Johnny Angki
POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

PERBEDAAN KUMUR CHLORHEXIDINE TERHADAP SKOR GINGIVITIS PASIEN ORTHO CEKAT USIA 15-30 TAHUN DI PRAKTEK Drg.SOFYAN MAKASSAR pariati pariati; Johnny Angki
Media Kesehatan Gigi : Politeknik Kesehatan Makassar Vol 18, No 1 (2019)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (608.075 KB) | DOI: 10.32382/mkg.v18i1.925

Abstract

Chlorhexidine merupakan salah satu obat kumur yang poten dan mempunyai antibakteri dengan spektrum luas. Efektif terhadap Gram positifan serta Gram negatif meskipun untuk jenis yang terakhir efektiviasnya sedikit lebih rendah, namun efektif  mengurangi radang gingiva serta akumulasi plak. Perawatan orthodontic, termasuk fixed orthodontic (ortho cekat) dewasa ini sering digunakan seiring meningkatnya pengetahuan masyarakat. Gingivitis adalah suatu penyakit periodontal, biasannya disebabkan oleh  mikroorganisme plak dan produknya yang mengakibatkan terjadinya inflamasi dan infeksi yang menghancurkan jaringan pendukung gigi termasuk gingiva, ligament periodontal, tulang alveolar. Adanya piranti fixed orthodontic yang menempel pada gigi-gigi akan menyulitkan untuk membersihkan gigi sehingga cenderung terjadi penumpukan plak pada gigi sekitar bracket dan sepertiga mahkota gigi pada tepi gingiva. Kebersihan gigi dan mulut yang baik dapat dimaknai bahwa gigi dan mulut terbebas dari adanya debris, kalkulus, plak atau material asing lainnya.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kumur chlorhexidine terhadap skor gingivitis pasien ortho cekat usia 15-30 tahun di praktek Drg. Sofyan Makassar. Sampel diperoleh dari popilasi yang berjumlah 30 subjek gingvitis yang menggunakan ortho cekat. Kumur dilakukan di rumah selama 7 hari dengan 2 kali kumur setiap hari yaitu setelah subjek sikat gigi pada pagi hari dan setelah subjek sikat gigi sebelum tidur malam. Kemudian dianalisis menggunakan ujin statistik Paired sample T Test. Berdasarkan analisis statistik terjadi penurunan derajat gingivitis dan ada perbedaan kumur chlorhexidine terhadap skor gingivitis pasien ortho cekat, setelah kumur dengan chlorhexidine.Kata Kunci : Chlorhexidine, Gingivitis, Ortho Cekat.
PENGETAHUAN REMAJA TENTANG PENGARUH MEROKOK TERHADAP KESEHATAN GIGI DAN MULUT DI MASYARAKAT DI DESA LOTANG SALO KECEMATAN PANCA RIJANG KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG TAHUN 2018 Agus Supriatna; Johnny Angki
Media Kesehatan Gigi : Politeknik Kesehatan Makassar Vol 17, No 2 (2018)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (182.811 KB) | DOI: 10.32382/mkg.v17i2.660

