan kembali pengukuran degan menggunakan kotak akrilik/mika dengan hasil pengukuran dalam selang waktu 1 menit dengan kondisi indoor didapatkan nilai terbaik -22 dBm untuk selang waktu 5 menit level daya terima yang terbaik adalah -23 dBm untuk kondisi outdoor dalam selang waktu 1 menit didapatkan nilai sebesar -25 dBm untuk selang waktu 5 menit didapatkan nilai terbaik adalah -24 dBm.
Quality Of Service (Qos) Layanan Video Conference Pada Jaringan High Speed Packet Access (HSPA) Menggunakan Emulator Graphical Network Simulator (GNS) 3. Reno Muktiaji Herdhiansyah; Wahyu Adi Priyono; Dwi Fadila Kurniawan
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol 2, No 4 (2014)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (501.202 KB)

Abstract

Video conference adalah layanan yang meliputi Pelayanan data, voice, multimedia dan internet. Video conference membutuhkan kecepatan data yang relative tinggi dan bandwidth relative lebar. High speed packet access (HSPA) adalah jaringan generasi 3.75G yang mampu memberikan layanan kecepatan hingga 14,4 Mbps pada downlink dan 7,2 Mbps pada uplink sehingga jaringan ini mampu memenuhi kebutuhan untuk layanan video conference. Pada penelitian ini dibahas konfigurasi video conference pada jaringan High speed packet access (HSPA) dan pengamatan melalui software emulator GNS3. Parameter yang diamati pada penelitian ini adalah troughput, packet loss, delay end-to-end dan jitter. Kualitas layanan yang didapatkan dengan membandingkan hasil pengamatan dengan hasil simulasi.Dari hasil pengamatan didapat nilai untuk resolusi 640x480p memiliki nilai delay end-to-end 148.150,75 ms. Kualitas performansi layanan video conference di daerah pengambilan data menggunakan High Speed Packet Access (HSPA) adalah sesuai dengan standar ITU-T G.1010 untuk delay (delay end to end < 10 s) dan packet loss (packet loss < 1%) pada resolusi 320x240p dan 640x480p. Nilai tersebut dikategorikan buruk menurut standar ITU-T G.114, sehingga butuh pengembangan yang mendalam dalam penerapan teknologi ini kedepannya.Kata Kunci— Video conference, Quality of Service (QoS), GNS3.
PERANCANGAN PERANGKAT MULTI SWITCH OPERATION MODE RECTENNA Muhammad Hadyan Arif; Rudy Yuwono; Dwi Fadila Kurniawan
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol 5, No 3 (2017)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini membahas tentang perancangan multi switch otomatis untuk mengatur kerja dari rectenna (rectifier antenna) sebagai pengubah daya elektromagnetik menjadi output DC dan perangkat Wi-Fi/Bluetooth yang bekerja pada frekuensi kerja 2.4 GHz. Pemanenan energy ini merupakan salah satu alternatif konversi energi, dimana dalam proses ini dapat menghasilkan daya listrik yang dapat digunakan oleh perangkat yang membutuhkan daya kecil. Namun keberadaan rectenna di sekitar perangkat telekomunikasi ternyata dapat mengganggu penyerapan daya oleh antena perangkat tersebut. Oleh karena itu dibutuhkan multi switch yang dapat mengatur kerja dari rectenna dan perangkat – perangkat tersebut. Sehingga pemanfaatan gelombang elektromagnetik dapat lebih maksimal antara rectenna dengan perangkat wi-fi dan Bluetooth yang bekerja pada frekuensi 2.4 GHz. Kata kunci Rectifier, Multi Switch, Output DC. Abstract – This research is discuss about designing automatic multi switch to manage the work of rectenna as a electromagnetic energy converter to DC voltage and Wi-Fi or Bluetooth devices that works on 2.4 GHz frequency band. Energy harversting is one of the alternatives ways of energy convertion, the prossess is producing an energy that can be used by some device that need a small amount of power. But the existence of rectenna around the telecommunication devices can interrupt the power absorbtion of devices antenna. According to the problem, we need some device that can manage the work of rectenna and those devices. So the   utilization of electromagnetic energy on 2.4 GHz frequency band will be better without interferencing each others. Key Words Rectifier, Multi Switch, DC Output
ANALISIS PERFORMANSI SINGLE CARRIER FREQUENCY DIVISION MULTIPLE ACCESS PADA TEKNOLOGI LTE MENGGUNAKAN MODEL PROPAGASI WALFISCH IKEGAMI Fajar Pramana; Ali Mustofa; Dwi Fadila Kurniawan
