Dwi Fadila Kurniawan
Departemen Teknik Elektro, Universitas Brawijaya

Published : 49 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

KINERJA ORTHOGONAL FREQUENCY DIVISION MULTIPLE ACCESS (OFDMA) PADA TEKNOLOGI RADIO OVER FIBER (ROF) Rakhmania, Amalia Eka; Pramono, Sholeh Hadi; Kurniawan, Dwi Fadila
Gema Teknologi Vol 20, No 3 (2019): April 2019 - October 2019
Publisher : Vocational School Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (382.798 KB) | DOI: 10.14710/gt.v20i3.25779

Abstract

Amalia Eka Rakhmania, Sholeh Hadi Pramono, Dwi Fadila Kurniawan, in this paper explain that radio over Fiber (RoF) is a technology that integrates wireless and wireline transmission system to transmit radio signal through optical fibre cable. This paper evaluates the performance of Orthogonal Frequency Division Multiple Access (OFDMA) implemented in RoF system for mobile WiMAX network. RoF channel model includes both optical fiber with Relative Intensity Noise, shot noise, thermal noise, and chromatic dispersion, and also wireless channel with Additive White Gaussian Noise (AWGN). Through simulation, signal to noise ratio (SNR), channel capacity, bit rate, and bit error rate (BER) with the influence of optical fiber length and wavelength. Result shows that optical fiber length is proportional to SNR, channel capacity, and bit rate but inversely proportional to BER. 1550 nm wavelength has better channel capacity but lesser bit rate than 1310 nm.
Rancang Bangun Antena Microstrip Circular Array Four Element 2,4 Ghz dengan Pola Radiasi Bidirectional Dahlan, Erfan Achmad; Kurniawan, Dwi Fadila; Tawakal, Robie
Jurnal EECCIS Vol 2, No 1 (2008)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (690.505 KB)

Abstract

Kondisi infrastruktur dan tata letak gedung pada node pemasangan wireless LAN yang tidak sesuai dengan karakeristik antena bawaan access point yaitu omnidirectional membuat sarana hotspot menjadi kurang maksimal. Pada kasus lain ada kalanya suatu saat hotspot mengalami gangguan di beberapa titik. Dan penanganan gangguan ini biasanya memerlukan waktu beberapa hari bahkan berlarut-larut dan ini sangat menyita kebutuhan informasi yang dibutuhkan oleh pengguna dari fasilitas internet hotspot yang disediakan. Idealnya sarana backup jaringan sangat perlu diadakan, salah satu cara diantaranya dengan membuka akses titik hotspot baru di titik yang sama untuk sarana backup. Perancangan dan pembuatan antena mikrostrip akan menggunakan substrat FR4 dengan elemen peradiasi berbentuk lingkaran (circular) dengan slot yang disusun secara array dengan jumlah elemen peradiasi 4 elemen. Penyusunan secara array ini selain akan meningkatkan gain juga menghasilkan pola radiasi yang bersifat unik. Hasil pembuatan antena microstrip circullar array memiliki dimensi panjang = 123,17 mm, lebar = 103,6 mm, dan ketebalan = 1,8 mm, antena mikrostrip circular array four element yang dirancang pada frekuensi kerja 2,4 GHz dan memiliki nilai VSWR sebesar 1,29; return loss sebesar - 17.949 dB; nilai gain sebesar 6.21 dBi; nilai directivity sebesar 8.76 dB. Bentuk pola radiasi mikrostrip circular array four element adalah bidirectional dengan 90°( o HP = 90o)dan 60,5°( o HP = 60,5o) pada frekuensi 2,4 Ghz.Kata Kunci : Antena Mikrostrip, Pola Radiasi, FR4, 2.4 GHz, Access Point
Perancangan Dan Pembuatan Antena Rectangular Patch Array Switched Beam Pada Range Frekuensi Kerja 2400 - 2483.5 Mhz Sofyan Arie Sandi; Erfan Achmad Dahlan; Dwi Fadila Kurniawan
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol 1, No 1 (2013)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1177.248 KB)