Abstract

Kesehatan Dasar (Riskasdes) menunjukan terjadinya peningkatan prevalensi perokok usia 15 tahun keatas yaitu 34,4%(Susenas 2004),31,5%(SKRT 2001), DAN 36,3%.Faktor-faktor yang melatar belakangi kebiasaan merokok pada remaja salah satunya yaitu kurangnya pengetahuan remaja tentang dampak merokok terhadap kesehatan gigi dan mulut. Dampak yang di timbulkan rokok terhadap kesehatan gigi dan mulut seperti penyakit rongga mulut, gingivitis, perubahan warna pada gigi, dan bau mulut. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja tentang dampak merokok terhadap kesehatan gigi dan mulut di Masyarakat Desa Lotong Salo Kecematan Panca Rijang Kabupaten Sidenreng Rappang. Jenis penelitian ini bersifat observasional dengan pendekatan cross-sectional. Jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 92 responden menggunakan rumus Slovin. Pengumpulan data diperoleh melalui kuesioner tentang dampak merokok terhadap kesehatan gigi dan mulut. Hasil penelitian menunjukan tingkat pengetahuan remaja tentang dampak merokok bagi kesehatan gigi dan mulut umumnya tergolong cukup baik
HUBUNGAN LAMANYA PEMBERIAN SUSU FORMULA DENGAN TINGKAT KEPARAHAN KARIES GIGI PADA ANAK USIA 4-6 TAHUN DI TK PANCAMARGA KECAMATAN TANETE RIATTANG BARAT KABUPATEN BONE Johnny Angki; Sainuddin AR
Media Kesehatan Gigi : Politeknik Kesehatan Makassar Vol 19, No 1 (2020)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/mkg.v19i1.1578

Abstract

Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian dari kesehatan tubuh yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya, terutama pada anak usia prasekolah yang sedang dalam masa penting dalam perkembangan fisik dan psikologisnya. Masalah gigi berlubang dialami oleh 85% anak dibawah umur 5 tahun di Indonesia salah satu penyebabnya adalah kebiasaan minum susu formula sebagai pengganti ASL Selain susu formula, terjadinya karies juga dapat ditimbulkan akibat kebiasaan mengkonsumsi makanan/minuman yang manis, misalnya coklat, permen, clan jus. Dengan rentang waktu mengkonsumsi makanan tersebut yang relatif lama sehingga menimbulkan bercak putih atau kecoklatan yang kemudian berkembang menjadi lubang gigi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan lamanya pemberian susu formula dengan tingkat keparahan karies gigi pada anak usia 4-6 tahun di TK Pancamarga Kecamatan Tanete Riattang Kabupaten Bone. Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan rancangan cross sectional. Teknik analisis data kuantitatif dilakukan dengan pengolahan data dari kuesioner dengan menggunakan perhitungan manual clan disajikan dalam bentuk tabel sederhana. Pengambilan sampel penelitian dilakukan dengan tehnik Quota sampling yang terdiri dari 50 orang anak TK Pancamarga. Tingkat keparahan karies diukur dengan pemeriksaan Caries Severity Index (CSI). Analisis data menggunakan Uji Statistik Hubungan Perorangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 24 sampel (48,0%) yang mengkonsumsi susu formula clan terjadi karies, sedangkan 11 sampel (22,0%) yang tidak mengkonsumsi susu formula clan tetap terjadi karies. Adapun responden yang memberikan susu formula dan terjadi karies berjumlah 8 sampel (16,0%), sedangkan responden yang tidak terjadi karies sebanyak 2 sampel (14,0%). Hasil skor rata-rata tingkat keparahan karies pada anak yang minum susu formula adalah 0,16 dan yang lama minum susu formula adalah 0,33. Terdapat hubungan antara lamanya pemberian susu formula dengan tingkat keparahan karies pada anak usia 4-6 tahun di TK Pancamarga Kecamatan Tanete Riattang Barat Kabupaten Bone karena (p<0,05). Kata Kunci : gigi, karies, susu formula 
GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MAHASISWA JURUSAN KEPERAWATAN GIGI POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR MENGENAI PEMILIHAN PASTA GIGI Johnny Angki
Media Kesehatan Gigi : Politeknik Kesehatan Makassar Vol 16, No 1 (2017)
Publisher : poltekkes kemenkes makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (152.996 KB) | DOI: 10.32382/mkg.v16i1.765

