Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Demam Berdarah Dengue Berdasarkan Kepadatan Penduduk dan Curah Hujan Suhermanto Suhermanto; suparmi suparmi
Jurnal Bahana Kesehatan Masyarakat (Bahana of Journal Public Health) Vol 1 No 1 (2017): Jurnal Bahana Kesehatan Masyarakat (Bahana of Journal Public Health)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (596.641 KB)

Abstract

Abstrak Latar Belakang : Perlu informasi mengenai keterkaitan kepadatan penduduk dan curah hujan di Kota Jambi mengingat secara geografis wilayah Jambi terletak pada garis khatulistiwa yang umumnya memiliki curah hujan tinggi serta pesatnya perubahan lahan menjadi daerah pemukiman di Kota Jambi. Untuk itu perlu diteliti apakah terdapat hubungan kepadatan penduduk dan curah hujan terhadap tingginya penderita DBD di Kota Jambi. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan data dan informasi yang dapat meningkatkan upaya pencegahan dan penangulangan penyakit DBD di Kota Jambi. Metode : Survey observasional dilakukan untuk mengetahui sebaran penderita DBD berdasarkan kepadatan penduduk dan curah hujan Hasil : Hasil penelitian menunjukan bahwa tidak terdapat hubungan antara kejadian DBD dengan kepadatan penduduk di suatu kecamatan, Secara korelasi dibuktikan bahwa hubungan kepadatan penduduk dengan kejadian DBD adalah lemah dengan Correlation Coefficient = 0,142 dan tidak signifikan dengan nilai p value sebesar 0,678.Begitu juga antara curah hujan dengan kejadian DBD tidak ada hubungan yang berarti dengan p value sebesar 0,623 Abstrack Dengue Haemorrhagic Fever Based on Population Density and Rainfall BackGround : Need information about the association of population density and rainfall in Jambi City considering geographically Jambi region lies on the equator which gener-ally has high rainfall and the rapid change of land into residential areas in the city of Jambi. For that it needs to be investigated whether there is a relationship of population density and rainfall to high DHF patients in the city of Jambi. This research is expected to provide data and information that can increase efforts to prevent and overcome den-gue fever in the city of Jambi. Methode : The observational survey was conducted to find out the distribution of DHF patients based on population density and rainfallConclusion : The results showed that there was no correlation between DHF incidence and population density in a sub-district. The correlation proved that the density relation-ship with DHF incidence was weak with Correlation Coefficient = 0,142 and not signifi-cant with p value 0,678. Between rainfall with DHF incidence no significant relationship with p value of 0.623
FAKTOR YANG BERISIKO TERHADAP TERJADINYA KECELAKAAN KERJA PADA PEKERJA BENGKEL LAS DI KECAMATAN JELUTUNG Suparmi Suparmi; Fakhrida Khairat; Krisdiyanta Krisdiyanta
Jurnal Bahana Kesehatan Masyarakat (Bahana of Journal Public Health) Vol 2 No 1 (2018): Jurnal Bahana Kesehatan Masyarakat (Bahana of Journal Public Health)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (547.771 KB)

Abstract

Abstrak Latar Belakang: Bengkel Las adalah salah satu industry informal yang menggunakan berbagai sumber bahaya berupalistrik gas, gerinda, dan mempunyai bahaya lingkungan kerja berupa panas, cahaya, sinar dari proses pengelasan, sertakebisingan dan getaran yang disebabkan proses kerjanya, akan menimbulkan kecelakaan kerja yang semakin tinggi , apalagijika bekerja tidak sesuai standarMetode: Penelitian ini Survei analitik bertujuan untuk menganalisis faktor risiko kecelakaan kerja pada bengkel Las diKecamatan Jelutung Kota Jambi. dengan pendekatan cross sectional yang telah dilakukan pada 45 orang pekerja bengkelLas yang berasal dari 7 bengkel Las dengan teknik sampel total sampling. Variabel bebas terdiri dari perilaku persiapanalat kerja, perilaku mengelas, perilaku mengangkat, dan usia dengan variabel terikat adalah kecelakaan kerja. Alat ukurpenelitian menggunakan kuesioner dan ceklist. Analisa data bivariat menggunakan uji chi square dengan batas kemaknaanα=0,05.Untukmultivariatemelihatfaktor yang paling berisiko dilakukan uji Regresi Logistik.Hasil: Ditemukan hubungan perilaku persiapan alat kerja dengan kecelakaan kerja, perilaku mengelas dengan kejadiankecelakaan kerja, perilaku mengangkat dan usia dengan kejadian kecelakaan kerja (p=0,002; p=0,007; p=0,016 danp=0,032).Kesimpulan: Terdapat hubunugan antara perilaku persiapan alat kerja, perilaku mengelas, perilaku mengangkat dan usiadengan kejadian kecelakaan kerja. Faktor yang paling berisiko untuk terjadinya kecelakaan kerja adalah perilaku persiapanalat. Disarankan untuk mempersiapkan semua peralatan kerja dengan baik dan benar baru bisa digunakan dan jugadisarankan untuk memelihara perlatan dengan baik dan bekerja. Sesuai SOP. Abstrack Background: The informal sector occupies is the first rank of the most dangerous jobs and also contributing on high ratesof work accidents both in the world and in Indonesia such as Welding workshop workers.This study aims to analyze the risk factors of work accident at the Welding workshop in Jelutung Subdistrict, Jambi City.Method: Analytic survey with cross sectional approach which has been done on 45 workers from 9 different Weldingworkshopwithsamplingtechnique‘totalsampling’.Theindependentvariablesconsistofthewaytopreparetheworktools, the way to weld, lifting, and age and the dependent variable is work accident. Measurement tool use questionnaires andchecklists. Data is analyzed bivariate using chi squaretestwithmeaninglimitα=0,05.Further,tomultivariateobservethe most risk factor is done by logistic regression test.Result: There were correlation found between the way to prepare the work tools, the way to weld, the way to lifting andage with work accident(p=0,002; p=0,007; p=0,016 and p=0,032).Conclussion: Correlation were found between the way to prepare the work tools, the way to weld, the way to lifting andage with work accident. Furthermore, the most risky factor to work accident is the way to prepare the work tools. It isrecommended to prepare all work equipments properly and correctly before use and also to maintain all work equipmentswell.
PENERAPAN HYGIENE SANITASI PENGELOLAAN MAKANAN DAN PENGETAHUAN PENJAMAH MAKANAN Rina Fauziah; Suparmi Suparmi
Jambura Health and Sport Journal Vol 4, No 1 (2022): Februari
Publisher : Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37311/jhsj.v4i1.13469

