Nurlindah Hamrun
Department Of Oral Biology, Faculty Of Dentistry, University Of Hasanuddin, Makassar, Indonesia

Published : 19 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search
Journal : MDJ (Makassar Dental Journal)

Tingkat keasaman minuman ringan mempengaruhi kelarutan mineral gigi Nurlindah Hamrun; Dewi Kartika
Makassar Dental Journal Vol. 1 No. 1 (2012): Vol 1 No 1, Februari 2012
Publisher : Makassar Dental Journal PDGI Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (249.267 KB) | DOI: 10.35856/mdj.v1i1.43

Abstract

Demineralisasi atau kelarutan mineral gigi dapat terjadi apabila gigi berada dalam lingkungan pH di bawah 5,5. Saat ini, banyak minuman ringan dengan pH di bawah 5,5 yang dikonsumsi oleh masyarakat. Rendahnya pH berperan pada demineralisasi karena akan meningkatkan konsentrasi ion hidrogen yang selanjutnya akan merusak hidroksiapatit. Penelitian dengan rancangan quasi experiment ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh keasaman minuman ringan terhadap kelarutan mineral gigi. Dikumpulkan lima belas potongan gigi yang dibagi dalam 3 kelompok. Tiap sampel ditimbang sebelum direndam dalam minuman ringan (pre test). Kelompok I direndam dalam minuman ringan yang mengandung asam karbonat, kelompok II dalam asam fosfat, dan kelompok III direndam dalam air mineral (kontrol). Penimbangan berat sampel dilakukan 24, 48, dan 72 jam setelah perendaman (post test). Hasil menunjukkan bahwa sampel yang direndam dalam minuman yang mengandung asam karbonat menyebabkan kelarutan mineral lebih besar dibandingkan yang direndam dalam asam fosfat dan air.
Uji daya hambat obat kumur terhadap pertumbuhan Streptococcus mutans Nurlindah Hamrun; Mukhtar Nur Anam
Makassar Dental Journal Vol. 1 No. 5 (2012): Vol 1 No 5, Oktober 2012
Publisher : Makassar Dental Journal PDGI Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (241.948 KB) | DOI: 10.35856/mdj.v1i5.70

Abstract

Obat kumur telah dipakai secara luas pada masyarakat. Fungsi utama dari obat kumur adalah membersihkan rongga mulut, mengurangi napas tidak sedap, mempunyai berbagai macam rasa dan membuat mulut terasa segar. Penelitian ini bertujuan mengetahui daya hambat anti bakteri beberapa jenis obat kumur terhadap Streptococcus mutans. Jenis penelitian ini adalah eksperimen laboratoris rancangan quasi experimental. Sampel adalah obat kumur dengan kandungan iodine povidin, hexatidine, alcohol, benzydamin HCl dan aquadest sebagai kontrol. Isolat S.mutans segar adalah bakteri S.mutans yang telah diremajakan. Kemampuan daya hambat sampel obat kumur dapat terlihat dengan adanya zona inhibisi berupa daerah jernih (zona bening) yang terbentuk setelah masa inkubasi selama 24 jam di dalam inkubator dengan suhu 37 o C. Zona bening diukur dengan menggunakan kaliper secara vertikal, horisontal dan diagonal kemudian dirata-ratakan. Hasil penelitian menunjukkan kemampuan daya hambat terhadap pertumbuhan S.mutans yang terbesar adalah obat kumur yang mengandung hexatidine dan benzydamin HCL.
Uji daya hambat ekstrak apel (Malus sylvestris) jenis fuji terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans Nurlindah Hamrun; Fadel Reza Rafsan Hasmi
Makassar Dental Journal Vol. 2 No. 4 (2013): Vol 2 No 4 Agustus 2013
Publisher : Makassar Dental Journal PDGI Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (115.305 KB) | DOI: 10.35856/mdj.v2i4.137

Abstract

Streptococcus mutans adalah bakteri Gram positif dan merupakan flora normal mulut yang paling dominan pada biofilm dan mempunyai pengaruh yang kuat sebagai agen penyebab karies. Menurut beberapa penelitian yang telah dilakukan, buah apel diduga mengandung bermacam-macam zat antibakteri yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri seperti flavonoid, katekin dan tannin. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui besar daya hambat yang dihasilkan oleh ekstrak apel Jenis Fuji terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans. Penelitian eksperimental ini melibatkan konsentrasi ekstrak apel jenis Fuji ini adalah 100%, 75%, 50% dan 25%. Kadar hambat minimal (KHM) ditentukan dengan kejernihan secara visual dari suspensi bakteri ekstrak apel sedangkan uji daya hambat dengan metode difusi ditentukan dengan melihat seberapa besar zona bening yang dihasilkan oleh ekstrak apel terhadap bakteri uji di dalam cawan petri. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak apel dengan konsentrasi 100% dan 75% secara signifikan dapat menghambat pertumbuhan koloni Streptococcus mutans pada suspensi bakteri ekstrak apel. Ekstrak apel dengan konsentrasi 100% menghasilkan zona hambat yang paling besar dibandingkan dengan konsentrasi yang lainnya, dan KHM ditemukan pada konsentrasi 75%.
Jumlah koloni Candida albicans pada pemakai gigitiruan penuh berdasarkan lama pemakaian Nurlindah Hamrun; Alqarama Mahardhika
Makassar Dental Journal Vol. 3 No. 3 (2014): Vol 3 No 3 Juni 2014
Publisher : Makassar Dental Journal PDGI Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (223.638 KB) | DOI: 10.35856/mdj.v3i3.181