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol 5, No 6 (2017)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dunia telekomunikasi saat ini telah berkembang pesat yang saat ini sudah melebihi teknologi generasi ketiga (3G). The 3rd Generation Partnership Project (3GPP) merupakan standart yang digunakan dalam dunia telekomunikasi. Akan tetapi ada permasalahan yang diakibatkan saat pentransmisian sinyal yang umumnya sinyal yang ditransmisikan akan dipengaruhi oleh bermacam-macam fenomena fading, salah satunya multipath fading yang pasti terjadi pada jaringan wireless. Penulisan skripsi ini bertujuan  untuk  mengkaji pengaruh penggunaan masing-masing teknik modulasi untuk performansi pada kanal uplink LTE dengan penerapan multiple access SC-FDMA menggunakan model propagasi Walfisch Ikegami, ditinjau dari parameter sistem yang meliputi Path Loss, Signal to Noise Ratio (SNR), Energy Bit to Noise Ratio (Eb/No) dan Bit Error Rate (BER). Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pengumpulan data sekunder, perhitungan dan pengolahan data menggunakan software Matlab R2015a dan selanjutnya di analisis. Perhitungan Nilai pathloss dalam hal ini digunakan dalam kondisi urban dengan metode walfisch-ikegami dimana pengaruh jarak yang semakin jauh dan pada kondisi NLOS akan menyebabakan nilai pathloss semakin besar. Hasil perhitungan menunjukkan pada nilai bandwidth sistem, semakin cepat laju data maka bandwidth sistem akan semakin besar dan nilai bandwidth sistem terbesar diperoleh pada teknik modulasi 64-QAM, yaitu 7,7064Mbps. Nilai SNR juga berpengaruh pada kondisi dan jarak, untuk kondisi LOS maupun NLOS berpengaruh terhadap nilai SNR, dimana nilai SNR semakin kecil karena dipengaruhi multipath fading. Sedangkan pada nilai BER dipengaruhi oleh jarak, semakin jauh jarak antara eNodeB maka akan semakin besar nilai BER, nilai BER terbesar pada kondisi LOS dan pada teknik modulasi 64-QAM. Kata Kunci : LTE, Delay Spread,Pathloss,SNR,Eb/No,BER SUMMARY The world of telecommunications today has grown rapidly which currently exceeds third generation technology (3G). The 3rd Generation Partnership Project (3GPP) is a standard used in the world of telecommunications. However, there are problems that arise when transmitting signals that are generally transmitted signal will be influenced by various fading phenomena, one of which multipath fading that must occur in wireless networks. This thesis aims to examine the effect of each modulation technique for performance on uplink LTE channel with the application of multiple access SC-FDMA using Walfisch Ikegami propagation model, in terms of system parameters including Path Loss, Signal to Noise Ratio (SNR), Energy Bit to Noise Ratio (Eb / No) and Bit Error Rate (BER). The method used in this research is secondary data collection, calculation and data processing using Matlab R2015a software and then in the analysis. Calculation The value of pathloss in this case is used in urban conditions with walfisch-ikegami method where the influence of distances are farther and in NLOS conditions will cause the pathloss value is greater. Calculation results show the value of system bandwidth, the faster the user rate the system bandwidth will be greater and the largest bandwidth The largest system bandwidth value obtained in 64-QAM modulation technique, which is 7.7064Mbps. SNR values ​​also affect the speed and distance, making the value of SNR Smaller, while for LOS and NLOS conditions affect the value of SNR, where the SNR value is smaller because it is influenced multipath fading. While the value of BER is influenced by distance, the greater the distance between eNodeB, the greater the BER value, the largest BER value in the LOS condition and the 64-QAM modulation technique. Keywords: LTE, Delay Spread, Pathloss, SNR, Eb / No, BER
ANALISIS PENGARUH PERGERAKAN USER TERHADAP PERFOMANSI LONG TERM EVOLUTION (LTE) Fajrul Farooqi; Dwi Fadila Kurniawan; Ali Mustofa
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol 4, No 6 (2016)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perkembangan teknologi telekomunikasi saat ini khususnya komunikasi bergerak telah memasuki standar yang melebihi teknologi generasi ketiga (3G). Standar teknologi komunikasi bergerak yang saat ini banyak digunakan adalah standar yang dikeluarkan oleh 3GPP (the 3rd Generation Partnership Project). Ada beberapa varian standar 3GPP, salah satunya yaitu 3GPP release 8 atau Long Term Evolution (LTE). Akan tetapi ada permasalahan yang diakibatkan saat pentransmisian sinyal, pada umumnya sinyal yang ditransmisikan akan mengalami perubahan ketika melalui jalur propagasi menuju penerima. Jalur itu disebut dengan lintasan jamak (multipath). Ditambah lagi dengan adanya pergerkan user yang bergerak menjauhi eNodeB akan menyebabkan pergeseran frekuensi. