Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

PENGARUH TEMPERATUR DAN KOMPOSISI KIMIA TERHADAP SINTESIS ZEOLITE-Y BERBASIS LEMPUNG DAN ABU SEKAM PADI M, Armayani; Mansur, Musdalifa; Subaer, Subaer
Jurnal Sains dan Pendidikan Fisika Vol 16, No 3 (2020): JURNAL SAINS DAN PENDIDIKAN FISIKA
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35580/jspf.v16i3.15803

Abstract

Telah dilakukan sintesis zeolite-Y terhadap pengaruh temperatur dan komposisi kimia berbasis lempung dan abu sekam padi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu hydrotermal dengan menggunakan autoclave variasi suhu yaitu 70  ℃ dan 100 ℃ selama 3 jam dan variasi komposisi kimia NaOH, AlCl3 serta H2O. Bahan dasar Lempung diperoleh dari daerah Sidrap Sul-Sel dan abu sekam padi diperoleh dari pembakaran sekam. Zeolit hasil sintesis dilakukan pengujian XRF untuk megetahui unsur yang terkandung didalam bahan dasar, masing-masing SiO2 diperoleh sebesar 45,80 wt% lempung dan 93,40% abu sekam padi, struktur kekristalan zeolit yang terbentuk dikarakterisasi dengan X-Ray Diffraction (XRD) berbentuk kristal dengan masing-masing zeolit yang terbentuk zeolit-Y dan Struktur mikro menggunakan Scanning  Electron Microscopy (SEM).
Genetic Diversity of Bali Cattle in Barru Regency Based on Phenotype Characteristics and Microsatelite DNA Identifier M. Mansur; A. T. B. Astuti Mahmud; M. I. A. Dagong; L. Rahim; Rr. S.R. A. Bugiwati; S. Baco
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Vol. 4 No. 3 (2016)
Publisher : Fakultas Peternakan, Universitas Hasanuddin, Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (450.77 KB) | DOI: 10.20956/jitp.v4i3.1223

Abstract

Sapi Bali is one of Indonesia germplasm, which has great potential to be developed as a national meat suppliers. Barru regency, South Sulawesi province is one of the purification center of Bali cattle in Indonesia. This study aimed to determine the genetic characteristics of Bali cattle in Barru regency based on identification of phenotype qualitative (horn shape and color of feathers) and quantitative traits (body size), as well as the identifier of microsatellite DNA diversity, in particular HEL9 and INRA035loci. Bali cattle phenotype characterization was done by identifying the typical qualitative properties owned by Bali cattle, as well as a quantitative trait such as body weight, body length, chest circumference and height. Blood samples were collected from about 80 heads of Bali cattle (35 males and 45 females). Extraction of genomic DNA using a DNA extraction kit (GeneJet Genomic DNA Extraction). PCR technique was then used to amplify DNA in microsatellite HEL9 and INRA035loci. Genetic diversity was calculated based on the frequency of alleles and genotypes, observed heterozygosity (Ho), expectated heterozygosity (He) and the Hardy-Weinberg equilibrium. The results showed that the predominant form of horns in males were silak bajeg while the females were silak manggulgangsa, while the percentage of normal color pattern (typical of Bali cattle) was 92.5% and the color pattern deviates ie. 7.5%. In HEL9 locus, alleles found were A and B with only AB genotype(100%). While at the INRA035 locus,were found three alleles ie. A (0.4813), B (0.50) and C (0.0187), with the most common genotype were AB (0.96). Based on shape horn and feather color, the phenotype characteristic  of Bali cattle in the Barru regency were quite diverse, but the genetic diversity of DNA microsatellite observed quite low with only found two alleles (A and B) at HEL9 and 3 alleles (A, B and C ) at the INRA035 locus.
KUALITAS DNA HASIL PURIFIKASI DARI SOSIS SAPI SEBAGAI BAHAN AUTENTIKASI HALAL BERBASIS MARKER GENETIK Nurul Purnomo; Dhian Ramadhanty; Musdalifa Mansur; Maghfira Nur; Muhammad Ihsan A. Dagong
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Vol. 9 No. 1 (2021)
Publisher : Fakultas Peternakan, Universitas Hasanuddin, Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/jitp.v9i1.11633

