Wahyu Adi Priyono
Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Published : 27 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 27 Documents
Search

RANCANG BANGUN PEMANCAR (TRANSMITTER) RADIO FM BERBASIS SDR MENGGUNAKAN USRP (UNIVERSAL SOFTWARE RADIO PERIPHERAL) N210 Yusuf Abdillah Aziz; Sigit Kusmaryanto; Wahyu Adi Priyono
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol 8, No 4 (2020)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Software define radio (SDR) adalah Teknologi yang telah lama berkembang sejak pertengahan 1990-an, teknologi ini menggunakan pemrosesan perangkat lunak dalam pengoperasian radio yang berlangsung pada field programmable gate array (FPGA), digital signal processor (DSP), general purpose processor (GPP), programmable system on chip (SoC), dan juga komponen pemroses yang dapat diprogram lainnya. Kelebihan yang ditawarkan oleh SDR adalah modularitas dan fleksibilitas yang dimodelkan dalam bentuk perangkat keras dan perangkat lunak. Perangkat  radio merupakan perangkat audio yang berfungsi sebagai komunikasi yang dapat digunakan dalam banyak standar seperti Bluetooth, 3G/4G, GPS, WiFi, siaran radio AM/FM, serta radar. Perangkat radio sendiri dibagi menjadi 2 fungsi utama sebagai pengirim informasi (transmitter) dan penerima informasi (receiver). Perangkat siaran sendiri  adalah  alat/perangkat  radio  yang berfungsi sebagai  pemancar  (transmitter)  yang  dipergunakan  untuk  dan bekerja pada pita frekuensi MF, HF, VHF dan UHF. Penelitian ini menguji bahwa perangkat SDR dapat digunakan sebagai pengganti perangkat radio konvensional berupa transmitter yang kita kenal saat ini,sehingga potensi dari perangkat SDR dapat terlihat. Kata Kunci: SDR,USRP N210,GNU Radio,Transmitter,Radio.   ABSTRACT Software Define Radio (SDR) is a technology that has long been developing since the mid-1990s, this technology uses software processing in radio operations that take place in the field programmable gate array (FPGA), digital signal processor (DSP), general purpose processor (GPP) ), programmable system on chip (SoC), and also other programmable processing components. The advantages offered by SDR are modularity and flexibility which are modeled in the form of hardware and software. Radio device is an audio device that functions as a communication that can be used in many standards such as Bluetooth, 3G / 4G, GPS, WiFi, AM / FM radio broadcasts, and radar. The radio device itself is divided into 2 main functions as the sender of information (transmitter) and receiver of information (receiver). The broadcast device itself is a radio device / device that functions as a transmitter used for and works on the frequency band MF, HF, VHF and UHF. This study examines that SDR devices can be used as a substitute for conventional radio devices in the form of transmitters that we know today, so that the potential of SDR devices can be seen. Keywords: SDR,USRP N210,GNU Radio,Transmitter,Radio.
DESAIN DAN QUALITY OF SERVICE (QoS) LAYANAN VOICE OVER INTERNET PROTOCOL (VoIP) PADA SISTEM OPERASI ANDROID MENGGUNAKAN JARINGAN HIGH SPEED DOWNLINK PACKET ACCESS (HSDPA) Yanuar Linggar P. U.; Wahyu Adi Priyono; Sigit Kusmaryanto
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol 2, No 4 (2014)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (807.164 KB)

Abstract

Layanan Voice over Internet Protocol(VoIP) adalah komunikasi data audio dua arah yangmelewati jaringan internet [1]. Layanan VoIP dapatdi gunakan pada perangkat mobile dengan sistemoperasi Android melalui layanan data. High SpeedDownlink Packet Access (HSDPA) adalah jaringangenerasi 3,5G dengan bandwidth 5 MHz dan datarate mencapai 13,6 Mbps [2]. HSDPA secara teoretismampu memenuhi kebutuhan untuk layanan VoIP.Pada penelitian dilakukan desain konfigurasilayanan mobile VoIP pada jaringan HSDPA dankajian penerapannya. Parameter yang akan diukuradalah QoS dan MOS, untuk Quality of Service(QoS) pada layanan Mobile VoIP pada HSDPAadalah delay end to end, packet loss dan Jitter yangdihitung dengan pendekatan teoretis danpengamatan langsung menggunakan perangkatanalisis jaringan (Wireshark) dengan referensistandar ITU-T G.1010 dan untuk Mean OpinionScore menggunakan pendekatan Spectogram denganstandar ITU-T P.501.Kata Kunci— Mobile VoIP, HSDPA, Android, QoS,MOS.
SISTEM MANAJEMEN BANDWIDTH PADA JARINGAN KOMUNIKASI VOICE OVER INTERNET PROTOCOL (VoIP) DENGAN METODE LOAD BALANCING Fahad Arwani; Wahyu Adi Priyono; Sigit Kusmaryanto
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol 3, No 2 (2015)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (456.125 KB)