Abstract

Masalah kesehatan gigi masih merupakan masalah yang menarik, karena penyakit gigi dan mulut masih banyak diderita masyarakat seperti karies gigi. Prevalensi karies mencapai 80 % dari jumlah penduduk. Demikian juga dengan usaha untuk mencegahnya belum terlihat hasil yang nyata, bila diukur dengan indikator kesehatan gigi masyarakat, misalnya prevalensi karies hingga tahun 2009 yang masih sangat tinggi. Hasil survey kesehatan rumah tangga (SKRT) yang menyatakan karies gigi pada anak merupakan masalah yang serius pada kesehatan gigi dan mulut di Indonesia dengan prevalensi hingga 90,05 %. Karies menjadi salah satu bukti tidak terawatnya kondisi gigi dan mulut masyarakat Indonesia. Salah satu faktor yang mempengaruhi proses karies adalah dengan adanya saliva dalam rongga mulut. Saliva memegang peranan penting antara lain yaitu dalam proses terbentuknya plak gigi, saliva juga merupakan media yang baik untuk kehidupan mikroorganisme tertentu yang berhubungan dengan karies gigiPenelitian ini bertujuan mengetahui hubungan antara pH Saliva dengan terjadinya kerusakan gigi di SDN No 187 Patobong Kec Mattiro Sompe Kabupaten Pinrang. Metode penelitian adalah penelitian observasional analitik mengenai pH Saliva dengan Kerusakan Gigi,dimana kerusakan gigi dipengaruhi oleh cara menyikat gigi dan makanan dan minuman yang dikonsumsi siswa/siswi. Subjek penelitian adalah seluruh siswa/siswi SD No 187 Patobong dengan jumlah sampel 30 orang yang terdiri dari laki-laki 13 orang dan perempuan 17 orang. Metode Metode yang digunakan dengan pendekatan Cross Sectional untuk menguji hipotesis, dimana variabel-variabel yang diteliti diobservasi kemudian diukur dalam waktu bersamaan.                Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pH Saliva Dengan Kerusakan Gigi di SD No 187 Patobong Kecamatan Mattirosompe Kabupaten Pinrang dengan Considance interval sebesar 95 %. Ada hubungan yang signifikan antara pH saliva dengan kerusakan gigi, dimana kerusakan gigi terbanyak terlihat terjadi pada anak yang memiliki ph saliva kritis yaitu 5,0 – 5,8.Kata Kunci: Kerusakan Gigi, Cara Menyikat Gigi, PH Saliva
HUBUNGAN FREKUENSI MINUM SOFT DRINK (BERSODA) TERHADAP PH SALIVA DAN ANGKA DMF-T PADA MAHASISWA JURUSAN KEPERAWATAN GIGI POLTEKKES MAKASSAR Johnny Angki; Syamsuddin Abubakar; Asriawal Asriawal
Media Kesehatan Gigi : Politeknik Kesehatan Makassar Vol 20, No 2 (2021)
Publisher : poltekkes kemenkes makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/mkg.v20i2.2568

