Pamelia Mayorita
Anatomical Pathology Department, Faculty Of Medicine, Andalas University, Dr. M. Djamil Central General Hospital Padang

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Difficulty in Diagnosing Peritoneal Fluid Cytology in Ovarian Yolk Sac Tumor Cases Haris Pemuda; Yenita Yenita; Pamelia Mayorita; Yessy Setiawati; Syamel Muhammad
Andalas Obstetrics And Gynecology Journal Vol 5, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/aoj.5.2.278-286.2021

Abstract

Objective : This article objective is to describe cytology diagnosis difficulties of yolk sac tumors of the ovary.Method : Case reports and literature review.Case : The author reports the case of a 24 year old woman who complained of an enlarged stomach. Serum AFP increased to 16,519.7 U/mL. Ultrasound examination revealed solid and irregular mass of ovarian, so the conclusion was suspect ovarian carcinoma. Conclusion of CT scan examination was a solid ovarian tumor. The working diagnosis was suspect ovarian carcinoma. Optimal debulking was performed, accompanied by taking a sample from the peritoneal rinse fluid. Microscopic examination of peritoneal fluid showed the distribution and group of cells with pleomorphic nuclei, partly hyperchromatic, partly vesicular with coarse chromatin and prominent nucleoli. There were also cells with polygonal nuclei, small nuclei, basophilic and vacuole cytoplasm with a mucoid background. These cells formed a solid arrangement. Conclusion from these features was carcinoma metastases to the peritoneal fluid. Microscopic examination from tumor tissue sample showed an ovarian yolk sac tumor appearance.Conclusion : Cytologic examination of peritoneal fluid in cases of ovarian yolk sac tumor is quite difficult to determine the diagnosis. This is due to the microscopic appearance of tumor cells which often looks like a carcinoma and limited literature about this tumors in the peritoneal fluid.Keywords: Yolk sac tumor, ovary, 
Epistaksis pada Polip Nasal Dolly Irfandy; Dolly Irfandy; Yunita Wulandari; Bestari Jaka Budiman; Pamelia Mayorita
Jurnal Ilmu Kesehatan Indonesia Vol 3 No 1 (2022): Maret 2022
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jikesi.v3i1.436

Abstract

Pendahuluan: Polip nasal merupakan kondisi multifaktorial yang sering dikaitkan dengan berbagai penyakit dan gangguan patogen, seperti alergi, infeksi, sinusitis jamur alergi, fibrosis kistik, asma, dan intoleransi aspirin. Polip nasal dapat berperilaku agresif dan menirukan patologi lain di rongga hidung dan paranasal. Polip nasal inflammatory type merupakan tipe polip nasal terbanyak kedua dari kasus polip. Bedah sinus endoskopi (BSE) biasanya diperuntukkan bagi pasien yang tidak mendapatkan perbaikan gejala dari tatalaksana medikamentosa, pasien yang memiliki kontraindikasi atau yang mengalami efek samping dari terapi tersebut. Maksilektomi medial menjadi salah satu teknik operasi untuk tatalaksana pada polip nasal. Dilaporkan satu kasus pasien perempuan, 33 tahun dengan keluhan utama riwayat hidung berdarah berulang dan didiagnosis dengan polip nasal inflammatory type yang dilakukan terapi maksilektomi medial. Maksilektomi medial merupakan salah satu teknik pembedahan pada tatalakasana polip nasal.
Adenokarsinoma Paru yang Didiagnosis dari Histopatologi Metastasis di Otak dan Perikardium Dewi Safnita; Hera Novianti; Yessy Setiawati; Pamelia Mayorita
Health and Medical Journal Vol 5, No 1 (2023): HEME January 2023
Publisher : Universitas Baiturrahmah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33854/heme.v5i1.1246

Abstract

Latar belakang: Adenokarsinoma paru merupakan keganasan tersering dan dilaporkan sekitar 40% dari keganasan paru. Adenokarsinoma paru umumnya terdeteksi pada stadium lanjut dengan metastasis multipel sehingga tindakan pembedahan tidak dianjurkan. Tumor ini umumnya terletak di bagian pinggir paru. Tumor metastasis adenokarsinoma yang dapat direseksi merupakan spesimen berharga untuk menegakkan diagnosis dan menentukan terapi yang tepat. Laporan kasus: Seorang pria non-perokok berusia 24 tahun dengan penglihatan kabur yang dicurigai dengan tumor primer otak dari pemeriksaan fisik dan radiografi. Tindakan bedah kraniotomi dilakukan dan pemeriksaan histopatologi tumor menunjukkan metastasis adenokarsinoma pada otak. Pasien mengalami tamponade jantung dengan efusi perikardial massif dan limfadenopati leher. Pemeriksaan radiografi toraks menunjukkan adanya lesi paru kanan yang semakin jelas dalam empat bulan perjalanan penyakit. Pemeriksaan histopatologi dari semua tumor yang ditemukan termasuk di kelenjar getah bening leher, tumor perikardial, dan cairan efusi perikardial mengarah pada metastasis adenokarsinoma. Pewarnaan imunohistokimia untuk Epithelial Membrane Antigen (EMA) dan Thyroid Transcription Factor-1 (TTF-1) dilakukan untuk mendeteksi tumor primer dengan hasil mengarah tumor primer berasal dari paru. Pemeriksaan mutasi Epidermal Growth Factor Receptor (EGFR) dan pewarnaan imunohistokimia Programmed Death Ligand-1 (PDL-1) dilakukan untuk tujuan terapeutik. Pasien diterapi dengan kemoterapi konvensional dan menunjukkan perbaikan klinis. Kesimpulan: Dalam kasus ini, spesimen tumor metastasis pada otak dan perikardial merupakan spesimen yang sangat berharga untuk mengidentifikasi tumor primer dan menentukan manajemen terapi. Pemeriksaan histopatologi, imunohistokimia, dan molekuler diperlukan untuk menegakkan diagnosis.