Abstract

VoIP memiliki daya tarik tersendiri jikadibandingkan dengan POTS (Plain Old TelephoneService), VoIP dapat diimplementasikan denganbiaya lebih murah. Melihat permasalahan ini,maka dilakukan penelitian tentang pembangunansistem VoIP pada jaringan LAN (Local AreaNetwork). Sementara itu, sistem manajemenbandwidth menggunakan metode HTB(Hierarchical Tocken Bucket) dengan teknik loadbalancingmerupakan proses pengaturanbandwidth untuk mendukung kebutuhan layananjaringan. Hasil analisis penerapan sistem inimembuktikan bahwa pembagian kapasitasbandwidth menyebabkan perbedaan nilai packetloss, delay end-to-end, dan throughput sistem. Nilaipacket loss yang paling kecil menggunakan teknikload-balancing dengan alokasi bandwidth 2Mbpsadalah 0.4217% dan packet loss paling besartanpa menggunakan teknik load-balancing denganalokasi bandwidth 256 kbps adalah 2.28909%.Nilai delay end-to-end paling kecil menggunakanteknik load-balancing dengan alokasi bandwidth2Mbps adalah 0.004 ms dan delay end-to-endpaling besar tanpa menggunakan load-balancingdengan alokasi bandwidth 256 kbps adalah 0.032ms. Pengaturan sistem manajemen bandwidth inimenghasilkan throughput yang terkontrol sesuaidengan alokasi upload dan download yangdiberikan oleh administrator.Kata Kunci - load-balancing, packet loss, delayend-to-end, throughput
RANCANG BANGUN JARINGAN FIXED WiMAX IEEE 802.16d UNTUK LAYANAN MOBILE VoIP CODEC ITU-T G.729 Muhammad Hizba Afdhaluddin; Wahyu Adi Priyono; Dwi Fadila Kurniawan
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol 5, No 2 (2017)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Worldwide Interoperability for Microwave Access (WiMAX) IEEE 802.16d merupakan salah satu teknologi yang mampu memberikan layanan data dengan kecepatan tinggi dan efisien. WiMAX menyediakan kapasitas kanal hingga 40 Mbps. Salah satu keunggulan WiMAX adalah menawarkan Quality of Service (QoS) berbeda. Salah satunya adalah QoS varian real Time Polling Service untuk layanan VoIP. Penelitian ini bertujuan untuk membangun prototipe komunikasi VoIP yang memiliki bandwidth kompresi hingga 8 kbps tiap kanal suara dengan cara menggabungkan Teknologi VoIP dengan jaringan Worldwide Interoperability for Microwave Access (WiMAX). Serta dapat menganalis kinerja jaringan VoiP melalui parameter jaringan, yakni throughput, delay end-to-end, jitter. Hasil penelitian menunjukkan nilai throughput relatif stabil dengan semakin banyak jumlah user maka throughput akan semakin kecil. Hasil untuk delay didapatkan nilai tertinggi ialah 13.101 ms pada saat jumlah panggilan terjadi lima pasang, dan nilai tersebut tergolong kategori baik menurut standar ITU-T G.114. Kemudian nilai jitter tertinggi yang didapat ialah 20,646 ms pada saat jumlah panggilan terjadi sebanyak enam pasang, dan hasil ini menunjukkan nilai yang cukup atau dapat ditoleransi menurut standard ITU-T Y.1541. Kata Kunci – WiMAX IEEE 802.16d, QoS, G.711, G.729, VoIP.
Sistem Manajemen Bandwidth dengan Prioritas Alamat IP Client Yoga Saniya., Saniya; Wahyu Adi Priyono; Rusmi Ambarwati
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol 1, No 2 (2013)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (264.599 KB)