Abstract

Pada penelitian ini dilakukan perancangan, realisasi, serta pengukuran antena mikrostrip berupa empat buah array antena rectangular yang dihubungkan dengan sistem butler matrix 4x4. Butler matrix 4x4 terdiri atas empat port masukan. Sistem ini bertujuan untuk menghasilkan arah pola radiasi antena yang bervariasi ketika antena diberi sinyal masukan pada port input yang berbeda. Antena ini beroperasi pada frekuensi frekuensi kerja 2400 – 2483.5 MHz. Bahan yang dipilih dalam perancangan atau simulasi adalah duroid 5880 (εr=2.2) dan FR-4 (εr=4.4), sedangkan yang direalisasikan dan diukur adalah antena FR-4. Hasil simulasi kedua bahan menunjukkan perbedaan yang  jauh dari nilai gain dan efisiensi. Antena berbahan duroid 5880 memiliki gain tertinggi 12.4 dBi sedangkan FR-4 sebesar 4.8 dBi.. Hasil simulasi efisiensi menunjukkan bahwa efisiensi sebuah antena peradiasi bahan duroid sebesar 91.9% sedangkan FR-4 hanya sebesar 36.8%. Sedangkan nilai Voltage Standing Wave Ratio (VSWR) kedua antena memiliki nilai yang optimum yaitu duroid berkisar 1.0201 – 1.038 dan FR-4 berkisar 1.021 – 1.094. Simulasi pola radiasi menunjukkan bahwa kedua antena memiliki empat variasi arah radiasi sesuai dengan pencatuan salah satu dari keempat port masukannya. Untuk antena duroid pada pencatuan keempat masukannya berturut-turut memiliki arah radiasi 100, -300, 300, dan -100, sedangkan antena FR-4 memiliki arah radiasi 150, -400, 400, dan 150.
ANALISIS PENGARUH SINTILASI IONOSFER TERHADAP AKURASI PENENTUAN POSISI ABSOLUT PADA GLOBAL POSITIONING SYSTEM (GPS) Yeni Wiyanti; Dwi Fadila Kurniawan; Muhammad Fauzan Edy Purnomo
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol 2, No 6 (2014)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (539.947 KB)