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh pergerakan user terhadap performansi LTE yang bergerak menjauhi eNodeB dengan kecepatan yang berbeda yaitu 100 km/jam, 150km/jam dan 200 km/jam, ditinjau dari parameter sistem yang meliputi Path Loss, Signal to Noise Ratio (SNR), Energy Bit to Noise Ratio (EB/No) dan Bit Error Rate (BER) Untuk mengetahui proses pengaruh dari kecepatan user dengan cara menghitung frekuensi doppler dengan asumsi user menjauhi eNodeB dengan kecapatan yang berbeda dan dibutuhkan parameter-parameter berupa pathloss, SNR, Eb/No, BER. Dalam pengukuran pathloss digunakan metode walfisch-ikegami. Pengaruh pergerakan user terhadap performansi Long Term Evolution (LTE) ada dan bernilai kecil jika dibandingkan dengan gelombang elektromagnetik. Nilai pathloss dalam hal ini digunakan dalam kondisi urban dengan metode walfisch-ikegami dimana pengaruh jarak yang semakin jauh akan menyebabakan nilai pathloss semakin besar. Hasil perhitungan menunjukkan kecepatan user juga  berpengaruh pada nilai bandwidth sistem, semakin cepat laju pengguna maka bandwidth sistem akan semakin besar dan bandwidth terbesar dikecepatan 200 km/jam dan di modulasi 16-QAM. Nilai SNR juga berpengaruh pada kecepatan dan jarak, membuat nilai SNR berubah semakin kecil, sedangkan kecepatan pengguna berpengaruh terhadap nilai SNR, dimana nilai SNR semakin kecil seiring bertambahnya kecepatan pengguna. Sedangkan pada nilai BER dipengaruhi oleh jarak , semakin jauh jarak antara eNodeB maka akan semakin besar nilai BER, nilai BER terbesar pada kecepatan 200 km/jam dan pada teknik modulasi 64-QAM. Kata Kunci : LTE, Efek Doppler,Pathloss,SNR,Eb/No,BER
PENGARUH BENDING PADA ANTENA MIKROSTRIP PATCH BINTANG 24 DAN PATCH BINTANG 12 TERHADAP PARAMETER ANTENA DENGAN ORIENTASI BENDING ARAH SUMBU X Muhammad Rizky Guntur Pratama; Muhammad Fauzan Edy Purnomo; Dwi Fadila Kurniawan
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol. 11 No. 1 (2023)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Microstrip antennas are used in various dimensions and shapes of microstrip antennas according to needs. In this use it allows bending of the microstrip antenna which changes the characteristics or parameters. In this research a microstrip antenna is designed with 24 star and 12 star patches and a staircase-shaped ground plane working at a frequency of 2.4 GHz. Design and simulation were carried out on the CST Studio Suite 2018 software and measurements were carried out with the ARINTS VNA. The simulation results show that bending causes yield degradation in the microstrip antenna parameters which include Return Loss, VSWR, Gain, Directivity, and Efficiency. the measurement results show that there is degradation in the Return Loss, VSWR, and Gain parameters. the smaller the bending radius that is done so that the antenna bends more, the performance quality value of the antenna parameters decreases.Keywords: Microstrip, Bending, Return Loss, VSWR, Gain, Bandwidth, Directivity, Efficiency, Axial Ratio, Polarization
ANALISIS PERBANDINGAN PARAMETER ANTENA ARRAY 2x1 MIKROSTRIP PATCH BINTANG 24 DAN BINTANG 27 SERTA PERBANDINGAN KINERJA PADA MODEM CPE ROUTER LTE Pradipa Arinal Haq Joewono; Muhammad Fauzan Edy Purnomo; Dwi Fadila Kurniawan
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol. 11 No. 3 (2023)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study describes the methods and discussion for analysing the comparison of the two types of antennas, namely the 24-star patch and 27-star patch array 2x1 microstrip antennas which are then also compared through performance comparisons on LTE router CPE modem. The 27-star patch has a better value in measurement results than the 24-star patch antenna and in the simulation results and performance results, the two types of antennas have various values. In the simulation results, the best parameter values for Return loss, VSWR, and Bandwidth are in the 24-star patch, but for Gain and Directivity are in the 27-star patch. In the results of the performance comparison, the values of the two antenna variations are identical and fluctuate which can be caused by the influence of the modem connection with the access network. Keywords: Microstrip Antennas, Antenna parameters, Array technique, Implementation, CPE Router LTE Modem