Abstract

Sistem manajemen bandwidth menggunakan metode HTB (Hierarchical Tocken Bucket) dengan teknik antrian simple queue dan queue tree merupakan proses pengaturan bandwidth untuk mendukung kebutuhan layanan jaringan. Hasil analisis penerapan sistem ini membuktikan bahwa penggunaan teknik antrian dan kapasitas bandwidth menyebabkan perbedaan nilai packet loss, delay end-to-end, dan throughput sistem. Nilai packet loss yang paling kecil menggunakan teknik antrian queue tree dengan alokasi bandwidth 2Mbps adalah 0.2048% dan packet loss paling besar menggunakan teknik antrian simple queue dengan alokasi bandwidth 256 kbps adalah 2.3705%. Nilai delay end-to-end paling kecil menggunakan teknik antrian queue tree dengan alokasi bandwidth 2Mbps adalah 0.4093 ms dan delay end-to-end paling besar menggunakan teknik antrian queue tree dengan alokasi bandwidth 256 kbps adalah 3.1326 ms. Pengaturan sistem manajemen bandwidth ini menghasilkan throughput yang terkontrol sesuai dengan alokasi upload dan download yang diberikan oleh administrator.   Kata Kunci—teknik antrian, packet loss, delay end-to-end, throughput
Performansi Video on Demand (VOD) pada Jaringan Long Term Evolution (LTE) di Kota Malang Fadli Fatkhurrizki; Wahyu Adi Priyono; Gaguk Asmungi
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol 4, No 3 (2016)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Layanan Video on Demand (VoD) adalah salah satu dari kegiatan streaming yang membutuhkan transmisi data real-time. Layanan VoD membutuhkan alokasi bandwidth yang lebih besar daripada media layanan lainnya sehingga dimungkinkan akan berakibat paket data yang hilang apabila layanan VoD tidak didukung dengan koneksi yang cepat. Maka dari itu, layanan VoD membutuhkan jaringan broadband yang mempunyai kecepatan yang tinggi. Long Term Evolution (LTE) adalah jaringan broadband yang mampu memenuhi layanan VoD karena mempunyai kecepatan data hingga 100 Mbps pada sisi downlink dan 50 Mbps pada sisi uplink. Penelitian ini dilakukan dengan parameter yang digunakan untuk menentukan Quality of Service (QOS) layanan VoD pada pada jaringan LTE adalah delay, packet loss dan throughput yang dihitung dengan pendekatan teoretis dan pengamatan langsung menggunakan perangkat analisis jaringan (Wireshark). Kualitas performansi layanan VoD pada jaringan LTE dengan standar ITU-T G.1010 dan ITU-T G.114, dengan menggunkan resolusi video 480p, 720p, dan 1080p. Hasil analisis membuktikan bahwa layanan VoD memenuhi standar ITU-T G.114 yaitu delay 0-150 ms kualitas baik, dan delay didapat dengan hasil pengamatan pada resolusi 480p, 720p dan 1080p yaitu 41.79 ms, 46.96 ms, dan 40.13 ms. Dan memenuhi standar ITU-T G.1010 untuk aplikasi streaming < 1% PLR (Packet Loss Ratio) dengan hasil pengamatan pada resolusi 480p, 720p, dan 1080p berkisar 0 – 2%. Berdasarkan rekomendasi standar ITU-T untuk aplikasi streaming layanan VoD ini telah memenuhi standar.Kata Kunci—VoD, LTE, QoS, ITU-T.
OPTIMALISASI KEBUTUHAN BASE TRANSCEIVER SYSTEM (BTS) UNTUK PENERAPAN MENARA BERSAMA di KOTA MALANG Adrian Rifqi Anshari; Wahyu Adi Priyono
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol 7, No 5 (2019)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Peningkatan jumlah base transceiver station (BTS) di Indonesia tidak terlepas dari meningkatnya pelanggan seluler. Karena keterbatasan bandwidth yang ada, teknologi 4G/LTE hadir untuk memenuhi kebutuhan pengguna. Kota Malang sudah ada 278 menara dan diantaranya masih digunakan secara tunggal dan tidak terpakai. Supaya penggunaan ruang lebih efektif dan efisien, menara di Kota Malang harus digunakan secara bersama. Penentuan lokasi menara BTS sangat penting, sebelum menentukan lokasi dilakukan perhitungan banyak penduduk Kota Malang pada tahun 2020, banyak pengguna seluler Kota Malang, trafik, analisis coverage