Abstract

Penelitian ini membahas tentanganalisis pengaruh dari fenomena sintilasi di lapisanionosfer terhadap akurasi pengukuran posisi padaGlobal Positioning System (GPS). Sebelum sinyalsatelit GPS yang berupa gelombang elektromagnetikmencapai bumi, maka sinyal tersebut harus melaluilapisan ionosfer. Karena perubahan kerapatanelektron di lapisan F ionosfer, sinyal yangditransmisikan dari satelit ke penerima GPSmengalami penurunan intensitas daya serta gangguanpada amplitudo dan fasanya. Dengan adanyapenelitian ini maka, mitigasi pengaruh kemunculansintilasi terhadap akurasi posisi dapat dilakukandengan cara menghindari pengukuran GPS yangmemerlukan ketelitian tinggi pada waktu-waktutersebut untuk mendapatkan hasil pengukuran yanglebih baik. Peneltian ini menggunakan data standarGPS RINEX. Metode penentuan posisi menggunakanmetode absolut yaitu satu penerima GPS di titik lokasiStasiun Tetap Cibinong milik BIG dengan lintang danbujur (6.49° LS,106.84°BT). Dengan metode absolutakan lebih mudah untuk melihat seberapa besarmetode ini mampu mengatasi efek sintilasi. Besarkesalahan pengukuran posisi ditentukan oleh besaratau tidaknya nilai indeks sintilasi (S4). Berdasarkandata ground track, saat terjadi sintilasi lemahdengan indeks sintilasi S4 < 0.2, kesalahanpengukuran data posisi ground track dibawah 5 meter.Sedangkan, pada saat terjadi sintilasi kuat dengannilai indeks sintilasi S4 > 0.5 didapatkan kesalahanpengukuran mencapai 12 meter. Dari hasil penelitiandapat disimpulkan bahwa, semakin besar indekssintilasi (S4) maka kesalahan pengukuran posisi yangdi terima di receiver semakin tinggi.Kata Kunci - Global Positioning System (GPS), sintilasiionosfer, indeks sintilasi, GPS RINEX
PENGARUH LEVEL DAYA RADIASI TERHADAP KANDUNGAN LEMAK, PROTEIN, DAN AIR TELUR BERDASARKAN BERAT DAN VOLUME Wina Safitri; Rudy Yuwono; Dwi Fadila Kurniawan
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol 6, No 2 (2018)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Chicken egg is one of the highest nutrition food that is easy to find and processed. From an egg, there is high level of protein and fat. In this research, chicken eggs placed 0,5, 1, 2, 3, and 4 meters away from Wi-fi router. From the research, the highest power level is 15,417 watt with the value of electromagnetic field is 49,073 x 10-14 W/m2 from sample of chicken eggs that placed 0,5 meters from Wi-fi router. The water content of sample of chicken eggs that was free from electromagnetic radiation reduced 10,758 grams. The highest reduction of water content was from sample of chicken eggs with electromagnetics waves that  placed 0,5 meters away from Wi-fi router. The value of water, fat, and protein content reduction are 6,75 grams, 2,3493 grams, dan 2,5938 grams. Keywords: Eggs, Wi-fi, electromagnetics, power level, water, fat, protein. Abstrak – Telur ayam merupakan salah satu bahan makanan bergizi tinggi yang mudah didapat dan diolah. Dari sebutir telur didapatkan zat gizi yang cukup sempurna seperti protein dan lemak. Pada penelitian ini, diteliti pengaruh variasi level daya Wi-fi pada telur ayam dengan jarak 0,5, 1, 2, 3, dan 4 meter. Nilai level daya terbesar adalah 15,417 watt dengan intensitas radiasi 49,073 x 10-14 W/m2 pada sampel dengan jarak 0,5 meter dari router Wi-fi. Sampel telur ayam yang tidak terpapar radiasi mengalami penurunan kandungan air sebesar 10,758 gram. Pada sampel telur ayam yang terpapar radiasi, penurunan kadar air tertinggi terjadi pada jarak 0,5 meter yaitu sebesar 6,75 gram. Sedangkan penurunan kadar air terendah terjadi pada sampel telur ayam yang diletakan pada jarak 4 meter yaitu sebesar 1,224 gram. Penurunan kadar air pada telur ayam sangat mempengaruhi kadar lemak dan protein pada telur ayam. Pada sampel telur ayam yang terpapar radiasi, penurunan kadar air, lemak, dan protein tertinggi adalah 6,75 gram, 2,3493 gram, dan 2,5938 gram. Kata Kunci: Telur, Wi-fi, elektromagnetik, level daya, air, lemak, protein.
PERANCANGAN SISTEM PENDETEKSI BARANG BERBASIS MIKROKONTROLER NODE MCU ESP8266 PADA KOTAK POS PINTAR Yudha Nurfalah; Adharul Muttaqin; Dwi Fadila Kurniawan