Abstract

This study aims to determine the effect of the preparation method and the number of samples on the quality of purified DNA from beef sausage. The study was conducted using a Randomized Block Design. The main factor is the sample preparation method which consists of P1: fresh sample; P2: oven-dried sample; and P3: Freeze-drying dry samples. Each treatment consisted of 4 groups, namely K1: sample weight 25 mg; K2: sample weight 50 mg; K3: sample weight 75 mg; and K4: sample weight 100 mg. Each treatment group was repeated 2 times so that the total sample was 24. The results showed that DNA purification using different preparation methods and sample weights was successfully carried out, as seen from the presence of DNA bands visualized on agarose gel with EtBr staining. The average DNA quality of the P1, P2, and P3 preparation methods were 1.60±0.90 ng/μl, 2.63±0.99 ng/μl, and 2.94 ±0.89, ng/μl respectively, with DNA purity 1.023 ±0.165, 0.937±0.148, and 1.014±0.163. The average DNA quality at K1, K2, K3, and K4 obtained DNA concentrations of 3.03±1.64 ng/μl, 3.15±0.74 ng/μl, 2.28± 1.66 ng/μl, and 2.54±1.50 ng/μl with a purity of 1.059±0.142, 0.981±0.130, 0.908±0.061, and 1.061± 0.215. The average total concentration of purified DNA from beef sausage was 2.75±1.28 ng/μl with a purity of 0.991±0.149. The results of variance showed that the treatment did not affect the concentration and purity of purified DNA from beef sausage. This study concludes that DNA purification from beef sausage can be carried out, but the preparation method and number of samples do not affect the quality and quantity of DNA.
MOTIVASI PETERNAK TERHADAP KINERJA SISTEM BAGI HASIL USAHA TERNAK SAPI POTONG DI KECAMATAN MAIWA, KABUPATEN ENREKANG, PROPINSI SULAWESI SELATAN Angga Nugraha; Musdalifa Mansur; Dhian Ramadhanty
Jurnal Sains dan Teknologi Industri Peternakan Vol 1 No 1 (2021): Februari 2021
Publisher : Program Studi Peternakan Universitas Muhammadiyah Sidenreng Rappang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55678/jstip.v1i1.198

Abstract

Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis motivasi peternak bagi hasil usaha ternak sapi potong dan faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi peternak usaha ternak sapi potong dengan pola sistem bagi hasil. Waktu pengambilan data mulai bulan januari sampai dengan bulan februari 2017. Penelitian dilakukan di Kecamatan Maiwa Kabupaten Enrekang, Metode Penelitian survey. Sampel berjumlah 64 peternak diambil (total sampling). Metode analisis data yaitu pengujian model statistik menggunakan SEM SmartPLS (Partial Least Square) 2.0. Hasil penelitian menjelaskan bahwa 1. Motivasi peternak sistem bagi hasil usaha sapi potong yaitu memenuhi kebutuhan hidup keluarga, memenuhi kebutuhan sekolah anak-anak, memenuhi kebutuhan sekunder, hubungan dengan pemilik modal, hubungan dengan penyuluh, hubungan dengan pemerintah, hubungan dengan masyarakat, hubungan dengan peternak lain, memperoleh penghargaan dari sistem bagi hasil, serta memperoleh pengetahuan dan pengalaman beternak. 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi peternak sistem bagi hasil usaha sapi potong yaitu jumlah ternak yang dimiliki, pendapatan non peternak, pendapatan sistem bagi hasil, penguasaan lahan pertanian, dan jumlah pedet yang dihasilkan.
PENGARUH BODY CONDITION SCOR TERHADAPAT EFISIENSI REPRODUKSI SAPI PERAH Musdalifa Mansur
Jurnal Sains dan Teknologi Industri Peternakan Vol 1 No 1 (2021): Februari 2021
Publisher : Program Studi Peternakan Universitas Muhammadiyah Sidenreng Rappang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55678/jstip.v1i1.254