dan capacity untuk menentukan jumlah kebutuhan eNodeB. Maka dalam penelitian ini dilakukan perencanan lokasi menara bersama. Software yang digunakan untuk menentukan lokasi menara BTS yaitu menggunakan ArcGIS. Hasil dari penelitian ini adalah rekomendasi lokasi menara bersama di Kota Malang. Berdasarkan analisis capacity dan coverage dibutuhkan 117 menara bersama. Penentuan lokasi menara bersama tersebut dipilih berdasarkan kebutuhan di setiap kecamatan di Kota Malang. Kata kunci: 4G, BTS, Menara bersama, ArcGis       ABSTRACT The increasing number of base transceiver stations (BTS) in Indonesia is inseparable from the increase in cellular customers. Due to existing bandwidth limitations, 4G / LTE technology is here to meet user needs. Malang has 278 towers and among them is still used singly and unused. In order to make use of space more effective and efficient, towers in Malang must be used together. Determining the location of BTS towers is very important, before determining the location of the calculation of many residents of Malang in 2020, the number of Malang mobile users, traffic, analysis of coverage and capacity to determine the number of eNodeB needs. So in this study a joint tower location was planned. The software used to determine the location of BTS towers is to use ArcGIS. The results of this study are recommendations for the location of joint towers in Malang. Based on the analysis of capacity and coverage, 117 towers are needed. The location of the joint tower was chosen based on needs in each sub-district in Malang. Keyword: 4G, BTS Joint towers, ArcGis
RANCANG BANGUN LAYANAN VOICE OVER INTERNET PROTOCOL (VoIP) DENGAN CODEC G.729 MENGGUNAKAN JARINGAN HIGH SPEED DOWNLINK PACKET ACCESS (HSDPA) Abdurrahman Syah; Wahyu Adi Priyono; Gaguk Asmungi
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol 3, No 7 (2015)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Layanan voice over Internet Protocol (VoIP) adalah teknologi yang memanfaatkan jaringan internet untuk menyediakan komunikasi suara secara elektronik dan realtime dengan cara mengubah format suara ke dalam bentuk digital melalui suatu standart untuk voice coding yang direkomendasikan oleh (ITU-T), sehingga komunikasi jarak jauh dapat dilakukan dengan biaya lokal saja. Layanan VoIP dapat digunakan pada perangkat mobile dengan sistem OS Android melalui layanan data. HSDPA adalah jaringan generasi 3,5G yang memberikan jalur evolusi untuk jaringan UMTS yang memungkinkan untuk penggunaan kapasitas data yang lebih besar yaitu mencapai 14,4 Mbps. Pada Pada penelitian dilakukan desain konfigurasi layanan mobile VoIP pada jaringan HSDPA dan kajian penerapannya. Parameter yang akan diukur adalah QoS serta performansi server dengan banyak user, untuk Quality of Service (QoS) pada layanan Mobile VoIP pada HSDPA adalah delay end to end, packet loss dan troughput yang dihitung dengan pendekatan teoretis dan pengamatan langsung menggunakan perangkat analisis jaringan (Wireshark) dengan referensi standar ITU-T G.1010 dan ITU-T G.114. Hasil penelitian yang diperoleh untuk packet loss perhitungan 0.23095 % dan pengujian 0,18% yang kedua hasilnya < 1% packet loss ratio untuk untuk komunikasi VoIP telah memenuhi standar ITU-T G.1010, hasil perhitungan dan hasil rata-rata pengujian delay end-to-end 22,32 ms yang hasilnya < 150 ms yang dikategorikan baik menurut ITU-T G.114. Troughput pada pengukuran sebesar 0,055 Mbps. Kemampuan maksimal server mampu menamping 700 User.Kata Kunci— Mobile VoIP, HSDPA, Android, QoS, Performansi server
RANCANG BANGUN PERFORMANSI VIDEO CONFERENCE OVER WiMAX IEEE 802.16d ITU-T H.323 M. Irfan Faudi Maulana; Wahyu Adi Priyono; M. Fauzan Edy Purnomo
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol 3, No 4 (2015)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (81.093 KB)