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol 9, No 6 (2021)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKJasa pengiriman barang adalah usaha dengan tujuan untuk memberikan jasa pelayanan atau pengurusan atas segala kegiatan yang diperlukan bagi terlaksananya suatu pengiriman, pengangkutan serta penerimaan barang dengan menggunakan multimodal transport baik itu melalui darat, udara maupun laut. Kebutuhan masyarakat saat ini akan layanan jasa pengiriman dapat dilihat dari peningkatan pengguna jasa jual beli secara online. Pada penelitian ini dirancang sistem pendeteksi barang yang dapat ditampilkan dalam aplikasi pengguna khususnya aplikasi BLYNK secara IOT. Sistem ini dirancang menggunakan mikrokontroler NodeMCU ESP8266 sebagai mikrokontroler yang memiliki fitur modul wifi untuk menghubungan sistem secara IOT. Sistem dilengkapi dengan dua buah sensor LDR untuk mendeteksi cahaya yang dihasilkan dari modul laser. Untuk mendeteksi gerakan manusia digunakan sensor PIR yang diletakan pada pintu bagian atas. Adanya pergerakan manusia diasumsikan bahwa kurir telah datang mengirimkan paket. Modul laser dan sensor LDR diletakan bagian bawah didalam kotak pos yang merupakan tempat barang tersimpan untuk mengetahui bahwa barang tersebut telah siap diambil.Berdasarkan hasil pengujian, dapat ditunjukan bahwa sensor PIR dapat mendeteksi gerak dengan memanfaatkan radiasi inframerah pada rentang sudut > 20°. Sensor LDR diuji menggunakan dua tahap. Pertama, pengujian sebelum pemasangan pada alat, memiliki persentase kesalahan yang rendah yaitu dibawah 3%. Kedua, pengujian setelah pemasangan pada alat, memiliki persentase kesalahan sebesar 34,02%. Modul laser bekerja sebagai pemancar cahaya pada LDR, dalam percobaanya selalu dalam keadaan HIGH dengan tegangan sebesar 4V.Kata kunci : mikrokontroler NodeMCU ESP8266, sensor LDR, sensor PIR, modul laser, IOTABSTRACTGoods delivery service is a business with the aim of providing services or management of all activities needed for the implementation of a delivery, transportation and receipt of goods by using multimodal transport either by land, air or sea. Today's society's need for delivery services can be seen from the increase in users of online buying and selling services.In this study, an item detection system was designed that can be displayed in user applications, especially the IOT BLYNK application. This system is designed using the NodeMCU ESP8266 microcontroller as a microcontroller which has a wifi module feature to connect the IOT system. The system is equipped with two LDR sensors to detect the light generated from the laser module. To detect human movement, a PIR sensor is used which is placed on the top door. The existence of human movement is assumed that the courier has come to deliver the package. The laser module and LDR sensor are placed at the bottom in the post box which is where the goods are stored to know that the goods are ready for collection.Based on the test results, it can be shown that the PIR sensor can detect motion by utilizing infrared radiation at an angle range of > 20°. The LDR sensor was tested using two stages. First, testing before installation on the tool, has a low error percentage, which is below 3%. Second, testing after installation on the tool, has an error percentage of 34.02%. The laser module works as a light emitter on the LDR, in the experiment it is always in a HIGH state with a voltage of 4V.Keywords: NodeMCU ESP8266 microcontroller, LDR sensor, PIR sensor, laser module, IOT
RANCANG BANGUN JARINGAN FIXED WiMAX IEEE 802.16d UNTUK LAYANAN MOBILE VoIP CODEC ITU-T G.729 Muhammad Hizba Afdhaluddin; Wahyu Adi Priyono; Dwi Fadila Kurniawan
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol 5, No 2 (2017)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Worldwide Interoperability for Microwave Access (WiMAX) IEEE 802.16d merupakan salah satu teknologi yang mampu memberikan layanan data dengan kecepatan tinggi dan efisien. WiMAX menyediakan kapasitas kanal hingga 40 Mbps. Salah satu keunggulan WiMAX adalah menawarkan Quality of Service (QoS) berbeda. Salah satunya adalah QoS varian real Time Polling Service untuk layanan VoIP. Penelitian ini bertujuan untuk membangun prototipe komunikasi VoIP yang memiliki bandwidth kompresi hingga 8 kbps tiap kanal suara dengan cara menggabungkan Teknologi VoIP dengan jaringan Worldwide Interoperability for Microwave Access (WiMAX). Serta dapat menganalis kinerja jaringan VoiP melalui parameter jaringan, yakni throughput, delay end-to-end, jitter. Hasil penelitian menunjukkan nilai throughput relatif stabil dengan semakin banyak jumlah user maka throughput akan semakin kecil. Hasil untuk delay didapatkan nilai tertinggi ialah 13.101 ms pada saat jumlah panggilan terjadi lima pasang, dan nilai tersebut tergolong kategori baik menurut standar ITU-T G.114. Kemudian nilai jitter tertinggi yang didapat ialah 20,646 ms pada saat jumlah panggilan terjadi sebanyak enam pasang, dan hasil ini menunjukkan nilai yang cukup atau dapat ditoleransi menurut standard ITU-T Y.1541. Kata Kunci – WiMAX IEEE 802.16d, QoS, G.711, G.729, VoIP.
PERENCANAAN JARINGAN FIBER TO THE HOME PADA PERUMAHAN PERMATA JINGGA WEST AREA – MALANG UNTUK LAYANAN TRIPLE PLAY Lalu Sutrisna M. Noor; Sholeh Hadi Pramono; Dwi Fadila Kurniawan
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol 2, No 4 (2014)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (887.112 KB)

