Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Manajemen Pemenuhan Fasilitas Pendidikan di SMK As-Sulaimaniyyah Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat Agus Ruswandi; Aang Mahyani; Mohamad Erihadiana
Jurnal Bahana Manajemen Pendidikan Vol 10, No 2 (2021): Volume 10 Nomor 2 Tahun 2021
Publisher : Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/jbmp.v10i2.115271

Abstract

The purpose of this study was to describe the planning, organization and implementation monitoring the fulfillment of facilities and maintenance of educational facilities at SMK As Sulaimaniyyah Cianjur Regency, West Java. The research method is a naturalistic descriptive research method through a qualitative approach with interview and documentation data collection. The results of this research indicate that schools carry out facility management planning by making specific, general, short and long-term work programs. The draft work program is submitted to the principal for discussed with the committee, foundation and parents of students. Once approved, then determine the design for the procurement and maintenance of facilities and infrastructure in the form of an estimate for the procurement of a full academic periode. The organization and implementation of the fulfillment of facilities at SMK As-Sulaimaniyyah is carried out at least in 6 stages. The school determines the source of funds, ensures the availability of sources, determines the allocation of funds and the amount, procurement of goods or services both for facilities that do not yet exist and for the maintenance of existing facilities. Conduct an inventory of existing or newly provided facilities, and carry out maintenance of facilities in schools. Supervision of the management of facilities and infrastructure is carried out by internal and external parties. Internal parties supervise all procurement of facilities, while external parties only supervise facilities originating from BOS funds. With the current conditions, this insitution schools can meet about 60% of the standard facilities set by government regulations
PENDIDIKAN SEKS UNTUK ANAK USIA SEKOLAH DASAR DALAM PERSEFEKTIF ISLAM aang mahyani
Jurnal BIOEDUIN : Program Studi Pendidikan Biologi Vol 7, No 1 (2017): Bioeduin Februari
Publisher : Department of Biology Education UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/bioeduin.v7i1.2754

Abstract

Kata seksdalamKamus Besar Bahasa Indonesia sering diartikan dengan jenis kelamin, yaitu laki-laki dan perempuan. Dalam bahasaInggris, seks berarti jenis kelamin, perkelaminan. Dalam bahasa Arab, seks diartikan jins ( ) ﺟﻨﺲ yang berarti jenis kelamin atau setiap yang berkaitan dengan bentuk tubuh.Seks adalah Syahwat berasal dari kata mengandung arti menyukai atau menyenangi. Jika dihubungkan dengan manusia, maka syahwat artinya kerinduan nafs (jiwa) terhadap apa yang dikehendaki. Dalam al-Quran, kalimat syahwat dalam berbagai bentuknya sebanyak 13 kali, 5 kali diantaranya dalam bentuk masdar, yakni 2 kali mufrad dan tiga kali jama. Al-Qur’an menggunakan termsyahwat untuk beberapa arti. Pertama, dalam kaitannya dengan fikiran-fikiran tertentu, yakni mengikuti pikiran orang lain karena mengikuti hawa nafsu {Q.S. an-Nisâ [4]:27}, Kedua, dihubungkan dengan keinginan manusia terhadap kelezatan dan kesenangan {Q.S. ali-Imran [3]:14 dan Maryam [7] :59}. Ketiga, berhubungan dengan perilaku seks menyimpang. Pendidikan seks adalah pendidikan akhlak. Pendidikan seks bagi anakbahwa pendidikan seks tidak terbatas pada usia baligh. Islam menetapkan untuk melatih anak agar dapat beradaptasi secara baik dengan sikap-sikap seksual sejak usia tamyiz yang tidak ditentukan syariat secara detail karena perbedaan-perbedaan individual diantara anak-anak dalam pertumbuhan intelektualitasnya. Namun orang tua dan semua pendidik, melalui interaksi dengannya, mengetahui bahwa seorang anak sudah mulai memikirkan hal itu (masalah seksual) atau belum memikirkannya pada usia tamyiz. Pendidikan Seks dalam rumah tanggabahwa rumah tangga yang baik, jika sejak awal pernikahan dibangun dengan dasar-dasar dan pertimbangan yang benar sesuai dengan ajaran agama Islam. Tujuan pendidikan seks menurut adalah agar manusia dapat mengatur kehidupan seksualnya sejak lahir hingga dewasa, dalam pergaulan baik sejenis maupun lawan jenis, perkawinan, etika pakaian, pergaulan, ibadah dan kebersihan yang berdasarkan iman yang diatur dalam Islam
PENDIDIKAN SEKS UNTUK ANAK USIA SEKOLAH DASAR DALAM PERSEFEKTIF ISLAM aang mahyani
Jurnal BIOEDUIN : Program Studi Pendidikan Biologi Vol 7, No 1 (2017): Bioeduin Februari
Publisher : Department of Biology Education UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/bioeduin.v7i1.2456