Abstract

Pemakaian gigitiruan yang terus-menerus dan tidak bersih dapat menyebabkan peningkatan jumlah pertumbuhan Candida albicans. Hal ini terjadi karena adanya penumpukan sisa makanan yang merupakan predisposisi terjadinya plak yang melekat pada gigi-geligi di sekitar gigitiruan, gigi geligi antagonis dan basis gigitiruan yang menutupi mukosa. Peningkatan jumlah pertumbuhan Candida albicans pada pemakai gigitiruan penuh lebih banyak bila dibandingkan dengan pemakai gigitiruan sebagian lepasan, karena seluruh mukosa pada rahang atas tertutup oleh basis gigitiruan penuh. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada pengaruh pemakaian gigitiruan lepasan terhadap jumlah pertumbuhan Candida albicans. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah ada hubungan antara lama pemakaian gigitiruan penuh dengan adanya peningkatan jumlah koloni Candida dalam saliva. Subjek dalam penelitian ini sebanyak 12 orang berusia antara 45-60 tahun yang memakai gigitiruan penuh. Subjek penelitian dikelompokkan berdasarkan lamanya pemakaian gigitiruan penuh yaitu pemakaian 1-2 minggu sebanyak 3 orang, 1-3 bulan pemakaian sebanyak 3 orang, > 6 bulan pemakaian sebanyak 3 orang dan > 1 tahun pemakaian sebanyak 3 orang. Saliva dari masing-masing subjek penelitian diambil sebanyak 1 ml untuk dilakukan penghitungan jumlah koloni bakteri dalam satuan CFU/mL. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa didapatkan koloni Candida albicans pada semua kategori sampel berdasarkan lama pemakaian. Uji statistik keempat kategori sampel berdasarkan lama pemakaian gigitiruan penuh tidak signifikan (p = 0,071).
Deteksi dini penyalahgunaan narkoba melalui pemeriksaan elektrolit saliva: Early detection of drug abuse through salivary electrolyte examination Nursyamsi Djamaluddin; Burhanuddin Pasiga; Nurlindah Hamrun
Makassar Dental Journal Vol. 7 No. 3 (2018): Volume 7 No 3 Desember 2018
Publisher : Makassar Dental Journal PDGI Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (218.685 KB) | DOI: 10.35856/mdj.v7i3.248

Abstract

Latar belakang: Diperlukan langkah dan upaya alternatif untuk menanggulangi dampak buruk penyalahgunaan narkoba. Deteksi awal sebagai bukti seseorang telah menggunakan narkoba dengan cara pengambilan subjek berupa urin, darah, DNA rambut. Uji saliva masih jarang digunakan, padahal deteksi awal melalui pengambilan darah maupun urin tidaklah selalu mudah dan aman. Pengujian dengan saliva memiliki potensi yang besar dalam deteksi narkoba, karena koleksi spesimen yang non-invasif, dan prosesnya dapat diamati secara langsung sehingga hasil uji sulit dipalsukan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan kandungan elektrolit (kalium, natrium dan kalsium) saliva antara pengguna narkoba dibandingkan dengan yang bukan pengguna narkoba. Bahan dan Metode: Sampel saliva pengguna narkoba di Balai Rehabilitasi BNN Baddoka Makassar dan kelompok kontrol remaja dan dewasa yang berusia 21-35 tahun yang tidak merokok dan tidak menggunakan narkoba dianalisis di Laboratorium Rumah Sakit Dr. Wahidin Sudirohusodo pada bulan September-Oktober 2018. Data disajikan dalam bentuk tabel dan dianalisis dengan uji-t. Hasil: Rata-rata kadar natrium dan kalsium saliva memerlihatkan perbedaan yang signifikan; kadar natrium yakni 10,68 mmol/L pada kelompok penyalahguna dan 5,38 mmol/L pada kelompok kontrol (p=0,004) dan kalsium yakni 0,436 mmol/L pada kelompokpenyalahguna dan 1,80 mmol/L pada kelompok kontrol (p=0,000). Kadar kalium tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan (p=0,485). Simpulan: Kadar natrium pada saliva penyalahguna narkoba lebih tinggi daripada kelompok kontrol, sementara kadar kalsium pada saliva kelompok penyalahguna lebih rendah daripada kelompok kontrol.