Abstract

Teknologi Gigabit Passive Optical Network (GPON) digunakan untuk memenuhi kebutuhan transmisi data yang semakin berkembang salah satunya adalah triple play. Triple Play merupakan layanan yang mengkombinasikan transmisi data, suara, dan video dalam satu saluran. Perencanaan jaringan GPON menggunakan model aplikasi Fiber To The Home (FTTH) pada perumahan Permata Jingga West Area – Malang. Jaringan GPON yang dirancang memiliki kecepatan transmisi 1,244 Gbps untuk upstream dan 2,44 Gbps untuk downstream. Analisis performansi jaringan menunjukkan pada panjang gelombang 1310 nm nilai link power budget sebesar 10,87 dB dan link rise time budget sebesar 0,2504 ns. Pada panjang gelombang 1490 nm nilai link power budget sebesar 5,2786 dB dan link rise time budget sebesar 0,226 ns. Pada panjang gelombang 1550 nm nilai link power budget sebesar 8,442 dB dan nilai link rise time budget sebesar 0,2306 ns. Nilai throughput untuk kanal upstream sebesar 1,23142 Gbps dan untuk kanal downstream 2,277 Gbps. Parameter delay end to end menunjukkn nilai sebesar 875,1504 μs.Kata Kunci— FTTH , GPON, Triple Play.
RANCANG BANGUN PENERIMA FREQUENCY MODULATION BERBASIS SOFTWARE DEFINED RADIO MENGGUNAKAN RTL-SDR DONGLE RTL2832U Muhammad Rifqi Hafidh; Sigit Kusmaryanto; Dwi Fadila Kurniawan
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol 8, No 4 (2020)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract— As time goes by, many emerging technologies, one of them is software defined radio (SDR). SDR has considerable influence in telecommunication because its ability to replace physical component into lines of software program so that its use can be wider. This thesis uses the RTL-SDR Dongle RTL2832U as an SDR-based FM radio receiver design platform. This thesis aims to make the RTL-SDR platform an FM radio receiver like a conventional FM receiver. An SDR-based FM receiver using RTL-SDR has successfully receive some FM radio frequencies like conventional FM radio receivers. The evidence is the FM frequency spectrum and its baseband spectrum. As for the advantages of the use of RTL-SDR, in terms of application and its application. Index Terms—FM Receiver, GNU Radio, RTL-SDR, Software Defined Radio   Abstrak–-Seiring berjalannya waktu, banyak teknologi yang bermunculan, salah satunya adalah software defined radio (SDR). SDR mempunyai pengaruh yang cukup besar dalam telekomunikasi sebab kemampuannya menggantikan komponen fisik menjadi baris baris program perangkat lunak sehingga penggunaannya bisa lebih luas. Skripsi ini menggunakan RTL-SDR Dongle RTL2832U sebagai platform perancangan penerima radio FM berbasis SDR ini. Skripsi ini bertujuan untuk menjadikan platform RTL-SDR menjadi penerima radio FM layaknya penerima FM konvensional. Penerima FM berbasis SDR menggunakan RTL-SDR telah berhasil menangkap beberapa frekuensi radio FM layaknya penerima radio FM konvensional. Pembuktiannya adalah berupa spektrum frekuensi FM dan baseband spektrumnya. Adapun kelebihan dari penggunaan RTL-SDR ini, dari segi pengaplikasian maupun pengoprasiannya. Kata Kunci—GNU Radio, Penerima FM, RTL-SDR, Software Defined Radio.