Abstract

Hygiene sanitasi makanan merupakan upaya untuk mengendalikan faktor yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan. Proses pengelolaan makanan perlu diperhatikan enam prinsip hygiene sanitasi makanan dan pengetahun penjamah makanan dalam pengolahan makanan. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran hygiene dan sanitasi di Pondok Pesantren Al-Jauharen Kelurahan Tanjung Johor Kecamatan Pelayangan Kota Jambi tahun 2019. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, menggunakan sampel enam prinsip hygiene sanitasi pengelolaan makanan dengan empat orang penjamah makanan. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah checklist penerapan hygiene sanitasi pengelolaan makanan dan kuesioner untuk pengetahuan penajamah makanan. Hasil penelitian didapatkan bahwa kondisi penerapan hygiene sanitasi belum memenuhi syarat karena masih terdapat tempat penyimpanan bahan makanan, tempat pengolahan makanan, pengangkutan makanan dan penyimpanan makanan jadi yang beresiko terhadap kontaminasi dan pencemaran terhadap makanan. Tingkat Pengetahuan penjamah makanan dalam pengelolaan makanan masih rendah sehingga beresiko terhadap kualitas makanan yang akan diolah dan disajikan untuk santri. Berdasarkan penelitian dapat disimpulkan bahwa masih kurangnya penerapan hygiene sanitasi dan pengetahuan penjamah makanan dipondok pesantren. Oleh karena itu perlu adanya peningkatan terhadap. Penerapan hygiene sanitasi mengingat makanan merupakan media yang memungkinkan penularan penyakit melalui kontaminasi pekerja atau pun penyakit bawaan makanan.
SISTEM PENGANGKUTAN SAMPAH DI KOTA JAMBI Rina Fauziah; Suparmi Suparmi
Jambura Health and Sport Journal Vol 4, No 2 (2022): Agustus
Publisher : Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37311/jhsj.v4i2.15458

Abstract

Peningkatan jumlah penduduk di Indonesia, khususnya di Kota Jambi, diikuti jumlah sampah yang dihasilkan. Hal ini tentunya harus ditunjang dengan sarana dan prasarana pengelolaan sampah yang mendukung supaya tidak terjadi penumpukan sampah. Penyebab kondisi penumpukan sampah pada beberapa wilayah dikarenakan sistem pengangkutan sampah kurang efektif dan efisien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sistem pengangkutan sampah, sarana pengangkutan sampah, proses pengangkutan sampah dan kondisi TPS dikota Jambi tahun 2019. Jenis penelitian ini adalah penelitian Deskriptif dengan pendekatan observasional yaitu menggambarkan sistem pengangkutan sampah di Kota Jambi. Instrumen yang di gunakan dalam penelitian ini adalah alat tulis, kamera dan lembar observasi. Pengambilan sampel menggunakan metode total sampling. Berdasarkan hasil penelitian pengangkutan sampah di Kota Jambi yang telah dilakukan pada kendaraan pengangkut sampah sebanyak 57 unit diketahui bahwa sistem pengangkutan sampah di Kota Jambi umumnya menggunakan sistem kontainer tetap sebanyak 44 (70%), sarana pengangkutan sampah dikategorikan baik sebanyak 42 (74%), proses pengangkutan sampah dikategorikan baik sebanyak 14 (25%) dan sampah di TPS dikategorikan baik sebanyak 0 (0%), untuk mengatasi masalah-masalah yang ada perlu upaya peningkatan dan perbaikan terhadap sarana pengangkutan sampah, pengetahuan petugas pengangkut sampah terhadap penggunaan sarana dan pengetahuan masyarakat untuk membuang sampah didalam TPS. Hal ini dilakukan agar tercapainya sistem pengangkutan sampah di Kota Jambi sesuai dengan ketentuan PERMEN PU NO 03/MPR/M/2013.
Kandungan Natrium Siklamat pada Manisan Buah dan Hubungannya dengan Pengetahuan dan Perilaku Penjamah Makanan Industri Pangan Rumah Tangga Suparmi Suparmi; Rina Fauziah; Sri Mulyani
Journal of Telenursing (JOTING) Vol 5 No 1 (2023): Journal of Telenursing (JOTING)
Publisher : Institut Penelitian Matematika, Komputer, Keperawatan, Pendidikan dan Ekonomi (IPM2KPE)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31539/joting.v5i1.4993