Abstract

ABSTRAK Keberhasilan usaha perkembangbiakan sangat terkait dengan tingkat produktifitas dan reproduksi, salah satuanya adalah body condition score. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efisiensi reproduksi pada induk sapi perah yang mengalami gangguan reproduksi. Penelitian ini dilakukan secara survei dengan pengumpulan data primer dan sekunder. Pengambilan data primer dilakukan dengan cara pengamatan dan wawancara langsung dengan peternak menggunakan daftar pertanyaan yang tersedia, sedangkan data sekunder diperoleh dari petugas inseminator di Dusun Panette Kecamatan Cendana Kabupaten Enrekang Sulawesi Selatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada ternak normal body condition score berkisar antara 2,75-3,5 sedangkan pada ternak yang mengalami gangguan reproduksi body condition score berkisar antara ≤2,5 - ≥3,75. Perhitungan body condition score sangat diperlukan untuk mengetahui berapa besar jumlah nutrisi yang diberikan agar kondisi sapi dalam keadaan optimal. Kemampuan seekor ternak untuk memenuhi kriteria body condition score tertentu sangat dipengaruhi oleh level cadangan energi dan lemak tubuh yang mana sangat bergantung pada manajemen pakan dan kontrol penyakit, dan kedua hal tersebut juga menjadi sumber penyebab terjadinya gangguan reproduksi sehingga ternak yang mengalami gangguan reproduksi seringkali disertai body condition score yang buruk ataupun sebaliknya. Kesimpulan penelitian ini adalah semakin rendah atau semakin tinggi body condition score seekor ternak maka akan mempengaruhi efisiensi reproduksinya
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT USAHA PETERNAKAN SAPI POTONG DI DESA BULO, KECAMATAN PANCA RIJANG, KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG: Analysis of Inhibiting Factors of Beef Cattle Farming Business in Bulo Village, Panca Rijang District, Sidenreng Rappang Regency Muh Ikhsan Anwar; Angga Nugraha; Musdalifa Mansur
Jurnal Agrisistem: Seri Sosek dan Penyuluhan Vol. 19 No. 1 (2023): Jurnal Agrisistem: Seri Sosek dan Penyuluhan
Publisher : Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Politeknik Pembangunan Pertanian Gowa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52625/j-agr-sosekpenyuluhan.v19i1.265

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor penghambat usaha peternakan sapi potong di Desa Bulo Kecamatan Panca Rijang Kabupaten Sidenreng Rappang. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara dan dokumentasi menggunakan kuisioner. Alat analisis yang digunakan adalah Regresi Linear Berganda yang berguna untuk mengetahui pengaruh ketersediaan lahan, tipe lahan, pemeliharaan ternak, penanganan penyakit dan kemudahan memperoleh hijauan terhadap faktor penghambat usaha peternakan sapi potong dengan bantuan SPSS 22.0 for wondows. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode sampe jenuh dengan jumlah responden sebanyak 39 orang. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Fhitung > Ftabel (2,503 > 2,092) yang artinya Ho ditolak dan H1 diterima. Berdasarkan hasil uji F dapat disimpulkan bahwa ketersediaan lahan, tipe lahan, pemeliharaan ternak, penanganan penyakit dan kemudahan memperoleh hijauan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap faktor penghambat usaha peternakan. Secara parsial pemeliharaan ternak dan kemudahan memperoleh hijauan berpengaruh secara signifikan (P<0,05) terhadap faktor penghambat usaha peternakan. Ketersediaan lahan, tipe lahan dan penanganan penyakit tidak berpengaruh secara signifikan
Analysis of Income for Laying Hen Farming Business in Puncak Harapan Village, Enrekang Regency Musnaim; Angga Nugraha; Musdalifah Mansur
International Journal of Sustainable Applied Sciences Vol. 1 No. 4 (2023): October 2023
Publisher : MultiTech Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59890/ijsas.v1i4.418