INTEGRASI RECTENNA UNTUK WI-FI, RECTENNA UNTUK RADIO, DAN RECTENNA UNTUK TELEVISI SECARA SERIAL UNTUK MEMANEN GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK Anjas Maulana; Rudy Yuwono; Dwi Fadila Kurniawan
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol 7, No 7 (2019)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Rectenna merupakan gabungan dari kata rectyfiing dan antenna yang merupakan alat untuk menangkap radiasi gelombang elektromagnetik dan dikonversi ke tegangan DC. Antena yang dipakai adalah antena mikrostrip Elliptical Shape on Star Patch pada frekuensi 2,4 GHz untuk Wi-Fi, antena monopole teleskopik dengan rentang frekuensi 88 MHz – 108 MHz untuk radio FM, antena yagi dengan rentang frekuensi 471,25 MHz – 855,25 MHz untuk televisi, dan rectifier yang dipakai adalah fullwave rectifier yang menggunakan dioda germanium glass tipe 1N60 sebanyak 4 buah. Rectenna ini kemudian disusun secara serial untuk mendapatkan tegangan keluaran yang lebih banyak dari pada sebuah rectenna, untuk mengetahui performansi rectenna maka dilakukan pengukuran rectenna dengan tegangan output dari masing-masing rectenna. Rectenna untuk wi-fi adalah 20,3 mV, kemudian rectenna untuk radio adalah 677 mV dan rectenna untuk televisi adalah 382,2 mV. Untuk meningkatkan tegangan pada output rectenna dilakukan penyusunan rangkaian secara seri dan didapatkan nilai dari masing-masing rectenna yang disusun seri, untuk rectenna wi-fi dan rectenna radio adalah 696 mV, untuk rectenna wi-fi dan rectenna televisi adalah 392,4 mV dan untuk rectenna radio dan televisi adalah 1072 mV. Kemudian untuk membuktikan tegangan akan bertambah ketika jumlah rangkaian seri ditambah didapatkan pada studi kasus ini dengan tiga sistem rectenna yang disusun seri memiliki tegangan untuk rectenna wi-fi, rectenna radio, dan rectenna televisi sebesar 1076 mV. Kata Kunci : Rectenna, Serial, Tegangan, Rectifier dan Antena.   ABSTRACT Rectenna is a combination of the words rectyfiing and antenna which is a tool to capture electromagnetic wave radiation and convert it to DC voltage. The antenna used is the Elliptical Shape on Star Patch microstrip antenna at 2.4 GHz for wi-fi, telescopic monopole antenna with a frequency range of 88 MHz - 108 MHz for FM radio, yagi antenna with a frequency range of 471.25 MHz - 855.25 MHz for television, and the rectifier used is a fullwave rectifier using 4 1N60 type germanium glass diodes. The rectenna is then arranged in series to get more power than a rectenna, to find out the performance of the rectenna then measuring the rectenna with the output of each rectenna. The rectenna for wi-fi is 20.3 mV, then the rectenna for radio is 677 mV and the rectenna for televisi is 382.2 mV. To increase the voltage at the rectenna output, the series is arranged in series and the values ​​of each rectenna arranged in series, for the wi-fi and radio rectenna are 696 mV, for the wi-fi rectenna and televisi rectenna is 392.4 mV and for radio and televisi rectenna is 1072 mV. Then to prove the voltage will increase when the number of series circuits is obtained in this case study with three rectenna systems arranged in series having a voltage for rectenna wi-fi, radio rectenna, and rectenna televisi of 1076 mV. Keywords: Rectenna, Serial, Voltage, Rectifier and Antenna.