Abstract

Kata seksdalamKamus Besar Bahasa Indonesia sering diartikan dengan jenis kelamin,yaitu laki-laki dan perempuan. Dalam bahasaInggris, seks berarti jenis kelamin,perkelaminan. Dalam bahasa Arab, seks diartikan jins ( جنس ) yang berarti jenis kelamin atausetiap yang berkaitan dengan bentuk tubuh.Seks adalah Syahwat berasal dari katamengandung arti menyukai atau menyenangi. Jika dihubungkan dengan manusia, makasyahwat artinya kerinduan nafs (jiwa) terhadap apa yang dikehendaki. Dalam al-Quran,kalimat syahwat dalam berbagai bentuknya sebanyak 13 kali, 5 kali diantaranya dalambentuk masdar, yakni 2 kali mufrad dan tiga kali jama. Al-Qur’an menggunakantermsyahwat untuk beberapa arti. Pertama, dalam kaitannya dengan fikiran-fikirantertentu, yakni mengikuti pikiran orang lain karena mengikuti hawa nafsu {Q.S. an-Nisâ[4]:27}, Kedua, dihubungkan dengan keinginan manusia terhadap kelezatan dan kesenangan{Q.S. ali-Imran [3]:14 dan Maryam [7] :59}. Ketiga, berhubungan dengan perilaku seksmenyimpang. Pendidikan seks adalah pendidikan akhlak. Pendidikan seks bagi anakbahwapendidikan seks tidak terbatas pada usia baligh. Islam menetapkan untuk melatih anak agardapat beradaptasi secara baik dengan sikap-sikap seksual sejak usia tamyiz yang tidakditentukan syariat secara detail karena perbedaan-perbedaan individual diantara anak-anakdalam pertumbuhan intelektualitasnya. Namun orang tua dan semua pendidik, melaluiinteraksi dengannya, mengetahui bahwa seorang anak sudah mulai memikirkan hal itu(masalah seksual) atau belum memikirkannya pada usia tamyiz. Pendidikan Seks dalamrumah tanggabahwa rumah tangga yang baik, jika sejak awal pernikahan dibangun dengandasar-dasar dan pertimbangan yang benar sesuai dengan ajaran agama Islam. Tujuanpendidikan seks menurut adalah agar manusia dapat mengatur kehidupan seksualnya sejaklahir hingga dewasa, dalam pergaulan baik sejenis maupun lawan jenis, perkawinan, etikapakaian, pergaulan, ibadah dan kebersihan yang berdasarkan iman yang diatur dalam Islam
THE CONCEPT OF REVELATION GUIDING SCIENCE AS A SCIENTIFIC PARADIGM UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG Aang Mahyani; Nanat Fatah Natsir; Erni Haryanti
TA'DIB: JURNAL PENDIDIKAN ISLAM Vol 10, No 2 (2021): Ta'dib: Jurnal Pendidikan Islam
Publisher : Pusat Penerbitan Universitas (P2U) Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/tjpi.v10i2.10007

Abstract

In 2008, Wahyu Menandu Ilmu was used as the basis for formulating the vision of UIN Sunan Gunung Djati Bandung and in 2015, editorially it became part of the vision of UIN Sunan Gunung Djati Bandung. The application of the concept of Wahyu Guiding Science must be contained in the curriculum of the study program at UIN Sunan Gunung Djati Bandung and become an identity that is not shared by other universities and in 2016-2017 the book trilogy Revelation Guides Science (Masterplan KK-WMI) was compiled. The epistemology of non-dichotomous Islamic scholarship, UIN Sunan Gunung Djati Bandung expands its mandate by not only developing Islamic Religion but also studying Natural Sciences, Social Sciences and Humanities (Humanities Sciences).
Landasan Teori Pendidikan Karakter Aan Hasanah; Bambang Syamsul Arifin; Aang Mahyani; Aji Saepurahman
Jurnal Sains Sosio Humaniora Vol. 6 No. 1 (2022): Volume 6, Nomor 1, Juni 2022
Publisher : LPPM Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/jssh.v6i1.20165