Abstract

This research aims to determine the income of the laying hen farming business in Puncak Harapan Village, Enrekang Regency. The research population was 30 purebred chicken breeders and a sample of 30 respondents. The sampling technique in this research is in accordance with the statement of Gay and Diehl (1992. The data collection techniques applied in the research are observation, questionnaires or questionnaires. The results of the research can be concluded that the income of the laying hen farming business in Puncak Harapan Village is influenced by several factors such as chicken population, education and work experience. Livestock business income based on scale size is calculated by total revenue minus total costs equal to monthly profit or income. Total income for scale 1 farm with a population of 3000-5000 is IDR 94,850,000, scale 2 with a population of 5000-10,000 is IDR 123,695,000 and scale 3 with a population of 10,000-30,000 is IDR 291,045,000.
DAMPAK SOSIAL TERHADAP KEBERADAAN PETERNAKAN AYAM PETELUR DI KELURAHAN BENTENG KECAMATAN BARANTI KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG: Social Impact On The Existence of Layering Chicken Farming in Benteng Village, Baranti District, Sidenreng Rappang District Muhammad Yasir; Angga Nugraha; Musdalifa Mansur
Jurnal Agrisistem: Seri Sosek dan Penyuluhan Vol. 19 No. 2 (2023): Jurnal Agrisistem: Seri Sosek dan Penyuluhan
Publisher : Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Politeknik Pembangunan Pertanian Gowa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52625/j-agr-sosekpenyuluhan.v19i2.293

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak sosial yang terhadap keberadaan peternakan ayam petelur di Kelurahan Benteng Kecamatan Baranti Kabupaten Sidenreng Rappang. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode penelitian desktriptif kualitatif, dengan menggunakan kuisioner/angket, observasi, wawancara dan dokumentasi untuk pengumpulan data. Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat Kelurahan Benteng Kecamatan Baranti yang  berjumlah 2.991 orang, dan sampelnya adalah 25 orang yang mewakili setiap rumah yang berada di sekitaran lokasi penelitian dan diambil secara responden. Teknik pengambilan sampel adalah purpove sampling diambill dengan pertimbangan minimal 500 meter dan maksimal 1 kilometer dari lokasi penelitian. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap penelitian tentang dampak sosial terhadap keberadaan peternak ayam petelur di Kelurahan Benteng Kecamatan Baranti yang ditinjau dari beberapa aspek yaitu bau, limbah (fases) dan kebersihan kandang ternak ayam. Aspek Bau memiliki rata – rata persentase 66,4% dengan kategori Baik, Aspek limbah (fases) memiliki rata – rata persentase 57,6% dengan kategori Kurang Baik, dan aspek Kebersihan Kandang memiliki rata – rata persentase 41,6% dengan kategori Kurang Baik. Dampak sosial masyarakat akibat adanya usaha peternakan ayam petelur di Kelurahan Benteng Kecamatan Baranti ada dampak negatif yaitu adanya bau yang tidak sedap ketika musim penghujan sehingga mengganggu aktivitas kehidupan sehari-hari masyarakat yang tinggal di dekat usaha peternakan ayam petelur. Sedangkan dampak positifnya yaitu warga mendapatkan kontribusi dari pemilik usaha peternakan ayam petelur, memperbaiki ekonomi keluarga yang tinggal di dekat usaha peternakan ayam petelur karena dibutuhkan tenaganya, dan juga warga dengan mudah mendapatkan telur dan daging ayam dengan harga yang murah.
POTENSI PENGEMBANGAN USAHA TERNAK KERBAU KHUSUSNYA DI KELURAHAN PATTAN ULUSALU KECAMATAN SALU PUTTI KABUPATEN TANA TORAJA Nur Afifah; Angga Nugraha; Musdalifa Mansur
Jurnal Agriovet Vol. 6 No. 1 (2023): JURNAL AGRIOVET
Publisher : LPPM UNIVERSITAS KAHURIPAN KEDIRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51158/agriovet.v6i1.980