Abstract

This study aimed to determine the levels of sodium cyclamate in candied fruit and to analyze the relationship between knowledge and behavior of food handlers in the Household Food Industry (IPRT). This research method is descriptive-analytic using a cross-sectional design. The research location was in Jambi City, and samples were tested in the Baiturahim Jambi STIKes Mathematics and Natural Sciences laboratory involving 50 selections for examining sodium cyclamate content and 35 food handlers at the candied fruit IPRT in Jambi City. Knowledge, behavior, and sodium cyclamate content data were analyzed using the chi-Square test. The results of the study were that of 35 IPRT food handlers, and there were 29 food handlers with high knowledge (82.9%), there were 21 food handlers with good behavior (60.%), 16 samples of candied fruit that were positive (≥ 3.00 mg/Kg). There is no relationship between knowledge and sodium cyclamate content in candied fruit, p-value > 0.05, and there is a relationship between food handler behavior and sodium cyclamate content, with p-value <0.05. The research concludes that there are still many sweets in Jambi City that contain positive sodium cyclamate and are related to the behavior of food handlers and not related to their behavior. Keywords: Candied Fruit, Sodium Cyclamate, Knowledge, Behavior
SOSIALISASI, PELATIHAN PEMBUATAN DAN PENGGUNAAN SERBUK DAUN PEPAYA UNTUK MENURUNKAN BILANGAN PEROKSIDA DALAM MINYAK JELANTAH PADA PEDAGANG NASI UDUK DI KELURAHAN SUKA KARYA KECAMATAN KOTA BARU Rina Fauziah; Suparmi Suparmi
BINAKES: Jurnal Pengabdian Kesehatan Masyarakat Vol 2 No 2 (2022): Jurnal Binakes
Publisher : Poltekkes Kemenkes Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35910/binakes.v2i2.566

Abstract

ABSTRAKLatar Belakang: Salah satu kebutuhan dasar manusia yang penting adalah pangan. Untuk melakukan aktifitas memerlukan energi seperti karbohidrat, protein dan lemak yang merupakan sumber energi bagi tubuh. Penggunaan minyak goreng berulang-ulang akan menyebabkan kerusakan minyak dan meningkatkan bilangan peroksida dan asam lemak bebas. Bilangan Peroksida dan asam lemak bebas adalah indeks jumlah lemak atau minyak yang telah mengalami oksidasi.Metode: Pendekatan yang dilakukan dengan mencari dukungan kebijakan dari pemerintah setempat yaitu stakeholder Kelurahan Suka Karya, Puskesmas Paal V, melakukan pertemuan dan koordinasi, membuat rencana kerja dan jadwal kegiatan yang disepakati dan disesuaikan dengan kondisi dan situasi mitra, melakukan intervensi dan evaluasi terhadap kegiatan yang telah dilaksanakanHasil: Setelah dilakukan pengabdian masyarakat terjadi peningkatan pengetahuan dari 12(26%) dengan kategori berpengetahuan tinggi menjadi 39 (85%). Terbentuk kader pedagang nasi uduk Kelurahan Sukakarya Kecamatan Kota Baru sebanyak 23 orang untuk edukasi pemanfaatan serbuk papayaKesimpulan: Pengabdian masyarakat dapat meningkatkan pengetahuan dan terbentuk kader yang memberikan edukasi tentang pemanfaatan serbuk papaya. ABSTRACTBackground: One of the important basic human needs is food. To carry out activities requires energy such as carbohydrates, proteins and fats which are a source of energy for the body. The use of cooking oil repeatedly will cause oil damage and increase the number of peroxides and free fatty acids. Peroxide and free fatty acid numbers are indices of the amount of fat or oil that has undergone oxidation. Method: The approach taken is to seek policy support from the local government, namely stakeholders from the Suka Karya Village, Paal V Health Center, hold meetings and coordinate, make work plans and schedule activities that are agreed upon and adapted to the conditions and situations of partners, conduct interventions and evaluate the activities that have been carried out.Results: After the community service was carried out, there was an increase in knowledge from 12 (26%) with a high knowledge category to 39 (85%). A cadre of 23 uduk rice traders was formed in the Sukakarya Village, Kota Baru District, to educate them on the use of papaya powder.Conclusion: Community service can increase knowledge and form cadres who provide education about the use of papaya powder.