Abstract

Video conference dimanfaatkan sebagai media sistem pembelajaran jarak jauh yang diharapkan mampu sebagai program percepatan dan pemerataan kawasan Indonesia timur yang sesuai dengan maksud UU No.36 Tahun 1999 tentang telekomunikasi. Video conference diimplementasikan melalui teknologi generasi wireless Worldwide Interoperability for Microwave Access (WiMAX). Teknologi WiMAX mendukung kecepatan data tinggi hingga 70 Mbps dan lebar kanal 20 Mhz. Implementasi codec H.323 pada video conference memberikan pengaruh terhadap bandwidth sehingga mampu memberikan QoS yang baik. Melihat kondisi ini, maka dilakukan penelitian tentang rancang bangun dan performansi layanan video conference melalui WiMAX IEEE 802.16d. Uji penelitian performansi dilakukan perbandingan perhitungan dan dengan pengujian tanpa pembebanan trafik dan pengujian dengan pembebanan trafik 1 Mbps, 3 Mbps dan 5 Mbps pada jaringan WiMAX. Standar QoS perfomansi delay end-to-end, packet loss dan throughput mengacu standar packet loss ITU-T G.1010 dan standar delay ITU-T G.114. Hasil penelitian yang diperoleh untuk packet loss perhitungan 0,15 % dan pengujian 0,19% yang kedua hasilnya < 1% packet loss ratio untuk percakapan video dan audio dua arah telah memenuhi standar ITU-T G.1010, hasil perhitungan dan hasil rata-rata pengujian delay end-to-end 0,05 s yang hasilnya < 0,15 s yang dikategorikan baik menurut ITU-T G.114 dan hasil penelitian pengujian tanpa pembebanan trafik dan variasi pembebanan trafik pada throughput diperoleh nilai semakin kecil.Kata kunci: video conference, WiMAX, H.323, delay end-to-end, packet loss, throughputI.
PENGARUH MULTIPATH FADING TERHADAP PERFORMANSI PADA DOWNLINK JARINGAN CDMA2000 1X EV-DO REVISION A Wisnu Eko Prabowo; Wahyu Adi Priyono; Dwi Fadila Kurniawan
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol 2, No 3 (2014)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (384.557 KB)

Abstract

Permintaan layanan data dengan kecepatan tinggi sangat banyak dibutuhkan saat ini, teknologi yang cukup banyak digunakan yaitu CDMA (Code Division Multiple Access) EV-DO (Evolved Data Optimized) 2000 1X Revision A atau disebut juga EV-DO Rev. A. Kecepatan akses teknologi EV-DO Rev. A mampu mencapai 3,1 Mbps untuk download. Sedangkan untuk upload, dapat mencapai 1,8 Mbps. Pada EV-DO Rev. A, sinyal yang dipancarkan dipengaruhi oleh bermacam-macam fenomena fading, salah satunya yaitu multipath fading, yang pasti terjadi pada jaringan komunikasi wireless. Penyusunan tugas akhir ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh multipath fading terhadap performansi pada downlink jaringan EV-DO Rev. A, yaitu daya terima, SNR, Eb/No dan BER.Metode yang digunakan untuk mengetahui pengaruh multipath fading terhadap performansi pada downlink CDMA 2000 1X EV-DO Rev. A yaitu pengumpulan data sekunder, perhitungan dan pengolahan data menggunakan software Matlab dan selanjutnya dianalisis. Hasil analisis perhitungan pengaruh multipath fading pada downlink jaringan EV-DO Rev. A yang menggunakan modulasi QPSK, serta menggunakan model channel Erceg didapatkan jarak maksimal yang dapat menerima sinyal dengan baik yaitu 4000 meter, dengan daya terima sebesar -102,654 dBm, SNR sebesar 9,787 dB, Eb/No sebesar 13,371 dB, dan BER sebesar 8,986 x 10-6. Dari hasil analisis, EV-DO Rev. A lebih efisien digunakan untuk layanan data, karena memiliki energi sinyal yang besar dan dapat mengurangi noise pada saat transmisi serta memiliki bit rate yang besar.Kata kunci : Multipath fading, Jaringan CDMA, EV-DO Rev. A.