Abstract

Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk menjelaskan bagaimana idealnya konsep pendidikan karakter. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan studi literatur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Karakter adalah watak, tabiat, akhlak atau kepribadian seseorang, yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebijakan yang diyakini dan digunakan sebagai landasan sebagai cara pandang, berfikir, bersikap, dan bertindak. Ada beberapa landasan yang menjadi dasar dalam pendidika karakter diantaranya: landasan ontology, epistemologi dan aksiologi. Konsep dalam pendidikan Islam yang merupakan pendidikan yang mengembangkan karakter anak didik. Pendidikan akhlak adalah pendidikan yang dimaksudkan sebagai bentuk pendidikan untuk mengembangkan sikap, watak, dan karakter anak didik. Pendidikan akhlak terus mengalami perkembangan secara metodologis sesuai dengan tantangan dan tuntunan zamannya. Pendidikan karakter harus ditumbuhkembangkan sejak dini dan berkelanjutan, mulai dari lingkungan keluarga, sekolah hingga lingkungan masyarakat luas.
Learning Islamic Religious Education with Muhammadiyah Nuances in Universities Siti Badriah; Dita Handayani; Aang Mahyani; Bambang Syamsul Arifin
Tafkir: Interdisciplinary Journal of Islamic Education Vol. 4 No. 2 (2023): Islamic Education
Publisher : Pascasarjana Pendidikan Agama Islam Institut KH. Abdul Chalim Mojokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31538/tijie.v4i2.401

Abstract

Islamic Religious Education learning has not achieved maximum goals, and many sides of knowledge that must be improved. Universitas Muhammadiyah Bandung (UMB) is a university that has a unique curriculum for learning Islamic Religious Education by adjusting the central curriculum. This paper aims to describe the learning of Islamic Religious Education at Muhammadiyah Bandung University in developing Islamic Religious Education learning in Indonesian universities. The method used in this research uses qualitative methods through data collection techniques carried out by observation, interviews, literature studies, and documentation. The results showed that the Muhammadiyah University of Bandung has a unique model of learning Islamic Religious Education called Al Islam and Kemuhammadiyahan (AIK). This model was developed to solve the problem of learning Islamic Religious Education that is common in universities in Indonesia. Therefore, the AIK model at the Muhammadiyah University of Bandung can be an alternative to Islamic Education learning in other universities in Indonesia.
Needs Analysis for the Development of a Mobile Application Design to Strengthen Religious Moderation through Digital Literacy in West Java Aang Mahyani; Mahmud, Mahmud; Supiana, Supiana; Mulyana, Mulyana; Opik Abdurrahman Taufik
International Journal Of Humanities Education and Social Sciences (IJHESS) Vol 4 No 3 (2024): IJHESS DECEMBER 2024
Publisher : CV. AFDIFAL MAJU BERKAH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55227/ijhess.v4i3.1287

Abstract

This research is motivated by the rapid development and advancement of technology, information, and communication, which have had a significant impact on various aspects of life, including education. Strengthening religious moderation through digital literacy captures the potential of technological developments that are more interactive and structured in relation to religious moderation. This approach is expected to allow users to more easily access religious moderation assessment results and measure students' moderate attitudes. The objective of this study is to analyze the needs for developing a mobile application design aimed at strengthening religious moderation through digital literacy in West Java. The research locations include MAN 5 Bogor Regency, MAN 4 Sukabumi Regency, MAN 1 Sumedang Regency, and MAN 1 Bekasi City. This study serves as the initial stage in the plan to develop a mobile application design for strengthening religious moderation through digital literacy in West Java. The research design employs a naturalistic qualitative approach. The sampling technique used in this research is purposive sampling. The data collection techniques include interviews, observations, and documentation. Data analysis is conducted using data reduction, data presentation, and verification techniques. The needs analysis results indicate that the most essential features for this application include the Digital Literacy Module, Interactive and Practical Materials, Discussion Forum, Online Counseling, and Religious Moderation Assessment. These features are designed to assist users, particularly madrasah students, in understanding the concept of religious moderation through engaging, interactive, and easy-to-understand content. Additionally, the credibility of the content and the security of user data are also key priorities in the development of this application. By addressing these needs, the application will serve as an effective tool for disseminating the values of religious moderation, enhancing digital literacy among the younger generation, and preventing the spread of radical and extremist ideologies. This application is expected to educate and shape a generation that is moderate, inclusive, and respectful of religious diversity in society.