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hal yang mempengaruhi harga ternak kerbau di tana toraja lebih mahal dibandingkan dengan daerah lainnya, dan untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi pengembangan kerbau di Kelurahan Pattan Ulusalu Kecamatan Salu Putti Kabupaten Tana Toraja. Penelitian dilakukan pada pada tanggal 1 Desember 2022 hingga 25 maret 2023 di Kelurahan Pattan Ulusalu Kecamatan Salu Putti Kabupaten Tana Toraja dengan total responden sebanyak 35 orang. Data dianalisis dengan menggunakan pengujian statistik dengan menggunakan aplikasi SPSS dan pengujian menggunakan analisis regresi linear berganda. Berdasarkan hasil analisis data dalam penelitian ini menunjukkan bahwa variabel nilai jual ternak (X1) memiliki nilai signifikansi sebesar 0.000 dan t hitung 4.371 terhadap variabel potensi pengembangan usaha ternak kerbau (Y). Variabel pengetahuan peternak (X2) memiliki nilai signifikansi sebesar 0.131 dan t hitung 1.552 terhadap variabel potensi pengembangan usaha ternak kerbau (Y). Variabel luas lahan (X3) memiliki nilai signifikansi sebesar 0.022 dengan t hitung -2.424 terhadap variabel potensi pengembangan usaha ternak kerbau (Y). Variabel kultur budaya (X4) memiliki nilai signifikansi sebesar 0.016 dengan nilai t hitung -2.557 terhadap variabel potensi pengembangan usaha ternak kerbau (Y). Variabel nilai jual ternak berpengaruh signifikan terhadap variabel potensi pengembangan usaha ternak kerbau hal ini disebabkan karena nilai signifikannya lebih kecil dari 0.005 dan t hitungnya lebih besar dari t tabel.
Persepsi Masyarakat Terhadap Keberadaan Peternakan Ayam Petelur di Kelurahan Massepe Kecamatan Tellu Limpoe Kabupaten Sidenreng Rappang Asrul; Nugraha, Angga; Mansur, Musdalifa
Jurnal Sains Peternakan Vol 11 No 2 (2023): Jurnal Sains Peternakan Vol. 11 No. 2
Publisher : Fakultas Peternakan, Universitas PGRI Kanjuruhan Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21067/jsp.v11i2.9010

Abstract

Tujuan dari kajian ini adalah untuk mengetahui bagaimana masyarakat umum melihat keberadaan ayam petelur di Kelurahan Massepe, Kecamatan Tellu Limpoe, KabupatenSidenreng Rappang. Eksplorasi dilakukan dari Tanggal 15 hingga 28 Mei 2023, di Kelurahan Massepe, Kecamatan Tellu Limpoe, Kabupaten Sidenreng Rappang dengan 25 responden.Dalam teknik eksplorasi yang digunakan, khususnya strategi peninjauan, khususnya dengan menerapkan strategi langsung kepada individu yang berada di sekitar wilayah usaha ayam petelur, pengujian informasi yang digunakan adalah wawasan ekspresif dengan menggunakan skala Likert sebagai skala estimasi, khususnya sangat terganggu, terganggu, cukup terganggu, tidak terganggu dan sangat tidak terganggu untuk mengkuantifikasi subvariabel bau pencemaran air dan limbah di Kelurahan Massepe, Kecamatan Tellu Limpoe, Kabupaten Sidenreng Rappang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi masyarakat secara keseluruhan berada pada kategori sangat tidak terganggu dengan total bobot Sub Variabel yaitu 324, sedangkan bau yang dihasilkan oleh ternak berada pada kategori tidak terganggu dengan total bobot 177, pencemaran air yang dihasilkan ternak termasuk dalam kategori sangat tidak terganggu dengan berat total 72, dan limbah yang dihasilkan ternak termasuk dalam kategori sangat tidak terganggu dengan berat total 75.