Abstract

Minuman bersoda adalah minuman yang dikarbonasikan. Minuman bersoda memiliki rumus H 2CO3. Masalah penyakit infeksi gigi dan mulut yang masih sering terjadi di Indonesia salah satunya adalah karies gigi. Karies gigi dapat menyerang seluruh lapisan masyarakat dalam semua kelompok umur tanpa memandang jenis kelamin dan status sosial. Sedangkan penderita pengalaman karies adalah orang dengan riwayat karies dimana Decay, Missing, Filling-Teeth (Decay merupakan Jumlah gigi karies yang tidak ditambal/yang masih dapat ditambal, Missing merupakan Jumlah gigi yang indikasi untuk dicabut/gigi yang telah hilang karena karies, Filling merupakan Jumlah gigi yang telah ditambal dan masih baik). Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada Hubungan Frekuensi Minum Soft Drink (Bersoda) Terhadap pH Saliva Dan Angka DMF-T Pada Mahasiswa DIV Alih Jenjang Jurusan Keperawatan Gigi  Poltekkes Makassar. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini untuk mengetahui ada hubungan frekuensi minum soft drink (bersoda) terhadap pH saliva dan angka DMF-T pada Mahasiswa DIV Alih Jenjang Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Makassar. Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik dengan uji kolerasi  persen. Populasi penelitian ini Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Mahasiswa Alih Jenjang D-IV Jurusan Keperawatan Gigi angkatan pertama dengan jumlah 40 orang di Kampus Poltekkes Kemenkes Makassar. Sampel penelitian yang diambil adalah secara total sampling. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa Dari hasil uji kolerasi diperoleh nilai korelasi yang terbentuk adalah 0.855 dengan nilai Sign 0.000 <0.05 menunjukkan ada hubungan antara frekuensi minum soft drink dengan pH saliva dimana ketika frekuensi minum soft drink meningkat maka nilai pH saliva akan menurun. Dari hasil uji kolerasi diperoleh nilai kolerasi 0.222 dengan nilai Sign 0.169 >0.05  menunjukkan korelasi yang tidak signfikaan (tidak ada hubungan)  antara frekuensi minum soft drink dengan angka DMF-T diamana ketika frekuensi minum soft drink meingkat hal itu tidak berhubungan dengan anka DMF-T. Kata Kunci : Soft drink, pH Saliva, DMF-T
Dampak Konsumsi Air Hujan Terhadap Status Keparahan Karies Gigi di Masyarakat Desa Sainuddin Sainuddin; Johnny Angki; Eka Miftahul Jannah
Media Kesehatan Gigi : Politeknik Kesehatan Makassar Vol 21, No 1 (2022)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/mkg.v21i1.2848

Abstract

ABSTRAKAir merupakan komponen yang sangat penting dalam kehidupan manusia, setiap hari manusia membutuhkan air untuk memenuhi kebutuhan hidup. Air minum dapat bersumber dari air hujan, air tanah, air sungai atau sumber lainnya. Air hujan memiliki kandungan fluor yang rendah, hal itulah yang mengakibatkan masalah kesehatan dan gigi termasuk karies gigi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh air hujan terhadap status keparahan karies gigi di Dusun Padang Lampe Kabupaten Bone. Jenis penelitian ini adalah observasional dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian diperoleh menggunakan teknik purposive sampling. Populasi pada penelitian ini adalah masyarakat di Dusun Padang Lampe Kabupaten Bone, yang berjumlah 631 orang dengan 30 sampel masyarakat yang mengkonsumsi air hujan sebagai sumber air bersih. Hasil pemeriksaan terhadap 30 responden menunjukkan rata-rata indeks DMF-T adalah 6,2 yaitu kategori tinggi. Tingginya indeks karies pada masyarakat di Dusun Padang Lampe yang masyarakatnya menggunakan air hujan disebabkan karena fluor air hujan sangat rendah. Adapun dasar pengambilan keputusan sesuai hasil uji regresi kedua variabel menunjukkan secara parsial adanya pengaruh air hujan terhadap status keparahan karies gigi pada masyarakat di Dusun Padang Lampe Kabupaten Bone.Kata Kunci : Air hujan; karies; fluor ABSTRACTWater is a very important component in human life, every day humans need water to meet the needs of life. Drinking water can be sourced from rainwater, ground water, river water or other sources. Rainwater has a low fluoride content, which causes health and dental problems including dental caries. The purpose of this study was to determine the effect of rainwater on the severity of dental caries in Padang Lampe Hamlet, Bone Regency. This type of research is observational with a cross sectional approach. The research sample was obtained using purposive sampling technique. The population in this study was the community in Padang Lampe Hamlet, Bone Regency, which amounted to 631 people with 30 samples of people who consumed rainwater as a source of clean water. The results of the examination of 30 respondents showed that the average DMF-T index was 6.2, namely the high category. The high caries index in the people in Padang Lampe Hamlet, whose people use rainwater, is due to the very low fluorine of rainwater. The basis for decision making according to the results of the regression test of the two variables partially shows the influence of rainwater on the status of dental caries severity in the community in Padang Lampe Hamlet, Bone Regency.Keywords: Rainwater; caries; fluor